• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Eksistensi Pengusahaan Kultur Jaringan Skala Rumah Tangga

HASIL DAN PEMBAHASAN

4. Teknik Sterilisasi Manipulasi Bahan Tanaman

4.3. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Eksistensi Pengusahaan Kultur Jaringan Skala Rumah Tangga

Pengusaha kultur jaringan skala rumah tangga merupakan komponen yang secara tidak langsung penting dalam usaha pelestarian plasma nutfah. Pengusaha kultur jaringan berperan sebagai produsen tanaman hias, tanaman langka, tanaman hias langka serta tanaman kehutanan bagi perusahaan maupun collector tanaman-tanaman hias/langka.

Peran pengusaha kultur jaringan skala rumah tangga tersebut berpengaruh pada penyediaan bibit untuk pemenuhan permintaan masyarakat (khususnya

collector tanaman hias/langka) maupun perusahaan. Keputusan pengusaha kultur

jaringan skala rumah tangga untuk meneruskan usahanya tersebut tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Model dugaan yang dikemukakan sebelumnya akan memasukkan lima variabel sebagai faktor-faktor yang diduga berpengaruh terhadap keputusan tetap melanjutkan usaha. Lima variabel dugaan yang akan dimasukkan ke dalam model yaitu umur, pengalaman dalam dunia usaha kultur jaringan tumbuhan, jenis kelamin, pendidikan terakhir dan pendapatan. Variabel-variabel tersebut ternyata semua dapat dimasukkan ke dalam pengolahan regresi logistik karena menyebabkan perolehan model terbaik.Variabel yang dimasukkan diantaranya variabel umur, pengalaman dalam dunia kultur jaringan tumbuhan, pendidikan terakhir, pendapatan, dan jenis kelamin. Data variabel tersebut digunakan sebagai

43

input analisis logit yang dapat dilihat pada Lampiran 3. Hasil analisis regresi logistik secara lengkap terdapat pada Lampiran 2.

4.3.1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Eksistensi Pengusahaan Kultur Jaringan Skala Rumah Tangga

Model pengolahan analisis regresi logistik digunakan untuk mengetahui pengaruh peubah bebas secara bersama-sama terhadap peubah respon. Pada uji signifikasi, diketahui bahwa terdapat tiga peubah bebas yang berpengaruh nyata atau signifikan terhadap keputusan pengusaha kultur jaringan untuk tetap menjalankan usaha kultur jaringannya, yaitu variabel lama usaha, pendidikan terakhir, dan pendapatan. Variabel yang tidak berpengaruh nyata terhadap keputusan untuk tetap menjalankan usahanya yaitu umur dan jenis kelamin.

Ketiga variabel tersebut berpengaruh nyata pada selang kepercayaan 90 persen (α=10 persen). Hal ini dapat diketahui dari hasil Uji Wald atau dari nilai P-value yang kecil dari 0,1 berarti signifikan, sedangkan angka P-P-value lebih dari 0,1 berarti tidak signifikan. Penggunaan α sebesar 10 persen, mengingat peluang atau resiko kesalahan maksimal sebesar 10 persen dalam menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pengusaha kultur jaringan untuk tetap menjalankan usaha kultur jaringannya.

Hasil pengolahan analisis regresi logistic dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Faktor-faktor yang mempengaruhi eksistensi pengusahaan kultur jaringan skala rumah tangga (α = 10%)

Variabel Koefisien P-Value Odds Ratio Jenis kelamin p 0.0416034 0.963 1.04 Usia -0.0027555 0.954 1.00 Pendidikan terakhir 2.90976 * 0.001 18.35 Lama usaha 1.36565 * 0.098 3.92 Pendapatan 2.06000 * 0.010 7.85 Constant -12.2334 0.001

Keterangan : * Signifikan pada α = 10%\

Berdasarkan hasil analisis logit diketahui bahwa variabel lama usaha berpengaruh terhadap keputusan untuk melanjutkan pengusahaan kultur jaringan skala rumah tangga. Variabel lama usaha signifikan pada α = 10% dengan nilai p-value 0.098 dan berpengaruh positif terhadap keputusan meneruskan usaha kultur jaringan skala rumah tangga. Nilai koefisien sebesar 1.36565 menunjukkan bahwa

44

jika variabel lainnya tetap, maka jika lama usaha bertambah 1 tahun, secara rata-rata perkiraan logit akan naik sekitar 1.36565 unit.

Nilai koefisien positif menunjukkan adanya hubungan atau korelasi positif antara lama usaha pengusaha kultur jaringan skala rumah tangga dengan keputusan pengusaha kultur jaringan skala rumah tangga untuk tetap melanjutkan usahanya.

Variabel lama usaha (pengalaman) sesuai dengan dugaan sebelumnya bahwa lamanya usaha dalam bidang kultur jaringan ini sangat memungkinkan pengusaha kultur jaringan untuk terus melanjutkan usaha kultur jaringannya. Pengusaha yang telah lama berkecimpung dalam dunia kultur jaringan memungkinkan untuk memiliki pengalaman yang cukup banyak baik dalam segi pengkulturan dengan kata lain penguasaan teknologi budidaya semakin baik.maupum pemasaran nantinya.

