• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN

3. Analisis Hasil Penelitian

Analisis hasil penelitian ini berupa analisis instrumen pengamatan dan analisis hasil wawancara.

a. Analisis Instrumen Pengamatan

Berdasarkan hasil dari instrumen pengamatan (dapat dilihat pada

lampiran B.1), maka dapat dirangkum dalam bentuk tabel seperti di bawah ini :

Tabel 4.1 Rangkuman Instrumen Pengamatan No. Nama

Siswa Keaktifan

Pertemuan

1 2

1. CAW Visual

Activities Rendah Rendah Oral

Activities Tidak ada Tidak ada Listening

Activities Rendah Rendah Writing

Activities Sangat rendah Sangat rendah Drawing

Activities - -

Motor

Activities Tidak ada Sangat rendah Mental

Activities Sangat rendah Sangat rendah Emotional

2. ADS Visual

Activities Sedang Sedang Oral

Activities Tinggi Tinggi Listening

Activities Sedang Tinggi Writing

Activities Tinggi Tinggi Drawing

Activities - -

Motor

Activities Sedang Tinggi Mental

Activities Sedang Tinggi Emotional

Activities Tinggi Tinggi 3. JTB Visual

Activities Sedang Rendah Oral

Activities Tinggi Rendah Listening

Activities Sedang Sedang Writing

Activities Sangat tinggi Tinggi Drawing

Activities - -

Motor

Activities Sedang Rendah Mental

Activities Sedang Sedang Emotional

Activities Tinggi Sedang 4. STH Visual

Activities Tinggi Rendah Oral

Activities Sedang Sedang Listening

Activities Tinggi Sedang Writing

Activities Tinggi Tinggi Drawing

Activities - -

Motor

Mental

Activities Tinggi Sedang Emotional

Activities Sedang Sedang 5. YWT Visual

Activities Tinggi Tinggi Oral

Activities Tinggi Sedang Listening

Activities Tinggi Tinggi Writing

Activities Tinggi Tinggi Drawing

Activities - -

Motor

Activities Tinggi Tinggi Mental

Activities Sangat tinggi Sedang Emotional

Activities Sedang Sedang 6. YSP Visual

Activities Tinggi Rendah Oral

Activities Sedang Tinggi Listening

Activities Sedang Sedang Writing

Activities Rendah Tinggi Drawing

Activities - -

Motor

Activities Sedang Tinggi Mental

Activities Sedang Tinggi Emotional

Activities Tinggi Tinggi b. Analisis Hasil Tes Siswa

Setelah siswa mengikuti kegiatan pembelajaran matematika dengan metode Quantum Learning, guru mengadakan tes prestasi belajar dalam bentuk kuis. Kemudian hasil pekerjaan siswa dievaluasi

dan dianalisis sesuai dengan metode analisis hasil tes pada Bab III, sehingga didapatkan rata-rata hasil tes siswa secara keseluruhan yaitu 64,77.

c. Analisis Hasil Wawancara

Hasil wawancara yang dilakukan pada penelitian ini ditranskripsi oleh peneliti dan dapat dilihat pada lampiran B.3. Sebagian hasil transkripsi wawancara akan dijelaskan beserta analisisnya sesuai dengan pedoman wawancara pada Bab III. Namun karena suatu alasan, hanya 4 orang siswa yang bersedia diwawancara, berikut ini akan ditampilkan transkripsi dari sebagian hasil wawancara dengan 4 orang siswa, yaitu CAW, ADS, JTB, dan YSP :

1) Hasil wawancara siswa ketika diajukan pertanyaan bagaimana pendapatnya mengenai pembelajaran menggunakan metode

Quantum Learning dengan sub pokok bahasan penerapan turunan dapat dilihat dalam transkripsi berikut :

CAW : “Menarik sih,,tapi kadang ya kurang jelas dikit,,paling ya,,karena muridnya banyak yang rame”

ADS : “Ya gimana ya,,enak sih, lebih nge-dong, soalnya kan pakai komputer, lebih jelas, kalau biasanya kan cuma di materi, tulis, ngerjain soal, dinilai, selesai. Kalau yang kemarin lebih jelas, ada yang lain.”

