• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis aspek-aspek non finansial dilakukan untuk mengetahui sampai sejauh mana usaha pengolahan kerupuk ikan/udang Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah layak jika dilihat dari aspek-aspek non finansial. Dalam penelitian ini, dikaji beberapa aspek non finansial diantaranya aspek pasar, teknis, manajemen, sosial-ekonomi-budaya, dan hukum.

6.1.1 Aspek Pasar

Analisis aspek pasar pada sebuah usaha perlu dilakukan untuk melihat kondisi pasar dalam usaha tersebut, sehingga produk dari hasil usaha tersebut diharapkan dapat diterima dengan baik oleh pasar tujuan. Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah juga memerlukan analisis aspek pasar agar produk utama yakni kerupuk udang/ikan yang dihasilkan dapat diterima oleh pasar.

6.1.1.1 Analisis Peluang Pasar

Kerupuk ikan/udang merupakan sebuah produk yang memiliki prospek pemasaran yang cukup baik karena kerupuk merupakan bahan pelengkap makanan dan kebanyakan masyarakat menyukainya. Sampai saat ini, jumlah permintaan kerupuk ikan/udang yang diterima oleh Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah selalu lebih tinggi daripada penawaran yang diberikannya, dalam setiap bulannya rata-rata permintaan kerupuk ikan/udang kepada Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah sebesar 151 ton sedangkan penawaran perusahaan hanya mencapai 110 ton (produksi tertinggi perusahaan), terkadang perusahaan juga hanya dapat memenuhi 50 persen saja dari permintaan pasar tersebut karena keterbatasan bahan baku ikan. Informasi tersebut menunjukan bahwa perusahaan pengolahan kerupuk udang/ikan memiliki peluang untuk meningkatkan jumlah produksinya agar kekurangan permintaan sebesar 41 ton per bulan dapat dipenuhi. Selain itu, adanya penambahan teknologi yang dilakukan perusahaan menyebabkan jumlah produski kerupuk ikan/udang yang dihasilkan perusahaan meningkat. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada Tabel 3. Dilihat dari data perusahaan pada tabel 3, rata-rata produksi kerupuk ikan/udang dan nilai penjualannya terus meningkat dari tahun ke tahun. Untuk lebih jelasnya mengenai

54

data permintaan dan penawaran kerupuk ikan/udang Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah dapat dilihat pada tebel berikut.

Tabel 5. Data Permintaan dan Penawaran Kerupuk Udang/Ikan Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah Tahun 2010

No. Lokasi Pemasaran Penawaran (ton/bulan) Permintaan (ton/bulan) Selisih (ton/bulan) 1. Semarang 32 40 8 2. Magelang 21 30 9 3. Bandung 16 22 6

4. Serang & Cilegon 26 32 6

5. Sumatra 8 15 7

6. Kalimantan 6 10 4

7. Indramayu 1 2 1

Total 110 151 41

Sumber : Data Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah (2010)

Permintaan yang datang dari masing-masing daerah berasal dari agen, distributor, dan konsumen langsung. Sedangkan penawaran adalah jumlah yang dapat disediakan perusahaan. Dari tabel diatas dapat menunjukkan bahwa terdapat excess demand (kelebihan permintaan) dan dari selisih permintaan dan penawaran tersebut terdapat peluang sebesar 27,15 persen yang belum mampu dimanfaatkan oleh Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah. Dengan demikian, masih ada peluang untuk perusahaan terus meningkatkan produksinya agar dapat memberikan penawaran lebih dan memenuhi permintaan pasar.

Tidak adanya data mengenai jumlah permintaan kerupuk ikan/udang baik dari Badan Pusat Statistik maupun data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Indramayu dan Jawa Barat menyebabkan perhitungan terhadap perhitungan pasar potensial hanya dilakukan dalam skala usaha perusahaan yaitu sama dengan peluang pasar sebesar 27,15 persen. Sedangkan market share usaha pengolahan kerupuk ikan/udang Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah hanya dapat dilakukan dalam skala daerah/Kabupaten Indramayu. Pangsa pasar Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah diperoleh sebesar 14 persen yaitu dengan produksi 1.320 ton dalam setahun dari seluruh produksi perusahaan kerupuk di Indramayu sebesar 9.425 ton yang dihasilkan dari 62 perusahaan.

