• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Faktor-faktor Eksternal

Dalam dokumen KAJIAN PENGEMBANGAN PRODUKSI USAHA KECIL (Halaman 76-83)

BAB VI KENDALA DAN STRATEGI PENGEMBANGAN

6.1. Identifikasi Masalah

6.1.2. Analisis Faktor-faktor Eksternal

a. Iklim Usaha Belum Sepenuhnya Kondusif dan Perijinan

Upaya pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di 7 Kecamatan di wilayah Kota Tangerang Selatan dari tahun ke tahun selalu dimonitor dan dievaluasi perkembangannya dalam hal kontribusinya terhadap penciptaan produk domestik brutto (PDB), penyerapan tenaga kerja, ekspor dan perkembangan pelaku usahanya serta keberadaan investasi usaha kecil dan menengah melalui pembentukan modal tetap

69 Penyusunan Pengembangan Produksi UKM

brutto (investasi). Keseluruhan indikator ekonomi makro tersebut selalu dijadikan acuan dalam penyusunan kebijakan pemberdayaan UKM di wilayah Kota Tangerang Selatan serta menjadi indikator keberhasilan pelaksanaan kebijakan yang telah dilaksanakan pada tahun sebelumnya. Berikut adalah pendapat pelaku UKM di tangsel terkait tentang prediksi kelangsungan usaha:

TABEL 6.8

PENDAPAT PENGUSAHA TENTANG PREDIKSI KELANGSUNGAN USAHA

Lama Jumlah % Komulatif

< 5 th 26 26,22 26,22

5 - 10 th 31 31,14 57,37

> 10 th 24 24,59 81,96

lainya 17 18,03 100

Total 98

Sumber: Hasil Pengolahan Kuesioner, 2013, data diolah

Kebijaksanaan Pemerintah Kota Tangerang Selatan untuk menumbuhkembangkan UKM, meskipun dari tahun ke tahun terus disempurnakan, namun dirasakan belum sepenuhnya kondusif. Hal ini

terlihat antara lain masih terjadinya persaingan yang kurang sehat antara pengusaha-pengusaha kecil dan menengah dengan pengusaha-pengusaha besar.

TABEL 6.9

TINGKAT PERSAINGAN USAHA

Item Jumlah % Komulaitf

Sangat Ketat 18 18,03 18,03 Ketat 13 13,11 31,14 Cukup Ketat 43 44,26 75,40 Kurang Ketat 21 21,31 96,72 Sangat Longgar 3 3,27 100 Total 98

70 Penyusunan Pengembangan Produksi UKM

Kendala lain yang dihadapi oleh UKM di wilayah Tangerang Selatan adalah dalam mendapatkan perijinan untuk menjalankan usaha mereka. Berdasarkan survey yang dilakukan di 7 kecamatan di wilayah Tangerang Selatan adalah adanya Keluhan yang seringkali terdengar mengenai banyaknya prosedur yang harus diikuti dengan biaya yang tidak murah, ditambah lagi dengan jangka waktu yang lama. Hal ini sedikit banyak terkait dengan kebijakan perekonomian Pemerintah daerah yang dinilai kurang memihak pihak kecil seperti UKM tetapi lebih mengakomodir kepentingan dari para pengusaha besar. Berikut pendapat pelaku UKM tentang rencana usaha:

TABEL 6.10

Pendapat Pengusaha tentang Rencana Usaha

Item Prospek Baik? Mengembangkan Usaha? Ingin Pindah Usaha?

Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

Jumlah 71 27 88 10 23 75 % 80,32 19,67 90,16 9,83 22,95 77,04

Sumber: Hasil Pengolahan Kuesioner, 2013, data diolah

Secara spesifik kendala Iklim Usaha Belum Sepenuhnya Kondusif ini juga terkait birokrasi dan permasalahan-permasalahan yang di hadapi oleh UKM-UKM di Kota tangerang selatan, yakni:

1. Perizinan dari dinas terkait yang tidak transparan, mahal, berbelit-belit, diskriminatif, lama dan tidak pasti, serta terjadi tumpang tindih vertikal (antara pusat daerah) dan horizontal (antar instansi daerah).

