• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN GURU DALAM PEMBERIAN MOTIVASI BE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERANAN GURU DALAM PEMBERIAN MOTIVASI BE"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

PERANAN GURU DALAM PEMBERIAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

DI SMK AL-KHAIRAAT MANADO

Skripsi

diajukan guna mencapai gelar Sarjana Pendidikan Islam Jurusan

Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam

Oleh:

CHAMSIYAH PAKAYA

NIM: 10.2.3.091

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masalah sistem pembelajaran adalah masalah yang mudah disebut tetapi

tak mudah untuk melakukannya. Betapa tidak karena perbuatan belajar dan

pemberian motivasi bukan hanya kegiatan jasmani akan tetapi juga kegiatan

rohani. Kedua aspek itu saling melengkapi dan bertalian satu sama lain keduanya

merupakan aspek-aspek yang bersifat komplementer.

Manusia dalam perbuatannya selalu menuntut kegiatan jasmani dan

rohani. Membaca buku misalnya adalah paduan antara kegiatan jasmaniah yang

berupa gerakan-gerakan mata, gerakan tangan, sikap badaniah dengan kegiatan– kegiatan rohaniah yang berupa mengolah pengertian yang ada dalam bacaan,

membandingkan, mengingat kembali, memikirkan dan sebagainya.

Setiap perbuatan belajar dan mengajar senantiasa memiliki aspek

jasmaniah yang disebut struktur dan aspek rohani yang disebut fungsi. Otak kita

sebagai kegiatan yang penting dalam dari diri kita mengandung kedua aspek itu.

Otak itu sendiri adalah strukturnya dan berpikir adalah fungsinya keduanya

saling bertalian dan saling mempengaruhi satu sama lain. Kalau otak luka, maka

fungsi berpikirnya akan terganggu dan sebaliknya kalau fungsi berpikirnya itu

tidak normal maka struktur otak itu akan berubah bentuknya. Jadi jelaslah bahwa

(3)

Dalam kaitan ini dapatlah dikatakan bahwa masalah belajar adalah hal yang

sangat kompleks sifatnya.

Bila hal ini dikaitkan dengan guru sebagai orang yang bertugas

melaksanakan kegiatan pembelajaran maka tentu guru memiliki tugas dan peran

penting dalam membantu siswa untuk menciptaklan suasan belajar yang

kondusif. Peranan guru dimaksud dapat dilakukan baik secara individual

maupun klasikal atau kelompok, baik di dalam kelas maupun di luar kelas.

Begitu pula cara yang digunakan dapat berfariasi, tergantung pada masalah dan

kondisi yang dihadapinya, termasuk dalam berinteraksi hendaknya semua dapat

memberikan semangat atau motivasi siwa dalam belajar.

Motivasi dalam proses pembelajaran adalah merupakan satu hal yang

sangat penting, karena dengan motivasi yang baik akan dapat memberikan

dorongan yang kuat kepada siswa, sehingga perbuatan belajar lebih bermakna.

Dan guru memiliki tugas untuk membangkitkan motivasi anak sehingga ia mau

melakukan kegiatan belajar.Sebab saat ini banyak guru yang tahu mengajar,

namun tidak tahu membangkitkan motivasi belajar.

Persoalannya sekarang adalah bagaimana cara membangkitkan motivasi

dalam belajar itu sendiri?

Secara khusus penelitian dalam skripsi ini menjadikan SMK Al-Khairaat

Manado sebagai lokasi atau tempat penelitian. Pengamatan awal yang dilakukan

penulis adalah pada saat penulis melakukan kegiatan Praktek Pengalaman

(4)

pendidikan agama Islam, siswa masih menunjukan semangat dan motivasi

belajar yang masih kurang. Oleh karena itu penulis menduga masih perlunya

peningkatan peran guru yang lebih maksimal lagi dalam memberikan motivasi

belajar. Pemberian motivasi adalah hal yang sangat penting, karena dengan

motivasi belajar yang baik, maka siswa dapat melakukan proses belajar dengan

baik dan mandiri, sehingga belajar menjadi lebih berarti dan bermakna.

Dari kondisi tersebut kemudian penulis merasa perlu untuk meneliti dan

melihat lebih jauh lagi tentang peranan guru dalam meningkatkan motivasi

belajar siswa di SMK AL-Khairaat Manado, serta solusi yang mungkin dapat

penulis tawarkan diakhir pembahasan skripsi ini.

B. Rumusan dan Batasan Masalah

Dengan bertitik tolak dari latar belakang tersebut di atas, maka penulis

dapat memberikan batasan masalah sebagai berikut : “Bagaimana peran guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di SMK Al-Khairaat Manado?

Dari batasan masalah tersebut di atas, penulis dapat menjabarkannya ke

dalam beberapa rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah peran yang dilakukan oleh guru dalam pemberian motivasi

belajar siswa di SMK Al-Khairaat Manado?

2. Kendala-kendala apa yang dihadapi dalam membangkitkan motivasi

(5)

C. Pengertian Judul

Untuk menciptakan kesamaan persepsi serta interpretasi terhadap masalah

yang dibahas. Maka penulis perlu memberikan penjelasan terhadap beberapa

konsep yang terdapat pada judul skripsi ini. Adapun penjelasan yang dianggap

perlu adalah sebagai berikut :

Peranan, kata ”peranan” mengandung arti tugas atau tujuan khusus, proses, perbuatan cara melaksanakan. Usaha dalam rangka melaksanakan

kegiatan, untuk mengadakan hubungan dengan orang lain.1

Kata ”guru” mengandung arti ”orang yang patut didengar dan diikuti”. Guru juga mengandung arti suatu jabatan karier yang diperoleh setelah

menempuh pendidikan bidang keguruan.2.

Sedangkan kata ”motivasi” berasal dari kata ”motiv” yang mengandung arti keinginan atau kemauan, sedangkan motivasi adalah mengandung arti suatu

dorongan atau kemauan yang kuat dalam diri seseorang untuk melakukan

sesuatu.3

Motiv juga dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di

dalam subyek untuk melakukanaktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu

1 Tim Penyusun Kamus P3B, Kamus Besar Bahasa Indonesia , (Cet.II Jakarta: Balai Pustaka,

1998), h. 704.

2

W. J. S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1998). h. 1036 .

(6)

tujuan. Bahkan motivasi dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern

(kesiapsiagaan)4

Menurut Mc.Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri

seseorang yang ditandai dengan munculnya ”feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.5

Sementara kata „belajar“ mengandung arti suatu perubahan dari tidak

tahu menjadi tahu.6

Sedangkan menurut para ahli di antaranya:

1. Menurut Cronbach belajar adalah: Learning is shown by a change in behavior is a result of experience.

2. Harold Spears memberikan batasan: Learning is to observe, to read, to imitate, to try something themselves, to listen, to follow direction.7 Berdasarkan pengertian–pengertian tersebut di atas secara sederhana dapat dirumuskan maksud judul skripsi ini sebagai berikut : Tugas seorang

pendidik untuk melakukan perbuatan dengan mendekati anak secara perasaan

dan atau upaya menciptakan suasana hati sehingga menimbulkan suatu dorongan

atau semangat belajar dalam memperoleh perubahan pengetahuan, tingkahlaku

dan keterampilan .

4 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta : Rajagrafindo Persada), h.73.

5

Ibid.,

6 W. J. S. Poerwadarminta, Op.Cit., h.1023.

7

(7)

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan penelitian

Pada dasarnya penelitian ini bertujuan untuk :

a. Mengkaji lebih jauh tentang peranan yang dilakukan oleh guru

dalam memberikan motivasi belajar khususnya di SMK

Al-Khairaat Manado.

b. Untuk menemukan metode yang paling baik dalam meningkatkan

motivasi belajar siswa.

2. Kegunaan penelitian :

a. Kegunaan ilmiah yang berkaitan dengan pengembangan ilmu

pengetahuan pada umumnya dan ilmu pendidikan pada khususnya.

b. Kegunaan praktis yang berkaitan dengan pemberian motivasi

dalam belajar pada anak dalam rangka meningkatkan mutu

(8)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Belajar dan Mengajar

Masalah belajar dan mengajar adalah masalah setiap manusia karena

kedua hal tersebut senantiasa ada sepanjang kehidupan manusia. Hasil proses

tersebut sangat menentukan peranan dan posisi manusia dalam kehidupannya.

Belajar dan mengajar ini dikenal sejak manusia itu ada yaitu sejak zaman

Adam AS.Hal ini dapat dipahami melalui firman Allah SWT. Dalam

Qs.AL-Baqarah 2 : (31) yang berbunyi sebagai berikut:

Dan dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman:“Sebutkanlah kepadaku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar“.1

Memperhatikan ayat tersebut di atas jelaslah Allah Swt. adalah guru yang

pertama Yang Maha Agung, sedang Adam AS. adalah manusia pertama yang

menjadi muridNya, pelajaran pertama yang diberikan Allah kepada Adam adalah

nama-nama benda. Jadi nama adalah simbol pengetahuan permulaan, dan nama

1 Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahannya (Jakarta : PT. Bumi Restu, 2001),

(9)

orang dapat pengertian atau konsep ilmu pengetahuan. Di sini pula asalnya

perbuatan belajar dan mengajar yang pertama kalinya dalam kehidupan manusia.

