• Tidak ada hasil yang ditemukan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.2 Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Pengembalian

Jumlah Masih Dapat Mengangsur Tidak Dapat Mengangsur 1 Keberatan 44 3 47 2 Tidak Keberatan 24 10 34 Jumlah 68 13 81 .

Berdasarkan Tabel 14 menunjukkan bahwa nasabah yang tidak keberatan terhadap beban bunga yang diberikan sangat berpengaruh terhadap tingkat pengembalian kredit seorang nasabah.

5.2 Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Pengembalian Tunggakan Kredit Bermasalah Pada BPR Rama Ganda Bogor

Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi debitur untuk mengembalikan tunggakan kredit (kredit bermasalah) adalah pengalaman usaha, omzet usaha, besar agunan, beban bunga, usia, pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, jarak rumah debitur ke kreditur, pengalaman pengambilan kredit. Debitur yang memiliki tunggakan kredit disebut penunggak. Variabel respon dalam hal ini terdiri dari dua alternatif pilihan yaitu penunggak yang masih dapat mengangsur kredit (1), dan penunggak yang tidak dapat mengangsur kredit (0).

Pada tingkat kepercayaan 95 persen (α = 0,05), nilai uji G untuk model regresi logistik ini adalah 36,274 dengan nilai P = 0,000. Hal ini berarti tolak H0 atau minimal ada satu nilai βi tidak sama dengan nol. Dapat disimpulkan bahwa minimal satu di antara variabel usia, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, jarak rumah debitur ke BPR, pengalaman pengambilan kredit, pengalaman usaha, omzet usaha, beban agunan, beban bunga, berpengaruh nyata terhadap pengembalian tunggakan kredit ke BPR Rama Ganda.

Selanjutnya jika dilihat dari hasil uji Goodness of Fit yang terdiri dari uji Pearson, Devience, dan Hosmer Lemeshow menunjukkan bahwa semua nilai P lebih besar dari 5 persen ( α = 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa model yang diperoleh dari analisis regresi logistik sudah fit.

Hasil pengolahan regresi logistik mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pengembalian kredit lebih jelasnya terdapat pada Tabel 15.

Tabel 15. Hasil Pengolahan Regresi Logistik Mengenai Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Pengembalian Tunggakan Kredit Bermasalah pada BPR Rama Ganda Bogor

Variabel Koefisien Nilai P Odds Ratio

Usia 0,914548 0,211 2,50

Tingkat Pendidikan 0,545763 0,180 1,73 Jumlah Tanggungan

Keluarga

-2,25319 0,006 0,11 Jarak Rumah dengan BPR 0,109596 0,860 1,12

Pengalaman Pengambilan Kredit 1,34557 0,049 3,84 Pengalaman Usaha 3,16496 0,166 23,69 Omzet Usaha -4,09262 0,040 0,02 Besar Agunan 1,74961 0,090 5,75 Beban Bunga -3,89692 0,047 0,02

Dari hasil pengolahan dengan menggunakan regresi logistik dapat diketahui variabel-variabel yang berpengaruh nyata (signifikan) dan yang tidak berpengaruh nyata (tidak signifikan) terhadap pengembalian kredit. Identifikasi variabel yang signifikan dapat dilihat dari nilai P dari variabel yang bersangkutan. Jika nilai P suatu variabel lebih kecil dari 5 persen (P < 0,05) maka variabel tersebut berpengaruh nyata terhadap pengembalian kredit. Demikian juga sebaliknya, jika nilai P suatu variabel lebih besar dari 5 persen (P > 0,05) maka variabel tersebut tidak berpengaruh nyata terhadap pengembalian kredit.

Adapun variabel-variabel individu yang signifikan dari hasil analisis regresi logistik adalah jumlah tanggungan keluarga dan pengalaman pengambilan kredit. Hal ini dapat dilihat dari nilai P dari variabel-variabel tersebut yaitu untuk variabel jumlah tanggungan keluarga adalah 0,006, variabel pengalaman pengambilan kredit adalah 0,049. Untuk variabel-variabel usaha adalah variabel omzet usaha adalah 0,040 dan variabel beban bunga adalah 0,047 dimana nilai masing-masing variabel tersebut lebih kecil dari 5 persen (P < 0,05). Sedangkan variabel yang tidak signifikan pengaruhnya bagi pengembalian kredit adalah usia, tingkat pendidikan, jarak rumah ke BPR Rama Ganda, pengalaman usaha, dan

besar agunan. Variabel-variabel tersebut tidak signifikan pengaruhnya karena nilai P dari masing-masing variabel lebih besar dari 5 persen (P > 0,05).

