• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Analisis SWOT

Analisis SWOT digunakan dalam menentukan strategi yang tepat bagi Indonesia untuk menghadapi MEA 2015. Penyerapan tenaga kerja di Indonesia yang masih memiliki beberapa kendala dan belum terserap secara maksimal membuat Indonesia harus cermat dalam menentukan langkah-langkah yang akan diambil untuk menghadapi MEA 2015 nanti. Persaingan tenaga kerja dalam mencari atau mempertahankan pekerjaan akan semakin sengit dengan bebasnya tenaga kerja asing yang masuk ke Indonesia. meskipun Indonesia memiliki beberapa keunggulan wilayah, jumlah penduduk, dan lain-lain tetapi hal tersebut harus disertai dengan cara yang tepat untuk menutupi kekurangan Indonesia dalam menyerap tenaga kerja Indonesia sendiri. Penentuan strategi-strategi inilah yang akan dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT seperti pada Tabel 10 dibawah ini.

35 Tabel 10. Matriks SWOT

Strength: 1 Jumlah populasi

penduduk yang tinggi membuat jumlah

angkatan kerja yang juga tinggi.

2 Sumber daya yang cenderung melimpah 3 Mudahnya mendapatkan

bahan baku, produk setengah jadi, hingga produk utuh.

4 Dukungan pemerintah untuk tenaga kerja Indonesia dengan adanya jaminan sosial.

Weakness:

1. Kurangnya keahlian dan keterampilan tenaga kerja Indonesia

2. Birokrasi yang rumit 3. Infrastruktur yang buruk. 4. Tingkat pengangguran yang tinggi. Opportunities : 1. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cenderung tinggi dibanding negara-negara ASEAN lainnya. Strategi (SO): 1. Membuka lapangan

pekerjaan yang seluas- luasnya.

2. Memanfaatkan sektor agroindustri secara maksimal

3. Meningkatkan

produktivitas dari hulu hingga hilir Strategi (WO): 1. Peningkatan mutu penididikan dan keterampilan bagi angkatan kerja 2. Pelatihan kewirausahaan bagi masyarakat luas 3. Perbaikan Infrastruktur 4. Perbaikan sistem administrasi Threat : 1. Persaingan yang ketat dengan tenaga kerja asing terutama saat MEA 2015 nanti. 2. Pengurangan hambatan untuk faktor produksi masuk ke Indonesia Strategi (ST): 1. Pengalokasian tenaga

kerja berdasarkan bakat keahlian.

2. Penyuluhan bagi industri produk setengah jadi untuk menggiatkan nilai tambah produk.

3. Regulasi yang adil dan efektif untuk pergerakan faktor produksi

Strategi (WT):

1. Dukungan bagi sektor- sektor kecil atau home industries

2. Pertukaran tenaga ahli dari dan ke indonesia dengan negara lain untuk bertukar ilmu. 3. Kerjasama perusahaan

asing dan domestik yang semakin digiatkan untuk mencapai keuntungan bersama.

1.1 Strength atau kekuatan: kekuatan yang dimiliki oleh Indonesia sebagai faktor internal yang dinilai mampu memengaruhi dan membantu pembuatan strategi untuk meningkatkan penyerapan tenaga kerja adalah:

1) Jumlah populasi penduduk yang tinggi

Indonesia memiliki jumlah penduduk yang sangat tinggi. Bahkan menurut catatan world bank 2012, Indonesia menyandang status sebagai

36

negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat setelah China, India, dan Amerika Serikat. . Angkatan kerja yang besar akan terbentuk dari jumlah penduduk yang besar (Hasan 2013). Sehingga jumlah angkatan kerja Indonesia juga tinggi.