Belajar dan mengajar adalah gabungan dua kata yaitu belajar dan

mengajar, gabungan dari dua kata tersebut berarti suatu interaksi edukatif antara

guru di suatu pihak dan murid di lain pihak. Dan saat ini proses tersebut dalam

dunia pendidikan di sebut pembelajaran.

Dalam suatu kelas di mana ada seseorang guru yang sedang memberi

pelajaran, murid mendengarkan dan mencatat pelajaran yang diberikan oleh guru

mereka, maka di situ juga sedang terjadi proses belajar mengajar dan ini suatu

proses interaksi atau komunikasi yang bersifat mendidik.

Pembelajaran sebenarnya dari suatu interaksi/komunikasi yaitu adanya

suatu hubungan timbal balik antara pribadi pendidik dan pribadi anak didik yang

sama-sama terikat dan tertuju pada suatu tujuan yang akan di capai yaitu tujuan

belajar mengajar atau tujuan pengajaran.2 Oleh karena itu proses pembelajaran

merupakan kegiatan guru dan murid-murid di samping menerima pelajaran yang

perilakunya passif dan juga belajar yang perilakunya aktif. Guru selain memberi

pelajaran juga harus mengembangkan ilmunya.

Orang belajar berarti melakukan kegiatan menerima menanggapi serta

menganalisa sesuatu yang dipelajari, dengan kata lain belajar untuk memperoleh

pengetahan, keterampilan dan sikap. Definisi tentang belajar berbeda-beda

menurut beberapa pendapat antara lain dikemukakan oleh:

2 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta : Rineka

(10)

1. Seorang ahli ilmu jiwa pendidikan yang bernama Er.Gunthur, dalam

bukunya“The Psychology of Learning“yang pendapatnya dikutip olah H.M Arifin, sebagai berikut:

Belajar itu adalah perubahan tingkah akibat dari pengalaman yang diperoleh akibat belajar seseorang, dan perubahan tersebut bukan karena disebabkan tendensi (kecenderungan) tabiyah yang otomatis membawa tingkah laku orang lelah dan sebagainya.3

Maksud dari definisi di atas dapat dikatakan bahwa perubahan tingkah

laku seseorang terjadi akibat faktor-faktor yang diperoleh melalui usaha yang

disengaja berupa kegiatan belajar.

2. Dalam bukunya Singgih D.Gunarsa dikatakan bahwa: ’’Belajar dapat dirumuskan sebagai suatu perubahan yang relatif menetap dalam tingkah

laku sebagai akibat (hasil) dari pengalaman“4

3. S.Nasution dalam bukunya berjudul Azas-azas Kurikulum yang dikutif dari

Ernest R. Hilgard dalam bukunya Teoritis of learning Menulis:

Learning is the process by wich an activiti origanets or is changet through training procedurs who thers in the laboratory of in the natural environment as disting nashed from changesby factors not atributt able to training.5

Dalam definisi itu dikatakan bahwa seorang belajar apabila ia dapat

melakukan sesuatu yang tak dapat dilakukan sebelum ia belajar atau bila

kelakuan berubah sehingga lain caranya menghadapi situasi dari pada sebelum

itu, dalam melingkupi pengamatan, pengenalan, pengertian, perbutan perasaan,

3 M. Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama,(Cet. III ; Jakarta : Bulan Bintang

1999), h. 163

4 Singgih D. Gunarsa, Psikologi Perkembangan, (Jakarta : Gunung Mulia, 2000), h. 23.

5

(11)

minat penghargaan dan sikap. Jadi belajar tidak hanya mengenai bidang

intelektual akan tetapi mengenai seluruh pribadi yang belajar.

Jika diteliti beberapa arti belajar yang telah dikemukakan beberapa ahli di

atas, sesungguhnya tidak ada perbadaan yang menyolok, kesemuanya

menunjukan bahwa belajar adalah suatu proses yang menyebabkan perubahan

yang atau pembaharuan dalam tingkah laku, sikap dan pengetahuan atau

diistilahkan dengan perubahan kognitif, afektif dan psikomotor yang bukan

disebabkan oleh proses pertumbuhan yang bersifat jasmani atau dengan

sendirinya.

Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud

belajar adalah:

1. Suatu kegiatan anak didik dalam menerima, menanggapi, serta menganalisa

bahan-bahan yang disajikan.

2. Perubahan tingkah laku akibat pengalaman yang diperoleh dalam belajar.

Perubahan yang terjadi berupa perubahan dalam kebiasaan-kebiasaan,

keterampilan-keterampiln, bertambahnya pengetahuan dan bertambahnya

daya berpikir. Berubah dan berkembangnya sikap serta sifat dan sebagainya.

Setelah penulis mengemukakan pengertian belajar di atas, maka

(12)

1. Menurut Muhrin

Mengajar adalah memberikan ajaran-ajaran berupa ilmu pengetahuan kepada seseorang atau beberapa orang, agar mereka dapat memiliki dan memahami ajaran-ajaran tersebut.6

2. Dalam bukunya Rostiyah NK dikatakan bahwa:

Mengajar adalah menanamkan pengetahuan pada seseorang dengan cara

paling singkat dan tepat“.7

3. Begitu pula menurut Abu Ahmadi

a. Mengajar ialah menanamkan pengetahuan pada anak.

b. Mengajar adalah menyampaikan pegetahuan dan kebudayaan kepada anak.

c. Mengajar adalah suatu aktivitas mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak sehingga terjadi proses belajar.8

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa mengajar adalah usaha

guru memimpin murid untuk belajar. Memimpin murid dalam belajar berarti

mempunyai tujuan. Sebab belajar tanpa tujuan tidak akan membawa hasil, tujuan

tanpa rencana tidak akan memberi jaminan akan adanya kematangan, perubahan

ilmiah yang berlaku di dalam masyarakat yang beradab. Karena itu mengajar

adalah memimpin murid terhadap adanya perubahan situasi dalam proses

perkembangan mencapai tujuan.

Dari uraian di atas dapatlah diketahui bahwa proses belajar mengajar

ialah serangkaian kegiatan menerima, memberi, mengahayati, menanggapi dan

memahami dari pihak murid daripada bahan/materi yang disajikan oleh pihak

6

Mukhrin, Pedoman Mengajar Bimbingan Praktek, (Surabaya : Al-Ihklas, 2000), h. 13

7 Roestiyah NK. Masalah-Masalah Ilmu Keguruan, (Jakarta : PT. Bina Aksara, 1998), h. 21.

8

(13)

guru (pengajar) dalam suatu tempat tertentu atau suatu kegiatan komunikasi

Dari Abi Hurairah, sesungguhnya dia berkata : Bersabda Rasulullah saw ; setiap anak yang dilahirkan adalah suci bersih, maka kedua orang tuanya lah yang menjadikan Yahudi atau Nasrani atau Majuzi.8

B. Faktor yang mempengaruhi kegiatan Belajar dan Mengajar

Dalam pembahasan ini akan dikemukakan faktor yang mempengaruhi

proses belajar mengajar, seorang guru di samping mengetahui pengertian belajar,

harus pula mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar

mengajar itu.

Dalam proses belajar mengajar paling sedikit terkandung tiga segi pokok

yaitu :

Imam Muslim Shahih Muslim, juz IV. (Cet. I ; Mesir: Isa al-Baby al-Halaby wa Syirkah, t. th) , h. 2047. Terjemahan Penulis

(14)

Pada uraian yang lalu telah dijelaskan bahwa belajar adalah proses yang

menyebabkan perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku atau kecakapan

manusia, di sini terdapat sejumlah faktor yang mempengaruhi seperti yang

dikemukakan oleh Maman Ahdiyat bahwa :“Faktor penting yang sangat erat hubungannya dengan proses belajar mengajar ialah pengalaman, perkembangan

berfikir dan tingkahlaku.10

Dengan kata lain pengalaman, perkembangan fikiran dan tingkah laku

adalah merupakan faktor yang mempengaruhi proses belajar..

Telah diketahui bahwa dalam pendidikan ada lima faktor yang dominasi

yaitu anak didik, pendidikan, alat pendidikan, miliu atau lingkungan dan tujuan

pendidikan. Antara kelima faktor tersebut terdapat hubungan timbal balik, serta

sebagai faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap proses belajar.

Dari beberapa faktor dominan tersebut di atas maka anaklah yang menjadi

sentral dari proses pendidikan, oleh karena pendidikan harus bear-benar

mengarah pada upaya pencapaian tujuan.

