• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEMUAN DAN ANALISIS

B. Pola Dan Tahapan Pelaksanaan CSR Pada Program Kemitraan Dan Bina

4. Analisis Hubungan CSR Dengan Ilmu Kesejahteraan Sosial

Ilmu Kesejahteraan Sosial adalah ilmu terapan yang mengkaji dan mengembangkan kerangka pemikiran serta metodologi yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas hidup (kondisi) masyarakat antara lain melalui pengelolaan masalah sosial, pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat, dan pemaksimalan kesempatan anggota masyarakat untuk

berkembang.25

Hal tersebut berkaitan dengan pernyataan yang disampaikan oleh Bapak FX Sugiyanto selaku Kepala PKBL Perum Peruri berkaitan dengan pandangan perusahaan terhadap kegiatan PKBL:

Ya pandangannya sangat positif. Karena dengan amanah undang-undang ini ternyata banyak yang terbantu untuk wirausaha, terbantu untuk sarana umum, dan sebagainya. Intinya sangat positif pandangannya.26

25

Isbandi Rukminto Adi, Kesejahteraan Sosial: (Pekerjaan Sosial, Pembangunan Sosial,

dan Kajian Pembangunan) Suatu Pengantar, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2013), h. 23.

26

Kutipan wawancara pribadi dengan Bapak FX Sugiyanto selaku Kepala PKBL Perum Peruri, Senin, 6 Juli 2015.

Dalam hal ini, CSR merupakan salah satu bidang dari ilmu kesejahteraan sosial dalam bidang pelayanan pekerjaan sosial di bidang industri yaitu melalui model Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau model Investasi Sosial Perusahaan. Model ini pada dasarnya menunjuk pada perluasan peran perusahaan yang tidak hanya mengurusi kesejahteraan pegawai dan kebutuhan konsumen saja, melainkan turut pula peduli akan

kehidupan masyarakat yang tinggal di sekitar perusahaan.27

Dalam hal ini, dapat dikaitkan hubungan antara CSR dengan ilmu kesejahteraan sosial, yaitu CSR merupakan salah satu bidang dari ilmu kesejahteraan sosial dalam hal ini bidang pelayanan pekerjaan sosial di bidang industri melalui model Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. Serta kaitannya antara CSR dengan ilmu kesejahteraan sosial yaitu dengan berbagai program/kegiatan CSR yang dilakukan oleh setiap perusahaan dalam upaya meningkatkan kualitas hidup masyarakat untuk dapat berkembang. Kegiatan CSR yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan merupakan suatu intervensi sosial (perubahan sosial terencana) yang

diterapkan oleh perusahaan sebagai salah satu pelaku perubahan (change

agents/agents of change) terhadap berbagai sasaran perubahan yaitu masyarakat sekitar perusahaan maupun masyarakat luas.

Berkaitan dengan hal ini, Perum Peruri sebagai salah satu perusahaan Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dalam bidang percetakan uang Republik Indonesia melaksanakan model Tanggung Jawab Sosial Perusahaan berupa Program Kemitraan dan Bina Lingkungan atau biasa

27

Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat: Kajian Strategis

Pembangunan Kesejahteraan Sosial & Pekerjaan Sosial, (Bandung: PT Refika Aditama, 2005), h. 209-210.

disingkat PKBL. Program Kemitraan dan Bina Lingkungan ini merupakan suatu bentuk intervensi sosial (perubahan sosial terencana) yang dilakukan

oleh Perum Peruri sebagai salah satu pelaku perubahan (change agents) atas

amanat yang diberikan oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai pengawas dari Pemerintah kepada perusahaan-perusahaan berbentuk BUMN.

Program PKBL ini merupakan salah satu bentuk CSR yang dilaksanakan oleh Perum Peruri yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat, baik masyarakat disekitar perusahaan maupun masyarakat luas. Target sasaran pada Program Kemitraan adalah masyarakat yang bergerak pada kegiatan usaha kecil dan menengah (UKM) sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan kegiatan usaha kecil dan menengah untuk menjadi tangguh dan mandiri sehingga dapat meningkatkan hasil produksi serta memperluas lapangan pekerjaan melalui pemanfaatan dana dari bagian laba perusahaan. Contohnya seperti Bapak BT yang merupakan salah satu mitra binaan dari Perum Peruri yang berhasil dan sukses dalam kegiatan usahanya dalam bidang perikanan. Dia sudah hampir 5 tahun bermitra dan menjadi mitra binaan Perum Peruri. Sementara, target sasaran pada Program Bina Lingkungan adalah masyarakat umum yang berada di lokasi sekitar wilayah usaha perusahaan yang membutuhkan. Seperti contoh Perum Peruri membantu merealisasikan pembangunan/renovasi Masjid Al-Falah di daerah Tangerang Selatan.

