BAB IV DATA DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN
B. Analisis Hasil Penelitian
Berikut ini penulis akan membahas data yang diperoleh melalui riset pada PT. Capella Medan. Uraian teori pada bab 2 akan menjadi landasan pembahasan berikut ini.
Penulis akan membagi masalah yang akan dianalisa dan dievaluasi dalam 2 (dua) bagian bahasan utama, yaitu:
1. Hasil tabulasi nilai dari observasi
2. Sistem informasi akuntansi dengan sistem batch 3. Pengendalian intern.
Berikut ini penulis akan membahas masalah tersebut diatas sehingga memberikan gambaran yang jelas mengenai perusahan.
1. Hasil Analisis Dari Nilai Tabulasi Observasi
Berdasarkan hasil dari nilai tabulasi yang terdapat pada lampiran 2 dan 3 diketahui bahwa total skor adalah 793 dimana nilai total normal seluruhnya apabila dihitung berdasarkan nilai interval tertinggi yaitu 5, maka total skor normal seluruhnya adalah jumlah data x nilai x jumlah responden (38 x 5 x 5 = 950). Maka dapat dihitung rata-rata dengan menggunakan statistik (mean) dengan rumus:
∑ x maka: 793 = 4,17
∑ n 190
dari hasil perhitungan dapat di tentukan untuk memenuhi syarat sebagai berikut: 4,21 – 5,00 = syarat bahwa sistem sangat tepat mendukung produktivitas 3,41 – 4,20 = syarat bahwa sistem tepat mendukung produktivitas
2,61 – 3,40 = syarat bahwa sistem cukup tepat mendukung produktivitas 1,81 – 2,60 = syarat bahwa sistem kurang tepat mendukung produktivitas 1 – 1,8 = syarat bahwa sistem tidak tepat mendukung produktivitas
maka dari hasil tersebut maka dapat diketahui terdapat pada level yang kedua yaitu syarat bahwa sistem tepat mendukung produktivitas yang terdapat pada PT. Capella Medan.
2. Sistem Informasi Akuntansi dengan Sistem Batch
Dalam hal ini penulis membahas 3 (tiga) subsistem utama yang terdapat dalam sistem informasi akuntansi yang saling berkaitan antara subsistem yang satu dengan yang lainnya, yaitu:
a. Sistem pemrosesan transaksi
b. Sistem pelaporan buku besar/keuangan c. Sistem pelaporan manajemen
Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, perusahaan ini menggunakan penerapan sistem informasi akuntansi dengan sistem batch untuk mendukung kelangsungan kegiatan operasional perusahaan dimana kegiatan terberbesar perusahaan adalah dalam hal penjualan. Dari data yang diperoleh dari perusahaan maka penulis akan membahas ketiga subsistem yang terdapat dalam sistem informasi akuntansi.
a. Sistem Pemrosesan transaksi
Sistem pemrosesan transaksi yang terdapat dalam perusahaan seperti yang telah dikemukakan sebelumnya dari data yang diperoleh dari perusahaan bahwa perusahaan menggunakan sistem pemrosesan dengan sistem batch. Dalam pemrosesan dengan sistem batch yang ada dalam perusahaan seperti yang dijelaskan sebelumnya menurut hemat penulis sudah cukup membantu terciptanya kegiatan operasional perusahaan yang efisien. Hal ini dapat diketahui bahwa transaksi atau kejadian ekonomi yang terjadi dalam perusahaan dalam satu transaksi tidak dapat secara langsung dilaporkan dan diakui sebagai kejadian ekonomi ini dapat dilihat dari mulai pemesanan mobil dari PT. Astra International Jakarta dimana pelanggan yang memesan mobil dari perusahaan tidak secara langsung di pesan namun dikumpulkan dulu sampai batas tertentu hal ini
dikarenakan untuk menghindari biaya pengiriman yang sangat besar, pemrosesan transaksi juga dimasukkan dalam akun sementara karena kemungkinan transaksi tersebut batal dikarenakan oleh beberapa hal, seperti tidak disetujui oleh leasing, atau pelanggan melakukan pembatalan karena unit yang di pesan tidak tepat waktu seperti yang dijanjikan sebelumnya. Sehingga pemrosesan dengan sistem batch sangatlah mendukung aktivitas perusahaan.
