• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DAN EVALUASI

Usaha yang dibangun pada tanggal 1 April 1965 yang diberi nama CV. Apotik Medan Baru Medan ini pada awal beroperasi hanya berpusat pada satu kegiatan saja. Perusahaan ini berkonsentrasi pada sektor penjualan obat-obatan umum dan khusus. Seiring dengan berjalannya waktu dan tuntutan akan permintaan, perusahaan ini mulai mencoba mengembangkan usahanya. Karena sektor ini dianggap menjanjikan keuntungan yang cukup memuaskan dan memiliki masa depan yang cukup baik.

Dikarenakan krisis moneter yang dialami di Indonesia maka perusahaan ini sempat merasa kesulitan dalam menjalankan usahanya di bidang obat-obatan. Hal ini juga yang menyebabkan perusahaan ini mencoba usaha dalam sektor lainnya seperti bekerja sama dengan pusat kesehatan masyarakat setempat. Melihat situasi yang tidak menentu yang mengakibatkan kelesuan di dalam perusahaan, maka pemilik perusahaan ini mengambil alih langsung perusahaan dan menjabat sebagai Managing Director kemudian merubah struktur dari organisasi ini dan mengganti beberapa karyawannya.

CV. Apotik Medan Baru Medan ini juga pernah mengadakan kerjasama dengan pemerintah daerah. Salah satu kerjasamanya adalah dengan Bank Indonesia, kerjasama dilakukan dalam pembelian obat-obatan pegawai Bank Indonesia melalui CV.Apotik Medan Baru Medan.

Struktur organisasi perusahaan CV.Apotik Medan Baru Medan berbentuk baris, struktur organisasi ini dibuat sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan. Managing Director sebagai pimpinan perusahaan memegang langsung seluruh kendali atas perusahaan. Semua pengendalian, perencanaan dan pengambil keputusan ditangani langsung oleh pimpinan. Tugas didelegasikan kepada setiap bagian memilki peranan yang berbeda, sehingga dapat tercipta suatu spesialisasi pekerjaan, dan pekerja dapat bekerja sesuai dengan keahliannya ( the rightman on the right place ).

1. Penggolongan Piutang

Berdasarkan penggolongan piutang ada tiga bagian yaitu : a. Berdasarkan jangka waktu pembayaran yang terbagi atas :

1). Piutang jangka panjang 2). Piutang jangka pendek

b. Berdasarkan sumber atau sebab terjadinya piutang yang terdiri : 1). Piutang dagang dan piutang usaha

2). Piutang non dagang atau piutang lain-lain

c. Berdasarkan bentuk perjanjian yaitu : 1). Piutang wesel

Berdasarkan analisis dan pengamatan, piutang yang terdapat pada CV.Apotik Medan Baru Medan terdapat tiga macam yaitu :

a. Piutang jangka panjang yang diperoleh dari dari hasil usaha atau kegiatan utama perusahaan yaitu dalam bidang penjualan obat-obatan tertentu, pembayaran yang dilakukan secara kredit pada umumnya memerlukan waktu pelunasan yang lebih dari satu tahun atau dari satu periode akuntansi normal dari perusahaan tersebut adalah sebesar Rp. 1.099.267.500 pada tahun 2006 dan Rp. 1.052.665.000 pada tahun 2007.

b. Piutang jangka pendek dimana piutang ini terjadi karena aktifitas kegiatan lainnya dari perusahaan yaitu kegiatan yang bergerak di sektor dagang umum yang dilakukan oleh perusahaan seperti halnya penjualan obat-obatan umum atau barang dagang umum lainnya.

c. Piutang wesel yang merupakan piutang yang diperoleh dari penjualan kredit yang berskala besar dimana dibutuhkan suatu pernyataan tertulis atau perjanjian tertulis yang menandakan adanya suatu hubungan jual beli atau kerjasama yang dilakukan secara kredit.

