• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VII PROGRAM PENGUATAN KELEMBAGAAN UED-SP

7.1.2. Analisis Ekonomi Lokal

1. Identifikasi Faktor Internal bagi Ekonomi Lokal Desa Koto Teluk (a) Kekuatan

- Lokasi desa yang cukup strategis. Letak Desa Koto Teluk yang cukup mudah dijangkau baik dari ibu kota kecamatan maupun kabupaten memudahkan untuk mengakses sumber-sumber yang dapat dimanfaatkan dalam pengembangan ekonomi lokal seperti bank, instansi-instansi pemerintah maupun lembaga- lembaga lain. Disamping itu sarana tersedianya sarana transportasi baik jalan maupun angkutan yang memadai memudahkan dijangkaunya Desa Koto Teluk. Letak Desa Koto Teluk yang dekat dengan pasar baik pasar kecamatan maupun kabupaten dapat memudahkan pemasaran dari produk-produk yang dihasilkan oleh desa.

- Sumber Daya Manusia. Penduduk Desa Koto Teluk termasuk kedalam kategori struktur penduduk usia kerja. Hal ini dapat dilihat dari besarnya populasi penduduk yang berusia antara 15-64 tahun yaitu sebesar 802 jiwa atau 69,25 persen. Besarnya jumlah penduduk yang berada pada usia produktif merupakan modal yang cukup potensial bagi desa dalam pembangunan desa.

- Sumber Daya Alam. Sumber daya alam yang dapat digunakan dalam pengembangan ekonomi lokal di Desa Koto Teluk adalah : lahan sawah tadah hujan, sungai Batang Merao dan lahan rawa. Luas lahan sawah tadah hujan di Desa Koto Teluk adalah sebesar 24 Ha. Lahan pertanian ini belum dimanfaatkan secara optimal karena sistem pengairan yang belum dapat mencapai sawah-sawah terutama di Desa Koto Teluk. Di Desa Koto Teluk terdapat sebuah sungai yang belum dimanfaatkan oleh masyarakat bagi kegiatan usaha ekonomis produktif. Selain itu di Desa Koto Teluk juga terdapat lahan rawa. Luas lahan rawa yang ada di Desa Koto Teluk berkisar empat ha, yang terdapat di perbatasan dengan desa Simpang Tiga. Lahan ini merupakan sumber bahan pakan bagi peternakan sapi yang masih ada di Desa Koto Teluk.

- Kuatnya kekerabatan di antara anggota masyarakat. Hubungan kekerabatan yang terjalin dengan baik di masyarakat Desa Koto Teluk merupakan modal sosial yang dapat dimanfaatkan dalam pengembangan ekonomi lokal. Hubungan yang didasari oleh adanya sifat saling tolong menolong ini, merupakan norma yang coba untuk dimanfaatkan oleh kelembagaan Usaha Ekonomi Desa Simpan Pinjam dalam penguatan kelembagaan yang pada akhirnya merupakan pengembangan ekonomi lokal.

(b) Kelemahan

- Lemahnya jaringan kerja. Jaringan kerja sama terutama di bidang ekonomi masih terbatas pada perorangan saja dan belum antar kelembagaan. Beberapa orang telah mampu memanfaatkan keberadaan kelembagaan keuangan seperti bank untuk men dapat modal usaha. Di samping karena memiliki pengetahuan tentang tata cara peminjaman, mereka juga memiliki asset lain yang dapat dijadikan sebagai jaminan seperti kepemilikan tanah, rumah maupun Surat Keputusan Pengangkatan Pegawai Negeri. Kurangnya jaringan kerja ini menyebabkan terbatas modal usaha serta rendahnya ketrampilan yang dimiliki

oleh masyarakat. Jaringan kerja juga dibutuhkan dalam proses pemasaran produk yang dihasilkan maupun dalam penyediaan bahan baku dalam kegiatan ekonomi lokal.

- Terbatasnya modal usaha. Pada umumnya tingkat pemilikan modal di desa rendah, karena banyaknya masyarakat yang hidup dalam kemiskinan. Selain karena kemiskinan yang dialami oleh masyarakat, juga disebabkan belum mampunya lembaga-lembaga keuangan mikro yang ada untuk memenuhi kebutuhan akan bantuan modal usaha bagi masyarakat. Kelembagaan UED-SP dan UP2K belum mampu menyediakan modal yang cukup bagi pengembangan ekonomi lokal di Desa Koto Teluk terutama dalam membuka usaha-usaha baru yang potensial seperti peternakan maupun bidang kerajinan.

