• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Ekonomis Alsintan I.PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Besarnya Biaya oprasional alat dan mesin pertanian merupakan biaya total yang diperhitungkan dari besarnya biaya tetap dan biaya tidak tetap.Biaya tetap terdiri dari biaya penyusutan , Bunga modal , Pemeliharaan dan perbaikan , Biaya gudang , serta asuransi dan perbajakan.Biaya tetap dipahami sebagai biaya yang harus dikeluarkan bagi sipemilik mesin dan peralatan pertanian meskipun mesin dan peralatan tersebut tidak digunakan sama sekali.

Biaya tidak tetap adalah ongkos atau biaya yang dikeluarkan untuk untuk keperluan bahan bakar, minyak pelumas ,grease , upah operator dan upah tenaga pembantu operator serta biaya pembelian ban.

1.2.Tujuan

Praktikum ini diselenggarakan dengan tujuan untuk mengetahui cara perhitungan biaya tidak tetap dan biaya operasional alat dan mesin pertanian.

II.Tinjauan Pustaka

Biaya total penggunaan suatu peralatan pertanian terdiri dari biaya peralatan, biaya traktor penggerak dan upah pekerja. Biaya peralatan dan traktor terbagi ke dalam dua kategori yaitu Biaya Tetap dan Biaya Tak Tetap. Biaya tetap berkaitan dengan pemilikan peralatan serta tak tergantung apakah alat tersebut dipakai ataukah tidak. Biaya tetap per jam berbanding terbalik dengan jumlah pemakaian tahunan alat. Biaya pengerjaan berkaitan langsung dengan

jumlah pemakaian dan terdiri dari perbaikan dan pemeliharaan, bahan bakar dan pelumas serta perawatan harian.

Depresiasi ialah pengurangan nilai suatu alat oleh berlalunya waktu. Pada keadaan biasa, dengan peralatan lapang yang hanya dipakai beberapa hari per tahun, kedaluarsaan merupakan faktor paling penting yang mempengaruhi depresiasi. Suatu alat bisa menjadi kedaluarsa dikarenakan adanya model baru yang lebih canggih, perubahan cara bertani, dsb. Jika suatu alat memiliki pemakaian tahunan yang relatif tinggi, keausan akan merupakan faktor paling menentukan umur pakainya.Di antara cara-cara penghitungan depresiasi yaitu metoda garis lurus, penurunan berimbang, nilai terduga dan metoda angka-jumlah-tahun.

Dengan terus bertambahnya ukuran usaha tani dan makin meningkatnya modal mesin pertanian, pengelolaan mesin yang efisien menjadi makin penting bagi keberhasilan suatu usaha tani. Pengelolaan meliputi penghitungan biaya-biaya pelaksanaan suatu pengerjaan tertentu, pemilihan ukuran dan macam alat yang paling tepat untuk masing-masing penggunaan, penggabungan komponen-komponen mesin ke dalam suatu sistem lengkap, pembuatan rencana pemeliharaan yang efektif, penghitungan umur optimum guna penggantian suatu mesin tertentu, penjadwalan pengerjaan-pengerjaan untuk memperoleh pemakaan terbaik untuk mesin tersebut, dan peninjauan terhadap faktor-faktor lainnya.

http://teknoperta.wordpress.com/2008/09/15/biaya-penggunaan-alat-dan-mesin-pertanian-2/)

III.METODOLOGI A. Alat dan Bahan

Bahan yang digunakan dalam acara praktikum ini adalah table perhitungan komponen biaya dan kalkulator.

