BAB IV HASIL PENELITIAN
D. Analisis Data
Setelah menganalisis hasil penelitian di atas penulis akan melakukan telaah dengan beberapa teori pendukung sebagai bentuk ulasan terhadap hasil penelitian. Pada bab sebelumnya telah diuraikan tentang teknik analisis data, diantaranya adalah menganalisis (membahas), pandangan tokoh maupun pandangan masyarakat Gampong Lambaro Skep, penulis dapat menyimpulkan bahwa karakteristik ulama karismatik sebagai berikut:
Menurut teori yang di kemukakan oleh Sartono Kartodirjo menyatakan bahwa nasionalisme dalam negara kebangsaan dijiwai oleh lima prinsip nasionalisme: yaitu kesatuan, kebebasan, kesamaan, keperibadian dan identitas, serta prestasi.33
Jadi pada intinya jiwa nasionalisme dapat diartikan sebagai sikap yang tertanam dalam tubuh untuk mempertahankan harga diri dan kehormatan bangsa, sehingga akan muncul perasaan satu sebagai suatu bangsa, satu dengan seluruh warga yang ada dalam masyarakat.
Ada beberapa indikator yang dapat diketahui pada diri seseorang mengenai jiwa nasionalisme sebagai berikut:34
1. Bangga sebagai warga negara 2. Cinta Tanah air
32Muchlas Samani dan Hariyanto, Konsep..., hlm. 54.
33Sartono Kartodirjo, Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah,
(Yogyakarta: Ombak, 2011), hlm. 41.
3. Rela berkorban demi bangsa 4. Menerima kemajemukan 5. Bangga dengan budaya 6. Menghargai jasa pahlawan
7. Mengutamakan kepentingan umum
Menurut teori George McTurnan Kahin berakar pada tradisi islam di Nusantara yang digerakkan dari pesantren. Nasionaisme hadir dari perjuangan ulama dan kiai di Nusantara untuk melawan penjajah yang merampas kekayaan pribumi saat itu. Pesantren yang di maksud adalah pesantren yang diasuh oleh K.H. Hasyim Asy‟ari pendiri Nahdatul Ulama (NU) yang menggelorakan spirit nasionalisme bernafaskan islam. Para santri saat itu membuktikan nasionalismenya dengan mengangkat senjata mengusir penjajah.35
Apabila bersungguh-sungguh dalam melakukan sesuatu dengan niat dan ridha Allah pastinya akan mendapatkan hal tersebut. Sama halnya dengan menerapkan konsep hubbul wathan
minal iman dalam kehidupan kita sehari-hari sebagai bentuk
kecintaan terhadap tanah air. Karena walaupun telah memahami dan mengamalkan konsep hubbul wathan minal iman tidak lengkap tanpa mensosialisasikan kepada masyarakat luas tentang konsep tersebut supaya bentuk dari kecintaan terhadap tanah air bisa di pahami dan bertambahnya nasionalisme masyarakat.
Adapun mengenai pemahaman Ulama NU Kota Banda Aceh terhadap konsep hubbul wathan sebagaimana yang telah penulis sebutkan pada hasil penelitian bahwa Ulama NU Kota Banda Aceh memahami konsep hubbul wathan sebagaiman yang di cetuskan oleh K.H. Hasyim Asy‟ari. Menurut Sartono Kartodirjo menyatakan bahwa nasionalisme dalam negara kebangsaan dijiwai oleh lima prinsip nasionalisme kesatuan, kebebasan, kesamaan, keperibadian dan prestasi. Jadi pada intinya jiwa nasionalisme dapat diartikan sebagai sikap yang tertanam dalam tubuh untuk
35Zainul Milal Bizawie, Materpiece Islam Nusantara: Sanad dan
mempertahankan harga diri dan kehormatan bangsa, sehingga akan muncul perasaan satu sebagai suatu bangsa, satu dengan seluruh warga yang ada dalam masyarakat. Pada dasarnya setiap manusia sejak mereka hadir di dunia sudah memiliki hubbul wathan dalam dirinya seiring berjalannya waktu dengan perkembangan zaman pada alam sekitar kita akan membuat kecintaan kita terhadap tanah air bertamabah dan dengan dinamika yang terjadi tentu akan membawa kita kepada arah yang lebih baik lagi.
