• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN

C. Definisi Operasional

Definisi operasional dimaksudkan untuk menghindari kesalahan pemahaman dan perbedaan penafsiran yang berkaitan dengan istilah-istilah dalam judul skripsi. Sesuai dengan judul penelitian yaitu: “Konsep Hubbul Wathan Minal Iman dalam

26

Abdul Latif Bustami dan Tim Sejarawan Tebuireng, Resolusi Jihad., hlm. 149-150.

27Abdul Latif Bustami dan Tim Sejarawan Tebuireng, Resolusi Jihad..., hlm. 137-152.

28

Pandangan Ulama NU di Banda Aceh”, maka definisi operasional

yang perlu dijelaskan, yaitu: 1. Konsep

Konsep menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti: pengertian, gambaran mental dari objek, proses, pendapat (paham), rancangan (cita-cita) yang telah dipikirkan.29 Agar segala kegiatan berjalan dengan sistematis dan lancar, dibutuhkan suatu perencanaan yang mudah dipahami dan dimengerti. Perencanaan yang matang akan menambah kualitas dari kegiatan tersebut.

Fungsi dari konsep sangat beragam, akan tetapi pada umumnya konsep memiliki fungsi yaitu mempermudah seseorang dalam memahami suatu hal. Karena sifat konsep sendiri adalah mudah dimengerti, serta mudah dipahami.30

Adapun pengertian konsep menurut para ahli:31

a. Soedjadi, mengartikan konsep ke dalam bentuk atau suatu yang abstrak untuk melakukan penggolongan yang nantinya akan dinyatakan ke dalam suatu istilah tertentu.

b. Bahri, konsep adalah suatu perwakilan dari banyak objek yang memiliki ciri-ciri sama serta memiliki gambaran yang abstrak. c. Singarimbun dan Efendi, konsep adalah suatu generalisasi dari

beberapa konsep yang memiliki fenomena tertentu sehingga dapat digunakan untuk penggambaran fenomena lain dalam hal yang sama.

Adapun konsep yang dimaksud dalam penelitian ini berdasarkan uraian di atas adalah gambaran umum berisi uraian yang berkaitan tentang hubbul wathan minal iman.

29Pusat Pembinaan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI,

Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1994), hlm. 520.

30

Idtesis.com, Pengertian Konsep Menurut Para Ahli, (Diposting Tanggal 20 Maret 2015). https://idtesis.com/konsep-menurut-para-ahli/ (Diakses pada tanggal 15 Januari 2020).

31

Idtesis.com, Pengertian Konsep..., (Diakses pada tanggal 15 Januari 2020).

2. Hubbul Wathan Minal Iman

Istilah hubbul wathan minal iman sering disebut juga dengan nasionalisme adalah rasa cinta terhadap tanah air. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia “Nasionalisme berasal dari kata

nasional dan isme yaitu paham kebangsaan yang mengandung

makna kesadaran dan semangat cinta tanah air, memiliki rasa kebangsaan bangsa, atau memelihara kehormatan bangsa”.32

Menurut Hitler “Nasionalisme adalah sikap dan semangat berkorban untuk melawan bangsa lain”.33

Nasionalisme memiliki beberapa bentuk antara lain:34

1) Nasionalisme kewarganegaraan (nasionalisme sipil) adalah nasionalisme dimana negara memperoleh kebenaran politik dari partisipasi aktif rakyatnya. Keanggotaan suatu bangsa bersifat sukarela. Bentuk nasionalisme ini mula-mula dibangun oleh Jean-Jacques Rousseau dan menjadi bahan tulisannya. 2) Nasionalisme etnis atau etnonasionalisme adalah dimana

negara memperoleh kebenaran politik dari budaya asal atau etnis sebuah masyarakat. Keanggotaan suatu bangsa bersifat turun-temurun.

3) Nasionalisme romantik adalah bentuk nasionalisme etnis dimana negara memperoleh kebenaran politik sebagai suatu yang alamiah dan merupakan ekspresi dari bangsa atau ras. Nasionalisme romantik menitik beratkan pada budaya etnis yang sesuai dengan idealisme romantik .

4) Nasionalisme budaya adalah nasionalisme dimana negara memperoleh kebenaran politik dari budaya bersama dan tidak bersifat turun-temurun seperti warna kulit.