2. Faktor Yang Mempengaruhi Besar Kecilnya Investasi Pada Piutang

Penjualan yang dilakukan secara kredit selalu menimbulkan piutang di dalam perusahaan. Investasi yang dilakukan perusahaan pada piutang tergantung pada penjualan kredit yang dilakukan. Menurut pembahasan yang telah dilakukan pada bab

sebelumnya, investasi dalam piutang dapat disebabkan dan dipacu oleh beberapa faktor, dimana faktor tersebut yang dapat menentukan dari jumlah investasi yang tertanam pada piutang. Menurut pendapat Bambang Riyanto “ Investasi yang terjadi pada piutang disebabkan oleh beberapa faktor, seperti halnya volume penjualan kredit, syarat pembayaran penjualan kredit, ketentuan tentang pembatasan kredit, kebijaksanaan dalam mengumpulkan piutang, dan kebiasaan pembayaran dari para pelanggan ” (Bambang Riyanto, Dasar-Dasar Pembelanjaan Negara, Yogyakarta, Cetakan Pertama, BPFE Yogyakarta, 2001, hal 87)

a. Volume Penjualan Kredit

Faktor ini dapat mempengaruhi investasi yang dilakukan pada perusahaan. Apabila volume penjualan kredit yang dilakukan dalam skala yang besar maka secara otomatis investasi pada piutang juga besar. Hal ini juga terjadi pada CV.Apotik Medan Baru Medan. Volume penjualan yang dilakukan secara kredit dalam penjualan obat-obatan sangat besar, sehingga mengakibatkan investasi yang dilakukan oleh CV.Apotik Medan Baru Medan pada piutangnya juga sangat besar. Hal ini menyebabkan waktu yang dibutuhkan perusahaan dalam mengembalikan modal yang dikeluarkan dalam usahanya untuk dapat kembali pada perusahaan membutuhkan waktu yang cukup lama.

Syarat pembayaran pada penjualan kredit juga menentukan investasi pada piutang. Apabila syarat yang diterapkan pada perusahaan tidak terlalu ketat dan tidak terlalu membebani pelanggan, maka pelanggan senantiasa merasa luas dan leluasa melakukan pembelian secara kredit penjualan dari perusahaan akan meningkat. Peningkatan penjualan secara kredit inilah yang dapat meningkatkan investasi perusahaan pada piutang. Syarat pembayaran penjualan kredit yang diberikan oleh CV.Apotik Medan Baru Medan tidak terlalu membebani pelanggan, syarat yang diberikan hampir sama dengan perusahaan lain. Dalam syarat penjualannya CV.Apotik Medan Baru Medan juga memberikan beberapa keistimewaan. Penukaran obat-obat yang dibeli apabila tidak habis bisa dikembalikan kepada CV.Apotik Medan Baru Medan.

c. Ketentuan Tentang Pembatasan Kredit

Pembatasan kredit sangat perlu dalam menjaga besarnya investasi pada piutang. Pembatasan kredit yang dilakukan perusahaan dapat mengendalikan investasi baik dalam penentuan batas kreditnya. Ini terlihat dari jarak antara jumlah piutang dengan penjualannya yang cukup besar.

d. Kebijaksanaan Dalam Mengumpulkan Piutang

Kebijaksanaan dalam pengumpulan piutang yang dilakukan CV.Apotik Medan Baru Medan cenderung pada pengumpulan piutang secara pasif

dimana perusahaan menunggu pelanggan membayar langsung utangnya kepada perusahaan, karena pada umumnya pelanggan yang dimiliki oleh CV.Apotik Medan Baru Medan selalu membayar angsuran dari kredit obat- obatannya tepat pada waktunya. Tetapi ada kalanya perusahaan melakukan pengumpulan piutang secara aktif guna menghindari resiko tidak terkumpulnya piutang yang dianggap penting.

e. Kebiasaan Membayar Dari Para Pelanggan

Kebiasaan pelanggan dalam membayar utangnya juga cukup mempengaruhi jumlah investasi pada piutang. Ada kalanya pelanggan membayar secara cepat guna mendapat suatu potongan karena masih dalam masa cash discount. Kebiasaan pelanggan yang membayar utangnya dengan cepat dan tepat pada waktunya akan mengurangi investasi yang dilakukan perusahaan pada piutang secara cepat pula. Di lain pihak ada juga kebiasaan dari pelanggan yang membayar utangnya selalu terlambat dari batas waktu yang ditetapkan, dan bahkan sengaja diundur-undur dengan berbagai alasan tertentu.

