• Tidak ada hasil yang ditemukan

VI. METODE PENELITIAN

4.4 Pengolahan dan Analisis Data

4.4.3 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Biaya Adaptasi Petan

Penambahan Benih Intensitas penyemprotan Penambaha Jenis pestisida Pengaturan tata air Teknik penanaman jajar legowo Menggeser waktu tanam 1 2 3

Berdasarkan tabel di atas, masing-masing petani yang menjadi reponden diminta untuk menentukan adptasi jenis apa yang telah mereka lakukan ketika menghadapi perubahan cuaca. Masing-masing petani boleh memilih lebih dari satu jenis adaptasi atau melakukan kombinasi adaptasi dalam kegiatan usahataninya. Hasil dari masing-masing pilihan adaptasi akan menentukan besarnya biaya yang petani keluarkan sebagai biaya adaptasi petani.

4.4.3 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Biaya Adaptasi Petani Jenis adaptasi yang dilakukan petani akan mempengaruhi besarnya nilai dari biaya adaptasi yang dilakukan, hal ini di diduga ada faktor-faktor yang mempengaruhi total biaya yang mau dikeluarkan petani untuk beradaptasi menghindari dampak negatif perubahan cuaca yang terjadi.

Analisis dalam mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi biaya yang dikeluarkan oleh petani dalam beradaptasi terhadap perubahan cuaca adalah model regresi linier berganda. Model regresi linier berganda menurut Juanda (2009) adalah fungsi linier dari beberapa peubah bebas X1, X2, X3,....Xn dan

komponen sisaan error. Analisis regresi menggambarkan hubungan secara linier antara dua atau lebih peubah variabel peubah bebas atau independent (X) dengan variabel peubah tak bebas atau dependent (Y).

Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi biaya yang dikeluarkan oleh petani dalam beradaptasi terhadap perubahan cuaca adalah lama menempuh pendidikan (X1), jumlah tanggungan keluarga (X2), pengalaman bertani (X3), dan

Persamaan model regresi linier berganda antara peubah-peubah diatas dapat dirumuskan sebagai berikut:

Y = α + β1 X1 +β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 +ԑ

Keterangan:

Y =Biaya adaptasi petani (Rp)

α =Intersep

X1 =Lama menempuh pendidikan (tahun)

X2 =Jumlah tanggungan keluarga (orang)

X3 =Lama pengalaman bertani (tahun)

X4 =Luas lahan pertanian (m2)

βi =Koefisien regresi

ԑ =Error term

Tanda yang diharapkan :

β1˂ 1

β2˂ 1

β3˂ 1

β4 > 1

Tabel 9. Matriks Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Biaya Adaptasi

No Faktor yang

mempengaruhi Keterangan Asumsi

1 Lama menempuh pendidikan

Tingkat pendidikan mepengaruhi pola pikir petani. Variabel ini dinilai berpengaruh karena umumnya petani dengan pendidikan lebih lama atau tinggi, cenderung lebih memperhitungkan strategi adaptasi yang ekonomis namun tidak menimbulkan dampak lingkungan.

Asumsi yang berlaku adalah semakin tinggi pendidikan responden, maka diduga semakin kecil biaya yang akan dikeluarkan untuk beradaptasi menghadapi perubahan cuaca.

Tabel 9 (lanjutan)

No Faktor yang

mempengaruhi Keterangan Asumsi

2 Jumlah tanggungan keluarga

Jumlah tanggungan keluarga cenderung berpengaruh terhadap besarnya biaya yang ingin dikeluarkan petani untuk beradaptasi.

Asumsi yang berlaku adalah semakin banyak jumlah tanggungan keluarga, maka daya beli untuk keluarga semakin kecil, sehingga nilai dari biaya adaptasi petani semakin kecil juga.

3 Lama Bertani Petani yang lebih lama bertani memiliki lebih banyak pengalaman dalam kegiatan

usahataninya, sehingga akan lebih memiliki strategi tertentu dalam menghadapi perubahan cuaca.

Asumsi yang berlaku adalah semakin lama pengalaman bertani petani maka biaya adaptasi yang akan dikeluarkan semakin kecil.

4 Luas Lahan Variabel ini dinilai berpengaruh karena umumnya petani dengan luas lahan lebih besar akan mengusahakan strategi terbaik untuk produksi yang maksimal dan meminimalkan risiko penurunan produktivitas.

