• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis SEM

Dalam dokumen Pengaruh Penerapan Total Quality Managem (Halaman 52-60)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.5 Analisis SEM

Pengaruh penerapan TQM terhadap produktivitas kerja karyawan dapat diketahui dengan menggunakan metode SEM yang terdiri dari peubah laten bebas (TQM) dan peubah laten tidak bebas (produktivitas karyawan). TQM diukur dengan indikator SDM, Standar, Sarana, Organisas, Audit Internal dan Diklat. Produktivitas karyawan diukur dengan indikator kemauan kerja, kemampuan kerja, lingkungan kerja dan hubungan kerja. Keterangan mengenai peubah penelitian dapat dilihat pada Tabel 6.

Setiap peubah indikator terdiri dari beberapa pertanyaan, sehingga terlebih dahulu ditentukan nilai pemusatan peubah indikator berupa total pertanyaan untuk masing-masing peubah indikator. Dari semua pertanyaan kuesioner kemudian data diolah menggunakan software LISREL 8.30, sehingga menghasilkan estimasi model seperti pada Gambar 7. Rincian perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 5.

DIK AUD ORG SAR STD SDM HUB LIN MAM MAU TQM PK 0.79 0.76 0.71 0.80 0.73 0.78 0.77 0.79 0.73 0.76 0.41 0.38 0.38 0.42 0.50 0.36 0.46 0.38 0.47 0.42 0.95

Chi-Square=74.07 , df=34 , P-value=0.00008 , RMSEA=0.089

Tabel 6. Peubah-peubah dalam penelitian

Peubah penelitian Kompenen yang diukur Nomor pertanyaan

Penerapan TQM SDM

Standar (STD) Sarana (SAR) Organisasi (ORG) Audit Internal (AUD) Diklat (DIK) 1,2,3,4,5 6,7,8,9,10 11,12,13,14,15 16,17,18,19,20 21,22,23,24,25 26,27,28,29,30 Produktivitas Karyawan

Kemauan kerja (MAU) Kemampuan kerja (MAM) Lingkungan kerja (LIN) Hubungan kerja (HUB)

31,32,33,34,35 36,37,38,38,40 41,42,43,44,45 46,47,48,49,50

Dari hasil estimasi diperoleh nilai muatan faktor (loading factor) dan Koefisien Determinasi (R2). Muatan faktor merupakan koefisien yang menunjukkan seberapa besar tingkat kontribusi (pengaruh) peubah indikator dalam membentuk peubah laten. Nilai muatan faktor yang paling besar menunjukkan bahwa peubah indikator tersebut merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam membentuk peubah laten. Dengan kata lain, semakin besar nilai muatan faktor, maka semakin besar kontribusi (pengaruh) suatu peubah indikator dalam membentuk peubah laten. Nilai R2 setiap peubah merupakan koefisien determinasi atau penjelas, artinya menunjukkan seberapa besar peubah indikator dapat menjelaskan atau mempengaruhi peubah laten. Sama halnya dengan muatan faktor, nilai R2 yang paling besar menunjukkan bahwa peubah indikator tersebut memiliki bagian terbesar dalam membentuk (mempengaruhi) peubah laten. Keterangan nilai muatan faktor dan R2 dapat dilihat pada Tabel 7.

Berdasarkan Gambar 7, notasi matematika model struktural dari penelitian adalah :

PK = 0,95TQM + 0,098

Notasi matematika model pengukuran peubah teramati terhadap peubah laten adalah : SDM = 0,79TQM + 0,38 MAU = 0,77PK + 0,41 STD = 0,76TQM + 0,42 MAM = 0,79PK + 0,38 SAR = 0,71TQM + 0,50 LIN = 0,73PK + 0,47 ORG = 0,80TQM + 0,36 HUB = 0,76PK + 0,42 AUD = 0,73TQM + 0,46 DIK = 0,78TQM + 0,38

Dari hasil pengolahan data dapat disimpulkan bahwa penerapan TQM di Giant hypermarket mempengaruhi produktivitas karyawan sebesar 0,95, dengan kesalahan pengukuran 0,098 (9,8%). Hasil ini dinyatakan nyata karena t hitung (3,88) lebih besar dengan t tabel (1,96) dengan taraf nyata 5%. Penerapan TQM memiliki hubungan yang positif dengan produktivitas kerja. SDM, standar, sarana, organisasi, audit internal dan diklat memiliki hubungan yang positif terhadap penerapan TQM dan kemauan kerja, kemampuan kerja,