B. Metodologi

Menentukan alat dan mesin untuk menghitung biaya tetap dan tidak tetapnya,Kemudian menghitungn

IV.Hasil Dan Pembahasan a.Hasil

Contoh Penghitungan Biaya. Contoh 1

Sebuah pemanen padu mandiri 4,9 m dengan mesin disel 70 kW dipakai pada kecepatan 5 km/jam untuk memanen 200 ha bijian per tahun. Anggap daya motore rerata yang dibutuhkan 60 % dari daya maksimum tersedia. Data lainnya : harga baru Rp 29 000 000, suku bunga 9 %, harga solar Rp 400 / liter, upah pekerja Rp 500 / jam. Hitung biaya panen keseluruhan per hektar. Jawab :

Pada Pasal 2.10 ditunjukkan bahwa besarnya efisiensi lapang pemanen padu antara 65 – 80 %. Ambil harga 70 %, kemudian dari persamaan 2.1 kapasitas lapang efektifnya ialah

= 1,72 ha / jam

Waktu kerja total per tahun = 200 / 1,72 = 116 jam

Merujuk pada kolom ketiga Tabel 2.1, untuk pemakaian tahunan 116 jam depresiasi sebaiknya didasarkan pada umur keusangan, yang harganya pada Tabel tersebut 10 tahun. Ambil nilai jual 10 %. Pada Tabel 2.1 ditunjukkan bahwa rerata biaya perbaikan per jam = 0,025 % dari harga baru.

Dari Tabel 2.2, faktor konversi bahan bakar disel pada pembebanan 60 % adalah 2,36 kW-jam per liter.

Kebutuhan daya rerata aktual = 70 x 0,60 = 42 kW

Dengan demikian kebutuhan bahan bakar ialah sebesar 42/2,36 = 17,8 liter /jam. Penghitungan biaya serta total biaya per hektar sebagai berikut :

Depresiasi = (29 000 000 – 2 900 000) / 10 = Rp 2 610 000,-Bunga = 0,9 (29 000 000 + 2 900 000) / 2 = Rp 1 435

500,-Pajak, asuransi dan bangunan = 0,02 x 29 000 000 = Rp

580

000,-Jumlah biaya tetap per tahun = Rp

4 625 000,-Biaya per jam

Biaya tetap = Rp 4.625.000,-/116 = Rp 39

880,-Perbaikan & pemeliharaan = (0,025/100) x 29 000 000 = Rp 7

250,-Bahan bakar = Rp 400/L 400 x 17,8 = Rp 7

120,-Pelumas (15 % dari biaya bb) = 0,15 x 7 120 = Rp 1

068,-Pekerja = Rp

500,-Total biaya per jam = Rp 55

818,-Total biaya per satuan luas = 55 818 / 1,72 = Rp 32 452,32 / ha.

Pada contoh di atas, total biaya tetap dapat dihitung menggunakan faktor yang dosajikan dalam bagian 2.19 untuk umur pakai 10 tahun dengan nilai jual 10 %.

b.Pembahasan

1. Faktor faktor Yang Mempengaruhi Biaya

Biaya total penggunaan suatu peralatan pertanian terdiri dari biaya peralatan, biaya traktor penggerak dan upah pekerja. Biaya peralatan dan traktor terbagi ke dalam dua kategori yaitu Biaya Tetap dan Biaya Tak Tetap. Biaya tetap berkaitan dengan pemilikan peralatan serta tak

tergantung apakah alat tersebut dipakai ataukah tidak. Biaya tetap per jam berbanding terbalik dengan jumlah pemakaian tahunan alat. Biaya pengerjaan berkaitan langsung dengan jumlah pemakaian dan terdiri dari perbaikan dan pemeliharaan, bahan bakar dan pelumas serta perawatan harian.

Depresiasi (penyusutan harga) akan termasuk biaya tetap jika umur pakai mesin ditentukan oleh keusangan (kedaluarsaan), atau jika alat tersebut diputuskan untuk didepresiasi penuh sebelum rusak karena pemakaian (aus), misalnya untuk keperluan perhitungan pajak. Sebaliknya jika depresiasi alat tergantung pada tingkat keausan oleh lamanya waktu pemakaian maka depresiasi akan dimasukkan sebagai biaya tak tetap.

Alat mesin pertanian bercirikan rendahnya jam pakai per tahun. Pengamatan di Amerika menunjukkan bahwa rerata pemakaian per tahun kebanyakan peralatan lapang (kecuali traktor, truk dan trailer pengangkut) jarang melebihi 5 x 24 jam. Alat semacam pemanen padu (combine), penggulung rumput (baler) dan pemanen lainnya, serta barangkali alat pemetik jagung, mungkin dipakai selama 20 – 40 hari per tahun. Dikarenakan pemakaian tahunannya rendah, biaya tetap sering menjadi bagian terbesar dari total biaya alat mesin pertanian, khususnya pada alat-alat yang mahal.