2) Sumber daya alam yang melimpah

Letak geografis yang strategis menunjukkan betapa kaya Indonesia akan sumber daya alam dengan segala flora, fauna dan potensi hidrografis dan deposit sumber alamnya yang melimpah. Sumber daya alam Indonesia berasal dari pertanian, kehutanan, kelautan dan perikanan, peternakan, perkebunan serta pertambangan dan energi. Sebagai Negara agraris, pertanian menjadi mata pencaharian terpenting bagi sebagian besar rakyat Indonesia. Luas lahan pertanian lebih kurang 82, 71 % dari seluruh luas lahan. Lahan tersebut sebagian besar digunakan untuk areal persawahan.

Untuk Populasi peternakan di Indonesia terdiri atas populasi ternak besar seperti, sapi perah, sapi potong, kerbau, dan kuda. Populasi ternak kecil meliputi: kambing, domba, dan babi. Fakta fisik bahwa dua per tiga wilayah Indonesia berupa laut, maka sumber daya alam di laut memiliki potensi yang sangat besar. Selain mengandung minyak, gas, mineral dan energi laut non-konvesional, serta harta karun yang sudah mulai digali meskipun masih terbatas, laut juga menghasilkan ikan yang potensi lestarinya diperkirakan sebesar 6, 4 juta ton per tahun (Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia 2010). Melihat berbagai kekayaan dari sumber daya alam tersebut maka menjadi keuntungan bagi Indonesia karena dapat menarik minat para investor untuk menanam modal di Indonesia sehingga membantu proses pembangunan dan meningkatkan kesempatan kerja.

3) Kemudahan mendapatkan bahan baku

Sektor pertanian yang masih menjadi sektor unggulan di Indonesia membuat subsektor agroindustri di Indonesia terus berkembang . Agroindustri adalah kegiatan yang memanfaatkan hasil pertanian sebagai bahan baku, merancang dan menyediakan peralatan serta jasa untuk kegiatan tersebut (Anonim 1983). Produk Agroindustri ini dapat merupakan produk akhir yang siap dikonsumsi ataupun sebagai produk bahan baku industri lainnya. Agroindustri merupakan bagian dari kompleks industri pertanian sejak produksi bahan pertanian primer, industri pengolahan atau transformasi sampai penggunaannya oleh konsumen (Mangunwidjaja D dan Sailah I 2009). Dengan berkembangnya sektor agroindustri di Indonesia, membuat kemudahan dalam memperoleh bahan baku maupun produk setengah jadi yang dapat mendorong perluasan kesempatan kerja yang membuat penyerapan tenaga kerja meningkat.

4) Dukungan pemerintah

Dukungan pemerintah untuk meningkatkan penyerapan tenaga kerja di Indonesia dibuktikan dengan pemberian jaminan sosial bagi seluruh tenaga kerja Indonesia. Program Jamsostek (Jaminan Sosial Tenaga kerja) adalah hak setiap tenaga kerja, baik dalam hubungan kerja maupun tenaga kerja luar hubungan kerja. Oleh karena itu, program Jamsostek tersebut wajib dilakukan oleh setiap perusahaan (pasal 3 ayat [2], pasal 4 ayat (1) dan ayat (2) UU No. 3 Tahun 1992 tentang Jamsostek). Bahkan ditegaskan kembali dalam UU No.

37 3 Tahun 1992 bahwa pengusaha dan tenaga kerja wajib ikut dalam program Jamsostek (pasal 17).

1.2 Weakness atau kelemahan: Indonesia tentu memiliki kelemahan-kelemahan yang memengaruhi penyerapan tenaga kerjanya. kelemahan-kelemahan tersebut seperti:

1) Kurangnya keahlian, keterampilan dan pendidikan tenaga kerja

Pekerja yang berpendidikan di Indonesia masih sangat kurang. Kurangnya keahlian, keterampilan, dan pendidikan yang dimiliki tenaga kerja di Indonesia mengakibatkan produktivitas yang dihasilkan oleh tenaga kerja di Indonesia cenderung rendah. Padahal produktivitas sendiri memiliki pengaruh nyata terhadap penyerapan tenaga kerja di sembilan sektor utama di Indonesia.

