• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Faktor Eksternal

H. Analisis Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal

2. Analisis Faktor Eksternal

Faktor – faktor eksternal terdiri dari dua bagian yaitu peluang (opportunities) dan ancaman (threats)

a. Peluang (Opportunities) 1.) Alternatif Pariwisata baru

Salah satu obyek wisata yang memiliki potensi sebagai alternatif pariwisata untuk dikembangkan lebih lanjut saat ini adalah kawasan Ekowisata Mangrove Wonorejo Surabaya. Kawasan konservasi hutan mangrove yang terletak di Kelurahan Wonorejo, Kecamatan Rungkut Surabaya Timur, dengan luas kawasan sekitar ± 200 hektar. Ekowisata manggrove merupakan salah satu tempat wisata yang sudah menjadi ikon warga Surabaya di mata pelancong wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara. Di kawasan ini terdapat sedikitnya 30 spesies satwa dilindungi, terutama kera berekor panjang atau Bekantan yang populasinya sekitar ± 100 ekor. Selain itu, kondisi alam yang tenang dan asri dengan pemandangan hutan mangrove yang menyegarkan menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan untuk datang berkunjung. Kondisi tersebut ditunjang dengan fasilitas yang disediakan oleh pihak pengelola antara lain seperti warung kecil, kamar mandi, Gazebo yang terletak di tepi pantai, dan di tempat wisata ini juga menyediakan penyewaan perahu bagi pengunjung yang ingin pergi menikmati keindahan hutan mangrove di tepi pantai. Para wisatawan akan berjalan mengelilingi hutan ini dengan melewati jalan setapak dari kayu yang dibuat meninggi. Selain itu tempat ini juga cocok untuk para remaja maupun keluarga untuk bercengkrama melepas lelah sembari menikmati keindahan hutan mangrove.

2.) Dukungan kebijakan pemerintah

Dukungan kebijakan pemerintah terhadap Ekowisata Mangrove Wonorejo Surabaya adalah antara lain : pengambilan tenaga kerja yang di ambil seratus persen masyarakat lokal, dengan adanya pengambilan tenaga kerja dari masyarakat lokal (Wonorejo) maka perekonomian warga Wonorejo bisa terbantu. Pemerintah yang mendukung adanya Ekowisata Mangrove Wonorejo Surabaya tidak hanya dari Pemerintah kota dan setempat saja, ada juga dukungan yang berasal dari Dinas pertanian, dinas kehutanan dan Dinas pariwisata Kota Surabaya serta dinas-dinas lainya yang ada di Surabaya. Dari beberapa bantuan pemerintah yang paling fokus adalah dinas pertanian dan dinas perhutanan, karena memang mereka yang menaungi Ekowisata Mangrove Wonorejo. Tetapi peran dinas lainnya tidak akan di kesampingkan oleh pengelola, dan para pengelola Ekowisata Mangrove Wonorejo Surabaya juga sering di ajak pertemuan oleh dinas pariwisata untuk mengadakan pelatihan dan penyuluhan bagaimana pengelola bisa menjadi tuan rumah yang baik.

3.) Kebutuhan rekreasi masyarakat Surabaya dan sekitarnya

Sejalan dengan pergeseran minat wisatawan dari old tourism yaitu wisatawan yang hanya datang melakukan wisata saja tanpa ada unsur pendidikan dan konservasi menjadi new tourism yaitu wisatawan yang datang untuk melakukan wisata yang di dalamnya ada unsure pendidikan dan konservasi, membuat kebutuhan rekreasi masyarakat Surabaya dan sekitarnya berubah drastis. Dulu wisatawan yang datang ke suatu tempat wisata hanya sekedar untuk menghibur diri, menenangkan pikiran, dan tempat berkumpul keluarga, sekarang berubah. Wisatawan sekarang bisa melakukan wisata dengan belajar dari lingkungan sekitar. Dengan adanya konsep ini maka pengelola Ekowisata Mangrove Wonorejo Surabaya tidak

mau ketinggalan untuk mengambil peluang emas tersebut, pengelola melakukan promosi besar- besaran lewat media elektronik maupun lewat media cetak.