2. Depresiasi (Penyusutan)

Depresiasi ialah pengurangan nilai suatu alat oleh berlalunya waktu. Pada keadaan biasa, dengan peralatan lapang yang hanya dipakai beberapa hari per tahun, kedaluarsaan merupakan faktor paling penting yang mempengaruhi depresiasi. Suatu alat bisa menjadi kedaluarsa dikarenakan adanya model baru yang lebih canggih, perubahan cara bertani, dsb. Jika suatu alat memiliki pemakaian tahunan yang relatif tinggi, keausan akan merupakan faktor paling menentukan umur pakainya.

Di antara cara-cara penghitungan depresiasi yaitu metoda garis lurus, penurunan berimbang, nilai terduga dan metoda angka-jumlah-tahun.

Jika yang dikehendaki adalah rerata biaya pemakaian alat sepanjang keseluruhan umur pakainya, metoda garis lurus merupakan yang paling praktis dan paling umum. Metoda ini paling sederhana dan menghasilkan harga pembayaran yang konstan untuk depresiasi sepanjang umur pakai alat. Pada metoda garis lurus, besarnya depresiasi tahunan ialah harga baru dikurangi harga jual pada akhir umur terkira, dibagi umur pakai terkira dalam tahun. Umumnya harga jual

diperkirakan sebesar 10 % dari harga baru, sementara ada beberapa yang memperhitungkan nilai jual = 0.

Pada Metoda penurunan berimbang, nilai terduga, dan jumlah-angka-tahun, dihasilkan depresiasi yang cepat pada tahun-tahun awal dan makin berkurang ketika alat menjadi lebih tua. Metoda-metoda ini lebih sesuai dibanding Metoda-metoda garis lurus untuk menentukan nilai pasar suatu alat yang terdepresiasi sebagian serta untuk penilaian pajak. Guna perhitungan pajak pendapatan, depresiasi sering didasarkan pada umur pakai yang lebih pendek dibanding yang bakal didapatkan seandainya didasarkan pada keusangan ataupun keausan.

Pada metoda penurunan berimbang, depresiasi tiap tahunnya berupa suatu prosentase yang konstan terhadap harga pada awal tahun tersebut.

Metoda nilai terduga didasarkan pada penentuan harga pasar aktual untuk alat-alat yang memiliki umur berbeda. Harga tersebut diperoleh dari para penjual alat pertanian. Nilai terduga menghasilkan nilai depresiasi yang realistik untuk peralatan yang dipakai secara rata-rata. Nilai ini tidak mencakup keadaan ketika pemakaian tahunan yang tinggi menyebabkan depresiasi lebih cepat dari rata-rata. Metoda tersebut dapat dipakai jika dikehendaki untuk mengetahui biaya alat dari tahun ke tahun guna menentukan kapan suatu alat mesin harus diganti.

3. Umur Pakai Alat

Suatu harga umur pakai suatu alat diperlukan untuk memperkirakan depresiasi pada semua metoda kecuali metoda yang didasarkan pada harga pasar. Pemerkiraan apakah umur yang dipergunakan berdasar keusangan ataukah keausan tergantung pada pemiliknya. Biasanya tidak ada suatu waktu yang pasti ketika suatu alat tiba-tiba saja rusak tak bisa diperbaiki lagi. Yang ada ialah biaya perbaikan makin naik sampai akhirnya tak lagi ekonomis untuk meneruskan memperbaiki alat. Sebagai demikian, keusangan biasanya merupakan perkara relatif didasarkan pada perbandingan antara suatu model baru dengan model yang telah dipakai, alat yang tua. Nilai-nilai yang diajukan untuk umur kedaluarsa dan umur keausan bagi berbagai tipe peralatan disajikan dalam Tabel 2.1 (fotokopian). Jika pemakaian tahunan melampaui nilai yang diberikan pada kolom ketiga, mesin tersebut cenderung aus (dari tinjauan ekonomis) sebelum kedaluarsa. Dalam menghitung depresiasi gunakanlah baik umur keusangan maupun umur keausan, dipilih mana yang lebih kecil. Sebagai contoh, sebuah pemanen padu dipakai 259 jam per tahun akan mengalami aus setelah 8 tahun, namun jika dipakai hanya 150 jam per tahun alat tersebut akan kedaluarsa (dalam 10 tahun) sebelum aus.