Bertolak dari kedudukan sentral anak didik ini Siti Rahayu Hadianto

mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar atau

sebab-sebab kesuksesan belajar yang dibedakan atas :

10 Maman Adhiyat, Teori Belajar Mengajar dan Aplikasinya dalam Program Belajar Mengajar,

(15)

1. Faktor internal, yaitu faktor yang timbul dari dalam diri anak yaitu

sendiri. Seperti kesehatan, rasa aman, kemampuan minat dan

sebagainya.

2. Faktor Exsternal, ialah faktor yang dari luar diri si anak. Seperti

kebersihan rumah, udara yang panas, lingkungan dan sebagainya.12

Sebab-sebab yang berasal dari dalam diri anak didik itu sering bertemu

dengan sebab-sebab yang berasal dari luar diri anak didik, atau salah satu sebab

atau akibat dari lainnya.

Sebab-sebab dari dalam diri anak yang bersifat biologis dan bersifat

psikologis. Sebab-sebab yang bersifat biologis yang berhubungan dengan

keadaan jasmani anak didik antara lain cacat badan, seperti bisu, tuli, buta yang

dapat mempengaruhi kondisi belajar anak. Begitu pula jika kondis kesehatan

mengalami gangguan penyakit seperti sakit flu, batuk, atau yang lainnya dapat

mempengaruhi belajar anak.

Sebab yang bersifat psikologis misalnya kecerdasan (Intelegensi) anak

yang merupakan salah satu faktor internal yang sangat besar pengaruhnya

terhadap kemajuan belajar. Bilamana pembawaan, intelegensi anak memang

rendah maka sukar sekali untuk mencapai hasil belajar yang baik. Sebaliknya

anak yang berintelegensi tinggi sangat mudah mencapai hasil belajar.

Faktor yang bersifat psikologis lainnya adalah perhatian. Anak ada yang

mudah memusatkan perhatian dan ada pula yang sukar memusatkan perhatian.

12

(16)

Anak yang mempunyai perhatian terpencar, rangsangan sedikit saja segera dapat

mengalihkan perhatiannya. Pemusatan perhatian kearah bahan, belajar selalu

terganggu sehingga mengalami kesukaran dalam belajar. Anak yang mudah

memusatkan perhatian dalam belajar maka akan semakin mudah mencapai hasil

belajar yang baik.

Minat dan motivasi siswa untuk belajar akan tumbuh ketika materi pelajaran itu ada hubungannya dengan kehidupan sehari-hari. Karena itu, sangat penting bagi guru untuk menjelaskan keterkaitan materi pelajaran dengan kebutuhan siswa sehari-hari.13

Di samping faktor yang datang dari dalam diri anak didik yang

merupakan faktor mudah sukarnya orang belajar, ada pula factor dari luar diri

anak didik atau faktor eksternal (lingkungan yang turut mempengaruhi) yaitu ada

beberapa faktor :

1. Faktor keluarga

Faktor ini sangat luas dan sangat penting pula artinya bagi kelancaran

belajar anak, cara orang tua mendidik anak dalam rumah tangga, hubungan

orang tua dengan anaknya atau ibu bapak dan anak-anaknya, ibu bapak sebagai

teladan sangat mempengaruhi proses belajar.

Keluarga merupakan lingkaran pertama dari lingkaran-lingkaran pertumbuhan sosial. Ia merupakan penanggungjawab secara mendasar terhadap pembentukan daya pikir, nilai-nilai dan latar belakang pengetahuan seorang murid.14

13

Rudi Hartono, Ragam Model Mengajar yang mudah diterima murid, (Cet.II; Jogyakarta : Diva Press, 2014), h.18.

14 Muhammad Abdullah Ad-Duweisy, menjadi Guru yang Sukses dan Berpengaruh, (Cet. VIII;

(17)

Demikian juga suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga

sangat mempengaruhi motivasi belajar anak, suasana rumah yang gundah/gaduh

atau sangat ramai tidak memungkinkan anak untuk belajar dengan baik anak

akan terganggu, konsentrasinya tidak mungkin dapat dipusatkan dan akhirnya

dalam belajar sangat terganggu.

Ekonomi keluarga juga sangat menentukan proses belajar, bilamana

keadaan ekonomi agak baik maka dapat menjamin dan dapat menjadikan sarana

alat perlengkapan dalam belajar seperti meja dan kursi belajar ruangan belajar di

rumah dan perlengkapan seperti radio, tape recorder, TV, Kesemuanya dapat

membantu dalam proses belajar anak.

Dan bilamana keadaan ekonomi rumah tangga agak minim, maka sudah

barang tentu tidak dapat mengadakan sarana dan prasarana dalam belajar anak,

dengan sendirinya dapat mempengaruhi proses belajar anak.

2. Faktor sekolah

Faktor ini juga sangat besar pengaruhnya dalam proses belajar anak

karena di sekolah inilah berlangsungnya pendidikan / proses belajar mengajar.

Hubungan guru dan murid di sekolah ini sangat mempengaruhi proses belajar

anak. Guru yang kurang mendekati siswa dan kurang bijaksana, maka tidak akan

melihat bahwa di dalam kelas terdapat group yang saling bersaing secara tidak

sehat. Jiwa kelas tidak terbina, bahkan hubungan masing-masing individu tidak

nampak, kesemuanya ini mempengaruhi kurang lancarnya proses belajar

(18)

Demikian pula keadaan gedung, jumah siswa yang luar biasa sedang

gedung sekolah kecil sekali, mereka duduk berjejal-jejal didalam kelas yang

demikian itu mengakibatkan anak belajar dengan tidak tenang/tidak enak.

Dengan demikian proses belajar anak menjadi terganggu.

3. Faktor lingkungan

Faktor lingkungan ini juga tidak sedikit pengaruhnya terhadap belajar

anak karena selepas dari sekolah maka anak-anak hidup di tengah-tengah

masyarakat. Kalau dalam masyarakat itu anak-anak bergaul dengan teman-teman

yang gemar membaca majalah-majalah, buku-buku Novel yang tak dapat

dipertanggung jawabkan yang akibatnya anak asyik membacanya akhirnya anak

lupa akan tugasnya untuk belajar pelajaran sekolah.

Demikian juga kalau anak hidup di dalam masyarakat di mana

tetangganya hidup anak-anak yang rajin belajar, otomatis anak-anak tersebut ikut

pula untuk belajar walaupun anak itu tanpa disuruh.

Berdasarkan uraian di atas faktor-faktor dari luar terhadap proses belajar

mengajar. Dan faktor dari luar anak sering mempengaruhi faktor yang ada dalam

diri anak. Walaupun anak itu berintelegensi tinggi serta mudah memusatkan

perhatiannya kalau hidup dalam keluarga yang kurang harmonis atau tidak

mendapat kesempatan untuk belajar karena diakibatkan oleh

kesibukan-kesibukannya di rumah setiap hari, demikian pula bila anak itu di dalam

masyarakat yang tidak berpendidikan kesemuanya itu sangat mempengaruhi

(19)

Setelah penulis menguraikaan faktor-faktor yang mempengaruhi proses

bejalar, maka selanjutnya penulis akan membahas faktor-faktor yang

mempengaruhi proses mengajar.

Sebelumnya perlu ditegaskan kembali bahwa : Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar, dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa.15

Guru dalam melaksanakan tugasnya yaitu mendidik dan mengajar anak

didiknya diharapkan akan membawa hasil, namun perlu disadari bahwa berhasil

tidaknya tugas yang diembannya itu tergantung kepada faktor-faktor yang

mempengaruhinya.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhinya kegiatan mengajar ada dua

faktor yaitu :

1. Faktor Internal guru

Faktor intern yang mempengaruhi proses mengajar itu antara lain :

a. Keikhlasan.

Dengan adanya keikhlasan yang dimiliki oleh guru maka terlepaslah ia

dari segala sifat-sifat tercela seperti dengki, riya, ujub takabur dan sebagainya. Dengan demikian seorang guru mengemban tugasnya hanya semata-mata

mencari keridhaan Allah SWT. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan

oleh Imam Gazaali “Tidak mengharapkan balas jasa ataupun ucapan terima

15 Moh.Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Cet. XI; Badung: Remaja Rosdakarya, 2000),

(20)

kasih, tetapi bermaksud dengan mengajar itu mencari keridhaan Allah dan

mendekatkan diri kepada Tuhan.“16

Keikhlasan seseorang guru dalam mengajar dapat mempengaruhi hasil

pengajaran yang dilaksanakan dan bahkan tujuan yang ingin dicapai akan sulit

terpenuhi bila faktor tersebut tidak dipenuhi.

b. Kepribadian

Kepribadian guru merupakan faktor yang amat besar pengaruhnya dalam

proses belajar mengajar, seorang guru mengajar sebagian besar ditentukan oleh

penampilan kepribadiannya. Apakah ia berakhlak baik atau apakah ia

memperlihatkan penampilannya yang wajar atau tidak, kesemuanya itu

mempengaruhi proses mengajar.

c. Kewibawaan

Faktor ini juga sangat mempengaruhi proses mengajar bagi seorang guru

dengan wibawa yang dimiliki oleh guru maka murid yang mengikuti

pelajarannya dengan tekun sehingga apa yang diajarkan/dikemukakan oleh guru

mereka mengerti dan jika mereka sudah mengerti berarti guru dalam

memberikan pelajaran berhasil dengan baik. Dan ini berarti kewibawaan guru

merupakan faktor yang mempengaruhi proses mengajar guru.