2. Penegakan dan pelaksanaan hukum dan berbagai ketentuan masih kurang serta cenderung kurang tegas.

3. Pengusaha kecil dan asosiasi usaha kecil kurang dilibatkan dalam perumusan kebijakan tentang usaha kecil.

71 Penyusunan Pengembangan Produksi UKM

4. Pungutan atau biaya tambahan dalam pengurusan perolehan modal dari dana penyisihan laba BUMN (CSR) dan sumber modal lainnya yang cukup tinggi.

5. Mekanisme pembagian kuota ekspor tidak mendukung usaha kecil untuk mampu mengekspor produknya.

6. Banyak pungutan yang seringkali tidak disertai dengan pelayanan yang memadai.

b. Terbatasnya Sarana dan Prasarana Usaha

Kurangnya informasi yang berhubungan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, menyebabkan sarana dan prasarana yang mereka miliki juga tidak cepat berkembang dan kurang mendukung kemajuan usahanya sebagaimana yang diharapkan. Selain itu, tak jarang UKM di wilayah Tangerang Selatan kesulitan dalam memperoleh tempat untuk menjalankan usahanya yang disebabkan karena mahalnya harga sewa atau tempat yang ada kurang strategis. Berikut persepsi pengusaha tentang kualitas prasarana:

TABEL 6.11

PERSEPSI PENGUSAHA TENTANG KUALITAS PRASARANA Penilaian Jumlah Persentase Komulatif

Sangat Baik 2 1,63 1,63 Baik 14 14,75 16,39 Cukup 59 60,65 77,04 Kurang 18 18,03 95,08 Sangat Kurang 5 4,91 100 Total 98

72 Penyusunan Pengembangan Produksi UKM

Penggunaan teknologi dalam UKM akan memberikan efektifitas dan efisiensi yang akan berpengaruh terhadap biaya operasional UKM. Selain itu juga pengunaan teknologi akan dapat menciptakan pasar baru dan pola konsumsi pasar. Teknologi yang senantiasa berkembang harus selalu diikuti oleh setiap perusahaan yang ingin maju dan berkembang tak terkecuali UKM. Adaptasi teknologi yang kreatif akan berdampak pada perencanaan UKM melalui perkembangan produk baru atau perbaikan produk lama dan peningkatan pemasaran. Beberapa kemajuan teknologi yang terjadi antara lain dibidang komunikasi dan transportasi, proses produksi pengolahan dan pengemasan, komputer dan internet berpengaruh terhadap perkembangan usaha. Berikut fasilitas yang dibutuhkan oleh pelaku UKM di wilayah Tangerang Selatan:

TABEL 6.12

FASILITAS YANG DI BUTUHKAN

JUMLAH % Lahan Usaha 42 42,62 Bangunan 21 21,31 Kepastian Usaha 29 29,50 Lainya 6 6,55 Total 98

Sumber: Hasil Pengolahan Kuesioner, 2013, data diolah

Bagi UKM di wilayah kota Tangerang Selatan, penggunaan motor sebagai alat transportasi yang digunakan untuk mengirim Produk dagangan kepada pelanggan memberikan pengaruh besar terhadap efektivitas dan efisiensi pemasaran baik dilihat dari efisiensi biaya maupun waktu. Selain itu pengunaan telepon seluler sebagai alat komunikasi memperlancar proses transaksi dengan pelanggan, pelanggan yang lokasinya jauh tidak perlu repot-repot datang untuk

73 Penyusunan Pengembangan Produksi UKM

memesan produk, tinggal telepon saja, dan transaksipun bisa dilakukan melalui handphone, sehingga biaya operasional bisa lebih efisien apabila dibandingkan dengan transaksi yang selalu mengharuskan penjual dan pembeli bertemu secara fisik. Berikut harapan dan kemudahan dari Pemerintah:

TABEL 6.13

HARAPAN KEMUDAHAN DARI PEMERINTAH TANGSEL No. Kemudahan-kemudahan yang di Harapkan dari Pemerintah