6.1.1.2 Analisis Pesaing

Pesaing adalah perusahaan lain yang memproduksi produk yang sama. Pesaing Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah merupakan perusahaan-perusahaan

55

pengolah kerupuk ikan/udang lain yang menghasilkan kerupuk ikan/udang. Berdasarkan dari data Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Indramayu mengenai jumlah dan lokasi perusahaan pengolahan kerupuk ikan/udang yang ada di Indramayu, maka dapat diketahui bahwa terdapat 62 perusahaan pengolahan kerupuk di Indramayu yang sebagian besar menghasilkan kerupuk ikan/udang, 49 perusahaan diantaranya adalah perusahaan yang termasuk dalam skala kecil dan 13 perusahaan termasuk kedalam skala menengah. Perusahaan dalam skala menengah dapat dilihat pada Tabel 2. Dengan demikian Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah memiliki 61 pesaing, 49 diantaranya perusahaan skala kecil dan 12 perusahaan dalam skala menengah. Beberapa perusahaan yang dapat dijadikan sebagai pesaing bagi Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah antara lain Perusahaan Candramawa, Perusahaan Gajah Tunggal, Perusahaan Bunga Matahari, Perusahaan Dua Mawar, Perusahaan Sri Tanjung, Perusahaan Perahu Kencana, Perusahaan Dua Naga, Perusahaan Kereta Kencana dan Ganesha Utama Group. Sedangkan Perusahaan Dua Jempol, Perusahaan Kelapa Gading, Perusahaan Padi Kapas dan Perusahaan Indrasari bukan dijadikan sebagai pesaing karena pemilik perusahaan merupakan saudara kandung pemilik (baik adik pemilik/kakak pemilik) dan dalam proses produksinya sering melakukan kerjasama dalam penyediaan input bahan baku serta tidak berebut pasar untuk daerah pemasaran yang dituju, sehingga pemasaran tidak menjadi masalah dalam persaingan perusahaan-perusahaan tersebut karena setiap perusahaan mempunyai pangsa pasar masing-masing.

Demikian halnya bagi perusahaan-perusahaan pesaing lainnya, dalam hal perebutan pasar tidak terlalu ketat. Semua perusahaan mempunyai pasar masing- masing yang dituju dalam arti daerah pemasaran yang berbeda-beda. Hanya saja perlu dilakukan pengembangan pasar ke daerah-daerah di seluruh Indonesia yang belum dapat dijangkau oleh perusahaan seperti Sulawesi, Maluku, dan Papua.

6.1.1.3 Bauran Pemasaran 6.1.1.3.1 Produk (Product)

Produk utama yang dihasilkan oleh Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah adalah kerupuk ikan/udang. Kerupuk ikan/udang yang dihasilkan mencapai lima

56

ton per periode produksi sehingga dalam satu bulan biasanya berproduksi selama 20 hari, artinya produksi yang dihasilkan perusahaan perbulannya dapat mencapai 100 ton. Contoh Kerupuk ikan/udang dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Kerupuk Ikan/Udang

Kerupuk ikan/udang yang dihasilkan perusahaan ini lebih sedikit jika dibandingkan dengan kerupuk ikan/udang yang diminta oleh konsumen. Bila kerupuk ikan/udang yang tersedia belum dapat memenuhi keseluruhan permintaan maka perusahaan akan memberikan produk ke semua konsumen namun dengan jumlah yang lebih sedikit dari yang diminta karena perusahaan berusaha untuk menjaga loyalitas konsumen sehingga tidak berpindah ke kerupuk ikan/udang merek lain. Produksi kerupuk yang tidak berjalan setiap hari menyebabkan perusahaan tidak dapat optimal dalam melakukan produksinya. Hal ini terkait dengan ketersediaan bahan baku yang terbatas terutama ikan segar hasil tangkapan nelayan.

Selain kerupuk ikan/udang, terdapat beberapa produk sampingan yang dihasilkan oleh Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah yakni kerupuk BS, kulit ikan kering, dan kerupuk bawang. Kerupuk BS merupakan kerupuk yang tidak memenuhi kriteria untuk kerupuk ikan/udang yang utama, seperti cacat pada saat

57

pemotongan, retak/pecah pada proses penjemuran, penyimpanan sementara dan pengemasan. Adapun kerupuk bawang diproduksi saat perusahaan benar-benar tidak bisa mendatangkan ikan, sehingga akhirnya memproduski kerupuk bawang. Jadi produksi kerupuk bawang yang dilakukan tidak bersifat kontinu seperti pada kerupuk ikan/udang. Sedangkan untuk kulit ikan kering hasil sisa fillet yang sudah melalui proses penjemuran/pengeringan kemudian juga akan dijual dalam bentuk mentah kepada konsumen. Konsumen kerupuk kulit (kulit ikan kering) tersebut umumnya berasal dari daerah sekitar. Kemasan yang digunakan berupa kemasan ukuran 250 gram, 500 gram, dan lima kilogram. Penggunaan kemasan tersebut sesuai dengan pasar yang dituju dari produk ini yaitu memenuhi kebutuhan rumah tangga untuk ukuran 250 gram dan 500 gram, sedangkan untuk ukuran lima kilogram biasanya ditujukan kepada pedagang pengecer dan pedagang kerupuk yang sudah siap makan (sudah digoreng).

