• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DATA DAN EVALUASI

A. Cara Pelaksanaan Pemungutan PKB

Sesuai dengan tujuan dari Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PLKM ), Penulis laksanakan dikantor bersama SAMSAT UPT Kabanjahe dalam rangka untuk mengetahui tentang apa yang menjadi pokok permesalahan dalam penelitian ini, akan tetapi untuk menjelaskannya penulis menguraikannya berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan secara kualitatif disertai dengan penjelasan yang objektif dan sistematis.

Pajak Kendaraan Bermotor dikenakan setahun sekali atau setahun kedepan dari masa berlakunya Pajak tesebut dan tidak dibenarkan pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor dua tahun atau lebih.

Untuk menghitung Pajak Kendaraan Bermotor didasarkan / berpedoman kepada nilai jual Kendaraan Bermotor ( NJKB ) yang ditetapkan dengan peraturan Mendagri No. 29 Tahun 2009 tentang Penghitungan Dasar Pengenaan PKB dan BBN-KB. Kemudian dalam menghitung pajak tersebut dikenakan tarifnya 1,5%, jadi 1,75% x NJKB.

Cara Penghitungan Pajak Kendaraan Bermotor

1. CV. ABC membeli mobil BMW dari PT. Toyota 2000 di Kota Medan, akan mengurus tanda kendaraan bermotor (STNK). Adapun jenis mobil perusahaan tersebut jenis BMW 5301E 60 CKD, tahun pembuatan 2005 yang jatuh tempo 12 Juni 2012. Jika diketahui nilai jual kendaraan untuk jenis tersebut ditetapkan sebesar Rp 454.000.000. Mobil tersebut digunakan untuk pribadi manager perusahaan. Hitunglah berapa PKB terutang yang harus dibayar oleh CV. ABC ? Jawaban :

Jumlah PKB yang terutang = Tarif x(Nilai Jual Kendaraan Bermotor x Bobot) = 1,75% x (Nilai Jual Kendaraan Bermotor x 1,00) = 1,75% x (Rp 454.000.000 x 1,00)

= Rp 7.945.000

Jadi, jumlah PKB yang harus dibayar oleh CV. ABC adalah sebesar Rp 7.945.000 yang akan disetor ke Bank SUMUT (khusus untuk UPTD di jajaran Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara).

2. Nyonya Soyamaya yang memiliki sepeda motor Supra X di kota medan akan memperpanjang Surat Tanda Kendaraan Bermotor (STNK) miliknya, yakni termasuk jenis sepeda motor Honda NF 100D (Supra X) tahun pembuatan 2002 yang jatuh tempo pada tanggal 12 Juni 20112. Jika diketahui nilai jual kendaraan untuk jenis kendaraan sepeda motor Honda tersebut ditetapkan sebesar Rp 8.500.000. Sepeda motor tersebut digunakan untuk keperluan pribadi oleh

Nyonya Soyamaya. Hitunglah berapakah besarnya PKB yang harus dibayar Nyonya Soyamaya pada tanggal 12 Juni 2012 ?

Jawab:

Karena kendaraan untuk pribadi, maka masuk kategori bukan umum.Jadi PKB terutang yakni (bobot yang digunakan berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri dan Keputusan Gubernur Sumatera Utara).

Jumlah PKB yang terutang = Tarif x(Nilai Jual Kendaraan Bermotor x Bobot) = 1,75% x(Nilai Jual Kendaraan Bermotor x 1,00) = 1,75% x (Rp 8.500.000 x 1,00)

= Rp 148.750

3. Tuan Sipakkar memiliki kendaraan Mitsubishi di Kota Medan, akan memperpanjang Surat Tanda Kendaraan Bermotor (STNK) miliknya, yakni Mitsubishi Fuso FM 517 tahun pembuatan 2001. Jika diketahui Nilai Jual Kendaraan tersebut Rp 195.000.000. mobil tersebut digunakan untuk mobil barang/beban oleh Tuan Sipakkar. Berapa besarnya PKB yang harus dibayar oleh Tuan Sipakkar ?