Perhatikan bahwa pada kebanyakan alat, jam pakai per tahun yang menyebabkan umur keausan yang setara dengan umur kedaluarsanya setara dengan lebih dari 15 hari pakai normal. Ini berarti bahwa rerata alat pertanian di Amerika bisa jadi dipensiun sebelum rusak karena aus. Namun perlu dicatat bahwa banyak alat dengan pemakaian tahunan rendah dapat dipakai lebih lama daripada yang ditunjukkan oleh nilai umur keusangannya.

4. Bunga Modal

Bunga modal bagi suatu alat mesin pertanian merupakan biaya yang masuk akal karena uang yang dibelanjakan guna membeli sebuah mesin tak dapat lagi digunakan untuk usaha produktif lainnya. Suku bunga yang dipergunakan hendaklah mencerminkan suku bunga yang berlaku saat itu.

Secara tepat dikatakan bahwa biaya tahunan untuk bunga akan menurun sepanjang umur pakai alat seiring menurunnya harga alat. Jika digunakan laju depresiasi yang berubah, biaya bunga untuk tiap tahunnya hendaklah didasarkan pada nilai/harga alat pada awal tahun tersebut. Jika digunakan depresiasi garis lurus maka biaya bunga tahunannya konstan sehingga keseluruhan biaya tetap per tahunnya akan sama. Pada kejadian ini biaya bunga didasarkan pada rerata modal sepanjang umur pakai alat. Dengan depresiasi garis lurus, rerata modal akan sama dengan setengah jumlah harga baru ditambah harga jual akhir.

5. Pajak, Asuransi dan Bangunan

Biaya-biaya ini merupakan bagian kecil dari keseluruhan biaya tetap, namun hendaklah diikutkan dalam perhitungan. Pajak pemilikan diperhitungkan terhadap nilai sisa (nilai terdepresiasi) alat pertanian pada tingkat yang sama seperti harta milik pertanian lainnya. Terdapat keragaman yang cukup besar di antara berbagai negara berkenaan dengan pajak. Banyak negara memberlakukan pajak penjualan. Sekalipun pajak penjualan dibayarkan pada awal pemilikan, pembayaran tersebut dapat dibagi ke sepanjang umur pakai mesin.

Alat mesin pertanian kadang diasuransikan terhadap kemungkinan kerugian, sekalipun banyak pemilik memilih menanggung sendiri resikonya. Biaya asuransi didasarkan pada nilai sisa alat. Meskipun sulit untuk membuktikan bahwa perlindungan terhadap cuaca akan menghasilkan penghematan keuangan, bangunan pelindung dianggap perlu bagi berbagai jenis alat mesin usaha tani. Biaya pendirian bangunan berkaitan dengan ukuran fisik alat dan biasanya berkisar dari 0,5 sampai 1 % dari harga baru alat. Biaya ini dibagi sama sepanjang umur pakai mesin.

Perhatikan bahwa beberapa dari biaya minor ini berkaitan dengan nilai sisa alat pada tiap tahun, sementara lainnya didasarkan pada harga baru. untuk menyederhanakan perhitungannya diusulkan suatu biaya tahunan sebesar 2 % dari harga baru jika digunakan depresiasi garis lurus, dan sebesar 4 % dari nilai sisa pada awal tahun, jika digunakan depresiasi berubah (untuk suku bunga 9 %).

