• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Hasil Penelitian

Dalam dokumen PERANAN GURU DALAM PEMBERIAN MOTIVASI BE (Halaman 58-71)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

D. Analisis Hasil Penelitian

Pada pokok bahasan ini penulis akan menganalisis beberapa peran yang dilakukan guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di SMK Al-Khairaat Manado.

1. Analisis pemberian motivasi belajar siswa dengan menggunakan perangkat lunak.

a. Pemberian motivasi dengan kata-kata atau bahasa

Komunikasi dengan bahasa adalah merupakan alat komunikasi yang paling efektif dalam menyampaikan pesan, terutama pesan-pesan yang bernuansa pengetahuan dan dorongan peningkatan motivasi belajar anak. Dalam masa kanak-kanak siswa lebih banyak mengandalkan kemampuan berbahasa dalam melakukan interaksi edukatif, sehingga pendekatan bahasa atau kata-kata sebagaimana uraian di atas yang dilakukan oleh para guru pada SMK AL- Khairaat Manado, adalah sangat baik sekali, dan bahkan sangat jarang seorang guru yang memahami dan mengerti pola pendekatan seperti itu.

Ungkapan seperti kata-kata berupa “pujian atau sanjungan” terhadap prestasi yang dicapai anak didik berupa kata-kata”bagus, sangat baik, tidak buruk, atau kami bangga memiliki murid seperti kamu, hebat, lumayan dan lain sebagainya adalah merupakan pendekatan secara kejiwaan yang memiliki pengaruh sangat besar bagi anak dalam meningkatkan motivasi belajar anak.

Ungkapan kata-kata seorang guru yang melihat tulisan muridnya yang sebenarnya jelek atau kurang bagus, namun guru mengatakan dengan kalimat

”wah tulisanmu lumayan bagus, tidak buruk, mungkin hanya perlu ditingkatkan

lagi agar lebih indah” maka ungkapan kata seperti ini akan dapat memacu dan

membangkitkan semangat belajar menulis anak semakin baik. Yang terjadi pada diri anak pada saat itu secara kejiwaan adalah anak merasa dihargai, dan mereka merasa bangga, serta anak pun akan selalu termotivasi dalam belajar, dan pada sisi yang lain anakpun akan menampilkan sikap positif terhadap gurunya dengan selalu mendengarkan semua perintah guru dan anjurannya, serta anak akan dengan mudah mengerti dan memahamai pelajaran yang disampaikan oleh guru.

Salah seorang guru mengatakan bahwa perubahan yang terjadi pada diri anak di antaranya anak menjadi rajin dalam belajar dan lebih bergairah, anak semakin percaya diri dengan selalu menunjukan prestasinya, anak semakin disiplin dan selalu mematuhi perintah guru. Yang pada gilirannya anak memperoleh hasil belajar dengan nilai yang baik.

Ungkapan kata-kata yang lain seperti : “bagaimana kabarmu? Bagaimana kondisi orang tuamu? Orang tuamu tinggal di mana? Ibu/bapak guru senang kamu anak yang rajin dan disiplin! Bagaimana dengan belajarmu apa baik-baik

saja?”

Pertanyaan seperti ini sangat berpengaruh bagi pertumbuhan dan perkembangan anak didik, pengaruh yang ditimbulkan pada diri anak adalah anak merasakan bahwa guru sangat perhatian kepada diri mereka dan adanya sikap kasih sayang dari guru, dengan demikian anak akan menjadi segan dan

selalu menjaga diri untuk selalu terdorong mematuhi perintah dan larangan serta akan selalu berupaya dapat menyesuaikan dengan kondisi melalui belajar keras.

Anak merasa segan kepada guru dan bukan merasa takut, muncul kebanggaan pada diri anak terhadap guru yang bersangkutan maka di sinilah muncul kewibawaan pada guru yang bersangkutan yang pada gilirannya tujuan pembelajaran akan dengan mudah dapat dicapai.

Sebagaimana uraian di atas, guru juga sering mengatakan kepada

anak”lumayan tulisanmu tidak jelek! Namun perlu ditingkatkan!”. Kata-kata seperti ini sangat baik bagi peningkatkan motivasi belajar anak. Anak akan semakin terdorong untuk melatih dirinya belajar menulis yang lebih baik dan selalu mendengarkan saran guru. Ungkapan kata-kata tersebut adalah merupakan bahagian penghargaan dan atau pujian kepada anak, karena pada masa usia ini anak sangat senang dengan pujian dan sanjungan, sehingga penghargaan atas prestasi anak meskipun pada prinsipnya hasil karya itu jelek atau kurang bagus sangat dibutuhkan.