5) Nasionalisme kenegaraan adalah merupakan variasi nasionalisme kewarganegaraan yang sering dikombinasikan dengan nasionalisme etnis. Dalam nasionalisme kenegaraan bangsa adalah suatu komunitas yang memberikan kontribusi terhadap pemeliharaan dan kekuatan negara.

32

Listyarti Retno, Pendidikan Kewarganegaraan, (Jakarta: Esis, 2007), hlm. 26.

33Chotib dan Djazuli, Kewarganegaraan Menuju Masyarakat Madani, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2007), hlm. 24.

34

6) Nasionalisme agama adalah nasionalisme dimana negara memperoleh legitimasi politik dari persamaan agama.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa

hubbul wathan minal iman adalah suatu paham atau ajaran untuk

mencintai bangsa dan negara atas kesadaran secara bersama-sama untuk mencapai, mempertahankan, dan mengabdikan identitas, integritas, kemakmuran dan kekuatan bangsa, dan berdasarkan syariat kenyakinan keberagaman kepada Allah SWT.

3. Nahdhatul Ulama (NU)

Nahdhatul Ulama adalah organisasi Islam di Indonesia yang memiliki pengikut cukup banyak dan pengaruh yang cukup besar. Pengaruh organsisasi ini hampir di semua aspek kehidupan, seperti ekonomi, politik, sosial budaya, agama dan sebagainya. NU adalah singkatan dari Nahdlatul „Ulama yang berarti kebangkitan „ulama atau kebangkitan cendekiawan Islam. Organisasi ini berdiri pada tanggal 31 Januari 1926 yang diprakarsai oleh K.H. Hasyim Asy‟ari yang tidak lain adalah seorang ulama besar nusantara di kala itu yang sangat berpengaruh dan berilmu tinggi.

Nahdlatul Ulama merupakan gerakan keagamaan yang bertujuan untuk ikut membangun dan mengembangkan insan dan masyarakat yang bertaqwa kepada Allah SWT, cerdas, terampil, berakhlak mulia, tenteram, adil dan sejahtera. Nahdlatul Ulama mewujudkan cita-cita dan tujuannya melalui serangkaian ikhtiyar yang didasari oleh dasar-dasar faham keagamaan yang membentuk kepribadian khas Nahdlatul Ulama.35

Dasar-dasar faham keagamaan yang dianut oleh organisasi NU adalah sebagai berikut:36

a. Mendasarkan faham keagamaan kepada sumber ajaran agama Islam: Al-Qur‟an, As-Sunnah, Al-Ijma‟ dan Al-Qiyas.

35

Anggaran Dasar & Anggaran Rumah Tangga Nahdlatul Ulama, Hasil

Keputusan Muktamar Ke-33 NU 1-5 Agustus 2015 Jombang, Jawa Timur,

(Jakarta: Lembaga Ta‟lif wan Nasyr PBNU, 2015), hlm. 153. 36

Anggaran Dasar & Anggaran Rumah Tangga Nahdlatul Ulama, Hasil

b. Dalam memahami, manafsirkan Islam dari sumber-sumbernya diatas, Nahdlatul Ulama mengikuti faham ahlussunnah wal

jama‟ah dan menggunakan jalan pendekatan (al-madzhab):

1) Di bidang aqidah, Nahdlatul Ulama mengikuti

ahlussunnah wal jama‟ah yang dipelopori oleh Imam

Abul Hasan al-Asy‟ari dan Imam Mansur al-Maturidi. 2) Di bidang fiqih, Nahdlatul Ulama mengikuti jalan

pendekatan (al-madzhab) salah satu dari madzhab Abu Hanifah an-Nu‟man, Imam Malik bin Anas, Imam Muhammad bin Idris As-Syafi‟i dan Imam Ahmad bin Hanbal.

3) Di bidang tasawuf, mengikuti antara lain Imam al-Junaidi al-Baghdadi dan Imam al-Ghazali serta imam-imam yang lain.

c. Mengikuti pendirian, bahwa Islam adalah agama yang fitri, yang bersifat menyempurnakan segala kebaikan yang sudah dimiliki manusia. Faham keagamaan yang dianut oleh Nahdlatul Ulama bersifat menyempurnakan nilai-nilai yang baik yang sudah ada dan menjadi milik serta ciri-ciri suatu kelompok manusia seperti suku maupun bangsa dan tidak bertujuan menghapus nilai-nilai tersebut.

Adapun Nahdhatul Ulama (NU) yang dimaksud dalam penelitian ini adalah berpusat pada Kantor NU di Banda Aceh.

Dokumen terkait