Konsep hubbul wathan minal iman di era kontemporer saat ini berdasarkan teori di atasmenunjukkan bahwa penerapan konsep hubbul wathan sekarang ini tidak lagi dalam bentuk resolusi jihad atau peperangan karena kondisi negara kita saat ini tidak dalam keadaan dijajah tetapi lebih kepada melawan paham-paham radikalisme yang muncul di tengah-tengah kita hari ini dan memberikan pemahaman kepada masyarakat khususnya masyarakat Kota Banda Aceh itu sendiri dan masyarakat luas pada umumnya tentang pentingnya cinta tanah air dengan cara mensosialisasikan kepada masyarakat dan menjadi pelaku hubbul wathan dalam bentuk bergotong-royong, membantu sesama dan menjaga kebersihan karena itu juga bentuk dari konsep hubbul wathan.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Ulama NU Kota Banda Aceh memahami konsep hubbul
wathan minal iman sebagai berikut:
a. Hubbul wathan minal iman sebagai sebuah konsep yang sangat penting dan perlu untuk dimiliki oleh setiap muslim.
b. Konsep hubbul wathan minal iman yang dipahami oleh ulama NU Kota Banda Aceh sejalan dengan apa yang dipelopori oleh K.H. Hasyim Asy’ari.
c. Ulama NU Kota Banda memberikan pandangan bahwa
hubbul wathan minal iman adalah rasa cinta terhadap
tanah air yang harus dimiliki oleh setiap masyarakat Kota Banda Aceh demi tegaknya kesatuan masyarakat di KotaBanda Aceh.
d. Dengan memahami konsep hubbul wathan minal iman, jiwa nasionalisme masyarakat akan lebih muncul membentuk keperibadian secara sadar yang di lakukan sejak dini, yang mengandung komponen pengetahuan, kesadaran individu, tekat, serta adanya kemauan dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai, baik terhadap Tuhan yang maha Esa, diri sendiri, lingkungan, maupun bangsa sehingga akan terwujud insan kamil dengan dilandasi rasa bangga terhadap bangsa dalam bahasa, budaya, sosial, politik serta ekonomi sehingga rela berkorban untuk mempertahankan bangsa secara sadar tanpa ada paksaan dari siapapun.
2. Ulama NU Kota Banda Aceh menganggap bahwa konsep
hubbul wathan minal iman masih relevan untuk
saja konsep tersebut hari ini tidak lagi diimplementasikan dalam bentuk peperangan karena memang sekarang tidak ada lagi peperangan. Akan tetapi implementasi konsep hubbul
wathan minal imanlebih kepada perang terhadap pemahaman
sesat yang terjadi di lapangan, perang dalam menjaga harkat martabat Aceh dari kemerosotan moral akhlak akibat pengaruh teknologi, dan juga perang terhadap budaya luar yang sedikit demi sedikit mulai pudar dan mengikis nilai-nilai keacehan dari budaya Aceh disebabkan pengaruh budaya luar yang menyeleneh, menyimpang, dan tidak sesuai syari’at islam yang berlaku di Aceh.
B. Saran
1. Ada baiknya NU Kota Banda Aceh mengadakan satu acara rutin dan berkelanjutan untuk memberikan pemahaman terhadap konsep hubbul wathan minal
iman,sehingga konsep tersebut dapat lebih dipahami oleh
masyarakat Kota Banda Aceh dan lebih cinta terhadap tanah air.
2. NU Kota Banda Aceh harus meningkatkan lagi sosialisasi di kalangan masyarakat terkait konsep hubbul
wathan minal iman dalam bentuk kegiatan berupa
seminar, pengajian, atau ceramah-ceramah dalam praktik keagamaan.
3. Diharapkan kepada masyarakat Aceh khususnya Kota BandaAceh untuk memberi dukungan penuh dan ikut terlibat dalam acara atau kegiatan yang diadakan dan disosialisasikan oleh NU Kota Banda Aceh, serta mengajak masyarakat lain ikut serta dalam kegiatan NU tersebut agar terwujud masyarakat yang cinta tanah air.