Jawab:

Jumlah PKB yang terutang = Tarif x(Nilai Jual Kendaraan Bermotor x Bobot) = 1,75% x (Nilai Jual Kendaraan Bermotor x 1,3) = 1,75% x (Rp 195.000.000 x 1,3)

= 1,75% x Rp 253.500 = Rp 4.436.250

4. Nyonya Mayasari yang memiliki Toyota Avanza di Kota Medan akan memperpanjang Surat Tanda Kendaraan Bermotor (STNK) miliknya, yakni termasuk jenis Mopen Mini Bus Toyota Avanza 1300E (F601RM-GM DFJJ) tahun pembuatan 2006 yang jatuh tempo pada tanggal 12 Juni 2012. Pembayaran PKB dilakukan baru pada tanggal 27 September 2012. Jika diketahui nilai jual kendaraan untuk jenis kendaraan Mopen Mini Bus tersebut ditetapkan sebesar Rp 71.000.000. Mobil tersebut digunakan untuk keperluan pribadi oleh Nyonya Mayasari. Hitunglah berapakah besarnya PKB yang harus dibayar Nyonya Soyamaya pada tanggal 27 September 2012 ?

Jawab:

Karena kendaraan untuk pribadi, maka masuk kategori bukan umum.Jadi, PKB terutang yakni (bobot yang digunakan berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri dan Keputusan Gubernur Sumatera Utara).

Karena pembayaran PKB dilakukan setelah jatuh tempo 3 bulan akan dikenakan denda administrasi berupa bunga 2% setiap bulan. Jadi, akan dikenakan sanksi sebesar 6% .

Jumlah PKB yang terutang = Tarif x(Nilai Jual Kendaraan Bermotor x Bobot) = 1,75% x(Nilai Jual Kendaraan Bermotor x 1,00) = 1,75% x (Rp 71.000.000 x 1,00)

= Rp 1.242.500

Jumlah sanksi administrasi PKB = 6% x Rp 1.242.500 = Rp 74.550

Jumlah PKB = Rp 1.242.500 + Rp 74.550 = Rp 1.317.050

B. Gambaran Realisasi PKB Pada UPT SAMSAT Kabanjahe

TABEL IV.I

PENETAPAN TARGET DAN REALISASI PKB T.A 2011-2012 Tah

un

Jenis Penerimaan Target Realisasi %

2011 PKB Rp 13.878.300.000 Rp 14.787.223.450 106,55 Denda PKB Rp 447.518.000 Rp 582.994.022 130,27 2012 PKB Rp 15.414.380.657 Rp 17.443.171.700 113,16 Denda PKB Rp 404.969.474 Rp 727.509.653 179,65 SUMBER : UPT SAMSAT KABANJAHE

Dari tabel VI.I dapat dilihat bahwa penerimaan PKB tahun 2011 yang terealisasikan oleh Dispenda Provinsi Sumatera Utara UPT SAMSAT Kabanjahe adalah Rp 14.787.223.450 sedangkan yang target yang ditetapkan adalah Rp 13.878.300.000 dan atau 106,55% dan denda PKB yang ditetapkan adalah Rp 447.518.000 dan yang terealisasi adalah sebesar Rp 582.994.022. Penerimaanya naik dari target yang ditentukan atau over target.

Dengan berlebihnya realisasi PKB tahun 2011 dari target yang telah ditetapkan oleh Dispenda Provinsi Sumatera Utara UPT SAMSAT Kabanjahe maka

untuk penetapan target penerimaan PKB 2012 dinaikkan menjadi Rp 15.414.380.657. Dan pada tahun ini penerimaan PKB terealisasikan sebanyak Rp 17.443.171.700 atau 113,16% dan denda PKB yang ditetapkan adalah Rp 404.969.474 dan yang terealisasi adalah Rp 727.509.653 atau 179,65%. Penerimaan yang terealisasi melebihi target atau over target.

Perbandingan Realisasi PKB 2011 dan 2012 di UPT SAMSAT Kabanjahe

Pada tabel VI.I dapat dilihat perbandingan bahwa terjadi peningkatan target dan realisasi. Pada tahun 2011 target ditetapkan sebesar Rp 13.878.300.000 dan pada tahun 2012 sebesar Rp 15.414.380.657. Artinya target yang ditetapkan bertambah sebanyak Rp 1.536.080.657. Sedangkan realisasi PKB tahun 2011 adalah Rp 14.787.223.450 dan pada tahun 2012 sebesar Rp 17.443.171.700 disini terjadi peningkatan realisasi sebesar Rp2.655.948.250.