lingkungan kerja dan hubungan kerja memiliki hubungan positif dengan produktivitas kerja karyawan, sehingga semua hipotesis dalam penelitian diterima. Peubah indikator yang besar kontribusinya dalam membentuk penerapan TQM adalah Organisasi (0,80) dan peubah indikator yang paling besar membentuk produktivitas kerja adalah kemampuan kerja (0,79). Penerapan TQM yang dilaksanakan dengan adanya SDM yang memahami mutu, standar yang baik dan jelas, sarana yang memadai, pengorganisasian yang baik, pelaksanaan audit internal dan diklat akan menghasilkan penerapan TQM yang efektif, sehingga meningkatkan produktivitas kerja karyawan. TQM memiliki hubungan positif dengan produktivitas kerja, artinya peningkatan penerapan TQM akan meningkangkatkan produktivitas kerja.

Tabel 7. Nilai estimasi muatan faktor dan R2

Peubah penelitian

Komponen yang diukur Muatan

faktor R 2 Penerapan TQM SDM Standar (STD) Sarana (SAR) Organisasi (ORG) Audit Internal (AUD) Diklat (DIK) 0,79 0,76 0,71 0,80 0,73 0,78 0,62 0,58 0,50 0,64 0,54 0,62 Produktivitas Karyawan

Kemauan kerja (MAU) Kemampuan kerja (MAM) Lingkungan kerja (LIN) Hubungan kerja (HUB)

0,77 0,79 0,73 0,76 0,59 0,62 0,53 0,58

Setelah melakukan estimasi, tahap selanjutnya melakukan uji kecocokan. Uji kecocokan dilakukan untuk memeriksa tingkat kesesuaian data dengan model, validitas dan reliabilitas model pengukuran dan nyatanya koefisien dari model struktural (Tabel 8).

Tabel 8. Uji kecocokan model

Ukuran GOF Tingkat-tingkat

kecocokan

Hasil estimasi Tingkat kecocokan

Chi-Square /df ≤ 3,00 2,21 baik

RMSEA (Root

Mean Square Error

of Approximation) 0,05< RMSEA ≤ 0,08 (good fit) 0,089 Cukup baik (marginal fit) 0,08< RMSEA ≤ 0,10 (marginal fit) RMSEA > 0.10 (poor fit) GFI ( Goodness-of-Fit Index)

GFI ≥ 0,90 0,91 Baik (good fit)

AGFI AGFI > 0,08 0,85 Baik (good fit)

(Adjusted

Goodness-of-Fit Index)

NFI (Normed Fit

Index)

NFI ≥ 0,90 0,91 Baik (good fit)

NNFI (Non Normed

Fit Index)

NNFI≥ 0,90 0,93 Baik (good fit)

CFI CFI ≥ 0,90 0,95 Baik (good fit)

Uji validitas terhadap data diperoleh nilai t muatan faktor setiap

indikator ≥1,96 dan factor loading ≥ 0,70 sehingga dapat disimpulkan

bahwa model memiliki validitas baik terhadap konstruk atau peubah latennya.

Untuk uji reliabilitas, TQM dan produktivitas kerja memiliki nilai Construct reliability ≥ 0,70 dan Variance extracted ≥ 0,5 (Tabel 9), sehingga dapat disimpulkan model memiliki reliabilitas yang baik.

Tabel 9. Nilai Construct reliability dan variance extracted

Peubah Construct

reliability

Variance extracted

TQM 0,893 0,582

Berdasarkan uji kecocokkan model, secara keseluruhan model memiliki kesesuaian yang baik, sehingga tidak memerlukan respesifikasi.

4.5.1. Peubah Laten Bebas Penerapan TQM

Peubah laten bebas penerapan TQM diukur dari beberapa indikator dimana besarnya pengaruh indikator dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. SDM

TQM merupakan sistem yang melakukan kegiatan perbaikan terus menerus, salah satunya terhadap karyawan. Penerapan TQM efektif apabila setiap karyawan memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai mutu serta dapat memahami harapan dan kebutuhan pelanggan. Peubah SDM memberikan kontribusi 0,79 terhadap penerapan TQM. Hal ini menunjukkan bahwa semakin bagus SDM, maka akan semakin efektif penerapan TQM.

b. Standar

Standar terhadap produk/jasa disesuaikan dengan keinginan konsumen sehingga konsumen merasa puas. Dalam bekerja standar digunakan agar pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan tujuan perusahaan. Peubah Standar memberikan kontribusi 0,76 dalam pembentukan TQM. Peubah standar memiliki hubungan positif terhadap penerapan TQM. Adanya standar yang terdefinisi dengan baik dan jelas memberikan pengaruh terhadap keefektifan penerapan TQM.