Beberapa produk yang dihasilkan oleh perusahaan merupakan upaya perusahaan untuk memenuhi permintaan konsumen. Kerupuk udang umumnya lebih banyak diproduksi, karena kecenderungan konsumen lebih menyukai kerupuk udang. Kerupuk bawang diproduksi juga karena perusahaan ingin memenuhi permintaan konsumen akan kerupuk ketika bahan baku ikan/udang terbatas. Demikian halnya dengan berbagai jenis ukuran kerupuk (sedang, besar, kancing, stik, BS, kulit dan bawang) dibuat sesuai dengan pesanan dan preferensi konsumen. Adanya pilihan produk berdasarkan jenis ukuran tersebut membuat konsumen bisa memilih produk yang berbeda sesuai keinginan dan kebutuhan hanya pada satu perusahaan.

6.1.1.3.2 Harga

Harga merupakan salah satu faktor yang sering dipertimbangkan oleh konsumen sebelum membeli suatu produk. Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah tidak menetapkan perbedaan harga untuk kerupuk ikan atau udang, tetapi menetapkan harga yang berbeda untuk kerupuk bawang dan kerupuk kulit ikan. Perbedaan harga berdasarkan ukuran produknya yaitu ukuran besar, sedang, kancing, dan stick. Perbedaan harga dilakukan oleh perusahaan berdasarkan perbedaan bahan bakunya seperti perbedaan harga antara kerupuk ikan/udang dengan kerupuk bawang dan kerupuk kulit. Adapun perbedaan harga berdasarkan

58

ukuran kerupuk misalnya ukuran besar, sedang, kancing dan stick dilakukan perusahaan karena tingkat kesulitan pada proses pembuatan yang menyebabkan biaya tenaga kerja terserap lebih banyak. Perbedaan upah dalam penyusunan kerupuk untuk kerupuk kancing dihargai Rp150,00 per tampah sedangkan kerupuk sedang/besar dihargai Rp110,00 per tampah. Perbedaan harga juga dilakukan karena kualitas produk yang berbeda ditetapkan pada harga kerupuk BS. Dari segi kualitas kerupuk BS memiliki kualitas kerupuk yang lebih rendah daripada kerupuk lainnya karena bentuk fisik kerupuk BS (retak/pecahan) tidak seperti kerupuk layak jual lainnya.

Kenaikan harga kerupuk ikan/udang yang dilakukan perusahaan, dalam setiap tahunnya bisa terjadi tiga sampai empat kali. Alasan perusahaan adalah karena mengikuti kenaikan harga bahan baku yang juga mengalami inflasi dalam setiap tahunnya. Dampak kenaikan harga yang dilakukan adalah turunnya permintaan kerupuk kepada perusahaan, namun dampak itu hanya dirasakan selang setelah kenaikan saja, sedangkan untuk kedepannya permintaan kerupuk yang dilakukan konsumen akan kembali seperti semula, sehingga kenaikan harga ini tidak menjadi masalah bagi perusahaan itu sendiri, terlebih penetapan harga juga dilakukan bersamaan dengan perusahaan kerupuk lainnya yang merupakan saudaranya. Adapun harga kerupuk ikan/udang yang ditetapkan perusahaan pada saat penelitian ini dilakukan, dapat dilihat pada Tabel berikut.

Tabel 6. Daftar Harga Kerupuk Udang/Ikan Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah Periode Agustus Tahun 2010

Jenis/Ukuran kerupuk Harga (Rp/bal) Harga(Rp/kg)

Sedang 93.500 19.000 Besar 93.500 19.000 Kancing 98.500 20.000 Stik 103.500 21.000 BS 60.000 12.000 Kulit - 70.000 Bawang 83.500 17.000

Sumber: Data Primer Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah Tahun 2010

Produk sampingan yang dihasilkan oleh perusahaan ini antara lain kerupuk BS dan kerupuk kulit ikan. Harga kerupuk BS dapat dilihat pada tabel diatas. Harga kerupuk BS relatif murah karena kerupuk BS adalah produk BS, sehingga

59

perusahaan juga menetapkan harga yang jauh lebih rendah. Peminat/konsumen kerupuk BS cukup banyak terutama wilayah pemasaran daerah sekitar yaitu wilayah Kabupaten Indramayu.