Pengusaha kultur jaringan yang telah lama menjalankan usahanya akan semakin paham dalam menjalankan usaha kultur jaringannya. Kemampuan dalam teknologi budidaya yang diperoleh semakin baik. Oleh karena itu pengusaha kultur jaringan yang sudah lama menekuni usahanya dan berpengalaman cenderung tetap melanjutkan usaha kultur jaringannya bahkan ada yang mengembangkan serta memperluas cabang usahanya.

Pengusaha kultur jaringan yang telah lama menekuni usahanya dan tentunya memiliki pengalaman yang lebih banyak mempunyai kecenderungan lebih kecil sebesar 3,92 kali, untuk tidak melanjutkan usaha kultur jaringannya di bandingkan pengusaha kultur jaringan yang baru menjalankan usaka kultur jaringan skala rumah tangga ini.

Berdasarkan hasil penelitian karakteristik responden, pengusaha kultur jaringan skala rumah tangga banyak berpendidikan dengan jenjang perguruan tinggi. Hasil analisis logit menunjukkan adanya korelasi positip dengan tingkat pendidikan. Hal tersebut sama dengan dugaan sebelumnya, bahwa tingkat pendidikan berkorelasi positif. Pengusahaan kultur jaringan skala rumah tangga yang dalam jangka panjang menguntungkan berbagai pihak merupakan suatu pilihan logis dan ekonomis bagi pengusaha kultur jaringan yang berpendidikan tinggi, sehingga pengusaha kultur jaringan tersebut cenderung ingin terus

45

melanjutkan usahanya. Nilai koefisien 2.90976 menunjukkan bahwa apabila pendidikan naik 1 tingkat maka perkiraan logit akan naik sebesar 2.90976 tingkat, sehingga sesuai dengan dugaan awal.

Koefisien positip diduga bahwa pengusaha kultur jaringan dengan jenjang pendidikan akhir yang tinggi akan lebih maju dalam pemikirannya. Pola pikir tersebut didukung dengan pengetahuan, kemampuan dalam mengakses pasar dan teknologi terbaru.

Hal-hal tersebut diduga mendorong keinginan pengusaha kultur jaringan untuk mengembangkan dan meluaskan usahanya. Pengusaha kultur jaringan dengan jenjang pendidikan akhir tinggi berpeluang lebih besar untuk meneruskan usaha kultur jaringannya, sebesar 18,35 kali dibanding pengusaha kultur jaringan dengan jenjang pendidikan lebih rendah.

Variabel lainnya yang berpengaruh terhadap eksistensi pengusahaan kultur jaringan skala rumah tangga yaitu pendapatan. Hal tersebut sesuai dengan dugaan sebelumnya bahwa pendapatan akan berpengaruh positif terhadap keputusan pengusaha kultur jaringan skala rumah tangga untuk tetap menjalankan usahanya. Pengusaha kultur jaringan beranggapan peningkatan pendapatan, memacu dirinya untuk tetap menjalankan usahanya karena tentunya menguntungkan. Dan akan memacu pengusaha kultur jaringan ini untuk meningkatkan produksinya tak lain dikarenakan ingin mendapatkan pendapatan yang lebih besar. Oleh karena itu pengusaha kultur jaringan dengan pendapatan yang tinggi akan tetap melanjutkan usahanya bahkan mengembangkan usahanya.

Nilai koefisien sebesar 2.06 yaitu bahwa jika nilai pendapatan naik 1 satuan maka perkiraan logit akan naik sebesar 2.06 satuan. Odd ratio menunjukkan bahwa kecenderungan pengusaha kultur jaringan dengan pendapatan tinggi untuk melanjutkan usaha kultur jaringannya berpeluang lebih besar, senilai 7.85 kali dibanding pengusaha kultur jaringan dengan pendapatan rendah.

Model regresi logistik yang terbentuk untuk menggambarkan keputusan pengusaha kultur jaringan skala rumah tangga untuk tetap menjalankan usahanya adalah: -12,23 + 0,0416 Jenis kelamin (P/L) - 0,0027 Usia (Tahun) + 2,9097

46

Pendidikan terakhir (SMU/SMK,Diploma,Sarjana) + 1,3656 Lama usaha (Tahun) + 2,06 Pendapatan.

Model regresi yang terbentuk tersebut terdapat tiga variabel atau peubah bebas yang terbentuk yaitu: Keputusan menjadi mitra = -12,23 +

Pengujian kelayakan model tersebut, dapat dilihat nilai -18.087 log

Likelihood yaitu menghasilkan statistik G sebesar 57.933 dan nilai p–value

sebesar 0.000. Nilai p-value lebih kecil dari α = 0.1, sehingga dapat disimpulkan paling sedikit terdapat βi ≠ 0 (parameter model layak berada dalam model). Nilai

Log Likelihood menjadi ukuran dimana semakin kecil nilai ini semakin bagus Log Likelihood menjadi ukuran dimana semakin kecil nilai ini semakin bagus model

yang diperoleh (Firdaus dan Afendi, 2008). Nilai Log Likelihood sebesar -18.087 maka model tersebut dapat dikatakan sudah baik.

2,9097

Dokumen terkait