2) Birokrasi yang rumit

Rumitnya birokrasi di Indonesia memang dapat terlihat dengan jelas. Bahkan jika diberikan indeks skala 1-10, Indonesia berada pada level 8,37 dimana negara yang memiliki level indeks 10 menandakan birokrasi negara tersebut sangat tidak efisien. (Prasodjo 2014). Akibat dari tidak efisiennya birokrasi di Indonesia dapat mengakibatkan penurunan minat investasi ke Indonesia.

3) Infrastruktur yang buruk

Infrastruktur Indonesia masih buruk jika dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya. Luasnya wilayah Indonesia mengakibatkan timpangnya pembangunan infrastruktur di wilayah Indonesia. Dari data world bank 2012 menyebutkan bahwa peringkat infrastruktur Indonesia berada dibawah Vietnam, Filipina, Thailand, Malaysia, dan Singapura. Secara global Indonesia menempati peringkat ke-85 dari 155 negara. Infrastruktur sendiri merupakan salah satu faktor yang menjadi daya tarik bagi para investor untuk menanamkan modalnya karena membantu pendistribusian yang dapat meningkatkan efisiensi dari proses produksi.

4) Tingkat pengangguran tinggi

Tingkat pengangguran di Indonesia masih cukup tinggi. Angka pada bulan agustus 2012 saja menunjukan tingkat pengangguran terbuka di Indonesia mencapai 6,14%. Tingkat pengangguran yang tinggi dapat mengakibatkan produktivitas sektor ekonomi menurun.

1.3 Opportunities atau kesempatan: dibalik berbagai kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh Indonesia, Indonesia juga memiliki beberapa kesempatan jika dilihat dari luar termasuk dengan adanya pembentukan MEA 2015 nanti. kesempatan-kesempatan yang dimiliki oleh Indonesia itu antara lain adalah:

1) Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup tinggi

Pertumbuhan ekonomi Indonesia merupakan salah satu pertumbuhan ekonomi terkuat selama periode setelah krisis yang terjadi pada tahun 2008. IMF menyatakan Indonesia sebagai salah satu negara dengan kondisi perekonomian terkuat di antara negara-negara di ASEAN. Pada 2011 pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia adalah 6,4 persen. Ini adalah yang tertinggi dibanding dengan negara-negara ASEAN lain seperti Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam. Pada 2011 PDB

38

Malaysia adalah 5,2 persen, Filipina 4,7 persen, Singapura 5,3 persen, Thailand 3,5 persen, dan Vietnam 5,8 persen. Tingginya pertumbuhan ekonomi Indonesia ini seharusnya menjadi kesempatan bagi Indonesia unuk membuktikan kepada dunia bahwa Indonesia mampu untuk bersaing dalam menghadapi MEA 2015.

1.4 Threat (Ancaman): adanya pembangunan ekonomi yang terintegrasi (MEA 2015) tentu memiliki ancaman tersendiri bagi penyerapan tenga kerja di negara- negara ASEAN. Untuk Indonesia sendiri ancaman-ancaman tersebut dapat berupa:

1) Persaingan yang ketat antara tenaga kerja asing dan lokal terutama saat MEA 2015.

Persaingan tenaga kerja yang akan terjadi perlu diberikan perhatian khusus mengingat besarnya peluang tenaga kerja asing yang lebih ahli untuk masuk ke dalam pasar tenaga kerja Indonesia. Masuknya tenaga ahli asing ini tidak akan mendapat halangan yang berarti karena banyaknya penghapusan hambatan saat MEA 2015 nanti. sehingga tenaga kerja Indonesia perlu untuk mewaspadai persaingan yang semakin ketat ini agar tenaga kerja Indonesia

tidak perlu menjadi “budak”di negaranya sendiri.

2) Pengurangan hambatanbagi faktor produksi untuk masuk ke Indonesia. Hambatan-hambatan yang ada bagi mobilitas barang dan jasa saat ini mulai dihapuskan secara perlahan. Penghapusan hambatan-hambatan ini akan meningkatkan mobilitas faktor produksi antara sesama negara ASEAN nantinya Sehingga tenaga kerja Indonesia harus siap untuk mempertahankan pasar tenaga kerja dalam negeri secara optimal dan siap bersaing ke negara- negara ASEAN untuk bersaing memperoleh pekerjaan.