DAFTAR PUSTAKA Al-Qur’an dan Hadits
Al-Qur’anul Karim. Shahih al-Bukhari
Buku
Anggito, Albi & Johan Setiawan. Metodelogi Kualitatif Cet-1. Sukabumi: Jejak, 2018.
Anshari, Endang Saifudin. Wawasan Islam: Pokok-pokok Pikiran
Tentang Paradigma dan Sistem Islam. Jakarta: Gema
Insani, 2004.
Al-Banna, Hasan. Risalah Pergerakan Ikhwanul Muslimin. Solo: Era Intermedia, 2011.
Basri, Yusmar, dkk. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama untuk Siswa Kelas 1.
Jakarta: Balai Pustaka, 1997.
Bizawie, Zainul Milal. Materpiece Islam Nusantara: Sanad dan
Jejaring Ulama-Santri (1830-1945). Tanggerang: Pustaka
Compas, 2016.
Bustaman, Kamaruzzaman dan M. Hasbi Amiruddin. Ulama
Separatisme dan Radikalisme di Aceh. Yogyakarta:
Kaukaba, 2013.
Bustami, Abdul Latif dan Tim Sejarawan Tebuiring. Resolusi
Jihad. Jawa Timur: Pustaka Tebuireng, 2015.
Dirjen Pothankam. Pendidikan Kesadaran Bela Negara (Pedoman
Bagi Dosen Pendidikan Kewarganegaraan). Jakarta:
Direktorat Jendral Potensi Pertahanan, 2010.
El Guyane, Gugun. Resolusi Jihad Paling Syar‟i. Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2010.
Fitrah, Muh. dan Luthfiyah. Metodelogi Penelitian; Penelitian
Kualitatif, Tindakan Kelas & Studi Kasus cet-1. Jawa Barat:
Jejak, 2017.
Haq, Amka. Islam Rahmah Untuk Bangsa. Jakarta: RMBOOKS, 2009.
Isra,Yunal, dkk. Fikih Nasionalisme. Banten: Yayasan Pengkajian Hadits el-Bukhari Institute, 2018.
Kartodirjo, Sartono. Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah. Yogyakarta: Ombak, 2011.
Khuluk, Lathiful. Fajar Kebangunan Ulama. Yogyakarta: LKIS, 2000.
Mahbubi. Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Pustaka Ilmu Yogyakarta,2012.
Mun’im DZ, Abdul. KH. Abdul Wahab Hasbullah, Kaidah
Berpolitik dan Bernegara. Jakarta: PBNU, 2014.
Retno, Listyarti. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Esis, 2007.
Rifai, Muhamad. K.H. Hasyim Asy‟ari: Biografi Singkat
Saifuddin, Lukman Hakim, dkk. Riwayat Hidup dan Perjuangan
Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Ulama Pejuang Kemerdekaan.
Jakarta: Yayasan Saifuddin Zuhri, 2013.
Samani, Muchlas dan Hariyanto. Konsep dan Model Pendidikan
Karakter. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset, 2013.
Shiddiq, Achmad. Khittah Nahdliyyah. Surabaya: Balai Buku, 1980.
Siradj, Said Aqil. Ahlussunnah wal Jama’ah; Sebuah Kritik
Historis. Jakarta: Pustaka Cendikia Muda, 2008.
Sugioyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2011.
Sukmadinata, Ns. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Graha Akasara, 2006.
Susanto, Budi. Gemerlap Nasionalitas Postkolonial. Yogyakarta: Kanisius, 2008.
Suwendra, I Wayan. Metodelogi Penelitian Kualitatif dalam Ilmu
Sosial, Pendidikan, Kebudayaan dan Keagamaan Cet-1.
Bandung: Nilacakra, 2018.
Tika, Moh Pabundu. Metodologi Riset Bisnis. Jakarta: Bumi Akasara, 2006.
Tuloli, Jassin dan Dian Ekawaty Ismail. Pendidikan Karakter
Menjadikan Manusia Berkarakter Unggul. Yogyakarta: UII
Press, 2016.
UNY, Tim Dosen PAI. Din Al Islam. Yogyakarta: UNY Press, 2002.