Hal tersebut sesuai dengan pernyataan yang disampaikan oleh Bapak FX Sugiyanto berkaitan dengan dampak dan manfaat yang diperoleh perusahaan melaksanakan PKBL:

Dampaknya sangat positif, bisa membantu orang yang mau wirausaha juga bisa membantu bukan sekedar membantu dari sisi uang loh yaa, tapi juga membantu dari sisi pemahaman tentang entrepreneur, tentang marketing, tentang pencatatan keuangan, tentang proses produksi gitu kan. Disisi lain untuk perusahaan, keuntungannya yaa kita dikenal, brand image kita dikenal, reputasi kita meningkat karena kita bisa membantu baik itu pinjaman maupun hibah.28

Apa yang dilakukan oleh Perum Peruri ini, dalam beberapa hal bersesuaian dengan pandangan John Elkingston’s berdasarkan pengertian CSR sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, mengelompokan CSR atas 3

aspek yang lebih dikenal dengan istilah Triple Bottom Line yaitu

kesejahteraan atau kemakmuran ekonomi, peningkatan kualitas lingkungan, dan keadilan sosial. John Elkingston’s juga menegaskan bahwa suatu perusahaan yang ingin menerapkan konsep pembangunan berkelanjutan (sustainability development) harus memperhatikan TripleP (Profit, Planet, and People)29, yaitu:

a. Profit (Keuntungan). Perusahaan tetap harus berorientasi untuk mencari keuntungan ekonomi yang memungkinkan untuk terus beroperasi dan berkembang. Dalam hal ini, Perum Peruri sebagai perusahaan BUMN menjalankan kegiatan usahanya untuk mencari keuntungan ekonomi di dalam setiap kegiatan usahanya agar dapat terus beroperasi dan

28

Kutipan wawancara pribadi dengan Bapak FX Sugiyanto selaku Kepala PKBL Perum Peruri, Senin, 6 Juli 2015.

29

Busyra Azheri, Corporate Social Responsibility: Dari Voluntary Menjadi Mandatory,

berkembang. Dan dari hasil keuntungan perusahaan tersebut (Maksimal 2%), Perum Peruri melaksanakan/menjalankan amanat yang diberikan oleh Menteri BUMN untuk melaksanakan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan sebagai bentuk CSR yang dijalankan oleh Perum Peruri. b. People (Manusia/Masyarakat). Perusahaan harus memiliki kepedulian

terhadap kesejahteraan manusia sebagai makhluk sosial. Beberapa perusahaan mengembangkan program CSR seperti pemberian beasiswa bagi pelajar sekitar perusahaan, pendirian sarana pendidikan dan kesehatan, serta penguatan kapasitas ekonomi lokal. Dalam hal ini, Perum Peruri memiliki kepedulian terhadap kesejahteraan manusia sebagai makhluk sosial. Dalam hal ini, Perum Peruri melaksanakan kegiatan CSR dalam bentuk Program Kemitraan dan Bina Lingkungan. Hal ini dibuktikan dengan bantuan Program Kemitraan yang diberikan kepada salah satu mitra binaannya yaitu Bapak BT yang sukses dan berhasil pada kegiatan usaha yang bergerak di bidang perikanan.

c. Planet (Lingkungan Hidup). Perusahaan peduli terhadap lingkungan hidup dan keberlanjutan keragaman hayati. Beberapa program CSR yang berpijak pada prinsip ini biasanya berupa penghijauan lingkungan hidup, penyediaan sarana air bersih, serta perbaikan permukiman/sarana

prasarana.30 Dalam hal ini, Perum Peruri peduli terhadap lingkungan hidup

melalui Program Bina Lingkungan. Program tersebut berupa bantuan korban bencana alam, pendidikan dan pelatihan, peningkatan kesehatan, pengembangan sarana umum, sarana ibadah, pelestarian alam, serta

30

Edi Suharto, Pekerjaan Sosial Di Dunia Industri: Memperkuat CSR, (Bandung:

pengentasan kemiskinan. Dan salah satu bukti realisasi bantuan Program Bina Lingkungan yaitu dengan merealisasikan pembangunan/renovasi Masjid Al-Falah di daerah Tangerang Selatan.