JTB : “Asyik sih,Mbak,,cuma mbak ngajarnya suaranya kurang keras dibandingin sama murid-muridnya tuh,,ya tau sendiri kan,,ribut. Aku sendiri kadang suka pecah konsentrasi.” YSP : “Kalau menurut saya pembelajaran yang kemarin itu kalau

dilihat itu ya sedikit gampang susah. Maksudnya gampang susah itu apa ya,,kurang ada, cara-caranya tu kurang jelas. Jadi nggak seperti rumus yang ada.”

Berdasarkan transkripsi di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika pada sub pokok bahasan penerapan

turunan dengan metode Quantum Learning cukup menarik. Hal ini dapat dilihat dari penilaian positif CAW, ADS, dan JTB di dalam transkripsi di atas. Selain penilaian positif, terdapat pula masukan- masukan, seperti yang diungkapkan salah satu siswa yang merasa kurang jelas mengenai pembelajaran yang dilaksanakan dan ada pula yang merasa kurang bisa mendengarkan suara peneliti saat mengajar. Point penilaian positif yang membuat mereka merasa tertarik pada pembelajaran yaitu lebih pada adanya media pembelajaran (seperti powerpoint, LCD, laptop, dan sebagainya), selain itu terdapat pula info tentang manfaat matematika dan penerapan turunan.

2) Hasil wawancara siswa ketika diajukan pertanyaan mengenai letak kesulitan dalam proses pembelajaran dapat dilihat dalam transkripsi berikut :

CAW : “Sebetulnya kemarin sih memang ada sedikit yang agak susah, tapi dah lumayan.”

ADS : “Kalau sulit itu enggak, bingung iya. Soalnya soal cerita.” “Iya, soalnya pakai diketahuinya apa,,apa,,apa, kalau biasanya kan udah dikasih angka,,ini angka, kerjain. Jadi, udah dalam bentuk angka itu nggak pakai cerita-cerita, langsung ngerjain, kalau aku malah lebih nge-dong pakai angka.”

JTB : “Jujur,,dari dulu aku emang kalau matematika aku selalu mengalami kesulitan, matematika aku payah.”

YSP : “Ya emang agak sulit, maksudnya sulit itu karena kurangnya kayak,,kurangnya langsung ke murid gitu lho, nggak ada sosialisasi ke murid, jadi cuma kasih soal terus didiemin aja gitu, membingungkan.”

Berdasarkan transkripsi di atas dapat disimpulkan bahwa letak kesulitan yang dialami siswa dalam proses pembelajaran matematika adalah siswa mengalami kesulitan dalam memahami

soal cerita, karena siswa lebih mudah bila diberikan soal yang sudah diketahui rumus pengerjaannya dan soal dalam bentuk angka-angka yang sudah diketahui, kemudian siswa hanya tinggal mengerjakannya saja. Selain itu, siswa juga merasa kesulitan ketika diminta mencoba soal yang belum pernah diajarkan dengan maksud agar siswa dapat mengalami “tantangan” yang akan mereka terima selanjutnya.

3) Hasil wawancara siswa ketika diajukan pertanyaan bagaimana pendapatnya mengenai keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika dapat dilihat dalam transkripsi berikut :

CAW : “Ya,,penting.” “Ya biar belajar berkomunikasi, kan kalau nggak dong”

ADS : “Ya dong, harus.” “Ya, coba kalau nggak aktif, Mbak, pikirin, misal yang ngerjain cuma satu, yang lain tidur, kalau suruh ngumpulin, masa yang satu dipinjem yang lain kan repot sendiri.”

JTB : “Penting” “Kayak nglatih, gimana yah, jadi kita bukan yang pasif gitu, bisa nambah nilai juga, terus nglatih diri kita bisa lebih,,jadi kita tahu mana,,kita salah apa nggak, kalau pasif kan kita nggak bakal tahu.”

YSP : “Ya penting, kalau siswanya nggak aktif, ya pembelajarannya nggak serius, nggak ada yang menanggapi.”

Berdasarkan transkripsi di atas dapat disimpulkan semua siswa setuju bahwa keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika itu penting. Dalam transkripsi di atas terdapat sejumlah alasan mengapa para siswa setuju mengenai pentingnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Salah satu point yang dapat diambil antara lain bahwa keaktifan dalam proses pembelajaran dapat melatih siswa dalam berkomunikasi, bisa menambah nilai, mengetahui kemampuan siswa dalam memahami

materi, dan keaktifan juga mempengaruhi suasana pembelajaran di dalam kelas.