Wahid, Abdurrahman. Islamku Islam Anda Islam Kita. Jakarta: Democracy Project, 2011.
Zaenul Fitri, Agus. Pendidikan Karakter Berbasis Nilai & Etika di
Sekolah. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012.
Zuhri, Saifuddin. Berangkat dari Pesantren Otobiografi Prof. K.H.
Saifuddin Zuhdi. Jakarta: Gunung Agung, 1987.
Skripsi
Asmaul Husna, Febriyanti, “Sikap Keagamaan Moderat Nahdlatul
Ulama (NU) dan Komitmen dalam Mempertahankan Empat Pilar Kebangsaan, dalam Jurnal Penguatan Spirit Kebangsaan di Tengah Tarikan Primordialisme dan Globalisme. 2017.
Asrhawi Muin, “Nilai Nasionalisme Dalam Film Tanah Surga
Katanya (Analisis Semiotika)”, Skripsi, Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanudin Makasar, 2015.
Jurnal
Ita Mutiara Dewi, “Nasionalisme Dan Kebangkitan Dalam
Teropong”, dalam Jurnal Mozaik Vol.3 No.3, 2018.
Lina Yuliatin, “Upaya Penanaman Rasa Cinta Tanah Air Pada
Para Santri di Pesantren Majma’al Bahrain Shiddikiyyah Kabupaten Jombang”.Vol. 2 No.1, 2013.
Nur Rofiq, “Tela’ah Konseptual Implementasi Slogan Hubb
al-Wathan Min al-Iman KH.Hasyim Asy’ari dalam Pendidikan Karakter Cinta Tanah Air”, dalam jurnal Keluarga Sehat Sejahtera Vol. 16, 2018.
Nur Rofiq, “Telaah Konseptual Implementasi Slogan Hubb
al-Wathan Min al-Iman Kh.Hasyim Asy’ari Dalam Jurnal Pendidikan Karakter Cinta Tanah Air”, Vol 16, No 2,
2018.
Trisnowaty Tuahunse, “Hubungan Antara Pemahaman Sejarah
Pergerakan Nasional Indonesia Dengan Sikap Terhadap Bela Negara”, dalam Jurnal Kependidikan No.2, 2009.
Situs Web/Internet
Idtesis, Pengertian Konsep Menurut Para Ahli,
2015,https://idtesis.com/konsep-menurut-para-ahli/ (diakses pada tanggal 15 Januari 2020).
NU Online, Kiai Said: Cinta Tanah Air Penjaga Bangsa dari
Perpecahan, 2016, https://www.nu.or.id/post/read/68797/
kiai-said-cinta-tanah-air-penjaga-bangsa-dari-perpecahan(diakses pada tanggal 08 Januari 2020).
https://aceh.tribunnews.com/2016/03/17/dilantik-besok-ini-susunan -pengurus-pw-nu-aceh-2015-2020?page=2 (diakses pada tanggal 10 Januari 2020).
https://www.id.m.wikiquote.org/wiki/bersatu_kita_teguh_bercerai_ kita_runtuh(diakses pada tanggal 17 Januari 2020).
AD ART Organisasi NU Kota Banda Aceh
Anggaran Dasar & Anggaran Rumah Tangga Nahdlatul Ulama.
Hasil Keputusan Muktamar Ke-33 NU 1-5 Agustus Jombang, Jawa Timur. Jakarta: Lembaga Ta’lif wan Nasyr
PERTANYAAN PENELITIAN
PEWAWANCARA
Nama : Luqmanul Hakim NIM : 150301003 RESPONDEN Nama : Alamat : No. Hp : NO PERTANYAAN JAWABAN 1 1 Menurut pandangan Bapak sejauh manakah penerapan Konsep hubbul wathan saat ini?
2 Bagaimana respon kalangan NU terhadap penerapan Konsep hubbul wathan di Kota Banda Aceh?
3 Sebagaimana yang kita ketahui bahwa resolusi jihad adalah
implementasi dari konsep hubbul wathan. Apa yang Bapak ketahui tentang resolusi jihad ?
4 Dengan kondisi adat dan budaya masyarakat Banda Aceh saat ini menurut bapak apakah implementasi dari resolusi jihad masih relevan untuk saat ini di kota Banda Aceh?