1.5 Strategi Strength-Opportuntiy (SO): penyusunan strategi yang didasari oleh pemanfaatan kekuatan dalam negeri dan pemanfaatan peluang dari luar dapat diterapkan untuk menyusun strategi yang tepat untuk mengahadapi penyerapan tenaga kerja saat MEA 2015. Strategi-strategi tersebut dapat berupa:

1) Membuka lapangan pekerjaan yang seluas-luasnya

Tingginya jumlah penduduk di Indonesia dapat menjadi kesempatan untuk memanfaatkannya menjadi sumber daya manusia yang dapat digunakan bagi berbagai kegiatan ekonomi. Selain tingginya jumlah penduduk, luasnya wilayah Indonesia dengan segala kekayaan flora dan fauna yang dimiliki tentu sangat mengundang bagi investor asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia. terlebih lagi tingginya pertumbuhan ekonomi di Indonesia beberapa tahun ini dapat membuat para investor asing lebih tenang untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Sehingga dengan melihat berbagai peluang tersebut, seharusnya Indonesia mampu memanfaatkannya untuk membuka lapangan pekerjaan yang seluas-luasnya. Pada saat MEA 2015 persaingan tenaga kerja akan sangat ketat, sehingga penciptaan tenaga kerja secara insentif oleh para pencari kerja di Indonesia dapat sangat membantu untuk mengurangi tingkat pengangguran saat MEA 2015 nanti.

2) Memanfaatkan sektor agroindustri secara maksimal.

Dengan masih tingginya tenaga kerja yang terserap di sektor pertanian dan jumlah penyerapan tenaga kerja di sektor industri yang terus meningkat

39 maka sektor agroindustri dapat menjadi salah satu alternatif yang baik. Sektor agroindustri ini masih harus dikembangkan dan didukung sepenuhnya oleh semua pihak terkait seperti swasta dan pemerintah agar penyerapan tenaga kerja yang terlibat terutama dalam sektor pertanian dan industri dapat terjaga dengan baik. Jika sektor agroindustri ini dapat dimanfaatkan dengan baik dan semaksimal mungkin maka hal ini dapat sangat membantu, karena saat MEA 2015 nanti persaingan akan terjadi dari berbagai bentuk faktor produksi baik barang maupun jasa, modal, teknologi, bahkan tenaga kerja. Sehingga ketika Indonesia mampu memproduksi sendiri bahan mentah untuk proses produksi di sektor industrinya, maka dapat menghemat biaya produksi dan akan membantu menyerap tenaga kerja di Indonesia.

1.6 Startegi Weakness-Opportunity (WO): pembuatan strategi ini didasarkan pada transformasi kelemahan dari tenaga kerja di Indonesia menjadi kelebihan dapat digunakan dengan memanfaatkan peluang yang ada. Sehingga penyusunan strategi dapat dibuat lebih tajam. Strategi tersebut dapat berupa:

1) Peningkatan mutu penididikan dan keterampilan bagi angkatan kerja

Mutu pendidikan dan keterampilan tenaga kerja di Indonesia memang masih sangat rendah. Hal tersebut terbukti dengan minimnya tingkat pendidikan yang ditempuh oleh pekerja di Indonesia selama ini. Padahal demi menghadapi MEA 2015 nanti tenaga kerja di Indonesia dituntut untuk mampu bersaing secara luas termasuk dengan tenaga kerja asing. Sehingga peningkatan mutu pendidikan dan keterampilan merupakan hal mutlak yang harus didukung oleh semua pihak terutama pemerintah.