16 Moh. Athiyah Al-Abrasyi, Attarbiyatul Islamiyah, diterjemahkan oleh Bustami A. Gani

(21)

2. Faktor External guru

Faktor yang mempengaruhi proses mengajar dari faktor luar diri guru di

antaranya :

a. Penguasaan bahan

Seorang guru yang ingin mengajar hendaknya menguasai bahan yang

akan disajikan. Dengan menguasai bahan yang akan disajikan itu menimbulkan

keaktifan bagi guru dalam memberikan materi pelajaran yang di ajarkan.

Sehubungan dengan ini Roetiyah NK menyatakan :

“Guru harus menguasai bahan pelajaran sebaik mungkin sehingga dapat

membuat perencanaan pelajaran dengan baik, memikirkan variasi metode, cara memecahkan persoalan dan membatasi bahan, membimbing murid kearah tujuan yang di harapkan tanpa kehilangan kepercayaan terhadap

dirinya.“17

Berdasarkan hal tersebut, maka dapat diketahui bahwa dengan menguasai

bahan guru memperoleh beberapa manfaat yaitu :

1. Guru dapat membuat perencanaan pelajaran dengan baik

2. Guru dapat memikirkan varieasi metode yang akan dipakai.

3. Guru dapat memecahkan persoalan dan membatasi bahan

4. Guru dapat membimbing murid kearah tujuan yang diharapkan.

b. Penerapan Metodologi

Penerapan metodologi juga sangat mempengaruhi proses mengajar,

karena walaupun guru menguasai bahan yang akan diajarkan kalau tidak

menguasai tehnik penyajian atau kurang mengetahui metode menyajikan bahan

(22)

itu kepada murid maka kurang membawa hasil yang diharapkan. Demikian juga

kalau hanya menyajikan bahan pelajaran dengan menggunakan satu metode

dapat mengakibatkan murid-murid menjadi bosan. Seperti halnya yang

dikemukakan oleh Ny. Roestiyah NK yang mengatakan :

“Waktu guru mengajar bila hanya menggunakan salah satu metode maka

akan membosankan, anak tidak tertarik perhatiannya pada pelajaran. Dengan variasi itu metode dapat meningkatkan motivasi belajar anak.18

Oleh karena itu guru harus mengetahui berbagai metode mengajar dan

mampu menerapkan prinsip mengajar dalam proses mengajar, jadi penerapan

metode mengajar ini merupakan faktor yang mempengaruhi motivasi belajar

siswa.

c. Penggunaan alat peraga

Penggunaan alat peraga dalam mengajar juga sangat besar pengaruhnya

karena dapat menarik perhatian dan membangkitkan semangat atau motivasi

atau aktivitas murid terhadap apa yang diajarkan oleh guru.

Pada waktu guru mengajar di depan kelas harus berusaha menggunakan

alat peraga. Baik dengan menggunakan benda-benda aslinya atau dengan barang

tiruan. Juga boleh dengan benda-benda tiruan. Juga boleh menggunakan media

lainnya seperti radio, tape recorder, video dan sebagainya. Dengan menggunakan

alat-alat tersebut dapat membantu guru menjelaskan pelajaran yang diberikan

dan membantu murid untuk membentuk pengertian dalam jiwanya, dengan

demikian dalam mengajar dengan menggunakan alat peraga ini akan lebih

menarik perhatian anak dan lebih merangsang anak untuk berfikir.

18

(23)

Dengan menggunakan alat peraga ini maka pelaksanaan pengajaran lebih

efektif.

d. Pelaksanaan Evaluasi

Evaluasi juga tidak sedikit pengaruhnya terhadap proses mengajar, yaitu

untuk mengetahui berhasil tidaknya guru dalam pelaksanaan tugasnya.

Pengajar harus mengetahui sejauh mana murid telah mengerti bahan yang

ia ajarkan. Ia membutuhkan informasi nilai pekerjaannya penilaian memberi

informas tentang hasil pelajaran yang telah disajikan. Jadi dengan evaluasi ini

guru dapat mengetahui berhasil tidaknya ia dalam menyajikan pelajaraan.

Dengan mengetahui menjadi umpan baik bagi dirinya dan berusaha

memperbaiki dalam perencanaan maupun tehnik pengajaran pada masa yang

akan datang.

C. Peranan Guru dalam Proses Pembelajaran

Secara teoritis maupun praktis dalam proses pembelajaran ini tentu

dimulai dari guru sebaik titik awal dan berakhir pada perubahan tingkah laku

murid, perubahan tingkah laku si murid yang diharapkan terjadi itu suatu proses

yang rumit.

Guru sebagai pendidik merupakan faktor yang tak terpisahkan di antara

faktor penting dalam pendidikan, yakni pendidik, anak didik, alat pendidikan,

tujuan pendidikan dan lingkungan. Kelima faktor ini harus ada hubungan timbal

(24)

sebab keduanya adalah subjek. Guru sebagai subjek yang mengajar dan murid

sebagai subjek yang belajar.

Proses pembelajaran adalah salah satu masalah dari beberapa masalah

dalam dunia pendidikan. Salah satu komponen yang mempunyai kedudukan

penting bahkan yang terlibat langsung dalam proses pembelajaran adalah guru.

Tugas guru bukan hanya mengajar (alat transfer ilmu pengetahuan yang

hanya mengedepankan faktor kognitif atau wawasan anak) tetapi sekaligus

mendidik (turut mengembangkan semua potensi anak didik baik

pengetahuannya, sikap tingkah laku dan keterampilan anak didik). Tugas ini

merupakan faktor yang penting dalam pelaksanaannya, proses pendidikan.

Untuk bisa menunaikan tugas ini guru wajib memiliki segala sesuatu yang

berguna dalam tugasnya termasuk kemampuan dalam meningkatkan motivasi

belajar.

Kedua tugas itu (mengajar dan mendidik) tidak dapat dipisah-pisahkan

melainkan saling memerlukan dan saling mempengaruhi. Guru mengajar berarti

mendidik pula dan mendidik berati mengajar. Salah satu contoh : Seorang guru

agama mengajarkan akhlakul karimah, maka usaha guru itu bukan hanya sekedar

berusaha agar anak didiknya mengetahui berbagai macam akhlakul karimah

akan tetapi sekaligus mendidik anak didiknya agar mereka mengamalkamya

dalam kehidupan sehari-hari.

Sebagaimana kita ketahui bawa usaha pendidikan itu mempunyai tujuan

(25)

pembelajaran. Maka dalam proses pembelajaran guru mempunyai peranan

penting di antaranya:

1. Mengatur proses Pembelajaran.

2. Menimbulkan kegairahan dan kesediaan anak untuk belajar. 3. Mengembamgkan bakat, sikap dan nilai-nilai yang baik. 4. Membangkitkan motivasi dan minat murid.19

Selanjutnya penulis akan menjelaskan satu persatu dari peran guru

tersebut:

1. Proses pembelajaran.

Mengatur sesuatu yang berkaitan dengan proses pembelajaran, adalah

faktor utama dalam berhasilnya proses pembelajaran, karena hal itu

memudahakan murid untuk memperoleh pengalaman dan dimanfaatkannya,

pengaturan itu terjadi dengan menghubungkan usur-unsur pelajaran dengan

keperluan–keperluan bagi murid. Dan menjadikan kesatuan yang terpadu berkisar pada masalah-masalah yang menjadi perhatian mereka, dengan

demikian pelajaran menjadi bermakna.

Dengan mengatur proses pembelajaran ini akan mempermudah anak didik

dalam belajar dan menguasai bahan yang diajarkan serta mengamalkannya,

dengan demikian dapat menyimpanya lebih lama. namun demikian perlu

disadari menyusun materi pelajaran, hendaknya memperhatikan semua segi yang

terlibat dalam pelajaran, hendaknya memperhatikan semua segi yang terlibat

19 A. Samana, Sistem Pengajaran (Prosedur Pengembangan Sistem Intruksional (PPSI) dan

(26)

dalam pengajaran yakni situasi, guru, fasilitas, dan termasuk faktor utama adalah

anak didik, demikian pelajaran akan mempunyai bekas dalam diri anak.

Untuk mencapai tersebut seyogyanya para guru memperhatikan beberapa

prinsip yang merupakan faktor-faktor penunjang di antaranya:

a. Tujuan harus jelas dalam fikiran anak didik

b. Metode mengajaran harus mempunyai arti bagi anak didik. c. Penyusunan materi pelajaran dalam bentuk kesatuan pelajaran d. Pembagin kegiatan dan materi pengajaran secara baik.

e. Mengikut sertakan anak didik dalam membuat langkah-langkah (rencana) dan merangsang sebanyak mungkin kegiatan mereka.20

Dengan mengamalkan kelima prinsip di atas sebagai faktor stabilisator

dalam megatur proses pembelajaran yang diharapkan membawa dampak yang

positf bagi guru dan murid.