5 Apa saja kendala dalam penerapan konsep hubbul wathan di kota Banda Aceh yang bapak ketahui?
2 1 Menurut bapak Apakah konsep hubbul wathan sesuai dengan kehidupan masyarakat kota Banda Aceh yang pernah mengalami konflik berkepanjangan?
2 Bagaimana relevansi konsep hubbul wathan sejak dicetuskan dengan saat ini?
3 Secara kekinian, menurut bapak untuk saat ini dalam bentuk apa saja dapat di
terapkan konsep hubbul wathan tersebut?
4 Fakta yang saya temukan di lapangan, bahwa pemerintah Aceh mayoritasnya adalah mantan kombatan GAM. Menurut pandangan bapak apakah mereka mendukung penerapan konsep hubbul wathan di Banda Aceh?
5 Menurut Bapak, upaya apa yang dilakukan oleh NU Kota Banda Aceh terhadap masyarakat yang anti nasionalisme (hubbul wathan)?
STRUKTUR
PBNU (PENGURUS BESAR NAHDHATUL ULAMA) DAN PCNU (PENGURUS CABANG NAHDHATUL ULAMA) 1. Nahdhatul Ulama (NU) di Indonesia
a. Susunan Pengurus Besar Nahdhatul Ulama (NU)
Susunan Pengurus Besar Nahdhatul Ulama Masa Khidmat 2015-2020 seperti pada tabel 4.1 berikut:1
Pengurus Besar Nahdhatul Ulama 1. MUSTASYAR
1. KH. Maimoen Zubair (Alm) 2. Dr. KH. Ahmad Musthofa Bisri 3. KH. Nawawi Abdul Jalil
4. KH. Abdul Muchit Muzadi (Alm) 5. Prof. Dr. KH. M. Tholhah Hasan 6. KH. Dimyati Rois
7. KH. Makhtum Hannan 8. Drs. H. Muhtadi Dimyathi
9. Dr. AG. KH. Muhammad Sanusi Baco, Lc 10. TGH. L.M. Turmudzi Badruddin
11. KH. Zaenuddin Djazuli 12. KH. Abdurahim Musthofa 13. KH. M. Anwar Manshur
14. KH. Habib M. Luthfiy Ali Bin Yahya 15. KH. Sya’roni Ahmadi
16. KH. Ahmad Syatibi Syarwan 17. KH. Syukri Unus
18. Dr. H. M. Jusuf Kalla
19. Prof. Dr. KH. Chotibul Umam 20. Prof. Dr. Tengku H. Muslim Ibrahim 21. KH. Hasbullah Badawi
1
22. KH. Hasyim Wahid Hasyim 23. KH. Thohir Syarqawi 24. KH. Hamdan Kholid
25. KH. Saifuddin Amsir, M.A. 26. KH. Zubair Muntashor 27. KH. Ahmad Basyir 28. KH. Ahmad Shodiq 29. KH. Mahfud Ridwan
30. Prof. Dr. KH. Nasarudin Umar, M.A. 31. Prof. Dr. H. Machasin, M.A.
32. KH. Adib Rofiuddin Izza 33. Habib Zein Bin Smith
34. Dr. Ir. H. Awang Faroeq Ishaq
2. SYURIYAH
Rais ‘Aam : Dr. KH. Ma’ruf Amin
Wakil
Rais ‘Aam : KH. Miftachul Akhyar
Rais :
1. KH. Mas Subadar 2. KH. Nurul Huda Djazuli 3. KH. Masdar F. Mas’udi, M.A. 4. KH. Ahmad Ishomuddin, M.Ag 5. KH. AR Ibnu Ubaidillah Syatori 6. KH. Dimyati Romli
7. KH. Abdullah Kafabihi Mahrus Ali 8. KH. Khalilurrahman
9. KH. Syarifuddin Abdul Ghani 10. KH. Ali Akbar Marbun
11. KH. Subhan Ma’mun Ma’sum 12. KH. M. Mustofa Aqiel Siroj 13. KH. Cholil As’ad Syamsul Arifin 14. KH. Idris Hamid
15. KH. Akhmad Said Asrori 16. KH. Tb. Abdul Hakim
18. Prof. Dr. H. Masykuri Abdillah 19. KH. Najib Abdul Qadir
Katib ‘Aam : KH. Yahya Cholil Staquf
Katib :