100 PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka dapat diperoleh hasil antara lain:

1. Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) Perum Peruri

dilaksanakan atas dasar biaya keuntungan/laba bersih perusahaan yaitu maksmimal 2 % untuk Program Kemitraan dan 2% untuk kegiatan Program Bina Lingkungan. Berbagai kegiatan PKBL yang telah dilaksanakan pada tahun 2014, telah memberikan dampak positif khususnya bagi masyarakat sebagai penerima manfaat program sekaligus membantu pemerintah untuk melaksanakan berbagai program yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, antara lain: meningkatkan keinginan masyarakat untuk menjadi wirausaha melalui penyaluran dana Program Kemitraan (PK) dan pembinaan kepada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) agar terciptanya lapangan pekerjaan, mampu menghasilkan mitra binaan yang unggul dan sukses sehingga mampu memberikan hasil yang maksimal dan membuat masyarakat menjadi lebih kreatif dalam memenuhi kebutuhannya, serta melalui Program Bina Lingkungan (BL) dapat membantu meningkatkan kondisi sosial masyarakat melalui berbagai sektor program.

2. Dalam Pelaksanaannya, sedikitnya ada empat pola penerapan CSR di Indonesia menurut Zaim Saidi dan Hamid Abidin, yaitu melalui keterlibatan langsung, melalui yayasan/organisasi sosial perusahaan, bermitra dengan pihak lain, serta mendukung atau bergabung dalam suatu konsorsium. Sementara, tahapan pelaksanaan PKBL Perum Peruri ini dilaksanakan berdasarkan Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik

Negara (Permen BUMN) Nomor: PER–05/MBU/2007 tanggal 27 April

2007 (Pedoman PKBL). Melalui Peraturan Menteri itulah Perum Peruri sebagai salah satu perusahaan Badan Usaha Milik Negara wajib melaksanakan dan mengimplementasikan Program Kemitraan dan Bina

Lingkungan (PKBL) sebagai bentuk implementasi Corporate Social

Responsibility. Dalam pelaksanaannya, Perum Peruri menetapkan program PKBL melalui penetapan Menteri BUMN dalam Rapat Pembahasan Bersama (RPB) tersebut membahas tentang Rencana Kerja dan Anggran (RKA) program PKBL setiap tahun anggaran dan juga merumuskan mengenai alokasi dana program PKBL sesuai dengan ketentuannya. Rapat

Kerja dan Anggaran tersebut membahas program–program PKBL antara

lain:

a. Penyaluran dana bantuan pembinaan kepada usaha kecil dan

koperasi dalam bentuk pendidikan dan pelatihan manajemen usaha kecil, pelatihan pengetahuan penyususnan laporan perkembangan usaha, kegiatan pameran/promosi, peningkatan produktivitas mitra binaan, meningkatkan penyampaian laporan perkembangan usaha mitra binaan.

b. Membantu meningkatkan kondisi sosial masyarakat yang berada di lokasi sekitar perusahaan dan wilayah lain serta penyaluran dana bantuan kepada masyarakat dalam bentuk fisik dalam 7 sektor program bantuan.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, peneliti menghasilkan beberapa saran untuk perusahaan, antara lain:

1. Peneliti melihat dengan banyaknya mitra binaan serta penerima manfaat

dari program–program yang dilaksanakan dan diimplementasikan pada

Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) Perum Peruri ini akan sangat membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mencukupi dan memadai untuk dapat terlaksana dengan maksimal dan tepat sasaran. Untuk itu, peneliti melihat bahwa perlu ada penambahan struktur pengelola khusus di PKBL yang dibuat untuk dapat memonitoring dan survei langsung ke masyarakat sebelum mereka menjadi mitra binaan dan penerima manfaat program PKBL Perum Peruri.

2. Pada Program Kemitraan (PK), penyaluran dana bantuan memang sudah

sangat tepat tersalurkan kepada masyarakat yang bergerak dalam usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), tetapi penyaluran dana bantuan juga harus difokuskan dan diberikan akses kepada masyarakat yang baru ingin memulai usaha, namun mereka tidak mempunyai modal untuk melakukan kegiatan usahanya tersebut.