6.1.1.3.3 Distribusi (place)

Untuk membeli kerupuk ikan/udang ini konsumen dapat datang langsung ke lokasi perusahaan/pabrik yaitu di Jalan Perindustrian Desa Kenanga Kecamatan Sindang Indramayu. Dalam mendistribusikan produknya, perusahaan mempunyai agen/distributor di setiap kota dan provinsi yang merupakan wilayah pemasarannya. Sehingga permintaan produk selalu kontinu dan perusahaan dapat memastikan produknya mampu diserap oleh pasar yang ditujunya. Adapun pasar tujuan kerupuk ikan/udang Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah ini Pulau Jawa, Sumatra, dan Kalimantan. Untuk wilayah Pulau Jawa, tersedia beberapa agen/ distributor diantaranya yaitu Bandung dan Serang/Cilegon untuk wilayah Jawa Barat dan Banten, Magelang dan Semarang untuk wilayah Jawa Tengah, Surabaya untuk wilayah Jawa Timur, Lampung dan Bengkulu untuk wilayah Sumatera, dan Samarinda untuk wilayah Kalimantan. Agen/distributor yang bekerjasama secara kontinu untuk menjual kerupuk ikan/udang ini akan melakukan pemesanan melalui telepon kemudian barang tersebut dikirim oleh kendaraan perusahaan ke wilayah pemasaran tersebut.

Saluran pemasaran Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah dapat dilihat dalam Gambar 6. berikut.

Saluran I

Saluran II

Saluran III

Gambar 6 . Saluran Pemasaran Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah

Konsum en

Pabrik Agen / Dist ribut or Pengecer Konsum en

Pengecer

Pabrik Konsum en

Agen/ Dist ribut or Pabrik

60

Saluran I merupakan saluran pemasaran yang menyerap produk yang dihasilkan Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah paling banyak, yaitu sebesar 68,18 persen. Dari jumlah produksi kerupuk ikan/udang yang dihasilkan saat ini sebanyak 110 ton per bulan, saluran I menyerap 75 ton per bulannya. Saluran I, dari perusahaan kemudian dipasarkan oleh agen/distributor meliputi agen daerah Bandung, Semarang, Magelang dan Cilegon/Serang. Sedangkan Saluran II, yaitu dari perusahaan memasok distributor kemudian dari tangan agen/distributor barulah sampai kepada tangan konsumen. Saluran II menyerap pemasaran kerupuk sebesar 27,27 persen yaitu rata-rata sebesar 30 ton per bulan. Wilayah saluran II ini yaitu Sumatera dan Kalimantan. Adapun pada saluran III, hanya menyerap pemasaran kerupuk sebesar 4,56 persen dari seluruh penawaran kerupuk yaitu sebesar 5 ton/bulan. Wilayah pemasaran ini merupakan wilayah pemasaran daerah sekitar, yaitu lingkup Kabupaten Indramayu.

Produk sampingan yang dihasilkan pada umumnya tidak melalui perantara distributor/agen melainkan dengan dijual kepada pengecer yaitu memakai saluran III. Dengan kata lain produk sampingan hanya melewati satu saluran distribusi.

Dari beberapa saluran distribusi tersebut, perusahaan dapat menyalurkan produknya secara kontinu. Dengan saluran tersebut, perusahaan memiliki keefektifan dalam penyaluran produk terutama dengan adanya agen dan distributor yang merupakan pelanggan tetap perusahaan. Saluran tersebut juga memudahkan perusahaan dalam melihat permintaan konsumen terhadap jenis produk.