1. H. M. Mujib Qolyubi, M.H.
2. Drs. KH. Sholahuddin Al Aiyubi, M.Si. 3. Dr. KH. Abdul Ghafur Maimoen
4. KH. Zulfa Mustofa
5. Dr. H. Asrorun Ni’am Sholeh
6. Drs. KH. Acep Adang Ruchiyat, M.Si. 7. KH. Lukman Al-Hakim Haris
8. KH. Taufiqurrahman Yasin 9. KH. Abdussalam Shohib 10. KH. Zamzami Amin
11. Dr. H. Sa’dullah Affandy, M.Ag. M.Si.
A’wan :
1. KH. Abun Bunyamin Ruhiat 2. Drs. KH. Cholid Mawardi 3. KH. TK. Bagindo M. Letter 4. Prof. Dr. HM. Ridwan Lubis 5. KH. Mukhtar Royani
6. KH. Abdullah Syarwani, SH 7. KH. Eep Nuruddin, M.Pd.I
8. Drs. KH. Nuruddin Abdurrahman, SH 9. KH. Ulinnuha Arwani
10. KH. Abdul Aziz Khayr Afandi 11. H. Fauzian Noor
12. Dr.H. Hilmi Muhammadiyah, M.Si. 13. KH. Maulana Kamal Yusuf
14. Drs. H. Ahmad Bagdja 15. KH. Muadz Thohir 16. KH. Maimun Ali 17. H. Imam Mudzakir 18. H. Ahmad Ridlwan 19. Drs. H. Taher Hasan
20. Dra. Hj. Shinta Nuriyah, M. Hum. 21. Dra. Hj. Mahfudloh Ali Ubaid 22. Dra. Hj. Nafisah Sahal Mahfudh
23. Prof. Dr. Hj. Chuzaimah Tahido Yanggo 24. Dr. Hj. Faizah Ali Sibromalisi, M.A. 25. Prof. Dr. Hj. Ibtisyaroh, SH. MM 26. Dr. Hj. Sri Mulyati
3. TANFIDZIYAH
Ketua Umum : Prof. Dr. KH. Said Agil Siroj, M.A. Wakil Ketua
Umum : Drs. H. Slamet Effendy Yusuf. M.Si
Ketua :
1. Drs. H. Syaifullah Yusuf 2. Dr. H. Marsudi Syuhud 3. Prof. Dr. H.M. Nuh, DEA
4. Prof. Dr. Ir. Maksum Machfoedz, M.Sc. 5. Drs. KH. Abbas Abdul Mu’in, M.A. 6. Drs. H. M. Imam Aziz
7. Dr. H. Farid Wadjdy, M.Pd.
8. Prof. Dr. H. M. Salim Al Jufri, M.Sos.I. 9. KH. M. Hasib Wahab
10. Dr. H. A. Hanief Saha Ghafur, M.A. 11. KH. Abdul Manan Ghani
12. H. Aizzudin Abdurrahman, S.H. 13. H. Nusron Wahid, SE, M.SE. 14. Dr. H. Eman Suryaman, MM. 15. Robikin Emhas, SH, MH. 16. Ir. H. M Iqbal Sullam 17. H. M Sulton Fathoni, M.Si.
Sekretaris
Jenderal : Dr. Ir. H. A Helmy Faishal Zaini Wakil Sekjen : 1. H. Andi Najmi Fuaidi, SH