Dari data tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa UPT SAMSAT Kabanjahe senantiasa dapat mencapai target yang telah ditetapkan. Besarnya realisasi PKB membuktikan bahwa UPT SAMSAT Kabanjahe dapat menjalankan tugas dan peran yang diamankan Dinas Pendapatan Daerah dengan baik. Semua ini tidak terlepas dari kerjasama yang baik antara UPT SAMSAT Kabanjahe dan masyarakat.

Faktor Pendukung Pencapaian Target Penerimaan PKB

Adapun yang menjadi faktor pendukung dalam upaya peningkatan penerimaan PKB di SAMSAT Kabanjahe dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut ini :

1. Kerjasama dan koordinasi yang baik

Adanya kerjasama dan koordinasi yang baik dan tertata rapi dari instansi gabungan yakni:

a. Kepolisian Daerah Sumatera Utara yaitu DITLANTAS POLDASU b. Pemerintah Daerah Sumatera Utara yaitu Dinas Pendapatan Daerah

Sumatera Utara

c. Departemen Keuangan yaitu PT. Jasa Raharja Cabang Utama Sumatera Utara

d. Pemungutan PKB di SAMSAT Kabanjahe berada dalam satu kesatuan dalam pengadministrasiannya.

2. Adanya Kesadaran Masyarakat

Dengan adanya kesadaran masyarakat dalam membayar PKB akan sangat berpengaruh besar terhadap jumlah realisasi penerimaan PKB dan Pendapatan Asli Daerah.

3. Pemanfaatan Sistem Informasi dan Teknologi informasi yang modern dan canggih. SAMSAT Kabanjahe telah menggunakan / memanfaatkan sistem informasi dan teknologi yang modern dan canggih sejalan dengan perkembangan zaman.

C. Hambatan - hambatan dalam pelaksanaan pemungutan PKB di Kantor SAMSAT Kabanjahe

1.

Hambatan-hanbatan yang terjadi dalam pelaksanaan pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor pada kantor SAMSAT Kabanjahe antara lain:

2. Lokasi kantor UPT Kabanjahe yang bagi sebagian wilayah pedesaan terlalu jauh, kurang lebih mempengaruhi WP dalam memenuhi kewajibannya dengan tepat waktu.

Kendaraan bermotor dengan nomor polisi seri YA-YD khusus BK kecil dan pilihan yang kebanyakan kendaraan tahun tinggi rata-rata dikenakan PKB yang tinggi, serta dikenakan pajak barang mewah, sehingga pemilik seri menunggak PKB-nya karena masalah keuangan.

3. 4.

Pemilik kendaraan sudah bertukar/berganti-ganti dengan lainnya.

Kurangnya minat daripada masyarakat untuk membeabalik namakan kendaraannya, dimana hal tersebut dapat mempengaruhi nilai jual kendaraan turun dipasaran sehingga ada usaha dengan jalan meminjam KTP atau tembak KTP.

D. Upaya - upaya untuk mengatasi hambatan - hambatan dalam pelaksanaan pemungutan PKB pada Kantor SAMSAT Kabanjahe

Upaya - upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan - hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan pemungutan pajak kendaraan bermotor diUPTD pada Kantor SAMSAT Kabanjahe antara lain:

1. Meningkatkan pelayanan kepada wajib pajak melalui penyederhanaan prosedur sehingga one day service dapat dilaksanakan secara konsisten. 2. Mengadakan koordinasi dengan seluruh kecamatan untuk membantu

menghimbau masyarakatnya membayar PKB setiap tahun.