Asumsi yang berlaku adalah semakin luas lahan yang diusahakan oleh petani maka akan semakin tinggi biaya adaptasi yang

4.4.3.1 Metode Pengujian Model

Model dapat dikatakan baik jika hasil estimasi model regresi yang telah didapat kemudian diuji. Pengujian tersebut dilakukan melalui uji ekonomi, uji statistik dan uji ekonometrika.

a. Uji Ekonomi

Model yang diuji berdasarkan kriteria ekonomi akan dilihat tanda dan besaran tiap koefisien dugaan yang telah diperoleh. Kriteria ekonomi mensyaratkan tanda dan besaran yang terdapat pada setiap koefisien dugaan sesuai dengan teori ekonomi, apabila model tersebut memenuhi kriteria ekonomi, maka model tersebut dapat dikatakan baik secara ekonomi, namun apabila kriteria tersebut tidak memenuhi standar ekonomi maka model tersebut tidak dapat dikatakan baik secara ekonomi.

b. Uji Statistik

Uji statistik digunakan pada model penduga melalui uji-F dan uji koefisien determinasi, sedangkan parameter regresi dapat diuji melalui uji-t. 1. Uji – F

Berdasarkan metode estimasi OLS, pengujian ini dapat dilihat dari nilai probabilitas F-statisticnya. Jika seluruh nilai sebenarnya dari parameter regresi sama dengan nol, dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang linier antara variabel terikat dengan variabel bebas.

Adapun prosedur yang digunakan dalam uji –F (Gujarati 2003): H0 = β1 = β2 = β3 =...= βi = 0

H1 = minimal ada satu βi ≠ 0

Fhit = /(�−1)

�/ (�−�) ......(1)

Keterangan:

JKR = Jumlah Kuadrat Regresi JKG = Jumlah Kuadrat Galat

k = Jumlah variabel terhadap intersep n = Jumlah pengamatan / sampel

Apabila F hitung < Ftabel maka H0 diterima dan H1 ditolak yang berarti bahwa

variabel bebas (Xi) tidak berpengaruh nyata terhadap variabel tidak bebas (Y).

Apabila F hitung > Ftabel maka H0 diterima dan H1 diterima yang berarti bahwa

variabel bebas (Xi) berpengaruh nyata terhadap variabel tidak bebas (Y).

2. Uji Koefisien Determinasi (R-squared)

Nilai R – squared mencerminkan seberapa besar keragaman dari variabel dependen yang dapat diterangkan oleh variabel independen. R-squared dapat menjelaskan kemampuan variabel bebas secara bersamaan dalam menjelaskan variasi dari peubah tak bebas. Nilai R-squared memiliki besaran yang positif yaitu 0< R-squared <1. Jika nilai R-squared bernilai nol maka artinya keragaman variabel dependen tidak dapat dijelaskan oleh variabel independennya. Sebaliknya, jika nilai R-squared bernilai satu maka keragaman dari variabel dependen secara keseluruhan dapat diterangkan oleh variabel independennya secara sempurna (Gujarati 2003). Rumus R-squared dapat dilihat sebagai berikut :

R2 = ESS...(2) Keterangan:

ESS = Explained of sum squared

TSS Total Sum of squared

3. Uji-t

Uji-t dilakukan untuk menghitung koefisien regresi masing-masing variabel independen sehingga dapat diketahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependennya. Prosedur dalam pengujian Uji-t oleh Gujarati (2003) : H0 : β1 = 0 H0: β1 ≠ 0 t = b−βt ��β Keterangan :...(3) b = parameter dugaan β1 = parameter hipotesis ��β = Standar error parameter β

Jika t hitung (n-k) <t tabel α/2, maka H0 diterima, artinya variabel (Xi) tidak

berpengaruh nyata terhadap (Y). Namun, jika t hitung (n-k) > ttabel α/2, maka H0 ditolak,

artinya variabel(Xi) berpengaruh nyata terhadap (Y).

C. Uji Ekonometrika 1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah pada model tersebut residual terdistribusi normal atau tidak. Model yang baik harus mempunyai residual yang terdistribusi normal atau hampir normal. Uji yang dapat digunakan adalah dengan membuat histogram normalitas. Nilai Probality yang lebih besar

dari taraf nyata α = 10% menandakan residual terdistribusi secara normal.