3. Pengawasan Piutang

Pengawasan terhadap piutang penting dilakukan oleh perusahaan yang melakukan penjualan secara kredit, hal ini guna memperkecil resiko yang dapat

terjadi. Pengawasan terhadap pemberian kredit, pengawasan penagihan, dan pengawasan interen.

a. Pengawasan terhadap pemberian kredit

CV.Apotik Medan Baru Medan melakukan pengawasan terhadap pemberian kredit dengan menerima langsung pelanggan yang ingin melakukan pembelian, yang kemudian meneliti dan memperhatikan kriteria dari pelanggan tersebut dengan menggunakan analisis 5C yaitu character, capacity, capital, collateral, condition.

Perusahaan mencoba melihat kesanggupan atau kemampuan dari pelanggan apakah pantas untuk diberi izin melakukan pembelian secara kredit. Bila perlu perusahaan akan melakukan pantauan langsung ke tempat kerja atau rumah dari calon pembeli tersebut. Selain itu perusahaan menilai kemampuan pembeli dalam hal capital, kolateral, dan melihat rekening koran calon pembeli selama tiga bulan terakhir. Dengan melihat rekening koran calon pembeli, CV. Apotik Medan Baru Medan dapat melihat seberapa besar perputaran modal calon pembeli dan dapat melihat kondisi usahanya. Setelah semua data diperoleh dan perusahaan benar- benar yakin kepada pembeli tersebut baru diberi izin untuk melakukan pembelian secara kredit.

b. Pengawasan Penagihan

Buku piutang yang berisikan informasi mengenai nama pelanggan, tanggal penjualan, syarat pembayaran, tanggal dan jumlah pelunasan piutang

merupakan salah satu sumber informasi yang perlu diperhatikan dalam melakukan pengawasan piutang. Dari buku piutang ini segala informasi mengenai piutang yang dimiliki oleh perusahaan dapat dilihat.

Pengawasan yang dilakukan oleh CV.Apotik Medan Baru Medan dalam penagihan piutang dilakukan dengan memperhatikan kartu piutang, perincian penjualan, dan saldo piutang yang belum tertagih.

Berdasarkan pengamatan dari penulis atas pengawasan penagihan yang terjadi di CV.Apotik Medan Baru Medan, piutang yang terjadi selama periode 2007 adalah Rp. 1.052.665.000

c. Pengawasan Interen

Pengawasan interen terdiri dari pengawasan organisasi, sistem otorisasi, prosedur pencatatan, dan praktek yang sehat. Adanya pemisahan dalam fungsi akuntansi, fungsi penyimpanan, dan fungsi operasi dilakukan agar semua transaksi yang dilakukan dari awal sampai akhir tidak ditangani oleh hanya satu orang saja.

Pengawasan interen dalam sistem otorisasi dan prosedur pencatatan yang terdapat pada CV.Apotik Medan Baru Medan adalah sebagai berikut :

1) Calon pembeli mengajukan permohonan kreditnya, kemudian pimpinan langsung melakukan penyeleksian terhadap calon pembeli yang mengajukan permohonan kredit apakah diizinkan melakukan pembelian obat-obatan secara kredit.