4) Hasil wawancara siswa ketika diminta memberikan saran atau masukan siswa mengenai pembelajaran matematika dengan metode Quantum Learning pada sub pokok bahasan penerapan turunan dapat dilihat dalam transkripsi berikut :

CAW : “Kalau pakai LCD kan kayak sudah tertulis, kita lihat angka, lho kok bisa kayak gitu, jadi walaupun pakai LCD, diterangkan sedikit lah kok bisa jadi kayak gitu.”

ADS : “Apa ya,,lebih mendalami siswa,,jadinya gimana ya,,seperti ya kayak nganggap siswa itu temen, temen bisa diajak ngomong, jadi kalau ada yang rame bilang, “Hei, dengerin dulu dong, kita begini,,begini,,begini..”, harus gimana ya, harus berani gimana ya, walaupun susah, harus begitu.” JTB : “Sarannya sih, Mbaknya suaranya lebih kenceng” “Kayak

kemarin itu kan pakai LCD, itu udah enak. Nggak monoton.” YSP : “Jadi, masukannya kalau pembelajaran matematika kayak

gitu, enaknya kalau disamping, gimana ya, disamping murid sama gurunya itu nyambung, jadi, enak diajak kerjasama, jadi ya lebih baiknya tu kalau sama murid tu jangan terlalu,,over didiemin. Jangan terlalu cuek. Komunikasi antara murid sama guru gitu.”

Berdasarkan transkripsi di atas saran yang diberikan siswa yaitu mengenai teknis pelaksanaannya dimana walaupun sudah menggunakan LCD, siswa ingin lebih dijelaskan bagaimana menyelesaikan suatu soal, kemudian siswa ingin dianggap seperti teman oleh guru, lalu suara peneliti yang kurang keras sehingga salah satu siswa kurang dapat berkonsentrasi dalam belajar karena konsentrasi terpecah, serta siswa ingin agar guru tidak cuek kepada siswa, dalam arti menjaga komunikasi dengan siswa.

5) Hasil wawancara siswa mengenai tes yang sudah mereka kerjakan. a) CAW

Hasil wawancara dengan CAW mengenai tes yang sudah dikerjakan dapat dilihat dalam transkripsi berikut ini :

Peneliti : “Sekarang saya mau tanya-tanya tentang hasil pekerjaanmu kemarin, tolong jelaskan hasil pekerjaanmu, nomor 1 dan 2 saja tolong dijelaskan kenapa kok bisa seperti ini.”

CAW : “Aku lupa soalnya.”

(Diam sambil memandangi hasil pekerjaannya) “Nomor 1..”

(Diam lagi dan memandangi hasil pekerjaannya sambil memainkan plastik)

“Emang rumusnya gini. Pertamanya gitu” Peneliti : “Ooo..sesuai rumus.”

CAW : “Tapi ya ga tahu.” Peneliti : “Terus yang nomor 2.”

CAW : “Jadi ini tu dianggap biaya produksi, harganya sekian, terus ini penjualannya. Ditanyain penjualannya kan. Penjualannya ditanyain, terus, ya itu lah caranya, nanti hasilnya,,ya itulah, bingung,,bingung.”

Berdasarkan transkripsi di atas, peneliti melihat bahwa CAW belum dapat menguasai sub pokok bahasan penerapan turunan. CAW tidak dapat menjelaskan hasil pekerjaannya. Dari hasil pengamatan pada waktu tes dilaksanakan, CAW tidak mengerjakan sendiri tes tersebut, tetapi melihat dan menyalin hasil pekerjaan temannya, namun karena waktu tes sudah habis, CAW tidak dapat menyelesaikan pekerjaannya. b) ADS

Hasil wawancara dengan ADS mengenai tes yang sudah dikerjakan dapat dilihat dalam transkripsi berikut ini :

Peneliti : “Kemarin kan kamu sudah ngerjain soal kan, saya mau tanya- tanya sedikit, yang nomor 3 dulu, yang ini kok bisa, terus ini kok bisa dibagi 4 gimana?”

