• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN

B. Rangkuman Hasil Analisis

Seperti yang dijelaskan pada bab I, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan metode Quantum Learning, keterkaitan antara keaktifan siswa dengan hasil belajar siswa dan untuk mengetahui hasil belajar siswa sesudah mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode Quantum Learning. Untuk mempermudah penarikan kesimpulan guna menjawab rumusan masalah yang telah dijelaskan di bab I, peneliti merangkum hasil analisis penelitian dalam subbab rangkuman hasil analisis. Subbab rangkuman hasil analisis ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu rangkuman setiap pertemuan, rangkuman hasil analisis tes siswa dan rangkuman hasil analisis wawancara.

1. Rangkuman setiap pertemuan

Berikut ini merupakan rangkuman hasil analisis untuk setiap pertemuan :

a. Pertemuan pertama

Berdasarkan hasil analisis rekaman video, terungkap bahwa secara keseluruhan siswa kelas XI IPS4 cukup aktif dalam proses pembelajaran matematika. Keaktifan siswa selama proses pembelajaran pada hasil rekaman video seperti mengajukan pertanyaan, berani menuliskan hasil diskusi saat diminta oleh guru, dan berani menjelaskan jawaban soal latihan awal yang dikerjakan.

Berikut rangkuman hasil analisis yang akan dijelaskan satu per satu untuk setiap siswa :

1) CAW

Dari hasil rekaman video dan lembar pengamatan aktivitas siswa, tampak bahwa CAW kurang aktif dalam pembelajaran. CAW lebih banyak berbicara dengan teman-teman yang duduk di sekitarnya. Namun, masih terdapat hal positif yang dilakukannya yaitu CAW bersedia menuliskan hasil diskusinya.

2) ADS

Berdasarkan hasil rekaman video dan lembar pengamatan aktivitas siswa, dapat dilihat bahwa tingkat keaktifan ADS sangat tinggi. Hal itu tampak ketika guru memberikan pertanyaan kepada seluruh siswa dan ADS berani menjawab dengan suara lantang, tidak ragu apakah pernyataannya benar atau salah. Kemudian, ADS juga bersedia untuk maju menuliskan hasil diskusi dengan kelompoknya.

3) JTB

Berdasarkan hasil rekaman video dan lembar pengamatan aktivitas siswa, tingkat keaktifan JTB cukup tinggi. Keaktifan JTB tampak ketika diskusi kelompok. JTB bersedia mengerjakan apa yang diperintahkan oleh guru untuk mendiskusikan soal, kemudian JTB bersedia menuliskan hasil diskusinya dengan kelompoknya.

Selain itu, pada saat maju JTB juga tidak ragu-ragu untuk bertanya kepada guru mengenai apa yang belum dipahaminya.

4) STH

Berdasarkan rekaman video dan lembar pengamatan aktivitas siswa, tingkat keaktifan STH tampak cukup tinggi. STH bersedia ketika diminta untuk maju menuliskan hasil diskusinya. Namun, siswa tersebut lebih banyak diam dan jika dilihat sekilas tampak kurang aktif.

5) YWT

Berdasarkan rekaman video dan lembar pengamatan aktivitas siswa, tingkat keaktifan YWT tampak cukup tinggi. Sama halnya dengan STH, YWT juga lebih banyak diam, tetapi YWT bersedia mengerjakan apa yang diperintahkan oleh guru, dan YWT berani bertanya kepada guru ketika ada soal yang belum dimengerti olehnya.

6) YSP

Berdasarkan rekaman video dan lembar pengamatan aktivitas siswa, dapat dilihat bahwa tingkat keaktifan YSP sangat tinggi. Jika dilihat sekilas, memang YSP terkadang tampak tidak memperhatikan ketika guru menjelaskan, tetapi ketika diminta mendiskusikan soal, YSP bersedia untuk mengerjakan apa yang diperintahkan oleh guru dan aktif bertanya ketika ada yang belum dimengerti olehnya.

b. Pertemuan kedua

Berikut merupakan rangkuman hasil analisis akan dijelaskan satu per satu untuk setiap siswa :

1) CAW

Berdasarkan hasil rekaman video dan lembar pengamatan aktivitas siswa, dapat dilihat bahwa CAW tampak masih kurang aktif. Namun dibandingkan dengan pertemuan sebelumnya, tingkat keaktifan CAW tampak menurun. Pada pertemuan kedua, CAW cenderung bermalas-malasan dan enggan mengerjakan apa yang diperintahkan oleh guru.

2) ADS

Berdasarkan hasil rekaman video dan lembar pengamatan aktivitas siswa, dapat dilihat bahwa tingkat keaktifan ADS sangat tinggi. Keaktifan yang tampak dari ADS yaitu berani mengajukan pertanyaan kepada guru apabila ada yang belum jelas, berani menuliskan hasil pekerjaannya, dan berani menjelaskan hasil pekerjaannya.