2) Kemudian calon pelanggan mengisi formulir permohonan pembelian secara kredit yang berisi nama, alamat rumah, nomor telepon rumah, pekerjaan, jenis usaha, alamat kantor (tempat bekerja) dan lain-lain. Setelah itu pemohon menyerahkan syarat-syarat yang diminta oleh perusahaan seperti rekening koran tiga bulan terakhir, giro, nomor pokok wajib pajak, KTP suami istri (bila telah berkeluarga), rekening listrik dan telepon. Dari data tersebut pimpinan akan melihat apakah calon pembeli tersebut layak untuk diberikan pembelian secara kredit.

4. Resiko yang mungkin terjadi dalam piutang

Penjualan secara kredit adalah salah satu cara yang dilakukan CV.Apotik Medan Baru Medan dalam usahanya. Hal ini dilakukan guna memperlancar penjualan produk yang telah dihasilkannya dan meningkatkan tingkat penjualan. Tetapi selain meningkatkan penjualan, cara ini juga dapat menimbulkan resiko. Segala resiko mungkin saja terjadi. Resiko yang sering dihadapi oleh CV.Apotik Medan Baru Medan dalam kegiatan usahanya secara kredit adalah :

a. Keterlambatan dalam pelunasan

Hal ini dapat terjadi pelanggan mengalami kesulitan dalam pembayaran, karena pelanggan mengalami kesulitan keuangan yang tidak diduga sebelumnya. Umumnya pelanggan yang mengalami hal demikian akan

memberikan penjelasan dan alasan yang dapat diterima kepada perusahaan kemudian meminta toleransi penundaan beberapa waktu kepada perusahaan. Apabila alasannya dapat diterima maka perusahaan akan memberikan waktu kepada pelanggan tesebut. Bila ada pelanggan yang terlambat melakukan pembayaran dan tidak memberikan pemberitahuan, maka perusahaan akan menghubungi pelanggan tersebut.

b. Piutang tidak tertagih sebagian atau seluruhnya

Resiko ini jarang terjadi pada CV.Apotik Medan Baru Medan. Hal ini terjadi apabila pelanggan yang sebelumnya membeli dengan kredit mengalami kebangkrutan dalam usahanya sehingga benar-benar tidak sanggup melakukan pembayaran atau pelanggan tersebut meninggal dunia. Bila hal ini terjadi maka perusahaan akan mengambil kebijakan untuk mengatasi hal ini.

Bila semua resiko tersebut terjadi maka perusahaan akan segera mengambil keputusan dengan melakukan perundingan menentukan tindakan yang tepat untuk dilakukan.

Salah satu yang dilakukan oleh perusahaan CV.Apotik Medan Baru Medan adalah dengan memberikan sangsi bagi pelanggan yang tidak membayar sisa angsurannya pada saat jatuh tempo berupa pembebanan angsuran yang tidak dibayar pada periode berikutnya beserta sejumlah biaya

administrasi yang dibebankan kepada pelanggan sebagai ganti rugi atas keterlambatan pembayaran.

CV.Apotik Medan Baru Medan akan melakukan penyitaan terhadap pelanggan yang tidak dapat membayar lagi sisa utangnya baik itu karena tidak sanggup atau hal lainnya. Apabila penyitaan telah dilakukan maka seluruh pembayaran angsuran yang telah dilunasi tidak akan dikembalikan lagi kepada pembeli.

NERACA

CV. APOTIK MEDAN BARU

Untuk Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2006 (dalam rupiah) AKTIVA 2006 Aktiva Lancar : Kas Bank Piutang Dagang Piutang Ragu-ragu Persediaan Barang Persekot Biaya 532.600.000 1.029.610.000 1.099.267.500 531.532.500 452.560.300 37.000.000

Total Aktiva Lancar 3.664.570.300

Aktiva Tetap: Tanah Bangunan Gudang Kendaraan Peralatan Kantor Akumulasi Penyusutan 200.000.000 2.000.000.000 322.200.000 20.900.000 (533.620.000)

Total Aktiva Tetap 2.009.480.000

Jumlah Aktiva 5.674.050.300

Hutang Lancar :