2. Menimbulkan kegairahan semangat dan kesediaan murid dalam belajar.

Sebagaimana telah dimaklumi bersama bahwa anak didik berbeda antara

satu dan yang lainnya dalam kecepatan bereaksi dalam menerima pelajaran.

Perbedaan itu semakin jelas dan meluas pada kelas-kelas yang lebih tinggi.

Apabila diteliti secara mendalam bahwa dalam kegairahan anak dan

kesediaannya untuk belajar, kita akan dapati beberapa faktor yang berpengaruh

sekali. Di dalam belajar berhubungan erat dengan kematangan otak dan mental

anak, sebab mempelajari sesuatu tidak mungkin terjadi jika telah terjamin pada

kadar yang sesuai demgan kematangan yang diperlukan. Juga termasuk faktor

penting yang mempengaruhi kegairahan dan kematangan anak untuk belajar

adalah faktor pengalaman yang lalu. Hal ini tergantung pada lingkungan di mana

20

(27)

anak itu dibesarkan misalnya keluarga ilmiah, keluarga maju serta masyarakat

Desa dan sebagainya.

Demikian pula faktor penyesuaian materi dengan metode pengajaran

merupakan faktor penting pula dalam keterbukaan dan kesediaan anak untuk

belajar. Selanjutnya keadaan emosi anak dan kadar penyesuaian diri dengan

lingkungannya adalah faktor yang melengkapi faktor terdahulu. Boleh jadi anak

terkebelakang dari prestasi yang sepatutnya ia capai dalam satu pelajaran ini

biasanya disebabkan karena kegoncangan perasaan anak seperti kurang perhatian

orang tua, rasa rendah diri dari keadaan kejiwaan ini biasanya mempengaruhi

kesediaan anak belajar.

Bila guru menghadapi keadaan yang demikian di atas maka di sinilah

guru berperan untuk menimbulkan kembali kegairahan atau semangat anak

untuk belajar.

3. Mengembangkan bakat, sikap dan nilai-nilai yang baik

Berbagai macam kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam proses belajar

mengajar seperti mengatur jalannya proses pembelajaran, menimbulkan

kegairahan dan kesediaan anak untuk belajar serta mengembangkan bakat, sikap

dan nilai-nilai yang baik yang menjadi bagian dari kepribadian anak didik.

Proses pengajaran adalah seluruh perubahan dan perbaikan yang terjadi

atas kelakuan dan sekolah hanya memuaskan perhatiannya pada pembekalan

anak didik dengan pengetahuan dan ketrampilan, berati belum melaksanakan

(28)

ketrampilan, ia meliputi pembinaan individu terhadap dirinya, mulai dari bakat,

sikap dan pembinaan nilai-nilai yang baik.

Kalau kita memperhatikan tugas guru yakni mengajar dan mendidik

maka tentunya di samping membekali anak didiknya dengan berbagai ilmu

pengetahuan dan keterampilan maka, lebih utama lagi akan membekalinya

dengan nilai-nilai yang baik yang titik beratnya bukan dengan jalan

pemberitahuan atau ceramah akan tetapi yang lebih penting adalah menjadi

teladan bagi muridnya. Hal ini sesuai anjuran bapak Abu Ahmadi bahwa :

”Guru wajib menjadi teladan tidak hanya di sekolah saja tetapi juga di

luar sekolah, di stasiun, di tempat pertunjukan, di jalan, di rapat-rapat, dan

di mana saja ia berada.“21

Dengan keterampilan tersebut maka jelaslah bahwa guru bukan hanya

mengajar di sekolah tetapi ia juga mendidik maka hendaknya menjadi teladan

baik di sekolah maupun di dalam masyarakat

Perlu ditambahkan penanaman nilai-nilai yang baik akan mengalami

kesulitan apabila hanya dilakukan di sekolah akan tetapi di dalam masyarakat

dan orang tua.

Demikian pula bakat yang ada dalam diri anak perlu dikembangkan agar

mencapai perkembangan semaksimal mungkin.di sinilah semakin nampak peran

guru untuk mengembangkan bakat yang ada dalam diri anak didiknya.

(29)

4. Membangkitkan minat atau motivasi anak didik.

Peran guru hendaknya menjaga aturan kelas dan menjadikan murid

bergairah menerima pelajaran serta mengembangkan bakat anak didik dan

hendaknya mengarahkan kelakuan murid kepada yang baik yang diinginkan

dengan suka rela dan kemauannya sendiri. Jalan kearah itu adalah

membangkitkan minat motivasi dengan berusaha memenuhi keperluan mereka

serta mengarahkannya kepada yang benar.

Menurut Abu Ahmadi :

”Pada waktu guru mengajar ia harus selalu berusaha agar murid memusatkan perhatianya kepada sesuatu yang disajikan olehnya kepada arah pelajaran dan menjaga agar jangan sampai minat dan motivasi yang

ada menjadi kendur.“22

Dengan demikian seseorang guru harus senantiasa berusaha agar tetap

membangkitkan minat anak didiknya. Sebagaimana telah kita maklumi bahwa

titik permulaan dalam mengajar yang berhasil adalah membangkitkan motivasi

anak didik. karena dengan cara ini merangsang anak untuk meningkatkan

semangat mereka dalam mempelajari mata pelajaran yang disajikan oleh

gurunya.

Agar usaha guru membangkitkan motivasi dan minat anak didik terhadap

pelajaran oleh Zakiah Darajat mengharapkan kepada para guru :

”Hendaknya para guru lebih banyak memuji dari pada mencelah dan agar

memberi semangat lebih banyak dari pada membentak dalam proses belajr

(30)

mengajar, karena celaan mengakibatkan menjauhnya anak didik dari guru dan dari pelajaran sekolah.23

Berdasarkan keterangan di atas jelaslah bahwa masalah membangkitkan

motivasi dan minat dalam proses pembelajaran sangat penting demi terpusatnya

perhatian murid pada belajar.

D. Pentingnya Motivasi belajar bagi anak

Dari beberapa uraian di atas memberikan gambaran bahwa peranan guru

menduduki posisi yang sangat penting di dalam pembinaan dan pendidikan anak.

Harapan-harapan agar siswa menjadi orang yang berwawasan luas,

berakhlak baik dan dapat menjalankan ajaran agama dengan baik dan benar,

serta berkecakapan dan berketerampilan, maka perlu ditumbuhkan semangat

belajar dalam diri anak, sebab kunci dari semua harapan itu adalah ada atau

tidaknya semangat motivasi belajar dari anak.

Motivasi atau semangat belajar anak tidak dengan sendirinya muncul

dengan begitu saja, namun perlu dibangkitkan, dan untuk membangkitkan

motivasi ini sangat tergantung pada beberapa faktor di antaranya adalah faktor

dorongan dari guru di sekolah.

Dorongan / motivasi dari guru memegang peranan yang sangat penting di

dalam keberhasilan masa depan anak didik, dan motivasi adalah sesuatu

kekuatan yang dapat menggerakan jiwa anak. Bila motivasi atau semangat

pentingnya belajar ini telah terbangun pada diri anak maka dengan mudah anak

23

(31)

akan melaksanakan aktivitas belajar. Sehingga kita tidak terlalu banyak

disibukkan dengan persoalan belajar anak, karena anak sudah dapat

melaksanakan kegiatan belajar secara mandiri, sehingga guru tinggal dituntut

untuk melakukan control dan pengawasan serta mempertahankan motivasinya.

Motivasi adalah unsur penggerak untuk melakukan aktivitas, maka untuk

membangkitkan semangat belajar perlu memahami pertumbuhan dan

perkembangan anak itu sendiri. Pertumbuhan anak lebih banyak berhubungan

dengan kondisi fisik anak, sementara perkembangan lebih banyak berhubungan

dengan kondisi kematangan organ tubuh.

Dengan pengetahuan yang dimiliki guru tentang pertumbuhan dan

perkembangan anak, maka akan lebih mempermudah untuk memahami dan

menggunakan metode yang tepat dalam membangkitkan motivasi belajar anak,

serta menyesuaikan segala pengalaman yang diberikan kepada anak.

Sebagaimana telah diuraikan di atas, bahwa dalam proses kegiatan belajar

banyak faktor yang dapat mempengaruhinya, dan salah satu cara mengatasinya

adalah dengan memberikan motivasi kepada anak. Segala keterbatasan akan

dapat diminimalisir dan dapat dimengerti oleh anak serta bukan menjadi

penghalang dalam belajar apabila guru mengerti dan memahami cara

memberikan motivasi kepada anak.

Sebaliknya persoalan yang kecil akan dapat menyebabkan atau menjadi

penghalang yang dianggap besar apabila guru sendiri tidak dapat mengatasinya.

