BAB 3 HASIL KERJA PRAKTIK
3.2 Analisis Hasil Pengolahan Data
Berdasarkan pengumpulan dan pengolahan data dari OMH per satuan frekuensi serta total biaya MHE dari conveyor belt dan manual labour, dapat dilakukan perbandingan seluruh biaya yang dimiliki seperti biaya investasi ataupun operasi dan tentunya biaya OMH dan total biaya material handling serta juga dapat dilakukan perbandingan dalam
UNIVERSITAS PERTAMINA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI TEKNIK LOGISTIK
30
proses penanganannya dari jumlah operator dan jumlah frekuensinya. Berikut adalah tabel perbandingan biaya dari keduanya :
Tabel 3.4 Perbandingan Biaya antara Conveyor Belt dan Manual Labour
Biaya Conveyor belt Manual labour
Biaya depresiasi per jam Rp. 4.316 -
Pemeliharaan per jam Rp. 2.999 -
Operator per jam Rp. 64.010 Rp. 291.500
Bahan Bakar per jam Rp. 4.056 -
OMH per frekuensi Rp. 249 Rp. 26.500
Total Biaya MHE per hari Rp. 754.470 Rp. 2.915.000
Efisiensi Biaya 0,74 -2,86
Berdasarkan selisih antara total biaya MHE per hari antara keduanya pada tabel 3.4, dapat diketahui bahwa efisiensi biaya yang didapat jika menggunakan conveyor belt dibandingkan manual labour sebesar 74% dimana akan terjadi penurunan sebanyak 0,74 kali dari total biaya MHE per hari menggunakan manual labour. Sedangkan jika menggunakan manual labour dibandingkan conveyor belt akan terjadi penurunan efisiensi hingga 286% artinya akan ada kenaikan sebanyak 2,86 kali lipat dari total biaya MHE per hari menggunakan conveyor belt. Selain perbandingan biaya, pemilihan kelayakan penggunaan conveyor belt ataupun manual labour digudang penyimpanan beras dapat dilihat dari tabel perbandingan kinerja pemindahan karun beras antara conveyor dan manual labour berikut :
Tabel 3.5 Perbandingan Kinerja Pemindahan Karung Beras antara Conveyor Belt dan Manual Labour
Conveyor Manual labour
Frekuensi per hari 3030 frekuensi 110 frekuensi
Jumlah operator 3 orang 53 orang
Jumlah beras yang
dipindahkan per jam 3.636 karung beras 2.915 karung beras
Efisiensi tenaga kerja 0,94 -16,66
Efisiensi produksi
berdasarkan frekuensi/hari -26,54 0.96
Ketika melihat tabel 3.4, pengunaan tenaga manual untuk memindahkan karung beras di gudang penyimpanan beras memiliki nilai OMH yang sangat besar. Jika melihat dari proses perhitungan OMH per frekuensi, besar nilai OMH berbanding terbalik dengan
31
banyaknya frekuensi artinya semakin banyak frekuensi maka akan semakin kecil OMHnya. Pada tabel 3.5 dapat dilihat bahwa frekuensi per hari dari conveyor untuk memindahkan 29.067 karung besar lebih banyak ± 30 kali lebih banyak dibandingkan manual labour. Selain itu jumlah operator yang lebih besar dengan selisih sebanyak 50 orang yang membuat besar OMH dari manual labour semakin membengkak dibanding conveyor belt. Pada tabel 3.5, terlihat bahwa nilai efisiensi produksi berdasarkan frekuensi per jamnya merupakan angka negatif dimana Jika hanya melihat dari frekuensi dan bukan dari waktu per frekuensinya maka dalam proses perpindahan conveyor belt dapat dikatakan belum efisien. Hal tersebut dikarenakan conveyor belt hanya mampu memindahkan 12 beras dalam satu frekuensi sedangkan manual labour mampu memindahkan 65 karung beras yaitu dari 5 karung beras untuk setiap orang dari 53 orang kuli panggul yang dipekerjakan. Padahal jika dilihat berdasarkan waktu perpindahan conveyor belt mampu melakukan satu frekuensi perpindahan selama 11,9 detik sehingga jumlah beras yang dipindahkan lebih banyak ketimbang menggunakan manual labour maka penggunaan conveyor akan semakin mengefisiensikan biayanya. Sedangkan manual labour yang dikatakan lebih efisien frekuensi perpindahannya akan mengalami pembengkakan biaya operator karena untuk semakin mengefisiensikan frekuensinya maka dibutuhkan lebih banyak lagi kuli bangunan yang dipekerjakan.