1 Bantuan modal usaha dengan persyaratan ringan 2 Jaminan dalam mendapatkan kredit ringan

3 Promosi iklan gratis, memberikan orderan gratis

4 Kemudahan memperoleh kredit, pengurusan administrasi usaha 5 Pajak dikurangi, Fasilitas kredit

6 Kredit lunak dan cepat

7 Memberikan perhatian kepada industri ini 8 Dana UKM terealisasikan merata

9 Jadi mitra pemerintah dlm pengadaan barang, dipasarkan oleh pemerintah

10 Bunga stabil & tidak mati lampu 11 Lebih memperhatikan sektor kecil 12 Bantuan KUR dipermudah

13 Agar dapat orderan proyek dari pemerintah 14 Bantuan dana dari pemerintah

15 Pemerintah Kota bekerja sama dengan bank untuk mempermudah usaha

Sumber : Hasil Wawancara, 2013, data diolah c. Pungutan Liar

Praktek pungutan tidak resmi atau lebih dikenal dengan pungutan liar menjadi salah satu kendala bagi UKM di wilayah Tangerang Selatan terutama di daerah-daerah sekitar Pasar Tradisional karena menambah pengeluaran yang tidak sedikit. Hal ini tidak hanya terjadi sekali namun dapat berulang kali secara periodik, misalnya setiap hari, minggu atau setiap bulan.

74 Penyusunan Pengembangan Produksi UKM d. Sifat Produk dengan Ketahanan Pendek

Sebagian besar produk industri kecil memiliki ciri atau karakteristik sebagai produk-produk dan kerajinan-kerajian dengan ketahanan yang pendek. Dengan kata lain, produk-produk yang dihasilkan UKM Indonesia mudah rusak dan tidak tahan lama.

e. Terbatasnya Akses Pasar

Terbatasnya akses pasar akan menyebabkan produk yang dihasilkan tidak dapat dipasarkan secara kompetitif baik di pasar nasional maupun internasional. Berikut rata-rata konsumen yang membeli produk

TABEL 6.14

RATA-RATA KONSUMEN YANG MEMBELI PRODUK Jumlah Konsumen

(Orang) Jumlah % Komulatif

<20 11 11,47 11,47 20 - 50 35 36,06 47,54 50 - 70 10 9,83 57,37 70 - 100 14 14,75 72,13 >100 24 27,86 100 Total 98

Sumber : Hasil Wawancara, 2013, data diolah

f. Terbatasnya Akses Informasi

Selain akses pembiayaan, UKM juga menemui kesulitan dalam hal akses terhadap informasi. Minimnya informasi yang diketahui oleh UKM, sedikit banyak memberikan pengaruh terhadap kompetisi dari produk ataupun jasa dari unit usaha UKM dengan produk lain dalam hal kualitas. Efek dari hal ini adalah tidak mampunya produk dan jasa sebagai hasil dari UKM untuk menembus pasar ekspor. Namun, di sisi lain, terdapat pula produk atau jasa yang berpotensial untuk bertarung di pasar internasional karena tidak memiliki jalur ataupun akses terhadap pasar tersebut, pada akhirnya

75 Penyusunan Pengembangan Produksi UKM

hanya beredar di pasar domestik. Berikut ini merupakan kendala dalam pemanfaatan teknologi informasi oleh pelaku UKM di lingkungan Tangerang Selatan:

Table 6.15

KENDALA DALAM PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI Hambatan / Kendala Cara mengatasi Hambatan /

Kendala

Belum tersedinya teknologi Memberikan apa adanya Harganya masih mahal Biaya produksi dikurangi &

meningkatkan produk Biaya Untuk akses Internet Dipakai sesuai kebutuhan

Rusak Memperbanyak referensi dalam

mengakses Banyak konsumen kurang

percaya dengan internet

Membeli bekas

Pengaruh model Tidak ada

Tidak ada operator Perbaiki manajemen Dianggap belum perlu Belajar sendiri

Kurangnya keahlian karyawan menggunakan komputer

Secara manual Masih jarang di gunakan Pelatihan

Pengalaman masih rendah, sering rusak

Secara manual Sumber: Hasil Pengamatan Lapangan

Dalam dokumen KAJIAN PENGEMBANGAN PRODUKSI USAHA KECIL (Halaman 76-83)

Dokumen terkait