6.1.1.3.4 Promosi

Promosi disebut juga sebagai komunikasi pemasaran yang diharapkan mampu meningkatkan penjualan produk. Sampai saat ini, Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah tidak menggunakan media promosi seperti pamphlet, media cetak atau pun media elektronik karena kerupuk ikan/udang yang dihasilkan selalu habis terjual meskipun tanpa adanya kegiatan promosi semacam ini. Pemilik hanya menghubungi beberapa agen/distributor untuk menawarkan kerupuk ikan/udang hasil olahannya atau sebaliknya agen/distributor menghubungi perusahaan untuk memasok lagi kerupuk ikan/udang yang dibutuhkan, hal ini dilakukan agar

61

pemasaran perusahaan berlangsung secara kontinu. Salah satu promosi yang dilakukan adalah dengan pemberian souvenir kepada agen/distributor kerupuk ikan/udang Cap Dua Gajah tersebut. Pengembangan pemasaran yang dilakukan yaitu dengan mencari agen/distributor di daerah-daerah. Wilayah yang akan menjadi pengembangan pasar perusahaan ini adalah Bali. Selain pemberian souvenir pemilik juga menyediakan kartu nama yang diberikan kepada rekan- rekannya. Hal ini juga menjadi salah satu dari promosi yang dilakukan.

Perusahaan sudah memiliki izin usaha yang resmi dari Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan. Disperindag juga ikut membantu dalam memperkenalkan nama perusahaan ke pihak-pihak lain baik konsumen maupun investor dan tentu diketahui oleh pemerintah yaitu dengan adanya katalog info bisnis produk unggulan Kabupaten Indramayu. Hal inilah yang menjadikan perusahaan semakin dikenal dan salah satu promosi perusahaan kepada khalayak.

Promosi juga dilakukan oleh pihak-pihak yang menjadi distributor/agen Kerupuk ikan/Udang Cap Dua Gajah. Pemilik tidak membekali distributor dengan media promosi apapun, hanya saja pemilik perusahaan memberi souvenir. Agen/distributor tentu ikut melakukan kegiatan promosi. Jika kegiatan promosi berjalan dan dikenal masyarakat maka permintaan dari pasar semakin meningkat karena kegiatan promosi. Oleh karena itu kedua pihak akan saling menguntungkan baik bagi perusahaan ataupun bagi agen/distributor. Media promosi sederhana yang digunakan oleh perusahaan sudah mengenai sasaran karena promosi juga dilakukan oleh agen dan distributor sehingga promosi langsung ditujukan kepada target pasar yang dituju.

Analisis aspek pasar telah menguraikan beberapa hal mengenai peluang pasar, pesaing perusahaan dan bauran pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan meliputi produk, harga, distribusi, dan promosi. Analisis peluang pasar memperlihatkan bahwa usaha pengolahan kerupuk ini masih memiliki peluang pasar sehingga perusahaan dapat melakukan pengembangan dengan meningkatkan kapasitas produksinya. Adapun dari hasil analisis pesaing, perebutan pasar dengan pesaing dalam industri tidak terlalu ketat karena setiap perusahaan pengolah kerupuk sudah memiliki pasar (daerah pemasaran) masing-masing yang dituju. Analisis mengenai produk yaitu dengan adanya berbagai jenis produk yang

62

dihasilkan sudah dapat memenuhi permintaan konsumen baik dari segi jenis maupun ukurannya. Begitu juga dengan pengemasan produk yang dilakukan perusahaan menyesuaikan pada konsumen yang dituju. Analisis mengenai harga yang ditetapkan perusahaan, umumnya dapat diterima konsumen karena penetapan harga yang dilakukan sudah sesuai dengan jenis dan ukuran produknya. Analisis mengenai distribusi yang dilakukan, perusahaan memiliki tiga saluran pemasaran, dimana dengan ketiga saluran tersebut membuat produk perusahaan terserap 100 persen, ketiga saluran tersebut mempermudah perusahaan dalam melakukan distribusi ke daerah-daerah pemasaran. Analisis mengenai promosi, perusahaan melakukan promosi yang sederhana, namun dapat dilihat bahwa promosi tersebut cukup efektif terutama promosi ke daerah pemasaran yang juga dilakukan oleh agen dan distributor. Dari hasil analisa di atas dapat diketahui bahwa pengembangan usaha pengolahan kerupuk ikan/udang Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah dinilai dari sisi aspek pasar sudah mengkondisikan agar pemasrana usaha tersebut berjalan dengan baik dan lancar sehingga dari aspek pasar dapat dikatakan perusahaan tersebut layak untuk dilaksanakan dan dilanjutkan.

6.1.2 Aspek Teknis

Aspek teknis merupakan aspek yang berkaitan dengan penyediaan sarana produksi dan proses produksi. Analisis terhadap aspek teknis yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi pemilihan lokasi usaha dengan variabel utama dan variabel bukan utama, luas produksi, proses produksi, layout pabrik, dan pemilihan jenis teknologi dan equipment.