3) JTB

Berdasarkan hasil rekaman video dan lembar pengamatan aktivitas siswa, tingkat keaktifan JTB pada pertemuan kedua ini tampak menurun. JTB tampak kurang aktif daripada pertemuan sebelumnya. Akan tetapi, masih ada hal positif yang tampak dari

JTB yaitu berani bertanya kepada guru ketika guru berada di dekatnya.

4) STH

Berdasarkan hasil rekaman video dan lembar pengamatan aktivitas siswa. Dapat dilihat bahwa pada pertemuan kedua ini STH tampak cukup aktif. Namun tetap lebih banyak diam dan hanya mengikuti apa yang diperintahkan oleh guru.

5) YWT

Berdasarkan hasil rekaman video dan lembar pengamatan aktivitas siswa, tingkat keaktifan YWT cukup tinggi. Namun masih sama dengan STH, ia cenderung diam dan hanya mengikuti apa yang diperintahkan oleh guru.

6) YSP

Berdasarkan hasil rekaman video dan lembar pengamatan aktivitas siswa, tingkat keaktifan YSP sangat tinggi. Hal itu tampak ketika YSP berani mengajukan pertanyaan mengenai soal yang belum dimengerti, berani maju menuliskan hasil pekerjaannya, dan berani menjelaskan hasil pekerjaannya. Ada yang menarik dari YSP pada pertemuan yang kedua, yaitu selain keaktifan YSP sangat tinggi, ia pun juga memiliki rasa ingin tahu yang cukup besar.

2. Rangkuman hasil analisis tes siswa

Analisis tes dilakukan pada saat menentukan nilai tes masing-masing siswa. Jika dilihat dari nilai dan kemudian dibandingkan dengan tingkat keaktifannya, ternyata tingkat keaktifan memiliki keterkaitan dengan hasil belajar siswa. siswa yang memiliki tingkat keaktifan tinggi mendapatkan hasil yang baik pada tesnya, sedangkan siswa yang tingkat keaktifannya rendah, hasil tes yang didapat pun kurang baik.

Jika dilihat dari keseluruhan nilai,tes siswa, dapat dirangkum bahwa sebagian besar siswa sudah cukup memahami sub pokok bahasan tentang penerapan turunan, namun kelemahan yang dimiliki sebagian besar siswa yaitu kurang dapat memahami soal yang berbentuk cerita. Siswa merasa lebih mudah bila soal sudah dalam bentuk angka-angka yang menunjukkan suatu variabel tertentu dan tinggal memasukkan angka-angka tersebut ke dalam suatu rumus.

3. Rangkuman hasil analisis wawancara

Berdasarkan analisis hasil wawancara siswa, dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran matematika pada sub pokok bahasan penerapan turunan dengan menggunakan metode Quantum Learning cukup menarik dan bermanfaat bagi siswa. Hal yang menarik dalam pembelajaran ini yaitu, adanya pemberian info mengenai manfaat belajar matematika dan manfaat turunan dalam kehidupan sehari-hari, serta pembelajaran menggunakan LCD, karena memberi warna yang berbeda dari pembelajaran yang biasa mereka dapatkan.

Hasil jawaban siswa ketika diajukan pertanyaan mengenai letak kesulitan dalam proses pembelajaran yaitu siswa mengalami kesulitan dalam memahami soal yang berupa cerita, karena terlalu banyak tahapan dalam menyelesaikan soal cerita. Selain itu, siswa juga merasa kesulitan apabila diminta mencoba mengerjakan soal yang belum pernah diajarkan, meskipun pada pembelajaran ini, sebelumnya siswa hanya diminta mengubah soal yang masih berupa cerita menjadi bentuk matematikanya.

Hasil jawaban siswa ketika ditanya mengenai pendapatnya tentang keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika menunjukkan bahwa sebagian besar siswa merasa penting untuk aktif dalam pembelajaran, dan alasan yang mereka berikan yaitu keaktifan dapat melatih komunikasi, bisa menambah nilai, mengetahui kemampuan siswa dalam memahami materi, dan menurut mereka keaktifan juga membuat pembelajaran menjadi serius. Hasil jawaban siswa ketika diminta memberikan saran atau masukan mengenai pembelajaran matematika dengan metode Quantum Learning

pada sub pokok bahasan penerapan turunan yaitu adanya penjelasan sedikit lagi meskipun sudah menggunakan LCD, menganggap siswa sebagai teman, suara peneliti lebih diperbesar, dan siswa ingin agar guru tidak cuek dengan maksud menjaga komunikasi.

Hasil jawaban siswa ketika ditanya mengenai jawaban tes yang kurang tepat menunjukkan bahwa sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam memahami soal cerita sehingga siswa juga mengalami

kesulitan dalam menyelesaikan soal. Namun siswa sudah cukup memahami materi tentang penerapan turunan.

Dokumen terkait