- Terbatasnya ketrampilan masyarakat. Kekuatan dan potensi yang ada di Desa Koto Teluk belum dapat dimanfatkan secara optimal disamping dikarenakan adanya keterbatasan modal usaha, juga disebabkan rendahnya ketrampilan masyarakat dalam memanfaatkan potensi yang ada guna untuk menangkap peluang yang terbuka. Sistem peternakan yang ada di masyarakat masih tradisional sehingga hasilnya masih terbatas dan hanya sebagai kegiatan sampingan saja.

2. Identifikasi Faktor Eksternal bagi Ekonomi Lokal Desa Koto Teluk (a) Peluang

- Semakin banyaknya alternatif sumber dana. Keterbatasan akan kepemilikan modal usaha bagi pengembangan ekonomi lokal dapat diatasi melalui keberadaan lembaga keuangan formal seperti bank maupun lembaga Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan instansi-instansi pemerintah. Peluang tersebut berasal dari adanya kebijakan dan peraturan pemerintah yang semakin men unjukkan keberpihakan kepada usaha kecil dan menengah. Kelembagaan keuangan dapat diakses secara perorangan maupun kelompok/kelembagaan seperti UED-SP. - Pangsa pasar. Kebutuhan yang besar akan beberapa produk baik pertanian maupun peternakan merupakan peluang bagi pengembangan ekonomi lokal di Desa Koto Teluk. Kebutuhan akan sapi potong dan telur bagi masyarakat Kerinci

yang belum bisa dicukupi dari peternakan yang ada di Kerinci merupakan pelu ang bagi pengembangan ekonomi lo kal Desa Koto Teluk di bidang p eternakan.

(b) Ancaman

- Stabilitas ekonomi. Belum stabilnya kondisi perekonomian dalam negeri baik karena kondisi perekonomian global maupun faktor politik dalam negeri, dapat berpengaruh terhadap perkembangan perekonomian lokal. Perubahan -perubahan kebijakan moneter yang dilakukan oleh pemerintah dapat mengakibatkan adanya kenaikan suku bunga bank. Kondisi ini dapat berpengaruh kepada anggota masyarakat yang membutuhkan jasa perbankan sebagai sumber modal kegiatan ekonomi mereka.

- Rendahnya daya beli masyarakat. Kebijakan pemerintah untuk menaikan harga bahan bakar minyak, kenaikan tarif dasar listrik menyebabkan biaya produksi semakin tinggi. Produsen tidak mempunyai jalan lain selain menaikan harga jual produknya untuk menutupi besarnya biaya produksi tersebut. Kondisi seperti ini berpengaruh pada daya beli masyarakat. Kenaikan harga-harga yang tidak diikuti dengan kenaikan pendapatan baik pegawai negeri maupun swasta menyebabkan daya beli masyarakat menurun.

- Persaingan dengan daerah lain. Era perdag angan bebas yang memungkinkan masuknya suatu produk dari suatu satu negara ke negara lainnya, dapat merupakan ancaman bagi pengembangan ekonomi lokal suatu daerah. Produk- produk dari negara atau daerah lain yang lebih murah walapun memberikan keuntungan bagi para konsumen, akan tetapi dapat mematikan usaha sejenis yang ada di daerah yang bersangkutan. Pada skala yang lebih kecil, masuknya hasil- hasil peternakan seperti sapi potong maupun telur dari daerah lain ke Kabupaten Kerinci dapat merupakan ancaman bagi kegiatan peternakan yang ada di Kerinci.

7.2. Strategi Pengembangan

Setelah dilakukan identifikasi terhadap faktor internal dan faktor eksternal baik bagi kelembagaan UED-SP maupun ekonomi lokal, hasilnya selanjutnya dituangkan dalam matriks SWOT guna memperoleh alternatif strategi yang paling sesuai untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh UED-SP dan pengembangan ekonomi lokal di Desa Koto Teluk. Rangkuti (2000)

mengemukakan dalam analisis SWOT untuk menentukan strategi dilakukan melalui teknik strategi silang dari keempat faktor, yaitu kekuatan (strengths), kelemahan (weaknessess), peluang (opportunities) dan ancaman (threats).

Dokumen terkait