6.1.2.1Pemilihan Lokasi Usaha dengan Variabel Utama 6.1.2.1.1 Ketersediaan Bahan Baku

Pada usaha pengolahan kerupuk udang/ikan ini terdapat beberapa bahan baku yang digunakan antara lain yaitu ikan segar, tepung tapioka, garam, gula, dan bumbu serta air. Pada awalnya bahan baku berupa ikan segar hanya memanfaatkan hasil produksi ikan dari TPI Karangsong Indramayu, namun dengan perkembangan perusahaan yang pesat, bahan baku ikan juga didatangkan dari Juwena-Pati. Penyediaan bahan baku ikan dari luar daerah Indramayu ini

63

dikarenakan TPI Karangsong tidak mampu memenuhi permintaan perusahaan karena TPI Karangsong juga harus menyuplai ikan segar ke perusahaan- perusahaan serupa. Pada saat penelitian berlangsung harga rata-rata ikan per kilogramnya adalah Rp12.000,- dengan kebutuhan suplai ikan sebanyak 60 ton per bulan. Pemilihan lokasi perusahaan yang dilakukan salah satunya mempertimbangkan ketersediaan bahan baku ikan ini sehingga lokasi perusahaan dekat dengan sumber bahan baku yaitu TPI Karangsong sehingga dapat meminimumkan biaya terutama dalam hal biaya pengangkutan bahan baku. Selain bahan baku ikan, garam yang digunakan juga didatangkan dari daerah Eretan Kabupaten Indramayu, dimana lokasi itu merupakan pusat pabrik garam di Indramayu. Harga garam dari pabrik tersebut adalah sebesar Rp400,- per kilogram dengan kebutuhan perusahaan adalah 18 ton per bulan. Seperti halnya ikan, bahan baku garam ini juga menjadi pertimbangan lokasi usaha yang dijalankan.

Bahan baku utama lain seperti tepung tapioka didapatkan perusahaan dari luar kota Indramayu yaitu dari Kabupaten Tasikmalaya. Suplai yang dilakukan oleh produsen input berlangsung secara kontinu sehingga pemilik Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah sudah menjadi rekanan yang baik dengan penyuplai tepung tapioka tersebut. Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah juga pernah bekerjasama dengan perusahaan tepung tapioka Bogasari dalam hal bahan baku tepung tersebut, artinya Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah menyuplai tepung tapioka kepada perusahaan serupa di industri kerupuk Kenanga. Dalam hal pengangkutan bahan baku, perusahaan memiliki truk untuk melakukan pengangkutan tepung tapioka tersebut. Pada saat penelitian berlangsung harga tepung tapioka sebagai bahan baku utama dalam proses pembuatan kerupuk ini yaitu sebesar Rp5.500,- per kilogram dan perusahaan dalam setiap bulannya membutuhkan 90 ton per bulan.

Bahan baku gula yang dibutuhkan dalam proses pembuatan kerupuk didatangkan perusahaan dari Kota Cirebon. Lokasi Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah berada di Kabupaten Indramayu yang tidak jauh dari Kota Cirebon sehingga ketersediaan bahan baku gula ini juga mendukung keberadaan lokasi perusahaan. Bahan baku pelengkap seperti telur dan bumbu penyedap didapatkan perusahaan di Pasar daerah setempat yaitu di Pasar Anyar Indramayu.

64 6.1.2.1.2 Tenaga Listrik dan air

Ketersediaan listrik dan air bagi kegiatan usaha pengolahan kerupuk ikan/udang sangat penting. Tenaga listrik yang dibutuhkan perusahaan disuplai dari listrik PLN, daya yang digunakan sebesar 16.000 watt ini dapat dipenuhi setiap harinya oleh PLN dengan pengecualian beberapa kondisi yang membuat PLN melakukan pemutusan listrik. Oleh karena itu sebagai jaminan proses produksi maka perusahaan menyediakan generator set sebagai alternatif atau cadangan apabila terjadi pemutusan listrik sementara oleh PLN. Sedangkan untuk jaminan ketersediaan air, perusahaan menggunakan sumber air berasal dari PDAM dan sumur. Sumber air dari PDAM digunakan untuk pelengkap bahan baku produksi. Sedangkan air sumur digunakan untuk pencucian ikan dan mesin boiler. Air ditampung pada bak penampungan, pada beberapa bagian air ini dilengkapi dengan pipa yang disalurkan pada alat produksi yang membutuhkan air, diantaranya untuk pendinginan mesin oven, toilet, dan pencucian ikan.

Dokumen terkait