Justru sebaliknya bila guru mengatakan kepada anak “tulisanmu seperti cakar ayam”, maka pada diri anak akan muncul rasa malu dan rendah diri, serta anak akan semakin minder dan kurang percaya diri, dan pada akhirnya anak juga tidak memiliki motivasi dalam belajar dan akan semakin menyebabkan prestasi anak semakin rendah.

Pemberian hukuman juga dilakukan kepada anak dalam bentuk misalnya anak disuruh menghafalkan menggambar dan berhitung dan yang lainya lagi.

Pemberian hukuman dengan penerapan pola seperti tersebut adalah sangat baik sekali bagi peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa. Hukuman menghafal, menulis dan berhitung juga kegiatan lainnya adalah pola bimbingan belajar yang diterapkan melalui penegakan disiplin dan sangsi, sehingga akan mendatangkan hasil yang positif, apalagi budaya pemberian hukuman dengan pemberian sanksi pisik sudah bukan zamannya lagi dan dalam dunia pendidikan sudah sangat tidak tepat, karena bukannya mendatangkan manfaat, justru akan mengajar anak menjadi orang yang nakal dan suka membangkan serta melawan dan bahkan akan semakin gemar melakukan pelanggaran disiplin.

Namun setelah penulis cermati dan hasil pengamatan dalam komunikasi edukatif yang dilakukan oleh guru disekolah SMK Al-Khairaat Manado, menunjukan bahwa tidak semua guru memiliki sikap dan kemampuan dalam melakukan pendekatan kejiwaan dengan menggunakan bahasa seperti di atas. Sementara sebahagian guru yang sering mengunakan komunikasi verbal dan sangat berpengaruh seperti di atas dilakukan karena kondisi yang apa adanya, namun bukan karena bermaksud memotivasi belajar anak.

Justru sebaliknya sebahagian dari guru masih terlalu sering menggunakan kata-kata atau bahasa dalam berkomunikasi dengan anak didik dengan cara-cara yang justru membuat anak kurang bersemangat, dan gairah dalam belajar. Misalnya ketika ada murid yang terlambat masuk sekolah, maka banyak guru yang langsung memarahi dan menganggap anak malas, bandel, bodoh dan lain sebagainya, yang kadang juga diikuti oleh hukuman secara fisik dan atau sangsi

yang tidak mendidik. Padahal perlakuan seperti tersebut sangat melemahkan semangat belajar anak.

Oleh karena itu bagi sebahagian guru masih perlu melakukan perbaikan kemampuan dalam melakukan tugas pendidikan dan pengajaran. Karena tugas seorang guru dalam membangkitkan motivasi belajar anak bukan saja dalam kegiatan formal dan resmi seperti di dalam kelas saat belajar, namun juga kapan dan dimana saja guru hendaknya selalu memperhatikan semangat belajar anak agar tidak mengalami ketertinggalan. Sehingga hubungan edukatif dilakukan baik di dalam maupun di luar kegiatan belajar.

b. Analisis pemberian motivasi belajar dengan menggunakan pendekatan gerakan.

Gerakan atau mimik yang ditampilkan oleh guru di SMK Al-Khairaat Manado, juga dapat berpengaruh secara kejiwaan terhadap naik atau turunnya motivasi belajar anak. Oleh karena itu setiap guru atau pendidik hendaknya juga pandai menggunakan gerakan tubuh atau mimic yang memiliki implikasi peningkatan motivasi belajar anak.

Gerakan atau bahasa tubuh yang dapat dilakukan dengan banyak ragamnya, namun sebagaimana uraian di atas bentuk pemberian motivasi belajar dengan bahasa tubuh yang dilakukan oleh guru di antaranya dengan “menyentuh kepala bahagian atas ke belakang kepada siswa atau sering juga guru menepukkan tangan pada punggung murid serta memeluknya secara sepintas

dan diikuti kata-kata pujian atau penghargaan misalnya “hebat kamu, pintar,

tidak jelek”dll.

“Gerakan dan sentuhan” yang dilakukan guru seperti menepuk punggung,

memiliki pengaruh psikologi yang sangat besar bagi peningkatan motivasi belajar anak, karena anak merasa disayangi, dan diperhatikan, serta anak memiliki kebanggaan pada diri sendiri. Hal ini juga dapat membangkitkan semangat belajar anak terhadap pelajaran, anak juga akan semakin tumbuh rasa percaya dirinya. Gerakan dan sentuhan seorang guru ini hendaknya dilakukan pada saat-saat tertentu dan tidak terlalu sering, terutama pada saat anak mengalami situasi yang menyedihkan atau situasi yang membahagiakan karena memperoleh prestasi dan dijadikan sebagai ungkapan kebanggaan.Peranan guru sangatlah menentukan sekali, karena guru juga sebagai motivator dalam peningkatan belajar anak.