b. Sistem Pelaporan Buku Besar/Keuangan
Sistem pelaporan buku besar/keuangan seperti yang dijelaskan
sebelumnya juga menggunakan sistem batch, dimana kejadian transaksi yang terjadi harus memalui tahapan dimana setiap batch telah selesai dilasanakan. Hal ini dimaksudkan untuk keandalan laporan keuangan dan untuk menghindari penyesuaian yang tidak efisien yang dilaporkan setiap periode yaitu setiap akhir bulan. Dan pelaporan keuangan adalah berdasarkan kejadian atau transaksi yang telah terealisasi karena apabila setiap transaksi langsung dimasukkan dalam buku besar/laporan keuangan maka dapat mengakibatkan laporan yang kurang akurat karena transaksi yang ada memerlukan waktu proses yang sampai memakan waktu berbulan-bulan dan boleh juga batal. Namun untuk mendukung laporan keuangan/buku besar, perusahaan juga menyiapkan akun sementara yang juga ikut dilaporkan sewaktu diperlukan untuk mempertanggungjawabkan laporan
keuangan perusahaan.
c. Sistem Pelaporan Manajemen
Sistem pelaporan manajemen yang telah dikemukakan sebelumya, bahwa manajemen memerlukan informasi untuk pengambilan keputusan menurut hemat penulis penerapan dengan sistem batch juga sangat mendukug manajemen dalam pengambilan keputusan terutama dalam hal pelaporan buku besar/keuangan. Namun ada beberapa hal yang sangat menghambat manajemen dalam pengambilan keputusan, yaitu dalam hal menilai kinerja marketing dimana
manajer marketing tidak dapat mengetahui tingkat kinerja bawahannya dalam hal ini supervisor yang membawahi sales consultan dalam hal penjualan. Hal ini dikarenakan sistem batch kurang mendukung karena setiap pemesanan yang terjadi tidak langsung diproses namun dikupulkan dulu sampai batas tertentu, sehingga besar kemungkinan pelanggan membatalkan transaksi tersebut karena tidak sesuai dengan yang dijanjikan. Namun kebijakan manajemen untuk menghindari biaya yang sangat besar dalam hal pengiriman barang dan belum tentunya setiap transaksi itu benar-benar dapat diakui maka dengan sistem batch lebih mendukung kegiatan operasional perusahaan.
3. Sistem Pengendalian Intern
Dalam hal ini penulis hanya membahas mengenai struktur organisasi dan pemberian wewenang dan tanggung jawab dan pengendalian terhadap sistem komputer yang ada karena suatu sistem yang sudah menggunakan sistem komputerisasi sudah lebih andal dari pada sistem manual karena dengan sistem komputerisasi suatu sistem sudah dirancang untuk menghasilkan informasi yang akurat, namun yang perlu adalah bagaimana setiap fungsi atau bagian yang diberi otorisasi untuk melaksanakannya dan pembatasan akses terhadap pemakaian sistem yang ada dimana perusahaan telah menerapkan pembatasan akses terhadap pemakaian sistem dengan menggunakan password sehingga dapat menghindari penyalahgunaan yang mengakibatkan kerugian pada perusahaan. Struktur organisasi menunjukkan sustu susunan yang berupa bagan, dimana terdapat
hubungan-hubungan diantara berbagai fungsi, bagian, status ataupun orang-orang yang memiliki tanggung jawab dan wewenang yang berbeda-beda dalam organisasi tersebut.
Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, perusahaan ini menggunakan struktur organisasi model garis dan staf dimana masing-masing depatemen bertanggung jawab lini terhadap Direktur. Dilihat dari departemen-departemen yang ada, model ini sudah cukup relevan karena kegiatan utama perusahaan adalah dipusatkan pada penjualan.
Struktur organisasi merinci pembagian aktivitas kerja dan menunjukkan bagaimana berbagai tingkat aktivitas kegiatan satu sama lain, sampai tingkat tertentu dan juga menunjukkan tingkat spesialisasi dari aktivitas kerja. Stuktur organisasi ini sudah cukup untuk mendukung penerapan sistem informasi akuntansi dengan sistem batch dalam hal pengendalian intern penerapan sistem informasi akuntansi dengan sistem batch.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini penulis akan berusaha menyajikan kesimpulan dari hasil analisis penelitian mengenai Penerapan Sistem Informasi Akuntansi dengan Sistem Batch Sebagai Pendukung Pengambilan Keputusan Manajemen pada PT. Capella Medan, saran-saran yang memungkinkan bermanfaat bagi perusahaan.