a. Variabel Usia

Koefisien variabel usia dari hasil regresi logistik adalah positif, artinya bertambahnya usia responden menyebabkan responden semakin lancar dalam pengembalian kredit. Hubungan tersebut tidak signifikan karena nilai P variabel usia lebih besar dari 5 persen (P > 0,05). Nilai P variabel usia tersebut sebesar 0,211 sehingga belum cukup bukti untuk mengatakan bahwa usia berpengaruh nyata terhadap pengembalian Kredit. Nilai odd ratio untuk variabel usia sebesar 2,50 menunjukkan bahwa kecenderungan penunggak dengan jumlah usia lebih tua berpeluang lebih besar 2,50 kali untuk membayar angsuran.

b. Variabel Tingkat Pendidikan

Variabel tingkat pendidikan dari hasil regresi logistik memiliki nilai koefisien yang positif, artinya semakin tingginya tingkat pendidikan responden menyebabkan responden semakin lancar dalam pengembalian tunggakan kredit. Hubungan tersebut tidak signifikan karena nilai P variabel tingkat pendidikan lebih besar dari 5 persen (P > 0,05). Nilai P variabel tingkat pendidikan tersebut sebesar 0,180 sehingga belum cukup bukti untuk mengatakan bahwa tingkat pendidikan berpengaruh nyata terhadap pengembalian kredit. Nilai odd ratio untuk variabel tingkat pendidikan sebesar 1,73 menunjukkan bahwa kecenderungan penunggak dengan jumlah tingkat pendidikan lebih tinggi berpeluang lebih besar 1,73 kali untuk membayar angsuran.

c. Variabel Jumlah Tanggungan Keluarga

Koefisien variabel jumlah tanggungan keluarga dari hasil analisis regresi logistik adalah negatif, artinya semakin banyak jumlah tanggungan keluarga responden menyebabkan responden semakin tidak lancar dalam pengembalian kredit, dan sebaliknya semakin sedikit jumlah tanggungan keluarga maka semakin besar peluang pengembalian kredit. Hubungan tersebut signifikan karena nilai P variabel jumlah tanggungan keluarga lebih kecil dari 5 persen (P < 0,05), yaitu 0,006 persen. Nilai odd ratio untuk variabel jumlah tanggungan keluarga sebesar 0,11 menunjukkan bahwa kecenderungan penunggak dengan

jumlah tanggungan keluarga lebih banyak berpeluang lebih kecil 0,11 kali untuk membayar angsuran.

Jumlah tanggungan keluarga debitur mempengaruhi pengeluaran keluarga karena hubungan erat dengan pemenuhan kebutuhan sehari-hari dan kesejahteraan anggota keluarga debitur yang bersangkutan. Oleh sebab itu, semakin banyak jumlah tanggungan keluarga seorang debitur menyebabkan semakin tingginya biaya yang harus dikeluarkan. Akibatnya, penghasilan yang dialokasikan untuk pembayaran kredit semakin sedikit.

d. Variabel Jarak Rumah Debitur dengan Kantor BPR Rama Ganda

Koefisien variabel jarak rumah debitur dengan kantor BPR Rama Ganda berdasarkan hasil analisis regresi logistik bernilai positif. Hubungan tersebut tidak signifikan karena nilai P variabel tersebut lebih besar dari 5 persen (P < 0,05), yaitu 0,860.

Hubungan antara variabel jarak rumah debitur dengan pengembalian kredit dilihat dari nilai odd ratio yaitu sebesar 1,12. Nilai odd ratio untuk variabel jarak rumah debitur dengan kantor BPR Rama Ganda sebesar 1,12 menunjukkan bahwa kecenderungan penunggak dengan jarak rumah lebih jauh berpeluang lebih besar 1,12 kali untuk membayar angsuran.

e. Variabel Pengalaman Pengambilan Kredit

Variabel pengalaman pengambilan kredit dari hasil regresi logistik menunjukkan hubungan positif antara variabel pengalaman pengambilan dengan pengembalian kredit, artinya semakin banyak pengalaman pengembalian kredit responden semakin besar maka menyebabkan responden semakin lancar dalam pengembalian kreditnya. Hubungan tersebut signifikan karena nilai P variabel pengalaman pengambilan kredit lebih kecil dari 5 persen (P > 0,05) yaitu 0,049, sehingga cukup bukti untuk mengatakan pengalaman pengambilan kredit berpengaruh nyata terhadap pengembalian kredit.