3. Drs. H. Masduki Baidlowi 4. Drs. H. Abd. Mun’im DZ 5. Ishfah Abidal Aziz
6. H. Imam Pituduh, SH, MH. 7. Ir. Suwadi D. Pranoto 8. H. Ulil Hadrawi, M. Hum. 9. Sultonul Huda, M.Si.
10. Dr. Muhammad Aqil Irham, M.Si. 11. H. Muhammad Said Aqil
12. Heri Haryanto Azumi, S. Ag, MM.
Bendahara
Umum : Dr-Ing H. Bina Suhendra
Bendahara :
1. Dr. H. Abidin HH
2. H. Bayu Priawan Joko, SE. M.BM. 3. H. Raja Sapta Ervian, SH. M.Hum. 4. H. Norhin Harun
5. H. Hafidz Taftazani 6. H. Umar Syah HS
7. N. M. Dipo Nusantara Pua Upa
Di Indonesia, terdapat 21 Pengurus Wilayah organisasi NU, antara lain:
1. PWNU Banten 2. PWNU Jabar 3. PWNU DKI Jakarta 4. PWNU Jawa Tengah 5. PWNU Jawa
6. PWNU Bali 7. PWNU NTB 8. PWNU NTT
9. PWNU Kalimantan Utara 10. PWNU Kalimantan Timur 11. PWNU Kalimantan Tengah 12. PWNU Kalimantan Selatan
14. PWNU Sulawesi Utara 15. PWNU Gorontalo 16. PWNU Sulawesi Tengah 17. PWNU Sulawesi Tenggara 18. PWNU Maluku
19. PWNU Maluku Utara 20. PWNU Papua Barat 21. PWNU Papua
Di luar negeri ada 6 cabang kepengurusan NU, antara lain: 1. PCINU India
2. PCINU Amerika Serikat dan Kanada 3. PCINU Perancis
4. PCINU Mesir 5. PCINU Tunisia 6. PCINU Sudan
2. NU di Aceh
a. Susunan Pengurus Wilayah NU2
Pengurus Wilayah Nahdhatul Ulama di Aceh Periode 2015-2020 dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Pengurus Wilayah Nahdhatul Ulama di Aceh Ketua : Tgk. H. Faisal Ali
Wakil Ketua :
1. Dr. Tgk. H. Bustami Usman SH, M.Si 2. Drs. Tgk H Ibnu Sa'dan M.Pd
3. Tgk H. Muhammad Hatta Lc, Med 4. Drs. Tgk. Abdurrahman Ahmad 5. Tgk. H. Hasbi Al-Bayuny 6. Tgk. H. Masrul Aidi, Lc. 7. Dr. Tgk. HM Andalas SpOG
8. Tgk. H Syarifuddin As-Singkily, M.A. 9. Dr Tgk. Iskandar Zulkarnaini, M.A.
2
https://aceh.tribunnews.com/2016/03/17/dilantik-besok-ini-susunan-pengurus-pw-nu-aceh-2015-2020?page=2
Sekretaris : Tgk. Asnawi M Amin S.Ag.
Wakil
Sekretaris :
1. Tgk. Handono Asnawy 2. Tgk. Saifullah SPd, M.Pd. 3. Tgk. Akmal Abzal, S.H.I. 4. Tgk. Fuad Abdullah S.Ag. 5. Tgk. Zulkarnaini M.A. 6. Drs. Tgk. Darmawan 7. Tgk. Sayuti M. Nur 8. Zulfan Effendi SE Ak 9. Tgk. Munawardi S.H.
Bendahara : Tgk H Amirullah Jakfar S.H.I.
Wakil
Bendahara :
1. Tgk. Ismi Amran S.Kom. 2. Tgk. Bukhari Attajiri
3. Tgk. H. Ihsanuddin, MZ., SE., MM. 4. Tgk. Syafii M Amin, SE., Ak. b. Pengurus Cabang Nahdhatul Ulama (PCNU)
Ada 22 kepengurusan cabang Nahdhatul Ulama yang tersebar di seluruh wilayah Aceh, antara lain:
1. PCNU Kabupaten Aceh Selatan 2. PCNU Kabupaten Aceh Tenggara 3. PCNU Kabupaten Aceh Timur 4. PCNU Kabupaten Aceh Tengah 5. PCNU Kabupaten Aceh Barat 6. PCNU Kabupaten Aceh Besar 7. PCNU Kabupaten Pidie 8. PCNU Kabupaten Aceh Utara 9. PCNU Kabupaten Simeulue 10. PCNU Kabupaten Aceh Singkil 11. PCNU Kabupaten Bireuen
12. PCNU Kabupaten Aceh Barat Daya 13. PCNU Kabupaten Gayo Lues
15. PCNU Kabupaten Nagan Raya 16. PCNU Kabupaten Aceh Tamiang 17. PCNU Kabupaten Bener Meriah 18. PCNU Kota Banda Aceh
19. PCNU Kota Sabang
20. PCNU Kota Lhokseumawe 21. PCNU Kota Langsa
22. PCNU Lueng Bata
3. NU di Kota Banda Aceh
a. Susunan Pengurus Wilayah NU3
Susunan Pengurus Cabang Nahdhatul Ulama (PCNU) Kota Banda Aceh periode kepengurusan 2015-2020 adalah sebagai berikut:
Pengurus Cabang Nahdhatul Ulama Kota Banda Aceh
1. MUSTASYAR
1. Tgk. H. Bulqini Tanjongan, S.Sos.I. 2. Tgk Atasykuri
3. Drs. T. Raden Sulaiman 4. Tgk. H. Adian Ali, S.Pd.I 5. Tgk. H. Marhaban BTRG 6. Dr. Tgk. Mujiburrahman, M.Ag. 7. Dr. H. Muhammad Zulhilmi, M.A. 8. Chairul Saleh, S.Ag.