4.) Sarana dan Prasarana

Sarana dan Prasarana yang di miliki oleh Ekowisata Mangrove Wonorejo Surabaya sebagai obyek wisata yang terhitung baru di Surabaya, Ekowisata Mangrove Wonorejo Surabaya ini dapat di katakan telah memiliki sarana dan prasarana yang cukup memadai yaitu mulai dari jalan transportasi sampai Gazebo atau tujuan akhir wisatawan. Di mulai dari jalan transportasi yang mudah di akses. Papan petunjuk ke arah dermaga yang dapat membantu wisatawan untuk ke dermga. Lahan parkir yang luas untuk kendaraan sepeda motor. Loket pembayaran mempermudah dalam pembelian tiket perahu. Dermaga yang berfungsi untuk tempat kapal bersandar dan tempat menunggu kapal. Warung yang menyediakan berbagai makanan dan minuman. Resto mangrove dan kolam pancing di peruntuhkan oleh pengunjung yang berada di gazebo biar tidak kelaparan dan di sekitar resto ada kolam pancing yang terbuka untuk umum. Toilet umum dan Musholla, Jogging track berfungsi untuk jalan- jalan sambil melihat pemandangan pohon mangrove. Gazebo sarana untuk menikmati pemandangan laut dari dekat. Kapal penumpang ada dua jenis yaitu kapal tradisional dan kapal boat, kedua kapal tersebut mempunyai peran yang sama yaitu sama-sama berfungsi untuk sarana penyeberangan. Kapal patroli khusus di gunakan untuk menjaga keamanan di jalur sungai mangrove. Dan yang terakhir adalah pelampung adalah sarana yang berfungsi sebagai keselamatan pengunjung. Dari beberapa sarana dan prasarana yang ada di Ekowisata Mangrove Wonorejo Surabaya saat ini, maka tiap tahunnya jumlah

pengunjung sangat berpeluang besar dan semakin lama akan semakin banyak.

5.) Dukungan dan partisipasi warga Wonorejo

Dukungan dan partisipasi warga Wonorejo terhadap ekowisata mangrove, merupakan peluang yang sangat penting di antara peluang- peluang yang lain, karena dengan adanya keterlibatan warga Wonorejo dalam pengembangan ekowisata mangrove dapat mengurangi jumlah pengangguran yang ada di wilayah tersebut, apalagi hal ini juga di dukung oleh dasar pengetahuan alam serta kondisi alam yang sudah mereka ketahui. Dengan begitu, kelestarian alam serta kondisi sosial tetap terjaga. Selain itu, dengan terlibatnya warga Wonorejo secara aktif maka dapat menumbuhkan rasa bangga bagi mereka yang selanjutnya di harapkan agar mampu mengembangkan ekowisata serta meningkatkan taraf hidup atau kesejahteraan mereka. Bentuk partisipasi masyarakat lokal ini dalam bentuk bekerja dan berjualan di Ekowisata Mangrove Wonorejo Surabaya.

b) Ancaman (Treathts) 1.) Pesaing yang sejenis

Salah satu pesaing yang sejenis yang dimiliki oleh Ekowisata Mangrove Wonorejo Surabaya saat ini adalah Wisata Anyar Mangrove (WAM) di kawasan Pantai Timur Surabaya (Pamurbaya) yang terletak di RW VII Kecamatan Gunung Anyar. Meskipun begitu, persaingan tersebut tidak seimbang di karenakan Ekowisata Mangrove Wonorejo Surabaya sudah lama berdiri ketimbang Wisata Anyar Mangrove (WAM). Di samping tahun berdirinya, masalah sarana dan prasarananya juga lebih unggul. Walaupun begitu, Ekowisata Mangrove Wonorejo Surabaya tidak boleh meremehkan Wisata Anyar Mangrove (WAM), karena suatu saat pesaing tersebut akan

mengalami titik atas. Maka dari itu Ekowisata Mangrove Wonorejo Surabaya harus tetap konsisten dengan apa yang sudah di lakukan selama ini.