6. Perbaikan dan Pemeliharaan

Biaya perbaikan sukar diperkirakan karena luasnya keragaman yang disebabkan perbedaan kondisi pengerjaan, manajemen, program perawatan, biaya setempat, dsb. Catatan biaya perbaikan pada masing-masing petani beragam berkenaan dengan ketepatan, bentuk serta kelengkapannya. Pengamatan biaya haruslah mencakup sejumlah besar usaha tani agar dihasilkan nilai rerata yang handal. Hasil rerata ini tidak bisa diterapkan langsung pada suatu situasi khas, namun dapat dijadikan dasar untuk memperkirakan biaya secara umum.

Biaya perbaikan meliputi pemeliharaan (pembetulan karena aus, perawatan harian dan pelumasan, dsb) juga biaya pembelian komponen beserta upah pekerja yang memasangnya. Biaya perbaikan per jam pemakaian akan meningkat seiring bertambahnya umur alat namun cenderung mendatar setelah alat menjadi lebih tua. Besarnya perubahan tingkat biaya perbaikan (biaya per jam) terhadap umur mesin dipengaruhi oleh jenis mesin. Peralatan pengolah tanah serta alat lain yang memerlukan pengasahan atau penggantian bagian pemotongnya akan memiliki biaya perbaikan awal yang tinggi serta kenaikan biaya perbaikan yang relatif kecil ketika alat bertambah tua.

Data yang diperoleh dari suatu pengamatan tahun 1966 terhadap 1500 petani di Indiana dan Illionis memberikan informasi mengenai grafik biaya perbaikan terhadap umur traktor dan 10 macam alat pasangannya. Dengan menganggap adanya suatu umur tertentu bagi masing-masing jenis alat, dimungkinkan untuk memperoleh hubungan matematis pendekatan antara biaya perbaikan total terakumulasi dengan prosentase umur terkira. Persamaan ini menunjukkan adanya suatu peningkatan biaya perbaikan yang lebih cepat sepanjang tahun-tahun permulaan dibandingkan tahun-tahun sesudahnya. Jika data dari Indiana dan Illionis diplotkan dalam sebuah grafik laju biaya perbaikan terhadap umur pakai dalam tahun, tingkat biaya perbaikan akhirnya akan menjadi hampir konstan. Hubungan yang menggambarkan kenaikan biaya perbaikan dengan bertambahnya umur hendaklah digunakan jika diperlukan perkiraan biaya mesin dari tahun ke tahun.

Jika yang dibutuhkan sekedar biaya rerata sepanjang umur pakai mesin, penggunaan biaya perbaikan tahunan seragam akan lebih sederhana. Ini dilakukan bersamaan dengan depresiasi garis lurus. Tabel 2.1 memuat biaya perbaikan rerata per jam sepanjang umur ausnya di samping biaya perbaikan keseluruhan sepanjang umur pakai tersebut. Tercakup ke dalamnya biaya perawatan harian.

7. Bahan Bakar, Pelumas dan Bahan Tambahan Lain

Untuk traktor dan mesin penggerak lainnya, biaya bahan bakar dan pelumas (termasuk oli motor dan saringan) harus dimasukkan dalam biaya mesin total. Kebutuhan daya dapat diperkirakan dengan merujuk pada tabel draft dan kebutuhan daya pada Appendix A. Untuk suatu draft D, dalam kN (kilo Newton), dan kecepatan S, dalam km/jam, kebutuhan daya batang penarik untuk alat yang dipasang gendong, semi gendong dan tipe tarik, dalam kW adalah

Draft pada kebanyakan alat tarik bukan pengolah tanah berupa rolling ressistance (tahanan guling). Tarikan untuk mengatasi tahanan guling dihitung dengan memperkalikan beban normal pada masing-masing terhadap permukaan tanah (dalam satuan gaya) dengan harga pendekatan koefisien tahanan guling yang tersedia dalam appendix C, serta menjumlahkan tahanan guling pada semua roda.