(32)

fasilitas belajar yang tidak ada, atau mengobati kekurangan secara fisik, namun

membangkitkan rasa kesadaran tentang apa yang harus dilakukan anak adalah

hal yang sangat penting. Kesadaran ini akan memberikan manfaat yang lebih

kepada anak, karena anak di samping melakukan kegiatan dengan penuh

keikhlasan, tetapi juga anak dapat merasakan manfaat dari belajar yang

dilakukan, sehingga anak belajar bukan karena merasa takut dengan guru atau

orang tuanya, atau karena hadiah yang akan diberikan jika anak belajar.

Dalam beberapa teori belajar metode pemberian hukuman dan hadiah

adalah metode yang dapat digunakan dalam kegiatan pendidikan. Memang

kadangkala suatu kegiatan belajar akan dilaksanakan oleh anak jika anak merasa

ada unsur ancaman atau siksaan / hukuman bila tidak mengikutinya. Begitu pula

sebaliknya semangat belajar dapat muncul bila anak dijanjikan hadiah.

Metode ini sesekali dapat dilakukan, namun tidak dapat dilakukan selalu,

serta harus menyesuaikan dengan jenis kegiatan. Sebab bila semua motivasi

belajar dibangkitkan dengan pemberian hukuman atau siksaan bagi yang tidak

belajar, dan pemberian hadiah bagi yang belajar, maka hal ini mengajar anak

hanya mengikuti keinginan guru dan belajar yang mereka lakukan bukan karena

rasa kesadaran yang muncul dari dalam diri mereka sendiri. Pada akhirnya

motivasi belajar semacam ini tidak dapat berjalan dengan lama, dan justru

mendidik anak menjadi orang yang munafik (anak belajar karena guru atau

(33)

Sekolah adalah merupakan bahagian yang takterpisahkan dengan

kehidupan anak didik. Oleh karena itu guru di sekolah memiliki peranan yang

sangat strategis dalam membantu meningkatkan kemampuan anak didik dengan

memberikan dorongan dan motivasi belajar sehingga anak dapat melakukan

proses belajar secara mandiri.

Oleh karena itu guru juga seperti orang tua, yang harus juga memahami

tentang pertumbuhan dan perkembangan anak didik sehingga dapat menentukan

jenis pengetahuan yang tepat dan metode belajar yang menarik serta cara

memperlakukan anak dan sikap yang harus ditampilkan guru, apalagi guru

adalah jabatan profesional dan atau keahlian, maka hendaknya seorang guru

benar-benar memiliki keahlian sesuai profesinya.

Upaya memberikan motivasi belajar kepada anak didik dapat dilakukan

dengan berbagai macam cara, di antaranya memotivasi anak dengan

mengunakan perangkat lunak dan perangkat keras.

Yang dimaksudkan dengan perangkat lunak dalam hal ini adalah cara

membangkitkan motivasi belajar anak dengan mengunakan pendekatan berupa

pujian, sanjungan, sapaan, teguran, ekspresi, penguatan dalam bentuk ungkapan,

pemberian hadiah, dan pemberian hukuman, bercerita, penempatan posisi belajar

dalam kelas, dan ungkapan-ungkapan lain yang bersifat kejiwaan dan dapat

memberikan motivasi belajar anak.

Semetara yang dimaksud dengan perangkat keras adalah semua fasilitas

(34)

belajar bila mana kebutuhan anak akan buku dan alat tulis dapat dipenuhi oleh

sekolah dan atau orang tua, seperti buku pelajaran, alat gambar, audio visual

(alat bantu lihat dan dengar), pakaian sekolah, alat bermain olahraga dan

kesenian dan atau alat belajar lainnya.

Kedua jenis fasilitas atau perangkat belajar tersebut di atas adalah

merupakan bahagian yang sangat menentukan bagi tumbuhnya motivasi belajar

anak dan tidak dapat dihilangkan dalam dunia pendidikan. Sehingga kemampuan

seorang guru dalam mengunakan perangkat lunak maupun perangkat keras

adalah sangat menentukan bagi keberhasilan belajar anak, dan kemampuan itu

sangat bergantung pada kemampuan guru dalam memahami pertumbuhan dan

perkembangan jiwa anak, karena penggunaan perangkat keras maupun lunak

harus menyesuaikan dengan kondisi kejiwaan anak pada saat itu.

Suasana kejiwaan anak yang baru ditinggal mati orang tuanya akan sangat

berbeda dengan anak yang kedua orang tuanya masih hidup, maka dalam belajar

guru harus memahami perbedaan kondisi ini dan dapat menciptakan suasana

belajar yang dapat memiliki daya tarik bagi semua anak. Oleh karena itu seorang

guru harus terus mengembangkan kemampuannya dalam melaksanakan

pendidikan dan pengajaran agar lebih berkualitas.

Bentuk lain pemberian motivasi belajar anak adalah dengan mengikutkan

anak pada setiap jenis perlombaan peningkatan bakat dan minat anak, karena ada

anak yang bergairah dalam belajarnya bila diikutkan dalam berbagai kegiatan

(35)

belajar anak, maka sebaiknya guru selalu memperhatikan pertumbuhan dan

perkembangan bakat dan minat anak, serta memfasilitasinya agar dapat

berkembang dengan baik dan sehat.

Pemberian motivasi ini memilki beberapa fungsi di antaranya:

a. Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan.Tanpa motivasi maka tidak akan timbul suatu perbuatan seperti belajar.

b. Motivasi berfungsi sebagai pengarah. Untuk mengarahkan perbuatan kepencapaian tujuan yang diinginkan.

c. Motivasi berfungsi sebagai penggerak.Ia berfungsi seperti mobil. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.24

Bila mana ini diperhatikan oleh setiap guru dan lembaga pendidikan,

maka akan dapat memiliki anak-anak yang memiliki pengetahuan yang luas,

serta sikap dan keterampilan yang berkualitas.

24 Martinis Yamin, Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP , (Cet., V; Jakarta: Gaung

(36)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan

Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

merupakan metode deskriptif kualitatif. Metode Deskriptif adalah suatu metode

dalam meneliti status kelompok manusia, suatu obyek, suatu kondisi, suatu

sistem pemikiran ataupun suatu peristiwa. Tujuan dari penelitian deskriptif ini

adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis,

faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antara

fenomena yang diselidiki.1

Dalam penelitian ini penulis tetap menjaga prifasi seseorang dan berusaha

melakukan penelitian secara profesional agar terhindar dari hal-hal yang

menyimpang dari masalah yang diteliti.

Secara rinci pendekatan yang dapat dilakukan di antaranya:

a. Pendekatan paedagogik, yaitu dalam penelitian, penulis menggunakan

pendekatan dari segi pendidikan dengan harapan ada perubahan dari segi

pengetahuan, sikap dan keterampilan anak.

b. Pendekatan Sosiologis, yaitu penulis akan melihat gejala-gejala atau

akibat-akibat sosial yang timbul dalam kehidupan di sekolah sebagai

1 Amir Hadi Haryono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Cet. I, (Bandung; Pustaka Setia,

(37)

akibat pengaruh pemberian motivasi belajar anak di SMK AL-Khairaat

Manado.

c. Pendekatan Kejiwaan, yaitu penulis akan melihat gejala-gejala yang

timbul dari adanya kegiatan pemberian motivasi guru dalam belajar dan

dampak yang ditimbulkannya dari kegiatan tersebut.

B. Waktu dan Tempat Penelitian a. Tempat Penelitian

Adapun yang menjadi tempat penelitian adalah di SMK Al-Khairaat

Manado. Penulis menjadikan SMK AL-Khairaat adalah karena di samping

penulis sebagai guru pada sekolah tersebut juga penulis merasa bahwa masalah

yang menjadi pokus penelitian penulis untuk di SMK Al-Khairaat ini belum

pernah ada yang menelitinya.

b. Waktu Penelitian

Dalam mendapatkan sumber yang diinginkan, maka dalam penelitian ini

penulis memerlukan waktu yang cukup untuk mencapai kesempurnaan hingga

akhirnya menjadi karya tulis ilmiah atau skripsi, seperti yang ada sekarang ini.

Oleh karena itu penulis perlu membuat jadwal dan program kegiata agar rencana

(38)

Untuk lebih jelasnya program kegiatan dimaksud dapat dilihat pada tabel

Sumber data dalam penelitian ini ialah berupa pertanyaan-pertanyaan

yang disajikan dalam bentuk wawancara. Adapun jenis-jenis pertanyaan yang

akan diangkat tentunya tidak akan lepas dari permasalahan yang dibahas.

Selebihnya data tambahan seperti dokumen. Berkaitan dengan hal itu pada

bagian ini jenis data dibagi dalam kata-kata dan tindakan, sumber data yang

diambil berasal dari sumber tertulis dapat dibagi atas sumber buku, dokumen

(39)

D. Metode Pengumpulan data

Penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian lapangan Field Research dan bukan kajian pustaka, sehingga data primernya adalah informasi yang

didapat melalui beberapa tekhnik pengumpulan data, di antaranya adalah:

1. Observasi yaitu pengalaman dan pencatatan secara sistematis terhadap

gejala yang tampak pada obyek penelitian untuk mendapatkan data atau

suatu cara pengumpulan data dalam rangka penulisan skripsi ini dengan

langsung mengadakan survey yang dilakukan berdasarkan pengamatan di

lokasi penelitian dan secara langsung ke obyek yang diteliti.