3. Penyaluran dana bantuan Program Kemitraan maupun Bina Lingkungan kepada masyarakat yang dilakukan oleh Perum Peruri, belum disertai

dengan kewajiban dari para penerima manfaat untuk dapat

membuat/melaporkan hasil dalam bentuk Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ). Karena LPJ ini sangat bermanfaat dan berguna untuk membangun rasa tanggung jawab masyarakat agar penyaluran bantuan program PKBL ini tidak diselewengkan dan tidak disalah gunakan oleh penerima manfaat program tersebut. Dan juga LPJ ini juga sangat membantu perusahaan dalam memonitoring pemanfaatan dana bantuan yang telah disalurkan.

4. Saran untuk penelitian selanjutnya yang akan meneliti mengenai CSR pada

Program Kemitraan dan Bina Lingkungan yaitu agar memperhatikan dan

menyiapkan segala hal yang berkaitan dengan masalah

administrasi/perizinan seperti surat izin penelitian dan proposal penelitian. Kemudian untuk lebih mencari referensi tambahan mengenai buku-buku yang berkaitan dengan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) sebagai bentuk implementasi program CSR yang dilakukan oleh perusahaan BUMN.

104 Buku-Buku:

Azheri, Busyra. Corporate Social Responsibility: Dari Voluntary Menjadi

Mandatory. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2012.

Adi, Rukminto, Isbandi. Kesejahteraan Sosial: (Pekerjaan Sosial, Pembangunan

Sosial, dan Kajian Pembangunan) Suatu Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2013.

Bakar, Nurbaya, Siti. Integrasi Sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

(UMKM). Jakarta: Pusat Kajian Kebijakan dan Hukum Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, 2009.

Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik,

dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana, 2007.

Diah, M Marwah. Restrukturisasi BUMN Di Indonesia: Privatisasi Atau

Korporatisasi. Jakarta: Literata Lintas Media, 2003.

Emzir. Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data. Jakarta: Rajawali Pers,

2012.

Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik. Jakarta: PT

Bumi Aksara, 2013.

Lako, Andreas. Dekonstruksi CSR dan Reformasi Paradigma Bisnis & Akuntansi.

Nasdian, Tonny, Fredian. Pengembangan Masyarakat. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor, 2014.

Nursahid, Fajar. Tanggung Jawab Sosial BUMN: Model Kedermawanan Sosial

PT Krakatau Steel, PT Pertamina, dan PT Telekomunikasi Indonesia. Depok: Piramedia, 2006.

Radyati, Nindita, Maria. CSR Untuk Pemberdayaan Ekonomi Lokal. Jakarta:

Indonesia Business Links, 2008.

Riyanto, S Agus. PKBL Ragam Derma Sosial BUMN. Jakarta: Banana Publiser,

2011.

Saidi, Zaim dan Abidin, Hamid. Menjadi Bangsa Pemurah: Wacana dan Praktek

Kedermawanan Sosial di Indonesia. Jakarta: Piramedia, 2004.

Solihin, Ismail. Corporate Social Responsibility: From Charity to Sustainability.

Jakarta: Salemba Empat, 2009.

Suharto, Edi. CSR & Comdev: Investasi Kreatif Perusahaan Di Era Globalisasi.

Bandung: Alfabeta, 2010.

Suharto, Edi. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat: Kajian Strategis

Pembangunan Kesejahteraan Sosial & Pekerjaan Sosial. Bandung: PT Refika Aditama, 2005.

Suharto, Edi. Pekerjaan Sosial Di Dunia Industri: Memperkuat CSR (Corporate

Suharto, Edi. Pekerjaan Sosial Di Dunia Industri: Memperkuat Tanggungjawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility). Bandung: PT Refika Aditama, 2007.

Tim Penulis. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi).

Jakarta: CeQDA, 2007.

Sumber Data Perusahaan:

Dokumentasi Arsip Perum Peruri.

Laporan Tahunan (Audited) Program Kemitraan Dan Program Bina Lingkungan (PKBL) Tahun 2014.

Prosedur Operasional Program Kemitraan Dan Program Bina Lingkungan (PKBL) Tahun 2014.

Rencana Kerja Dan Anggaran Program Kemitraan Dan Program Bina Lingkungan (PKBL) Tahun 2014.

Skripsi:

Achmad Zaky. “Program CSR PT. Bank Mandiri Tbk Dalam Menumbuhkan

Minat Wirausaha di Kalangan Mahasiswa” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu

Sandra Ratunasari. “Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Pada Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) PT. Asuransi Jasa Indonesia (JASINDO)

Jakarta” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN

Jakarta, 2013).