Nilai odd ratio untuk variabel pengalaman pengambilan kredit sebesar 3,84 menunjukkan nasabah BPR Rama Ganda cenderung lancar mengembalikan kredit sebesar 3,84 kali jika pengalaman pengambilan kredit makin banyak.

f. Variabel Pengalaman Usaha

Koefisien variabel pengalaman usaha dari hasil regresi logistik menunjukkan hubungan positif, artinya responden yang semakin berpengalaman dalam menjalankan usahanya berpengaruh pada pengembalian kredit. Hubungan tersebut tidak signifikan karena nilai P variabel pengalaman usaha lebih besar dari 5 persen (P > 0,05). Nilai P variabel pengalaman usaha adalah sebesar 0,166, sehingga belum cukup bukti untuk mengatakan bahwa pengalaman usaha berpengaruh nyata terhadap pengembalian kredit. Nilai odd ratio untuk variabel pengalaman pengambilan kredit sebesar 23,69 menunjukkan nasabah BPR Rama Ganda cenderung lancar mengembalikan kredit sebesar 23,69 kali jika pengalaman usahanya makin banyak

g. Variabel Omzet Usaha

Hasil analisis regresi logistik untuk variabel omzet usaha memiliki koefisien bernilai negatif, artinya semakin besar omzet usaha responden menyebabkan responden semakin macet dalam pengembalian tunggakan kredit. Hubungan tersebut signifikan karena nilai P variabel omzet usaha lebih kecil dari 5 persen (P < 0,05), yaitu 0,040. Nilai odd ratio untuk variabel omzet usaha sebesar 0,02 menunjukkan bahwa kecenderungan penunggak dengan omzet usaha lebih besar berpeluang lebih kecil 0,02 kali untuk membayar angsuran.

Besarnya omzet usaha bukan berarti dapat membayar kredit tepat waktu, karena makin besar omzet usaha dapat dimungkinkan juga makin besar pengeluaran. Akibatnya semakin sedikit penghasilan yang dialokasikan untuk pembayaran kredit.

h. Variabel Besar Agunan

Koefisien variabel besar agunan hasil regresi logistik menunjukkan hubungan positif, artinya semakin besar agunan menyebabkan responden semakin lancar dalam pengembalian kredit. Hubungan antara besar agunan dengan pola pengembalian kredit tersebut tidak signifikan karena nilai P variabel tersebut lebih besar dari 5 persen (P > 0,05). Sehingga belum cukup bukti untuk mengatakan bahwa jangka waktu pengembalian berpengaruh nyata terhadap pengembalian kredit. Nilai odd ratio untuk variabel besar agunan sebesar 5,75 menunjukkan

bahwa kecenderungan penunggak dengan jumlah agunan lebih besar berpeluang lebih besar 5,75 kali untuk membayar angsuran.

i. Variabel Beban Bunga

Koefisien variabel beban bunga dari hasil regresi logistik menunjukkan hubungan negatif, artinya semakin tinggi respon tidak keberatan terhadap beban bunga yang dibebankan oleh BPR Rama Ganda menyebabkan responden semakin tidak lancar dalam pengembalian kredit dan sebaliknya semakin kecil beban bunga menyebabkan responden semakin lancar dalam pengembalian kredit. Hubungan antara beban bunga dengan pola pengembalian kredit signifikan karena nilai P variabel beban bunga lebih kecil dari 5 persen (P > 0,05) yaitu 0,047. Sehingga cukup bukti untuk mengatakan bahwa respon terhadap beban bunga berpengaruh nyata terhadap pengembalian kredit. Hal ini disebabkan karena sebagian besar debitur merasa tidak keberatan terhadap beban bunga yang ditetapkan oleh BPR Rama Ganda. Nilai odd ratio untuk variabel beban bunga sebesar 0,02 menunjukkan bahwa kecenderungan penunggak dengan respon tidak keberatan terhadap beban bunga berpeluang lebih kecil 0,02 kali untuk membayar angsuran.

Dokumen terkait