Dalam hal ini penulis secara langsung melihat aktivitas belajar anak

dengan segala kondisinya, begitu pula penulis mengamati sejauh mana

keikut sertaan guru dalam memberikan dorongan atau motivasi belajar

anak di SMK Al-Khairaat Manado.

2. Wawancara, merupakan alat pengumpulan informasi dengan cara

mengajukan sejumlah pertanyaan untuk dijawab. Untuk memperoleh

informasi yang tepat dan obyektif secara mendalam dengan seseorang

yang diteliti, hal ini dimaksudkan untuk lebih mendapatkan obyektivitas

dari pertanyaan-pertanyaan yang berbentuk kuestioner.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah data pendukung penelitian, sehingga dokumentasi

bisa berupa daftar gambar, data tertulis seperti surat resmi dan lain

(40)

E. Prosedur Analisis Data

Analisis data adalah upaya yang dilakukan oleh peneliti dengan jalan

bekerja dengan data, mengorganisasikan data yang ada dengan cara

memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan

menemukan pola, dengan menganalisisnya dalam bentuk analisis deskriptif

(41)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

a. Kondisi Obyektif lokasi penelitian 1. Sejarah singkat lokasi penelitian

Pada tahun 2000 pengurus yayasan Pendidikan Islam Al-Khairaat Banjer

Manado yang diketuai oleh Hi.Idrus Husrin BA. mencoba melakukan refleksi

atas persoalan kondisi pendidikan generasi muda umat Islam dalam menyikapi

perkembangan zaman yang sangat kompetitip. Dari hasil kajian dan penjaringan

pendapat diantara tokoh Al-Khairaat yang ada, maka lahirlah ide tentang

pentingnya membangun lembaga pendidikan yang berorientasi pada

peningkatan keterampilan dan profesionalisme dengan tetap menjadikan norma

agama sebagai bingkainya.

Berangkat dari pertimbangan dan pemikiran tersebutlah maka dibangun

dan didirikanlah lembaga pendidikan yang beroriwntasi pada dunia kerja dengan

nama Sekolah Menengah Kejuruan Al-Khairaat Manado tepatnya pada tahun

2000 dengan SK. Pendirian Nomor : 1776.a/116.8/MN.2000.

Secara fisik bangunan SMK Al-Khairaat Manado pada awal-awal

pendirianya masih sangat terbatas yakni satu ruang kantor dan satu ruang kelas

(42)

sekolah, maka sampai saat ini bangunan SMK Al-Khairaat Manado tersebut

sudah dalam keadaaan permanen.1

2. Profil Lembaga

Nama Lembaga : SMK Al-Khairaat Manado

No. Statistik : 342176007904/340561

Akte Notaris : No.141-HT.03..01-Th.1989 Tgl. 11

Desember 1989.

No./Tgl SK.Pendirian : 1776.a/116.8/MM.2000(20 Desember

2000).

Status Lembaga : Terakreditasi B

Status Gedung/Kontruksi : Milik Sendiri/ 3 Lantai

Bidang Keahlian : 1. Bisnis Manajemen/Akuntasi

2. Kesehatan/Keperawatan

3. Teknik Elektronika/Audio-Video

4. Teknik Informasi dan Komunikasi

2. Struktur Organisasi

Dalam melakukan kegiatan pengelolaan proses pembelajaran di SMK

Al-Khairaat Manado ini, kepala sekolah dibantu oleh beberapa orang tenaga

administrasi dan guru, meskipun jumlah tenaga masih sangat kurang, begitu pula

kondisi fasilitas belajar yang juga masih sangat terbatas, namun satu kebanggaan

1 Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah SMK AL-Khairaat Manado Bapak Drs. Yan

(43)

masyarakat adalah keinginan menyekolahkan anak mereka ke sekolah ini cukup

besar. Dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada struktur di bawah ini:

Struktur organisasi SMK Al-Khairaat Manado tahun 2014.

Kepala Sekolah : Drs. Yan Tikoalu,SE.M.Si.

Wakil Kepala Sekolah : Zainal Umardani, S.Pd.

Tata Usaha : Suryani Damongala

Guru – guru : Risna Unti Poni, SE. Rahmawati Mahmud, S.Pd.

Fitrilia Walimani, Sp.

Silvani Cipto, S.Pd.

Nurlaila

Sumber data: SMK Al-Khairaat Manado tahun 2014 3. Keadan Siswa

Tabel II

Statistik Siswa dua tahun terakhir

No Tahun Laki - Laki Perempuan Jumlah

1. 2013-2014 60 74 134

2. 2014-2015 62 75 137

Total 122 149 371

(44)

Tabel tersebut di atas memberikan gambaran bahwa jumlah siswa yang

mendaftar sebagai siswa baru setiap tahunnya memiliki intensitas yang tetap dan

cukup banyak.

4. Keadaan Fasilitas Sekolah

Dalam melakukan kegiatan pendidikan, fasilitas belajar adalah hal yang

sangat berpengaruh dan memiliki andil yang sangat besar dalam membantu

meningkatkan mutu pendidikan, karena motivasi belajar juga sangat dipengaruhi

oleh ada tidaknya fasilitas belajar. Oleh karena itu diupayakan hendaknya setiap

lembaga pendidikan dapat memiliki standar fasilitas belajar guna mempermudah

capaian tujuan yang telah ditetapkan.

Gambaran yang lebih jelas tentang kondisi fasilitas belajar di SMK

Al-Khairaat Manadodapat dilihat tabel di bawah ini:

Tabel III Fasilitas Sekolah

No Jenis Fasilitas Jumlah Ket.

1. Gedung 1 Baik

2. Kelas Belajar 15 Baik

3. Ruang Kantor Kepala Sekolah 1 Baik

4. Ruang Dewan Guru 1 Baik

5. Ruang Perpustakaan 1 Baik

(45)

7. Ruang Aula -

8. Kantin -

9. Rumah Dewan Guru -

10. Lap. Bulutangkis, Tenis Meja, dll 1

Sumber Data : SMK Al-Khairaat Manado tahun 2014

Gambaran kondisi fasilitas yang ada pada SMK Al-Khairaat Manado

tahun 2014 tersebut di atas menunjukan bahwa kegiatan belajar sudah dapat

dilaksanakan, namun harapan untuk dapat mencapai hasil yang maksimal masih

perlu didukung oleh sejumlah fasilitas yang lebih lengkap lagi. Keterbatasan

fasilitas belajar akan sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar anak didik,

semangat belajar akan rendah dan transfer ilmu pengetahuan akan terasa lamban.

Fasilitas yang lengkap juga akan lebih menggairahkan anak, serta dapat

menciptakan suasana belajar yang lebih nyaman dan kondusif.

5. Keadaan Ekonomi

Ekonomi adalah hal yang sangat prinsip dalam setiap kegiatan termasuk

di dalamnya adalah kegiatan pendidikan. Pendidikan akan dapat berjalan dengan

baik apabila ditunjang dengan kesiapan ekonomi yang mapan dan berkecukupan.

Atau ironisnya bagaimana anak dapat belajar dengan baik bila fasilitas belajar

saja tidak dimiliki, dan untuk mendapatkan fasilitas membutuhkan kesiapan dana

yang cukup sebagai alat tukar.

Untuk lebih jelasnya kondisi ekonomi dari orang tua murid dapat dilihat

(46)

Tabel IV

Kondisi Ekonomi Orang tua Murid

No Pekerjaan Jumlah Ket.

1. Petani -

2. Buruh 15 %

3. Pedagang 60 %

4. Pekerjaan Tidak tetap 10 %

5. Pegawai Negeri Sipil 10 %

6 Lainnya 5 %

Jumlah 100 %

Sumber Data : SMK Al-Khairaat Manado tahun 2014

Tabel di atas menerangkan bahwa kondisi ekonomi masyarakat atau

orang tua anak berada pada strata menengah ke bawah, hal ini karena jumlah

terbanyak pekerjaan orang tua adalah sebagai pedagang kemudian terbanyak

kedua adalah buruh kemudian pekerjaan tidak tetap, sementara untuk pekerjaan

tetap sebagai PNS jumlahnya sangat kecil yakni 10 %.

Kesimpulan kondisi ekonomi orang tua anak didik di SMK Al-Khairaat

(47)

6. Kondisi Pendidikan Orang tua

Kondisi pendidikan orang tua sangat mempengaruhi kualitas belajar dan

pendidikan anak, sehingga dengan semakin tinggi pendidikan orang tua, maka

akan semakin baik pula kualitas pendidikan anak, begitu pula sebaliknya.