Undang–Undang Dan Peraturan–Peraturan:

Undang–Undang Nomor 40 Tahun 2007

Undang–Undang Nomor 25 Tahun 2007

Undang–Undang Nomor 19 Tahun 2003

Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2006

Peraturan Menteri BUMN Nomor: PER-05/MBU/2007

Peraturan Menteri BUMN Nomor: PER-08/MBU/2013

Internet:

http://www.peruri.co.id

Hasil Observasi Ke Penerima Program Kemitraan (PK) Perum Peruri

Informan : Bapak Bahtiar

Hari/Tanggal : Kamis, 30 Juli 2015

Tempat : Kediaman Rumah Bapak Bahtiar dan di Lokasi Kolam Ikan

Pada hari Kamis, 30 Juli 2015 peneliti berkunjung ke kediaman rumah Bapak Bahtiar di Jalan Palem III RT 004/RW 08 Kelurahan Petukangan Utara, Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan. Hal ini bertujuan untuk melakukan kegiatan observasi sekaligus wawancara ke salah satu penerima Program Kemitraan/Mitra Binaan PKBL Perum Peruri. Sebelum melakukan kunjungan ke kediaman Bapak Bahtiar, peneliti terlebih dahulu melakukan kunjungan ke tempat Bapak Bahtiar berjualan ikan segar yang berlokasi di Los Ikan Pasar Mayestik, Jakarta Selatan. Ia menjual berbagai macam ikan segar, mulai dari ikan mas, ikan nila, ikan gurame, serta ikan lele. Dan ketika mengunjungi kediamannya, peneliti melakukan observasi/pengamatan mengenai usaha ikan yang dijalankannya.

Peneliti mendapatkan informasi bahwa Bapak Bahtiar tersebut sudah hampir 5 tahun menjadi mitra binaan dan bermitra dengan Perum Peruri. Ia sudah 2 kali mengajukan proposal permohonan bantuan pinjaman modal usaha dan pada akhirnya ia mendapatkan pinjaman modal usaha dari pihak PKBL Perum Peruri untuk kegiatan usaha yang dijalankannya. Pinjaman modal usaha yang pertama, ia mendapatkan pinjaman modal usaha sebesar 25 juta, setelah pinjaman pertama selesai ia mengajukan kembali pinjaman modal untuk yg kedua kalinya. Dan

mengalami keterbatasan dalam hal permodalan untuk keberlangsungan kegiatan usaha yang dijalankannya.

Pinjaman modal usaha tersebut diperuntukan untuk membeli

perlengkapan/barang-barang yang berkaitan dengan kegiatan usahanya, seperti tempat ikannya, gentong-gentong untuk menaruh ikannya, makanan ikan, serta membuat kolam-kolam ikan. Seiring berjalannya waktu, usaha ikan yang dijalankan oleh Bapak Bahtiar tersebut semakin lama semakin berkembang. Hingga saat ini, ia mempunyai beberapa lahan yang dijadikan untuk kolam-kolam ikan untuk kegiatan usaha ternak dan bibit ikan yang dijalankannya. Ia mempunyai kolam dan empang yang luasnya lumayan besar untuk kegiatan usaha ternak dan pembibitan ikan lele. Selain itu, ia juga mempunyai kolam-kolam untuk ternak dan pembibitan ikan mas, ikan gurame, serta ikan nila. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Bahtiar bahwa pinjaman modal usaha yang diberikan oleh pihak PKBL Perum Peruri tersebut sangat memberikan banyak manfaat dan membantu kepada orang-orang yang terkendala masalah modal untuk kegiatan usahanya.

Hasil Observasi Ke Penerima Program Bina Lingkungan (BL) Perum Peruri

Informan : Bapak Dedi Ahmad Setiyadi

Hari/Tanggal : Jum’at, 7 Agustus 2015

Tempat : Kediaman Rumah Bapak Dedi Ahmad Setiyadi dan

Masjid Al-Falah

Pada hari Jum’at, 7 Agustus 2015 peneliti berkunjung ke kediaman rumah Bapak Dedi di Perum Taman Mangu Indah Blok E Kelurahan Taman Mangu, Kecamatan Pondok Aren, Tangerang Selatan. Ia merupakan pengurus Masjid sekaligus Ketua DKM Masjid Al-Falah. Hal ini bertujuan untuk melakukan kegiatan observasi sekaligus wawancara ke salah satu pengurus masjid tersebut sebagai penerima Program Bina Lingkungan PKBL Perum Peruri. Ia merupakan salah satu pengurus masjid yang hadir pada saat pihak PKBL Perum Peruri memberikan bantuan Program Bina Lingkungan dalam hal pelebaran dan renovasi masjid tersebut. Hal ini berkaitan dengan salah satu Program Bina Lingkungan yang salah satunya bergerak dalam bidang sarana ibadah.