2) Pelatihan kewirausahaan bagi masyarakat luas

Jika dilihat dari tingginya jumlah penduduk di Indonesia, maka persaingan untuk mendapatkan pekerjaan memang sudah dapat dipastikan terjadi dengan sangat ketat. Jumlah permintaan dan penawaran tenaga kerja yang tidak seimbang ini dapat menciptakan adanya pengangguran. Untuk menghindarinya, melakukan pelatihan kewirausahaan bagi masyarakat luas sangat penting untuk dilakukan. Dengan adanya pelatihan kewirausahaan ini akan membantu masyarakat berpikir secara kreatif untuk menjadi wirausahawan. Pelatihan kewirausahaan untuk masyarakat luas ini dapat membantu menyadarkan masyarakat untuk berusaha mandiri dengan membuka lapangan pekerjaan agar tidak perlu bergantung dari kesempatan kerja yang dimiliki orang lain. Sehingga hal tersebut dapat membantu masyarakat luas lainnya pada saat MEA 2015 nanti.

3) Perbaikan Infrastruktur

Berdasarkan hasil data yang telah diperoleh sebelumnya dapat diketahui bahwa infrastruktur di Indonesia masih sangat buruk. Padahal infrastruktur merupakan salah satu faktor yang sangat membantu dalam berbagai kegiatan ekonomi di setiap wilayah di Indonesia. Luasnya wilayah di Indonesia harus dikelola dengan baik agar tidak terjadi ketimpangan di daerah-daerah yang ada di Indonesia. MEA 2015 nanti menuntut mobilisasi barang dan jasa yang cepat di setiap daerah, sehingga kondisi infrastruktur yang baik ini sangat diperlukan untuk menjaga mobilitas barang dan jasa tersebut.

40

Sistem administrasi di Indonesia merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk dijaga efisiensi dan efektivitasnya. Birokrasi di Indonisia saat ini yang masih melibatkan sistem administrasi yang kurang efisien karena proses yang berbelit-belit dan cenderung menghabiskan banyak waktu dan biaya, sehingga menghambat efektivitas dari tujuan administrasi itu sendiri. Proses administrasi dapat memengaruhi arus modal yang masuk dan keluar dari Indonesia, karena investor tentu akan mencari wilayah atau suatu sektor yang terlihat memiliki prospek pendapatan yang tinggi dan proses administrasi yang mudah. Sehingga untuk menjaga aliran modal yang ada di Indonesia saat MEA 2015, penting bagi Indonesia untuk membenahi sistem administrasinya

1.7 Strategi Strength-Threat (ST): analisis untuk pembuatan strategi ini dibuat dengan memanfaatkan keunggulan-keunggulan yang dimiliki dari Indonesia untuk menyiasati ancaman-ancaman dari luar saat MEA 2015 nanti terutama dalam upaya untuk meningkatkan penyerapan tenaga kerja di Indonesia saat MEA 2015 nanti. Strategi-strategi tersebut adalah:

1) Pengalokasian tenaga kerja berdasarkan bakat dan keahlian.

Pengalokasian tenaga kerja di Indonesia harus diusahakan untuk sesuai dengan bakat dan keahlian dari tenaga kerja itu sendiri. Agar produktivitas yang dihasilkan tenaga kerja tersebut dapat maksimal. Terutama untuk menghadapi MEA 2015, pengalokasian tenaga kerja sesuai bakat dan keahlian ini sangat penting untuk dilakukan karena ketatnya persaingan di pasar tenaga kerja negara-negara ASEAN.

2) Penyuluhan bagi industri produk setengah jadi untuk menggiatkan nilai tambah produk.