3. Membuat surat panggilan kepada wajib pajak yang menunggak kendaraan bermotor yang akan berakhir masa pajaknya.

4. Mengadakan Razia terpadu PKB/BBN-KB khususnya kendaraan bermotor yang telah habis masa berlakunya PKB dan kendaraan yang berasal dari Wilayah kerja SAMSAT Kabanjahe.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari bahasan diatas penulis menarik kesimpulan sebagai akhir dari keseluruhan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) yang dilaksanakan pada Kantor SAMSAT Kabanjahe adalah sebagai berikut :

1. Kantor UPT SAMSAT Kabanjahe merupakan Kantor Pemerintah Daerah yang bergerak di bidang Pendapatan Daerah di Kabupaten Karo dengan tujuan turut membantu dan menunjang program Pemerintah di bidang Pendapatan.

2. Kinerja dari UPT SAMSAT Kabanjahe termasuk sukses dalam menjalankan tugas dan amanah yang telah diberikan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Hal ini dapat dibuktikan dengan realisasi PKB tahun 2011 dan 2012 dapat mencapai target yang ditetapkan dan bahkan melebihi target tersebut.

3. Dasar pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor (DP PKB) dapat dihitung dengan mengalikan dua unsur pokok, yaitu Nilai Jual Kendaraan Bermotor dan Bobot yang mencerminkan secara relatif kadar kerusakan jalan dan pencemaran lingkungan akibat penggunaan kendaraan bermotor.

a. 1,75% ( satu koma tujuh lima persen ) kepemilikan pertama unutk kendaraan bermotor pribadi

b. 1 % ( satu persen ) untuk kendaraan bermotor angkutan umum

c. 0,5 % ( nol koma lima persen ) untuk kendaraan ambulans, pemadam kebakaran, sosial keagamaan, Pemerintah/TNI/POLRI dan Pemerintah Daerah

d. 0,2 % ( nol koma dua persen ) untuk kendaraan bermotor alat-alat berat dan alat-alat besar

5.

6.

Hambatan-hanbatan yang terjadi dalam pelaksanaan pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor pada kantor SAMSAT Kabanjahe adalah kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya membayar Pajak Kendaraan Bermotor. Upaya - upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan - hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan pemungutan pajak kendaraan bermotor diUPTD pada Kantor SAMSAT Kabanjahe adalah

B.Saran

mengadakan koordinasi dengan seluruh kecamatan untuk membantu menghimbau masyarakatnya membayar PKB setiap tahun.

1. Untuk dapat mencapai prosedur pelaksanaan pemungutan pajak kendaraan bermotor yang telah ditetapkan, UPT SAMSAT Kabanjahe diharapkan senantiasa membina kerja sama dan koordinasi yang baik dan berkesinambungan dengan bernagai instansi, baik itu instansi pemerintah maupun instansi swasta.

2. Meningkatkan sosialisasi tentang

3. Peningkatan pelayanan kepada masyarakat hendaknya terus ditingkatkan sehinga masyarakat merasa puas dan tidak merasa rugi dalam membayar pajak kendaraannya.

Pajak Kendaraan Bermotor serta peran dan fungsi Pajak Kendaraan Bermotor dalam menunjang dan mewujudkan keberhasilan dalam Pembangunan di Provinsi Sumatera Utara.

4. Melakukan berbagai tindakan dalam upaya mencapai pelaksanaan pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor pada

5. Perlu adanya kerja sama yang baik dan pengaturan yang lebih baik lagi untuk dapat menghasilkan hasil yang terbaik bagi mahasiswa, Perguruan Negeri, dan instansi terbaik.

UPT SAMSAT Kabanjahe, misalnya meningkatkan frekwensi razia secara merata dan rutin sehingga masyarakat lebih ingat akan pemenuhan kewajiban perpajakannya.

6. Perlunya diadakannya SAMSAT Keliling pada Kabupaten Karo agar WP yang tinggal di pedesaan yang jauh dari lokasi Kantor UPT Kabanjahe dapat memenuhi kewajibannya dengan tepat waktu.

DAFTAR PUSTAKA

Samudra, Azhari A, 2005, Perpajakan di Indonesia Keuangan Pajak dan Retribusi, Hecca Mitra Utama, Jakarta.

Waluyo, dan Wirawan, 2002, Perpajakan Indonesia, Salemba Empat, Jakarta. Undang-Undang Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Peraturan Daerah Nomor 1 tahun 2011 tentang Pajak Daerah Provinsi Sumatera

Dokumen terkait