ADS : “Kan ini kan, soalnya apa sih,Mbak? Lupa aku.” Peneliti : “Ini-ini soalnya.”

ADS : “Nah ini kan percobaan pelemparan bola vertikal, ketinggian yang dicapai bola di atas permukaan tanah pada saat detik dinyatakan dengan ini, ini kan detiknya, dicari pakai turunan segala kan. Pakai 0, kan maksimum, ketinggian,,udah kan, nah ketemunya -nya 4. Terus kapan bola tersebut mencapai ketinggian maksimum, berapa ketinggian maksimum, lha ini kan ketinggian maksimumnya ini.” Peneliti : “Yang mana?”

ADS : “Jadi -nya tak masukin dulu kan, ketemu 256. Tak bagi 4 jadi 64, jadi ketinggian maksimumnya itu 64 meter, jadi naiknya tu 64 meter, ke atasnya 4 detik”

Peneliti : “Ngangkatnya pada waktu -nya 4 gitu. Ooo, terus?” ADS : “Udah gitu.”

Peneliti : “Ini kok dibagi 4? Kenapa?”

ADS : “Soalnya kalau 256 kan,,piye yo,,aku wingi lali e,Mbak. Kan pakai nalar nggak mungkin kan 256 meter, makanya tak bagi 4.”

Peneliti : “Oke, oke, sekarang yang nomor 2 tu kok bisa memakai cara yang ini gimana?”

ADS : “Soalnya kan yang ini kan kayak yang di kertas biru kemarin. Petunjuk, laba adalah selisih antara hasil penjualan dengan biaya total produksi. Lha ini kan biaya total produksi kan ini, terus tak turunin, terus kan harga jualnya ini, kan dah ketemu -10 kan,Mbak. Terus tak masukin ke sini, ketemunya kan 65, total produksinya,,eh iya kan,,iya nggak sih? Iya kan? Terus itu, tak masukin ke sini, ini kan biaya total produksinya ini. Hasil penjualannya ini. Tak masukin biar ketemu total produksinya sama penjualannya. Penjualannya itu dikali 40. Terus tak kurangi. Gitu.”

Berdasarkan transkripsi di atas, peneliti melihat bahwa ADS sudah menguasai sub pokok bahasan penerapan turunan, akan tetapi agak kesulitan ketika diminta menjelaskan. Kemudian pada soal mengenai laba maksimum, ADS masih bingung walaupun sudah ada petunjuk, dan ADS mengasumsikan bahwa soal yang diberikan pada pertemuan sebelumnya sama dengan soal yang diberikan untuk tes.

c) JTB

Hasil wawancara dengan JTB mengenai tes yang sudah dikerjakan dapat dilihat dalam transkripsi berikut ini :

Peneliti : “Sekarang saya mau tanya mengenai hasil pekerjaan kamu, tolong jelaskan sejauh kamu tahu saja.”

JTB : “Yang..mana..?”

Peneliti : “Yang nomor 1, 3, dan 2 saja.”

JTB : “Banyak banget,Mbak..Nomor 1, 3, sama 2 ya.” (sambil tertawa)

“Soalnya mana,Mbak?” Peneliti : “O iya, ini.”

JTB : “Yang ini aku ikut rumusnya,Mbak. Rumusnya kan udah begini kan waktu kemarin. + = 20. Jumlah bilangannya, terus dipindahin, pindah ruas -nya,,eh,, = 20 − . -nya jadi minus. ( ) sama dengan ini,,minus,,eh salah ya? Salah ya,Mbak?”

Peneliti : “Harusnya apa itu?” JTB : “Plus..eh..”

Peneliti : “Kalau pertanyaannya apa? Hasil apa itu?”

JTB : “Eeee..perkalian antara bilangan pertama dengan bilangan kedua. Ooh,,ini kali ya..jadi ini salah?”

Peneliti : “Ya sudah, nggak apa-apa. Terus..”

JTB : “20 kurang , kali ,,lho,,iya..? pangkat 2. Trs sama dengan 20,,ini salah juga ya,Mbak?”

Peneliti : “Lha ini kan soalnya kalau ini minus, kok yang ini bisa hasilnya 20 − . Yang ini bener, tapi nggak konsisten dari sini.”

JTB : “O iya ya..”