Jika melihat efisiensi tenaga kerja dari tabel 3.5 penggunaan conveyor belt dapat menghemat jumlah tenaga kerja sebesar 0.94 kali dari jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan jika menggunakan manual labour. Sedangkan jika menggunakan manual labour dibutuhkan penambahan jumlah tenaga kerja sebanyak 16 kali dari jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan dengan menggunakan conveyor belt. Perbandingan operator tersebut yang mempengaruhi besarnya biaya operator pada manual labour apalagi ketika adanya penambahan jumlah karung beras, maka dibutuhkan penambahan jumlah kuli panggulnya. Hal tersebut akan semakin memperberat biaya operator pada manual labour lain halnya jika menggunakan conveyor dikarenakan operator hanya dibutuhkan untuk menyalakan conveyor dan melakukan proses loading/unloading karung beras ke conveyor, maka tidak dibutuhkan penambahan operator tapi jika sudah melewati batas jam kerja artinya bukan dilakukan penambahan melainkan pergantian shift dari operator. Sehingga jumlah operator akan tetap 3 orang dalam satu kali proses kerja. Sehingga penggunaan conveyor sangat cocok untuk perpindahan karung beras dalam jumlah banyak karena memiliki frekuensi yang tinggi dalam satu jamnya mampu memindahkan 3.635 karung beras dengan kecepatan belt 0,5 m/s. Pengurangan jumlah kuli bangunan akan sangat berpengaruh karena besar frekuensi pada manual labour tidak dapat di perbanyak. Ketika memperbesar jumlah frekuensi pada manual labour akan memberatkan para kuli bangunan yang pengaruhnya pada kelelahan akibat frekuensi pengangkatan berlebih. Hal tersebut yang akan memunculkan dampak negatif ke kuli panggul tersebut. Salah satu penyakit yang muncul akibat kuli panggul memaksakan untuk membawa beban yang tidak seimbang dengan proporsional tubuhnya adalah low back pain (LBP). Dalam penelitian hubungan kerja fisik dengan penyakit LBP pada kuli panggul di Pasar Induk Gede Bage (Hanifa, Koesmayadi, & Susanti, 2020) terdapat 31 orang kuli panggul yang mengalami nyeri dari skala 1 – 9 yaitu ringan hingga sedang.
UNIVERSITAS PERTAMINA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI TEKNIK LOGISTIK
32
Dalam penggunaan conveyor dikarenakan terdapat biaya depresiasi, maka dibutuhkan modal awal untuk melakukan pemasangan sistem conveyor. Biaya pemasangannya jika ditotal sebesar Rp. 51.795.857, biaya ini cukup murah ketimbang membeli alat material handling lainnya. Lalu dikarenakan penggunaan didalam ruangan akan lebih awet dan minim perawatan dikarenakan permasalahan utama pada conveyor yaitu karat pada rangka conveyor. Dengan frekuensi yang tinggi conveyor dapat sangat efisien untuk memindahkan kaurng beras dalam jumlah banyak, tetapi masa umurnya yang hanya 5 tahun mengharuskan pembuatan conveyor baru untuk proses pemindahan di tahun ke-6, sehingga dibutuhkan lagi pengeluaran biaya investasi.
Ketika proses pemilihan terfokus pada memilih biaya OMH terkecil dan karena terbukti dari nilai efisiensi biaya dan efisiensi tenaga kerja bahwa conveyor belt mampu menghemat biaya MHE per hari didalam gudang, maka conveyor belt merupakan pilihan yang tepat. Sayangnya pemasangan instalasinya membutuhkan investasi bahkan sebelum gudang mulai beroperasi. Sedangkan manual labour tidak membutuhkan modal sama sekali selain itu conveyor belt membutuhkan pemeliharaan secara berkala dan juga umur ekonomis. Jika dibandingkan dengan manual labour, conveyor belt membutuhkan perhatian dari staff ataupun pihak gudang untuk menjaga perawatannya sehingga ketika proses gudang berjalan dan conveyor belt dapat memindahkan barang hingga 5 tahun kedepan.
Tentunya manual labour tidak membutuhkan perawatan karena berdasarkan asumsi beban jaminan ketenagakerjaan sudah mencangkup kedalam biaya operator atau gaji yang diterima oleh kuli bangunan. Berdasarkan analisis diatas dapat disimpulkan menggunakan conveyor belt akan lebih efisien untuk memindahkan 29.067 karung beras per hari dimana pengunaan conveyor belt mampu mengefisinsikan biaya 0,74 kali dan tenaga kerja sebanyak 0,94 kali dibandingkan menggunakan manual labour.
UNIVERSITAS PERTAMINA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI TEKNIK LOGISTIK
34