Dalam upaya peningkatan motivasi belajar perlakuan seperti ini sangatlah baik, karena anak merasa adanya kehangatan dan kedekatan antara seorang anak dengan gurunya.

Perangkat lunak dalam bentuk gerakan juga dilakukan oleh para guru pada SMK Al-Khairaat Manado seperti “acungan jempol” hal ini terutama dilakukan terhadap sebuah prestasi yang telah dicapai oleh anak didik akan lebih baik bila diikuti dengan kata-kata “kamu pintar, hebat, jago dan tidak mengecewakan”.

Perlakuan seperti ini akan memberikan semangat yang besar kepada anak untuk selalu meningkatkan prestasi belajar dan berlatih agar mencapai hasil prestasi yang lebih tingi lagi. Anak merasa hasil karyanya dan usahanya dihargai dan diakui meskipun mungkin masih sangat jauh bila dibandingkan dengan anak yang lain, namun sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar anak maka sebaiknya apapun hasilnya guru tetap harus memberikan apreseasi yang terbaik kepada anak agar anak tetap memiliki semangat dalam belajar.

Sama halnya dengan pendekatan kata-kata seperti tersebut di atas, di mana hanya dapat dilakukan oleh sebahagian guru saja, sementara yang lain masih perlu meningkatkan kemampuan professional dalam kegiatan pedidikan dan pengajaran.

c. Pemberian motivasi belajar melalui penciptaan kondisi belajar yang menarik

Keberhasilan dalam pembelajaran juga ditentukan oleh sejauh mana seorang guru dapat menciptakan suasana belajar yang menarik dan mengesankan bagi anak sehingga anak memiliki inspirasi yang baik.

Seorang guru yang mampuh menciptakan kondisi belajar seperti ini akan memperoleh keberhasilan dalam mengajarnya, begitu pula sebaliknya. Sehingga penigkatan pemahaman akan pertumbuhan dan perkembangan jiwa anak didik adalah merupakan bahagian terpenting dalam menjadikan kondisi belajar bermakna. Begitu pula anak semakin termotivasi dalam belajar.

Oleh karena itu seorang guru benar-benar harus menguasai materi pelajaran sekaligus metode yang akan digunakan dalam kegiatan belajar dengan tetap menyesuaikan dengan pertumbuhan dan perkembangan jiwa anak, serta lingkungan di mana kegiatan belajar itu dilaksanakan. Suasana belajar yang harmonis akan memberikan ketenangan dan kemudahan anak dalam menerima pelajaran.

Penciptaan kondisi belajar yang baik ini tidak saja ditentukan oleh kepintaran seorang guru, namun juga dipengaruhi oleh suasana lingkungan dimana kegiatan belajar itu berlangsung, karena suasana belajar yang tidak bising atau ribut misalnya karena pengaruh suara kendaraan bermotor, dapat mempengaruhi situasi belajar. Begitu pula dengan keberadaan fasilitas belajar yang digunakan, juga turut menentukan keberhasilan dan mempengaruhi motivasi belajar anak.

2. Analisis pemberian motivasi belajar dengan menggunakan perangkat keras.

Analisis pemberian motivasi belajar dengan menggunakan perangkat keras, dilakukan dilakukan melalui:

a. Pendekatan melalui fasilitas belajar.

Fasilitas belajar adalah merupakan salah satu bahagian yang penting dalam kegiatan pembelajaran, dan sangat besar pengaruhnya dalam menentukan keberhasilan sebuah kegiatan pendidikan, sehingga di manapun kegiatan

pendidikan dan pengajaran berlangsung, hendaknya fasilitas belajar juga menjadi perhatian yang prioritas.

Sebagaimana uraian di atas, SMK Al-Khairaat Manado, sangat memperhatikan kebutuhan akan fasilitas belajar anak di antaranya pengadaan buku cetak pada setiap mata pelajaran sesuai dengan kejuruannya.

Pengadaan buku cetak untuk setiap mata pelajaran dimaksudkan agar pemanfaatan waktu, tenaga, serta biaya pendidikan, lebih efektif dan efisien. Anak tidak perlu membuang waktu yang terlalu lama untuk menyalin pelajaran, dan bahkan anak semakin tertarik karena buku cetak tersebut telah memuat dengan lengkap dan lebih sistematis isi materinya, serta tersusun dalam bentuk kalimat yang lebih rapih.