Kebutuhan bahan bakar traktor dapat diperkirakan dari Tabel 2.2, asal diketahui kemampuan maksimum daya PTO traktor dan kebutuhan daya PTO aktual. Keluaran daya batang penarik selalu lebih kecil dibanding keluaran PTO karena slip pada roda gerak, tahanan guling traktor dan kehilangan daya karena gesekan sepanjang penerusan daya antara motor sampai roda. Besarnya kehilangan ini dapat disajikan sebagai koefisien tractive-transmission(T-T, traksi-transmisi), yang didefinisikan sebagai perbandingan antara daya batang penarik dan daya PTO. Pada Tabel 2.3 disajikan harga-harga koefisien T-T yang diambil dari suatu nomograf untuk alat semi gendong.

Koefisien pada traktor empat roda gerak akan sedikit lebih besar dibanding traktor dua roda gerak. Traktor rantai jarang memiliki slip lebih dari 5 %, bahkan pada tanah lunak. Koefisien traksi-transmisi untuk traktor rantai mungkin sekurangnya 0,8 – 0,85 pada tanah padat dan 0,7 –

Hubungan antara gaya PTO dan gaya batang penarik yang dibutuhkan dihitung menggunakan koefisien T-T yang sesuai. Jika sebagian atau seluruh daya alat diberikan langsung melalui PTO, daya tersebut ditambahkan pada daya PTO yang dibutuhkan bagi gya batang penarik. Ketika menentukan ukuran daya nominal (yaitu daya PTO maksimum) yang diperlukan guna suatu pekerjaan tertentu, atau ukuran kecepatan maksimum bagi suatu.

V.PENUTUP 1.Kesimpulan

Pemilihan lebar atau ukuran alat yang optimum untuk suatu usaha akan meminimumkan biaya total per hektar penyelesaian suatu pekerjaan. Pada suatu luas tertentu yang harus digarap dengan suatu jenis alat tertentu, pemakaian alat yang terlalu kecil akan meninggikan biaya per hektar disebabkan terutama oleh banyaknya jumlah tenaga kerja yang diperlukan. Jika alat terlalu besar, total biaya per hektar akan menjadi tinggi disebabkan biaya tetap yang lebih besar. Dengan membuat suatu daftar perhitungan untuk berbagai lebar alat, akan dapat ditentukan suatu harga lebar alat dengan biaya terkecil di antara kedua harga ekstrim. Hunt mengembangkan sebuah persamaan yang menyatakan hubungan total biaya tahunan untuk alat, penggerak dan pekerja dengan faktor-faktor biaya termasuk luas total dan lebar alat. Hunt menganggap bahwa total luas, efisiensi lapang, prosentase biaya tetap alat per tahun dan jumlah biaya tetap traktor per jam semuanya konstan, tak tergantung pada lebar alat, sedangkan biaya pembelian alat dan biaya pengerjaan menggunakan alat dan traktor per jamnya berbanding langsung dengan lebar alat.

Ketepatan waktu dalam mengerjakan suatu pengerjaan lapang perlu dipertimbangkan jika hasil tanaman atau mutu berkurang karena lamanya waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu pengerjaan. Pada banyak tanaman budidaya terdapat suatu penurunan bertahap hasil atau mutunya jika penanaman atau panen diundurkan melampaui masa optimum. Pada keadaan lain terdapat pula peluang pengaruh cuaca yang merugikan yang menyebabkan rusaknya seluruh bagian tanaman yang tak terpanen.

Hunt dan Bowers telah mendapatkan faktor-faktor ketepatan waktu pada beberapa pengerjaan dan tanaman yang memiliki data-data lapang agronomis yang bisa dipakai. Faktor-faktor ketepatan waktu ini menunjukkan laju pengurangan nilai tanaman potensial terhadap

lamanya waktu pelaksanaan suatu pengerjaan tertentu. Terdapat beberapa perbedaan antara harga-harga yang diajukan oleh keduanya, yang barangkali mencerminkan perbedaan kondisi lingkungan dan pertumbuhan tanaman. Dengan menambahkan faktor ketepatan waktu pada persamaan lebar biaya terkecil, Hunt memperoleh persamaan lebar optimum yang memuat kehilangan karena ketaktepatan waktu pada peralatan.