9. Suprijal Yusuf, S.H. 10. Irfansyah, SH., M.Hum. 11. H. Zakaria Cut Ahmad, S.Ag. 12. Tgk Marwan Yusuf
3
Sumber diperoleh dari Data SK Kepengurusan Kantor PCNU Kota Banda Aceh Periode Kepengurusan 2015/2020.
2. SYURIYAH
Rais : Tgk. H. Muhibban H. M. Hajad
Wakil Rais :
1. Drs. Tgk Tarmizi Daud, M.A. 2. Tgk. H. Misnan M.Ag. 3. Dr. Fajrul Falakh, M.A. 4. Tgk. M. Sufi
5. Tgk. Nurkhalis MY 6. Tgk. H. Basir Djalal
Katib : Tgk. Muhammad, M.A.
Wakil Katib : 1. Tgk. Hafizy 2. Tgk. Azhari Antara 3. Tgk. H. Abdurraak, Lc., M.A. 4. Tgk. H. M. Zaini, M.A. 5. Tgk. M. Nur AR A’wan :
1. Dr. Teuku Analiansyah, M.Ag. 2. T. Lembong Misbah, M.A. 3. dr. Nasrul Musadir Alsa, Sp.S. 4. Ferdi Nazi run Sijabat, M.Si. 5. Muttaqin, M. Si.
6. Iwan Doa Sampena, MPS. Sp. 7. Muhammad isa, S.Sos I.,SH.
3. TANFIDZIYAH Ketua Umum : Tgk. Rusli Daud, SH.I.
Wakil Ketua
Umum :
1. Tgk. Azharuddin 2. Drs. Mukhlis A. Karim 3. Tgk. H. Syukri Daud 4. Tgk. Irwandi yusuf, M.Ag. 5. Tgk. Mizaj, M.A.
Sekretaris : Tgk. Ismi Amran
Wakil
Sekretaris :
1. Tgk. Nasruddin, M.Ag.
2. Tgk. T. Mahyuddin Helmi, S.Sos. 3. Tgk. Mirza Fahlevy, S.HI.
4. Muhammad Saman
5. Tgk. Lukman Hakim, M.A. 6. Tgk. Iqbal
DOKUMENTASI PENELITIAN
Gambar 1.1 Wawancara dengan Ketua PCNU Kota Banda Aceh
Gambar 1.2 Wawancara dengan Sekretaris PCNU Kota Banda Aceh
Gambar 1.3 Wawancara dengan Anggota PCNU Kota Banda Aceh
Gambar 1.4 Wawancara dengan Pemuda Anshor NU Kota Banda Aceh
Gambar 1.5 Wawancara dengan Anggota NU Kota Banda Aceh
Gambar 1.7 Foto Peserta Acara Pelantikan Majelis Wakil Cabang (MWC) NUSe-Kota Banda Aceh dan Konferensi Cabang XIII
Nadhlatul Ulama (KONFERCAB 8 NU) Kota Banda Aceh
Gambar 1.9 Foto Bersama Petinggi NU Kota Banda Aceh dan Wakil Ketua MPU Aceh