2. Uji Multikolinieritas

Model yang melibatkan banyak peubah bebas sering terjadi masalah multikolinearitas, yaitu terjadinya korelasi yang kuat antar peubah bebas. Masalah ini dapat dilihat langsung melalui output komputer, dimana apabila nilai Varian Inflaction Factor (VIF) < 10 maka tidak ada masalah multikolinearitas. Hal ini berarti bebas uji asumsi pelanggaran dan persamaan yang digunakan merupakan persamaan yang baik dan tidak terdapat pelanggaran

3. Uji Heteroskedastisitas

Salah satu asumsi metode penggunaan kuadrat terkecil adalah homoskedastisitas, yaitu ragam galat konstan dalam setiap amatan. Pelanggaran atas asumsi homoskedastisitas adalah heteroskedastisitas. Masalah heteroskedastisitas dapat dideteksi dengan uji glejser. Uji glejser dilakukan dengan meregresikan variabel-variabel bebas terhadap nilai absolut residualnya. Jika nilai uji glejser lebih besar dari α = 10% maka tidak terdapat heteroskedastisitas.

4. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi dilakukan untuk melihat apakah terdapat hubungan diantara galat dalam persamaan regresi yang diperoleh, jika tidak mengabaikan adanya autokorelasi, maka akan berdampak terhadap pengujian hipotesis dan proses peramalan. Uji DW (Durbin Watson Test) adalah uji yang sering digunakan dalam mendeteksi adanya autokorelasi dalam suatu model.

Uji DW dapat digunakan bagi sample baik besar ataupun kecil, akan tetapi DW hanya berhasil baik apabila autokorelasinya berbentuk autokorelasi linier order pertama, artinya faktor pengganggu et berpengaruh kepada faktor

pengganggu et-1. Autokorelasi dapat dilihat ada atau tidaknya, dengan

menggunakan ketentuan pada Tabel 10 di bawah ini. Tabel 10. Uji Autokorelasi

Sumber : Firdaus (2004)

4.4.4 Estimasi Pendapatan akibat Perubahan Cuaca Menggunakan Analisis Pendapatan Usahatani

Estimasi perubahan pendapatan petani akibat perubahan cuaca yang terjadi dihitung menggunakan analisis pendapatan usahatani. Pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dengan biaya yang telah dikeluarkan (Soekartiwi 2002). Analisis pendapatan memberikan bantuan untuk mengukur apakah kegiatan usahatani berhasil atau tidak berhasil pada saat ini. Analisis pendapatan usahatani memerlukan dua keterangan pokok yaitu keadaan penerimaan dan keadaan pengeluaran selama kurun waktu yang ditetapkan. Penerimaan merupakan perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual. Penerimaan didefiniskan sebagai nilai produksi total usahatani dalam jangka waktu tertentu, baik yang dijual maupun yang tidak dijual.

Pendapatan petani dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua, yakni pendapatan atas biaya tunai dan pendapatan atas biaya total. Pendapatan atas biaya tunai adalah pendapatan berdasarkan biaya yang benar-benar dikeluarkan oleh petani, sedangkan pendapatan atas biaya total adalah pendapatan yang diperoleh dengan memperhitungkan input milik keluarga sebagai biaya, atau selisih penerimaan dengan biaya tunai dan biaya diperhitungkan.

D-W Kesimpulan Kurang dari 1.10 1.10 dan 1.54 1.55 dan 2.46 2.46 dan 2.90 Lebih dari 2.91 Ada autokorelasi Tanpa kesimpulan Tidak ada autokorelasi Tanpa kesimpulan Ada autokorelasi

Menurut Soekartawi et al, secara matematis penerimaan total, biaya, dan pendapatan dapat dirumuskan sebagai berikut:

TR = P *Q...(1) TC = biaya tunai + biaya diperhitungkan... (2)

∏ atas biaya tunai = TR – biaya tunai...(3)

∏ atas biaya total = TR – TC... (4) Keterangan :

TR = total penerimaan usahatani (Rp)

TC = total biaya usahatani (Rp)

∏ = keuntungan usahatani (Rp)

P = harga output (Rp)

Q = jumlah output (kg)

Perubahan pendapatan petani akan dibandingkan pada periode masa tanam di tahun 2012 dengan periode masa tanam yang sama di tahun 2013. Perubahan pendapatan dibandingkan pada periode masa tanam dua tahun terakhir yang dihitung berdasarkan bentuk dari pilihan jenis adaptasi yang dilakukan oleh petani, dimana dari jenis adaptasi yang dilakukan akan mempengaruhi biaya yang dikeluarkan oleh petani, sehingga secara umum perhitungan akhir perbandingan pendapatan petani dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut:

∏ = ∏1

- ∏...(5)

Keterangan :

∏1

= pendapatan masa tanam 2012 (cuaca normal)

Dokumen terkait