Hutang Dagang Hutang Pajak Hutang Pada Bank Hutang Lain-lain

271.340.547 23.985.400 20.900.000 65.460.000

Total Hutang Lancar 711.141.191

Modal :

Modal Saham 2.000.000.000

Laba di tahan :

Laba di tahan

Laba Tahun Berjalan Deviden 2.373.144.845 1.544.189.256 (954.424.992) Total Modal 4.962.909.109 Jumlah Passiva 5.674.050.300

Sumber : CV.Apotik Medan Baru

(Rasta Br Taringan) Pimpinan

cc : File,-

NERACA

CV. APOTIK MEDAN BARU

Untuk Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2007 (dalam rupiah) AKTIVA 2007 Aktiva Lancar : Kas Bank Piutang Dagang Piutang Ragu-ragu Persediaan Barang Persekot Biaya 621.900.000 1.987.370.000 1.052.665.000 571.980.000 488.100.000 59.609.000

Total Aktiva Lancar 4.781.561.000

Aktiva Tetap: Tanah Bangunan Gudang Kendaraan Peralatan Kantor Akumulasi Penyusutan 100.000.000 1.850.000.000 171.385.000 21.000.000 (142.615.000)

Total Aktiva Tetap 2.285.000.000

Jumlah Aktiva 7.066.561.000

Hutang Lancar :

Hutang Dagang Hutang Pajak Hutang Pada Bank Hutang Lain-lain

301.480.000 35.480.000 297.670.000 56.445.000

Total Hutang Lancar 691.195.000

Modal :

Modal Saham 2.000.000.000

Laba di tahan :

Laba di tahan

Laba Tahun Berjalan Deviden 2.561.266.000 1.170.050.000 (644.195.000) Total Modal 6.375.366.000 Jumlah Passiva 7.066.561.000

Sumber : CV. Apotik Medan Baru (Rasta Br Taringan)

Pimpinan

CV. Apotik Medan Baru Laporan Laba/Rugi Tahun 2006

KETERANGAN

Pendapatan/Penjualan Pendapatan Jasa Pendapatan Lain-lain Jumlah Pendapatan Harga Pokok Penjualan Laba Kotor

Beban

Gaji Pegawai

Biaya Penyusutan aktiva Biaya Listrik & Telepon Biaya Pengangkutan Biaya Bahan Bakar Biaya Lain-lain Jumlah Beban Laba sebelum pajak Pajak 10% Rp.1.072.600.000 Rp.1.500.000.000 Rp. 500.000.000 Rp. 84.000.000 Rp. 48.500.000 Rp. 7.800.000 Rp. 12.300.000 Rp. 9.000.000 Rp.2.572.600.000 Rp. 475.000.000 Rp.2.097.600.000 Rp. 661.600.000 Rp.1.436.000.000 Rp. 143.600.000 Laba Bersih Rp.1.292.400.000 (Rasta Br Taringan) Pimpinan cc : File,-

CV. Apotik Medan Baru Laporan Laba/Rugi Tahun 2007

KETERANGAN

Pendapatan / Penjualan Pendapatan Jasa Pendapatan Lain-lain Jumlah Pendapatan Harga Pokok Penjualan Laba Kotor

Beban

Gaji Pegawai

Biaya Penyusutan Aktiva Biaya Listrik dan Telepon Biaya Pengangkutan Biaya Bahan Bakar Biaya Lain-lain Jumlah Beban Laba sebelum pajak Pajak 10% Rp.1.180.000 Rp.2.000.000 Rp. 570.000.000 Rp. 94.000.000 Rp. 57.000.000 Rp. 8.000.000 Rp. 13.000.000 Rp. 10.000.000 Rp.3.180.000.000 Rp. 950.000.000 Rp.2.230.000.000 Rp. 752.000.000 Rp.1.330.200.000 Rp. 147.800.000 Laba Bersih Rp.1.330.200.000 (Rasta Br Taringan) Pimpinan cc : File,-

Dokumen terkait