2.) Penebangan hutan mangrove secara liar

Salah satu ancaman yang terbesar yang di miliki Ekowisata Mangrove Wonorejo Surabaya adalah penebangan hutan mangrove secara liar. Munculnya pemberitaan di berbagai media, beberapa tahun yang lalu tentang Kasus pembalakan hutan mangrove secara liar di Kawasan Hutan Konservasi Mangrove Wonorejo, seluas 5 hektar, pada tahun 2009 membuat mata dan hati warga Surabaya terbelalak dan bertanya, kenapa dan mengapa bisa terjadi. 5 hektare wilayah mangrove di kawasan ini menjadi gundul dan tandus akibat penebangan liar /pembalakan. Pembalakan liar yang terjadi di Wonorejo, harusnya tidak boleh terjadi, kalau pengawasan yang di lakukan masyarakat Wonorejo di kawasan itu sangat jeli dan ketat. Sangat tidak mungkin, kalau pembalakan seluas 5 hektar, tidak diketahui warga setempat.

Proses pembalakan tidak mungkin dilakukan hanya dalam satu hari, mengingat luasnya lahan yang dirusak. Lokasi pembalakan yang dipilih adalah lahan yang terpencil dan sulit dijangkau dan mendekati garis bibir pantai yang hanya bisa ditempuh dengan perahu kecil. Sehingga selayaknyalah proses hukum dijalankan dengan tegas sehingga tidak akan ada lagi pembalakan yang merugikan warga kota Surabaya.

3.) Abrasi / kerusakan pantai

Abrasi / kerusakan pantai merupakan ancaman yang sangat serius di antara semua ancaman – ancaman yang ada. Abrasi adalah proses pengikisan pantai oleh kekuatan gelombang laut dan arus laut yang bersifat merusak. Salah satu penyebab adanya abrasi adalah penembangan liar. Kawasan konservasi mangrove di Wonorejo kian memprihatinkan. Padahal,

kawasan tersebut menjadi penyangga Pamurbaya dari ancaman abrasi laut. Terkait dengan ini, luasan mangrove yang rusak di pesisir Pamurbaya makin meluas, bahkan terkesan tidak tertangani. Akibatnya banyak pohon mangrove tumbang dan terbawa arus air laut. Ironisnya, mangrove yang ditebang jenis Sonneratia Alba, Avicennia Alba dan Rhizophora Apiculata. Padahal, ketiga jenis mangrove itu memiliki akar yang kuat dan tahan terhadap terjangan air laut.

4.) Sampah

Kawasan konservasi mangrove Wonorejo yang dijadikan Ekowisata Mangrove, ternyata tidak sesuai harapan. Mangrove di kawasan itu justru mengalami kerusakan yang parah. Bertitel kawasan ekowisata, hutan mangrove ternyata tidak bebas dari sampah. Tumpukan sampah, bahkan coretan-coretan terlihat jelas di berbagai sudut tempat wisata alam ini. Hingga saat ini, belum ada tindakan signifikan dari Dinas Pertanian Kota Surabaya dan pengelola kawasan itu Sampah yang tertinggal di dalam hutan mangrove ini kebanyakan berasal dari pengunjung sendiri. Bisa jadi alasan pengunjung membuang sampah itu karena di kawasan tersebut tidak tersedia tempat sampah. Sampah yang terlihat mulai dari tas kresek, pembungkus snack, sandal sampai penutup WC.

5.) Kerusakan yang di lakukan oleh pengunjung (wisatawan)

Kerusakan yang di lakukan oleh pengunjung (wisatawan) merupakan salah satu ancaman yang sangat serius dan secepatnya harus di hentikan. Kerusakan yang di lakukan pengunjung terhadap Ekowisata Mangrove Wonorejo Surabaya saat ini dalam bentuk kerusakan yang di tujukan kepada hutan mangrovenya maupun fasilitas-fasilitas wisatawannya. Kerusakan terhadap pohon mangrovenya berupa penembangan pohon, coret-coret batang pohon dengan memakai tip-ex atau stipo. Sedangkan kerusakan

yang di lakukan terhadap fasilitas – fasilitas wisatanya antara lain : Membuang sampah sembarangan, coret – coret di jogging track, dan lain- lainnya kecuali fasilitas musholla.

Dokumen terkait