Sehingga pengadaan buku cetak dalam kegiatan belajar adalah merupakan cara yang paling tepat dalam meningkatkan motivasi belajar anak, sebab anak akan merasa jenu, malas, atau bahkan tidak mau belajar apabila tidak ada buku atau fasilitas yang lain yang akan digunakan sebagai alat dan sumber belajar yang memadai.

Pengadaan alat dan sumber belajar seperti buku tulis, buku cetak, pinsil dan bolpoin serta lainnya, akan sangat membantu membangkitkan hasrat dan dorongan kepada anak untuk melakukan kegiatan belajar, atau dapat dikatakan bahwa alat dan sumber belajar tersebut dapat membangkitkan ide atau keinginan anak untuk melakukan sesuatu. Begitu pula sebaliknya, bila tidak ada fasilitas belajar, tentu anakpun tidak memiliki keinginan untuk melakukan sesuatu yang

berhubungan dengan belajar, dan sebaliknya dia akan melakukan kegiatan yang berhubungan dengan hal-hal diluar belajar seperti bermain sesuatu yang tidak bermakna.

Pengadaan fasilitas belajar ini hendaknya bukan saja terbatas pada sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan membaca dan menulis, namun lebih kompleks lagi yakni dengan mengadakan fasilitas lain seperti pengadaan fasilitas olahraga dan kesenian dalam rangka peningkatan bakat dan minat anak.

Anak juga akan semakin merasa bergairah ketika keinginan berolahraga dan bakat keseniannya merasa terfasilitasi, terlebih lagi bila anak sering diikutkan dalam kegiatan kompetisi sekolah, apalagi bila anak sering memperoleh juara dan memperoleh hadiah atas kemenangannya, maka anak akan semakin memiliki motivasi dalam belajar.

Sehingga apa yang telah dilakukan guru pada SMK Al-Khairaat Manado adalah sudah baik hanya perlu ditingkatkan baik secara kuantitas maupun kualitas dari fasilitas yang ada.

Pengadaan fasilitas belajar ini tidak hanya terbatas pada kegiatan intrakurikuler saja, namun juga kegiatan ekstrakurikuler juga perlu mendapat perhatian yang seimbang.

b. Pendekatan melalui penegakan disiplin dan aturan

Menjadikan anak yang disiplin dan taat pada aturan adalah merupakan bahagian yang sangat penting dalam pendidikan. Sehingga dalah hal ini guru harus selalu memperhatikan dan membiasakan anak dengan segala aturan dan

disiplin yang disepakati bersama dalam sekolah, begitu pula bila siswa melakukan pelanggaran seperti terlambat masuk kelas, atau melakukan pelanggaran susila, maka anak perlu dikenakan disiplin yang tegas namun bersifat mendidik, sehingga penegakan hukum bukanlah sebagai sarana untuk menghukum anak, namun dijadikan sebagai alat dalam mendidik anak agar anak memiliki kesadaran dan pemahaman yang benar tentang segala aturan dan disiplin yang disepakati.

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Peran yang dilakukan oleh guru pada SMK Al-Khairaat Manado dalam pemberian motivasi dilakukan dengan beberapa cara di antaranya adalah: Pemberian motivasi belajar dengan menggunakan perangkat lunak, seperti kata-kata atau bahasa, gerakan atau bahasa tubuh, dan upaya menciptakan kondisi belajar yang menarik. Di samping itu pemberian motivasi melalui perangkat keras seperti: pemenuhan kebutuhan fasilitas belajar berupa sarana dan prasarana, juga penegakan disiplin dan aturan di sekolah.

2. Sedangkan kendala yang dihadapi oleh guru dalam meningkatkan motivasi belajar di SMK Al-Khairaat Manado di antaranya adalah : Pertama tidak semua guru memiliki pengetahuan tentang dasar-dasar ilmu mendidik atau paedagogiek. Kedua fasilitas pembelajaran yang belum sepenuhnya lengkap, sehingga kadang kala masih mempengaruhi gairah belajar siswa.

B. Saran-saran

1. Kepada semua guru diharuskan untuk memperhatikan kondisi belajar siswa setiap saat termasuk didalamnya motivasi siswa, serta membantu siswa dalam mengatasi kesulitan belajar dengan tetap memberikan motivasi dan perhatian terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. 2. Kepada semua yang terlibat dalam proses pembelajaran termasuk orang

tua dan komite sekolah hendaknya bekerja sama dalam menciptakan suasana belajar siswa yang penuh motivasi, sehingga muncul kemandirian dalam belajar dan semakin bermakna bagi anak.

Dalam dokumen PERANAN GURU DALAM PEMBERIAN MOTIVASI BE (Halaman 58-71)

Dokumen terkait