Tabel IV

Kondisi Pendidikan Orang tua Murid

No Uraian

Jumlah

Total

LK PR

1. Tidak Sekolah - -

2. Tidak Tamat SD - -

3. Tamat SD 31 51 82 org

4. Tamat SLTP 62 42 104org.

5. Tamat SLTA 73 61 134 org

6. Tamat Akademik - - -

7. Tamat S1 - - -

Jumlah 166 154 320 orang

Sumber data : SMK Al-Khairaat Manado tahun 2014

Pendidikan tamatan SLTP dan SLTA menduduki rangking paling atas

pada umumnya orang tua, berarti memberikan kejelasan tentang kemampuan

orang tua dalam membantu meningkatkan kualitas dan mutu belajar anak,

ditambah lagi orang tua yang lulusan Akademi atau sarjana, hanya beberapa

(48)

ditingkatkan, karena hal ini akan mengarah pada peningkatan kualitas belajar

anak itu sendiri.

Pemberian motivasi yang baik terhadap anak dalam belajar sangat

bergantung pada kecerdasan orang tua dalam memahami kondisi kejiwaan anak,

serta pentingnya belajar.

7. Keadaan Guru

Tabel V

Daftar nama-nama Guru

No. Nama Guru Status Jabatan

1. Drs. Yan Tikoalu, SE.M.Si. GT Kepala Sekolah

2. Zainal Umardani, S.Pd GT

3. Abdul Razak Habibie,MM. GT

4. Mohammad Giante, MM. GT

5. Silfani Cipto, S.Pd. GT

6. Rahmawati Mahmud, S.Pd. GT

7. Dra. Nelly Waworuntu GT

8. Dra.R.Prasetyaningsi,M.Pd. GT

9. Risnawati Panny,MM. GTT

10. Fitrilia Warman, S.Pd. GTT

11 Sahrifudin Langga,S.Km. GT

12 Budianto Tangahu, ST. GTT

(49)

14 Sumira Mokoginta, S.Kep. GT

15 Ghazaly R.,S.Si. GTT

16 Nurleilah S.Pd. GT

Sumber data: SMK Al-Khairaat Manado tahun2014

SMK Al-Khairaat Manado menggunakan sistem guru bidang studi. Oleh

karena itu dengan gambaran tabel di atas, menunjukan bahwa kondisi kuantitas

tenaga guru di sekolah ini dianggap layak dan memenuhi standar kebutuhan.

Tabel VI

Sumber Data : SMK Al-Khairaat Manadotahun 2014

Gambaran kualitas tenaga guru dapat dilihat pada tabel VI di atas.. Dari

segi kualitas tenaga guru yang ada menunjukan bahwa SMK Al-Khairaat telah

memiliki tenaga trampil sesuai dengan kebutuhan tenaga guru yang ada. Namun

(50)

B. Cara Guru dalam memberikan motivasi belajar anak di SMK Al-Khairaat Manado

Pendidikan dan pengajaran yang diterapkan oleh guru pada SMK

Al-Khairaat Manado tentunya tidak dengan begitu saja dengan mudah dapat

diterima oleh anak didik tanpa memperhatikan salah satu faktor yang turut

menentukan berhasil tidaknya suatu kegiatan belajar, di antaranya adalah anak

didik itu sendiri, sehingga pengetahuan dan pemahaman tentang kondisi anak

didik baik jasmani maupun rohaninya menjadi penting bagi setiap guru.

SMK Al-Khairaat Manado adalah merupakan salah satu Sekolah

Kejuruan yang berciri khas agama Islam, yang memiliki tugas melaksanakan

pendidikan kepada anak didik, sehingga dalam pembahasan ini penulis akan

menguraikan beberapa cara yang dugunakan oleh guru dalam pemberian

motivasi belajar di SMK Al-Khairaat Manado di antaranya:

1. Motivasi belajar dengan menggunakan perangkat lunak.

Peningkatan motivasi belajar bagi anak adalah merupakan hal yang sangat

penting, karena hal ini akan mempengaruhi kualitas hasil belajar di samping juga

membantu pertumbuhan dan perkembangan anak semakin baik.2

Dalam pendidikan, kita mengenal adanya perangkat lunak sebagai sarana

mempermudah proses belajar mengajar. Dan perangkat lunak ini merupakan

bahagian dari pendekatan yang bernuansa kejiwaan di antaranya yang dilakukan

oleh guru pada SMK Al-Khairaat Manado adalah:

2 Hasil Wawancara dengan bapak Drs.Yan Tikoalu, SE.M.Si. Kepala Sekolah SMK Al-Khairaat

(51)

a. Pemberian motivasi belajar melalui kata-kata atau bahasa.

Pemberian motivasi belajar siswa melalui kata-kata ini dilakukan oleh

guru dengan berbagai macam dan coraknya, bergantung pada kondisi atau situasi

anak pada saat itu, sehingga ia lebih bersifat fleksibel. Pemberian motivasi

kepada anak melalui kata-kata ini dianggap sangat baik dalam meningkatkan

gairah belajar anak, hal ini dilakukan misalnya kata-kata berupa pujian atau

sanjungan terhadap prestasi yang dicapai anak didik berupa kata-kata”bagus, sangat baik, tidak buruk, atau kami bangga memiliki murid seperti kamu, hebat,

lumayan dan lain sebagainya masih banyak lagi kata-kata yang dapat

membangkitkan semangat belajar anak dan ungkapan sebuah penghargaan yang

selalu dilakukan oleh guru di SMK Al-Khairaat Manado, sehingga anak

memiliki gairah belajar dan merasa senang dengan guru.

Pendekatan berupa ungkapan lain yang dilakukan oleh para guru di

antaranya adalah berupa sapaan, misalnya: dengan mengatakan kepada anak

“bagaimana kabarmu? Bagaimana kondisi orang tuamu? Tinggal di mana?

Ibu/bapak guru senang kamu anak yang rajin dan disiplin! Bagaimana dengan

belajarmu apa baik-baik saja?3

Dalam kondisi lain misalnya bila guru melihat tulisan anak kurang baik,

guru sering mengatakan kepada anak misalnya: lumayan tulisanmu tidak jelek!

Namun perlu ditingkatkan!.

3 Hasil Wawancara dengan bapak Drs. Yan Tikoalu SE.M.Si. Kepala Sekolah , pada tanggal 21

(52)

Ungkapan kata-kata yang tegas juga dilakukan kepada anak-anak yang

melakukan pelanggaran misalnya saya tidak suka itu! Tinggalkan dan benahi

dirimu! Sayangilah orang lain seperti engkau menyayangi dirimu sendiri.

Pemberian hukuman juga dilakukan kepada anak dalam bentuk misalnya

anak disuruh menghafalkan pelajaran tertentu, atau diberi tugas yang juga dapat

meningkatkan kompetensi anak dalam bidangnya masing-masing, atau hukuman

yang bernuansa pembentukan kebiasaan baik. 4

Sebaliknya pemberian hadiah juga dapat dilakukan guru terutama pada

saat penerimaan raport atau lomba tertentu atau ketika anak memperoleh prestasi

tertentu.

b. Pemberian motivasi melalui gerakan tubuh

Komunikasi kepada anak dengan gerakan bahasa tubuh ini dilakukan

dengan berbagai cara, misalnya: guru sering menyapa dengan sentuhan atau guru

menepukkan tangan pada punggung murid, serta merangkulnya secara sepintas.

Sentuhan dan tepukan tersebut bila diikuti dengan kata-kata yang bijak seperti

pujian atau penghargaan, maka akan sangat membangkitkan motivasi belajar

anak terutama kepada anak yang nakal.

Untuk prestasi yang dicapai siswa misalnya dalam pengembangan bakat

dan minat baik dalam bidang olehraga, maupun kesenian, kemudian guru

4 Hasil Wawancara dengan guru kelas 12 ibu Rahmawati Mahmud, S.Pd. pada tanggal 2

Gambar

Tabel II
Tabel III Fasilitas Sekolah
Tabel IV
Tabel IV
+6

Referensi

Dokumen terkait

Adapun hasil penelitian ini adalah Siswa yang telah dinyatakan memiliki ketuntasan belajar (dengan memiliki kemampuan kemandirian sesuai harapan baik yang mendapatkan

Sebagai rangkaian acara peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Mohammad Nuh, mengunjungi sekolah sasaran program SM3T,

amboinensis yang berasal dari Sulawesi tidak berhasil diidentifikasi menggunakan buku kunci identifikasi Yamaguci karena morfologi cacing tersebut yang sangat

Presiden Joko Widodo menginginkan kegiatan karnaval Kemerdekaan menjadi agenda tahunan, Hal ini dikatakannya saat menghadiri karnaval dan pesta rakyat yang bertajuk

[r]

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan segala nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun Laporan Tugas Akhir dengan judul “

(PD. Berdasarkan Tugas dan fungsi PD. Pasar Jaya tersebut maka sangat jelas bahwa pasar tradisional merupakan fasilitas kota yang harus disediakan dan dikelola secara baik dan

Pada pengukuran volume aliran darah arteri brachial didapatkan data bahwa volume aliran darah arteri brachialis yang menggunakan teknik end to end sebesar 854 ml/menit dan teknik.