Industri hulu atau banyak yang berasal dari sektor pertanian merupakan sektor yang paling banyak menghasilkan produk bahan baku bahkan produk setengah jadi. Jika masyarakat Indonesia mampu mengubahnya menjadi produk yang memiliki nilai tambah lebih, tentu akan membantu sektor-sektor terkait. Penambahan nilai tambah produk akan menghasilkan tambahan bagi pendapatan di sektor tersebut, sehingga akan merangsang penyerapan tenaga kerja lebih lanjut untuk memberdayakan produk yang memiliki nilai tambah tersebut. Upaya-upaya yang dilakuakan untuk dapat meningkatkan penyerapan tenaga kerja harus terus digiatkan, karena persaingan tenaga kerja di pasar bebas ASEAN nanti akan terus mengancam setiap tenaga kerja di wilayah ASEAN. Untuk itu tenaga kerja yang ada saat MEA 2015 nanti harus mampu berkompetisi lebih dengan tenaga-tenaga kerja lainnya.

3) Regulasi yang efektif untuk mobilitas faktor produksi.

Penetapan regulasi yang tepat bagi mobilitas faktor produksi barang dan jasa sangat penting untuk diawasi lebih lanjut. Mobilitas faktor produksi yang akan terjadi sangat cepat saat MEA 2015 nanti harus dijaga

keseimbangannya agar Indonesia tetap dapat memiliki “peran” saat εEA

2015 nanti. Penetapan regulasi ini akan sangat membantu persaingan ketat yang akan terjadi saat pasar bebas di ASEA. Terutama untuk melindungi faktor produksi seperti tenaga kerja yang ada di Indonesia, dan jumlah modal yang masuk ke Indonesia. Tenaga kerja di Indonesia harus dilindungi saat

41 MEA 2015 nanti, karena persaingan yang ketat di pasar ketenaga kerjaan tetap membutuhkan regulasi yang tepat untuk mengawasinya. Begitu juga dengan aliran modal yang masuk ke Indonesia.

1.8 Strategi Weakness-Threat (WT): strategi ini dibuat dengan memanfaatkan kelemahan atau kekurangan yang dimiliki oleh Indonesia untuk menghadapi ancaman dari luar saat MEA 2015. Terutama dalam upaya atau pembuatan strategi untuk mengatasi ancaman-ancaman dari luar tersebut. Strategi-strategi tersebut dapat berupa:

1) Dukungan bagi sector informal atau home industries

Sektor-sektor kecil atau home industries yang menjadi salah satu sektor informal merupakan salah satu sektor yang menyumbangkan peran besar bagi pendapatan Indonesia. Sektor-sektor kecil ini juga banyak menyerap tenaga kerja di Indonesia. sehingga penting sekali bagi pemerintah untuk mendukung keberadaan sektor informal demi menciptakan lapangan pekerjaan sebesar-besarnya dan untuk menyerap tenaga kerja sebanyak- banyaknya terutama saat pasar bebas ketenaga kerjaan di ASEAN 2015. 2) Pertukaran tenaga ahli dari dan ke indonesia dengan negara lain untuk

bertukar ilmu.

Pertukaran ilmu atau keahlian yang dilakukan oleh Indonesia dengan negara ASEAN lainnya dapat membantu Indonesia untuk mensiasati pekerja yang kurang berpendidikan dan minim keahlian di Indonesia. Pekerja yang kurang terdidik di Indonesia memang cukup tinggi, namun dengan mendatangkan tenaga kerja asing yang memiliki keahlian khusus ke Indonesia akan sangat membantu para pekerja tersebut untuk memiliki keahlian baru. Begitu juga dengan tenaga kerja yang akan dikirim ke luar atau ke negara ASEAN lainnya. Sehingga pertukaran tenaga ahli ini akan sangat menguntungkan berbagai pihak dari setiap negara di wilayah ASEAN.

3) Kerjasama perusahaan asing dan domestik yang semakin digiatkan untuk mencapai keuntungan bersama.

Kerjasama yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan domestik dan asing akan sangat membantu meningkatkan penyerapan tenaga kerja di Indonesia. Dengan kerja sama tersebut akan menciptakan upaya untuk mendapatkan keuntungan bersama bagi kedua pihak yaitu pihak domestik dan perusahaan asing tersebut. Sehingga akan menjaga hubungan baik bagi Indonesia dan negara ASEAN lainnya yang memilki hubungan kerjasama.

Dokumen terkait