c. Sarana

Peubah sarana memiliki kontribusi paling kecil diantara peubah-peubah yang memengaruhi penerapan TQM, yaitu 0,71. Sarana memiliki hubungan positif terhadap penerapan TQM, tetapi peningkatan ini hanya memberikan pengaruh sedikit didalam menerapkan TQM efektif.

d. Organisasi

Peubah organisasi memberikan kontribusi paling besar terhadap penerapan TQM (0,80). Pengorganisasian diukur dari struktur organisasi yang terdefinisi dengan baik, sehingga tugas tanggung jawab setiap karyawan menjadi jelas. Perusahaan melibatkan karyawan dalam mengambil keputusan dan keputusan yang diambil didasarkan pada fakta dan informasi. Disamping itu perusahaan juga harus membina hubungan baik dengan pelanggan, karena TQM memilki prinsip fokus terhadap pelanggan. Pengorganisasian yang baik sangat mempengaruhi penerapan TQM di Giant hypermarket. e. Audit Internal

Pelaksanaan Audit internal yang dilakukan di Giant hypermarket mempunyai kontribusi 0,73 dalam membentuk penerapan TQM, sehingga adanya pelaksanaan audit internal yang teratur dan tepat dapat meningkatkan keefektifan penerapan TQM.

f. Diklat

Peubah Diklat mempengaruhi penerapan TQM sebesar 0,78 dalam membentuk keefektifan penerapan TQM. Pelaksanaan diklat dapat meningkatkan penerapan TQM, apabila sering dilakukan perusahaan dan sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan karyawan, sehingga karyawan dapat memahami manfaat dari diklat yang dilaksanakan. Diklat yang dilakukan sesuai dengan tujuan perusahaan dapat meningkatkan produktivitas.

4.5.2. Peubah Laten Terikat Produktivitas Kerja Karyawan

a. Kemauan kerja

Kemauan kerja seorang karyawan dapat dilihat dari kesungguhan dan tanggungjawabnya dalam melaksanakan pekerjaan dan mengikuti semua peraturan yang berlaku di Giant hypermarket Botani Square Bogor. Peubah kemauan kerja mempunyai kontribusi 0,77 dalam membentuk produktivitas kerja karyawan. Kemauan

kerja yang besar apabila karyawan bekerja sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya walaupun tidak ada pengawasan dari atasan.

b. Kemampuan kerja

Peubah kemampuan kerja memiliki kontribusi paling besar dalam membentuk produktivitas kerja (0,79). Produktivitas kerja karyawan meningkat, apabila karyawan memiliki kemampuan dalam mengerjakan tugas dan tanggungjawab dengan baik dan tepat waktu, misalnya kasir sanggup melayani konsumen yang membayar barang yang dibeli dengan cepat atau staf yang mampu dengan cepat tanggap menangani produk yang kosong di toko, mengambil di gudang dan memajang kembali ke toko. Dalam bekerja setiap karyawan berusaha memberikan hasil terbaik bagi perusahaan dan meminta saran dari rekan kerja atau atasan mengenai pekerjaan yang sulit.

c. Lingkungan Kerja

Giant hypermarket Botani Square Bogor selalu memperhatikan lingkungan kerja baik dari aspek keamanan dengan adanya bagian Lost Prevention yang bertugas mengendalikan keamanan, maupun dari aspek keselamatan karyawan dalam bekerja di toko dan gudang. Peubah Lingkungan kerja memiliki kontribusi paling kecil dalam membentuk produktivitas kerja (0,73). Hal ini menjelaskan bahwa Lingkungan kerja di Giant hypermarket hanya memberikan pengaruh sedikit dalam meningkatkan produktivitas kerja karyawannya.

d. Hubungan Kerja

Membina sebuah hubungan kerja yang baik dengan sesama rekan kerja dan atasan merupakan hal yang penting dilakukan karyawan agar karyawan dapat melaksanakan pekerjaannya dengan baik. Hubungan kerja yang ada di Giant hypermarket dibangun dengan adanya komunikasi yang baik antara sesama karyawan maupun dengan atasan. Dengan adanya komunikasi yang efektif maka semua pihak yang ada di perusahaan dapat bekerjasama dalam menjalankan

tugas dan mencapai tujuan. Peubah hubungan kerja memiliki kontribusi 0,76 dalam membentuk produktivitas kerja karyawan dan memiliki hubungan positif. Semakin baik hubungan kerja karyawan, maka produktivitas kerja karyawan akan meningkat.

Dalam dokumen Pengaruh Penerapan Total Quality Managem (Halaman 52-60)

Dokumen terkait