Peneliti : “Jadi cuma salah ininya aja.” JTB : “Salah tandanya.”

Peneliti : “Ya sudah, sekarang lanjut aja yang nomor 3. Sampai sini sudah bener, tapi ini kok seperti ini?”

JTB : “28 kali 4 ya,,bentar ya,Mbak. Ee, apa ya, 128 dari sininya, terus dikali, detiknya, iya soalnya gini, dimasukin angkanya,Mbak. 128 kali -nya 4, terus dikurangi 16 kali 4 pangkat 2. Terus hasilnya kan 512 terus dikurang 256. Terus,,ini salah ya..? dibagi 4,,aku juga bingung,Mbak. Dibagi 4 sama dengan 64 ketinggian maksimalnya. Emang mestinya diapain,Mbak?”

Peneliti : “Persamaan ketinggiannya apa sih? Ini kan? Cuma ini aja kan? Berarti..?”

JTB : “Udah sampai sini aja, nggak usah pakai ini.” Peneliti : “Iya, sekarang yang nomor 2. Kenapa seperti itu?” JTB : “Gimana ya,Mbak?” (sambil tertawa)

Peneliti : “Itu kan sudah ada petunjuknya? Apa petunjuknya masih bikin bingung juga?”

JTB : “Kalau ini bener-bener aku nggak ngerti,Mbak. Aku cuma ngikutin kayak yang di atas-atasnya. Terus waktunya udah kepepet kan,Mbak. Jadinya udah ngawur-ngawur aja.

Berdasarkan transkripsi di atas, peneliti melihat bahwa JTB sudah cukup menguasai sub pokok bahasan penerapan turunan, hanya kurang teliti dalam mengerjakan. Kemudian JTB merasa kesulitan pada soal tentang laba maksimum,

sehingga ketika mendapat soal semacam itu, JTB cenderung meniru pekerjaan yang sebelumnya

d) YSP

Hasil wawancara dengan YSP mengenai tes yang sudah dikerjakan dapat dilihat dalam transkripsi berikut ini :

Peneliti : “Oh ya,,ya, sekarang yang terakhir saya mau tanya-tanya tentang ini, yang kemarin sudah dikerjain. Tolong jelaskan yang ini, kok bisa seperti ini?”

YSP : “Aku tu ngerjainnya tu kan nurut yang ada Mbaknya kasih tahu kertas-kertasnya itu, yang suruh ngerjain sama kayak contohnya seperti itu, jadi kalau nggak ya aku pakai cara-cara yang itu. Yang ini ditambah ini, abis itu diputer-puter angkanya, dibalik sini terus dibagi, ketemu -nya. Ya gitu, abis nyari -nya selesai, ya tinggal -nya tadi selesai dimasukin ke yang ini. Sudah, ngikutin soalnya suruh ngapain. Udah gitu aja.”

Peneliti : “Oo,,ya, oke, yang nomor berikutnya, ni yang nomor 4 itu pertanyaannya kan kemarin hanya, tentukan nilai -nya berapa agar presentase produk tidak cacatnya maksimum kan, terus kenapa ada tambahan lagi?”

YSP : “Tambahannya, soalnya aku baca soalnya tu juga nggak ngerti, aku cuma patokannya tu cuma angka-angkanya, dan baca soalnya tu aku bingung.”

Peneliti : “Oo,,jadi kalau baca soal cerita tu masih bingung?”

YSP : “Iya, baca soalnya ni muter-muter, suruh ngapain sih, nggak dikasih cara-cara yang jelas, ya cuma dikasih angka terus suruh ngitung, nah ngitungnya seadanya, ya pakai cara-cara yang kemarin sudah diajarin. Ni kan setiap soal kan berbeda- beda, yang bikin bingung itu. Jadi ngitung seadanya yang ada di soal itu, angka-angkanya tu diapain biar ketemu jawabannya. Dah gitu.”

Berdasarkan transkripsi di atas, peneliti melihat bahwa YSP sudah menguasai sub pokok bahasan penerapan turunan, tetapi YSP tidak cukup dapat menjelaskan hasil pekerjaannya. Dan YSP mengalami kesulitan dalam memahami soal cerita, YSP hanya mengandalkan angka pada soal cerita untuk dapat menyelesaikan soal yang diberikan.

Dokumen terkait