12. Alasan Pemilikan Alat dan Mesin Pertanian

Pengerjaan pesanan dan pemilikan bersama oleh beberapa petani merupakan dua cara menaikkan pemakaian tahunan, yang dengan demikian akan menurunkan biaya per mesin. Namun dengan kedua pengaturan tersebut, masing-masing petani mengorbankan ketepatan waktu serta kemandiriannya dalam menjadwal pelaksanaan pengerjaan-pengerjaannya.

Pada beberap keadaan, khususnya pada usaha-usaha tani kecil, pilihannya mungkin terletak antara pekerja tangan atau cara mekanis yang lebih mahal. Jika perbedaan biaya tak terlalu besar, pengerjaan dengan mesin barangkali lebih disukai karena menghilangkan masalah berkenaan dengan perncarian dan pengelolaan pekerja. Kecocokan, mobiliotas dan faktor-faktor semacam sulit untuk dinilai namun memiliki pengaruh tertentu pada pertimbangan ekonomis.

DAFTAR PUSTAKA

AEL. 1976. Schort-und Mischanlagen im Landwirtschaftlichen Betried. Arbeitsgemeinschaft fur Electrizitatsanwendung in der Landwirtschaft e. V., Heft 7.

Anonim, 2010.http//:www.google.com.id.Diakses pada tanggal 27 Maret 2010 Makassar.

Anonim, 2010.http//:Blogspot.co.id.Diakses pada tanggal 27 Maret 2010 Makssar.

Anonim, 2010.http//:www.wikipedia.com.Diakses pada tanggal 27 Maret 2010 Makasar. Arismunandar, 2005.Penggerak Mula Motor Bakar torak. Tiga Serangkai. Jakarta

Brian Bell, 1985, Farm Machinery, Farming Press Limited, Great Britain. Brian May, 1985, How to Make the Most of Your Tractor, Intermediate

Technologi Publications, London.

Brennan, J.G., J.R. Butlers, N.D. Cowell, dan A.E.V. Lilly. 1974. FoodEngineering Operations. Applied Science Publisher. Essex.

Donathus Pakpahan, Lohar Irwanto, Moedjijarto Pratomo, 1982. Alat dan Mesin Pertanian, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat

Pendidikan Menengah Kejuruan.

Harris Pearson Smith dan Lambert Henry Wilkes, 1996, Mesin dan Peralatan Usaha Tani, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Henderson, S.M. dan R.L. Perry. 1982. Agricultural Process Engineering. TheAVI Publishing Company, Inc. Westport.

Irwanto, A. Kohar, Ir. 1980. Alat dan Mesin Budidaya Pertanian. Institut Pertanian Bogor. LTAS Mekanisasi dan Teknologi Hasil Pertanian. Departemen Mekanisasi Pertanian. Bogor. Mulyoto H. dkk, 1996. Mesin-mesin Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta.

McCabe, W.L. dan J.C. Smith. 1976. Unit Operations of Chemical Engineering. McGraw Hill, Inc. Tokyo.

Mc Colly and J.W. Martin. 1955. Processing Agricultural Engineering. Mc Graw- Hill Book Co., New York.

Nawawi, Gunawan. 2001. Pengenalan Alat dan Mesin Pertanian. Departemen Pendidikan Nasional Jakarta

Nurdi Ibnu W. dan Darmadi, 1998. Pengolahan Tanah Pertama. PPPG. Pertanian. Cianjur. Okasatria, N dan Agus Budi Jatmiko. 2002. Motor Bakar. Perpustakaan UI : Jakarta Peter Crossley and John Kilgour, 1983, Small Farm Mechanization for

Developing Countries, John Wiley & Sons.

Promersberger, W.J; D.W. Priebe; F.E. Bishop. 1979. Modern Farm Power. Reston Publishing company, Reston, Virginia.

Smith dan Wilkes, 2003.Mesin dan Peralatan Usaha Tani.Tiga Serangkai. jakarta

Smith, H.P. 1955. Farm Machinery and Equipment. Mc Graw-Hill Book Co., Inc. Fourth

Dokumen terkait