• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. ASPEK KHUSUS (ANALISIS KEBISINGAN)

3. ANALISIS HASIL OBSERVASI

Sebagai pihak yang sangat berpengaruh dalam proses produksi dan bersentuhan langsung dengan mesin sebagai sumber bising, maka apa yang dirasakan oleh operator menjadi penting pula untuk dipertimbangkan dalam pengambilan kebijakan penanganan kebisingan. Untuk memperoleh gambaran mengenai kondisi operator, maka dilakukan pemberian kuisioner terhadap operator yang benar-benar bersentuhan langsung selama jam kerjanya dengan sumber bising. Berdasarkan pengolahan hasil wawancara dengan operator, diperoleh tiga informasi utama, yaitu :

a. Tingkat Eksposur Kebisingan

Tingkat eksposur kebisingan adalah tingkat kebisingan yang diterima oleh operator selama jam kerja. Untuk mengurangi efek kebisingan akibat waktu eksposur dan tingkat kebisingan yang tinggi, PT TMMIN memiliki standar dengan menyediakan dan mengharuskan operator stamping shop untuk menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) khsusunya telingan atau lebih sering disebut Alat Pelindung Telinga (APT), yaitu earplugs.

Tingkat eksposur kebisingan ini dapat dianalisis melalui gambar penyebaran kebisingan pada tiap Pattern. Analisa ini dilakukan pada daerah-daerah di mana operator paling sering berada pada saat waktu produksi. Rata-rata untuk tiap Pattern nilai eksposur kebisingan mencapai lebih dari 95 dB tergantung dari jarak operator ke sumber bising.

Hal ini menunjukkan bahwa kebisingan yang diterima oleh operator sudah melewati ambang batas kebisingan yang dikeluarkan oleh Menteri Tenaga Kerja, yaitu 85 dB untuk kerja selama 8 jam. b. Daily Noise Dose

Pengukuran daily noise dose kebisingan ini dilakukan hanya pada area Line C. LineA tidak dilakukan analaisis ini dikarenakan di LineA tidak terlalu banyak operator yang bersentuhan dengan sumber bising. Mesin pada LineA sudah memiliki hambatan kebisingan yang terbuat dari lempeng besi. Selain itu, operator tidak bersentuhan langsung dengan sumber bising.

Gambar 16. Grafik Daily Noise Dose Operator Ketika Menggunakan Earplugs Setelah melakukan pengolahan data didapat bahwa Daily Noise Dose operator setelah menggunakan earplugs sudah sesuai dengan standar. Hal ini ditunjukan dengan nilai standar yang dibawah 1 pada

Gambar 16. Namun, kondisi tersebut hanya berlaku jika operator yang berada di Line C untuk post 1, 2, 3, dan 4 menggunakan earplugs. Pengukuran daily noise dose dilakukan berdasarkan waktu minimum produksi, yaitu jika loading yang dilakukan hanya untuk 300 pieces material atau 30 menit untuk tiap dies.

Berdasarkan Gambar 16. diperoleh beberapa informasi, yaitu : 1) Pos C 1 pada Pattern 1 memiliki tingkat kebisingan tertinggi pada

saat proses produksi item part 57413.4 OKO 30, 40, dan 50. Proses di Pos C 1 disebut drawing. Proses drawing ini menghasilkan tingkat kebisingan yang cukup berbahaya karena pada proses ini luas permukaan yang bersentuhan antara dies dengan material sangat besar.

2) Pos C 2 pada Pattern 2 memiliki tingkat kebisingan tertinggi pada saat proses produksi item part 61615.6 OKO 10. Proses di Pos C 2 disebut trim.

3) Pos C 3 pada Pattern 2 memiliki tingkat kebisingan tertinggi pada saat proses produksi item part 61641.2 OKO 40 dan 10. Proses di Pos C 3 disebut fleng. Pada proses Pos C 3 ini memiliki tingkat kebisingan yang terendah dibandingkan dengan Pos-Pos lain. Hal ini dikarenakan pada Pos C 3 kebanyakan digunakan hanya sebagai penghantar material menuju Pos C 4 sehingga tidak menimbulkan kebisingan.

4) Pos C 4 pada Pattern 2 memiliki tingkat kebisingan tertinggi pada saat proses produksi item part 61615.6 OKO 10. Proses di Pos C 4 disebut dengan holing.

5) Tingkat kebisingan untuk Line C terus menurun dari Pos C 1 sampai dengan Pos C 4. Penurunan ini dikarenakan proses yang dilakukan berbeda-beda. Proses yang berbeda-beda itu juga mengakibatkan luas permukaan yang bersentuhan antara material dan dies semakin kecil.

c. Persepsi Subjektif Operator

1) Efek yang Dirasakan oleh Operator

Pemberian kuisioner yang dilakukan untuk mendapatkan data tentang efek yang dirasakan oleh operator dilakukan kepada operator yang bekerja di Line C, Line A, Dandori, Forklift. Setelah dilakukan pengolahan data, diperoleh gambaran umum ke-21 responden tersebut dan dapat dilihat pada Gambar 17.

Gambar 17. Grafik Efek yang Dirasakan Operator Akibat Kebisingan Sebagian besar dari mereka tidak merasakan adanya gangguan akibat kebisingan terhadap dirinya (57 %), 24 % pernah merasakan kehilangan pendengaran sementara, 9 % mengalami gangguan-gangguan lain, 5 % merasakan telinganya berdengung disertai kehilangan pendengaran sementara, 5 % merasakan telingnya berdengung/berdesis, dan 0 % yang merasakan keilangan pendengaran permanen.

2) Alasan Tidak Menggunakan Alat Pelindung Telinga (Earplugs) Upaya pengendalian kebisingan yang dilakukan oleh PT TMMIN yang berhubungan dengan APT adalah dengan menggunakan earplugs sebagai standar kerja di Stamping shop. Pemberian kuisioner yang dilakukan untuk mendapatkan data

operator yang bekerja di Line C, Line A, Dandori, Forklift. Setelah dilakukan pengolahan data, diperoleh gambaran umum ke-21 responden tersebut dan dapat dilihat pada Gambar 18.

Gambar 18. Grafik Alasan Tidak Menggunakan Earplugs

Sebagian besar dari mereka selalu menggunakan earplugs pada jam kerja (85 %), 5 % menyatakan bahwa tidak menggunakan earplugs karena earplugs-nya hilang, 5 % menyatakan bahwa tidak menggunakan earplugs karena earplugs-nya rusak, 5 % menyatakan bahwa tidak menggunakan earplugs karena sakit dan tidak nyaman.

Secara umum, Stamping Shop memiliki tingkat eksposur kebisingan 95 dB. Hal ini berarti berada di atas ambang batas yang ditentukan oleh Departemen Tenaga Kerja (85 dB). Untuk mengantisipasi hal tersebut, perusahaan telah menerapkan standar K3 sebagai mana yang seharusnya yaitu penggunaan earplugs yang sesuai. Setelah penggunaan earplugs, maksimun daily noise dose yang diterima oleh berkisar 0.35 sudah sesuai dengan standar karena nilai daily noise dose sudah dibawah satu. Dengan demikian tingkat eksposur yang di atas ambang batas tidak terlalu mengancam, kondisi tersebut didukung oleh besarnya jumlah operator yang telah menggunakan earplugs

selama bekerja (85 %). Hasil analisis persepsi subjektif menunjukkan bahwa 57 % operator tidak mengalami gangguan pendengaran. Hal ini masih perlu menjadi perhatian perusahaan untuk mengurangi jumlah operator yang mengalami gangguan pendengaran melalui pengendalian kebisingan.

Dokumen terkait