Ketika itu, peneliti juga mengunjungi Masjid Al-Falah tersebut. Dan yang saya amati ketika itu bahwa masjid tersebut sudah dapat digunakan untuk kegiatan peribadatan oleh warga masyarakat setempat. Lantai 2 masjid tersebut pun sudah dapat digunakan, akan tetapi masih ada bagian-bagian yang masih harus diselesaikan/dirampungkan. Hal tersebut terus dilakukaan oleh pihak/pengurus masjid dengan mempercepat pembangunan masjid tersebut agar warga setempat

pengurus Masjid Al-Falah tersebut juga menyadari bahwa dana swadaya (sumbangan) dari masyarakat setempat masih dinilai kurang. Ini yang menjadi dasar bahwa pihak pengurus masjid untuk melakukan pengajuan proposal kepada pihak PKBL Perum Peruri untuk mendapatkan bantuan pendanaan.

Pada saat itu, pihak Yayasan Masjid Al-Falah tersebut mengajukan proposal kepada pihak PKBL Perum Peruri. Dan waktu itu proposal yang diajukan oleh pihak Masjid Al-Falah tersebut diterima oleh pihak PKBL Perum Peruri hingga pada akhirnya pihak Masjid Al-Falah tersebut mendapatkan bantuan dari pihak PKBL Perum Peruri. Bantuan yang diberikan oleh pihak PKBL Perum Peruri tersebut sebesar kurang lebih 25 juta dalam bentuk material dan ongkos kerja untuk pembangunan pelebaran dan renovasi masjid tersebut. Pihak Masjid Al-Falah pun sangat terbantu oleh bantuan yang diberikan oleh pihak PKBL Perum Peruri sebagai upaya untuk mempercepat pembangunan masjid tersebut serta bantuan dari PKBL Perum Peruri ini mempunyai dampak psikologis bagi warga setempat untuk dapat termotivasi untuk lebih semangat lagimemberikan bantuan dalam bentuk pendanaan.

Republik Indonesia (Peruri)

Subyek : Bapak FX Sugiyanto

Hari/Tanggal : Senin, 6 Juli 2015

Tempat : Kantor PKBL Perum Peruri Jakarta

1. Kapan pertama kali perusahaan mengimplementasikan PKBL?

“Ya tahun 1991. Sejarahnya itu udah amanah undang–undang yang

dibicarakan mulai tahun 91. Tahun 91 kita sudah mulai menggulirkan dan

tujuannya sama bahwa dengan adanya undang–undang itu dan melalui beberapa

permen kita harus menyalurkan PKBL. Dulu bukan PKBL namanya mas, tetapi PERELEK (Badan Pengelola Pengusaha Ekonomi Lemah dan Koperasi) dan diubah lagi menjadi PUKK (Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi) sampai sekarang berubah namanya menjadi Program Kemitraan dan Bina Lingkungan

(PKBL).”

2. Apa yang melatarbelakangi perusahaan melakukan PKBL?

“Ya karena amanah undang–undang dan permen (peraturan menteri) yang

“Ya pandangannya sangat positif. Karena dengan amanah undang–undang ini ternyata banyak terbantu untuk wirausaha, terbantu untuk sarana umum, dan

sebagainya. Intinya sangat positif pandangannya.”

4. Bagaimana teknis penyaluran PKBL? Apa syarat-syarat yang harus dipenuhi

oleh calon mitra binaan?

“Ya tadi, syaratnya satu harus mengajukan proposal, yang kedua mereka sudah

berjalan usaha satu tahun, omsetnya maksimal kalo dulu 1 Miliyar sekarang 2,5 Miliyar dan di SOP tuh udah ada loh di buku prosedur operasional, lalu asetnya

200 juta sekarang 500 juta diluar gedung dan tanah.”

5. Adakah unit atau divisi khusus yang mengelola PKBL?

“Ya kalo divisi pengelola ya Departemen PKBL ini, bukan divisi tapi setingkat

Kepala Departemen. Kalo divisi itu direktur muda.”

6. Kapan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dilakukan?

“Ya per-awal tahun yaitu bulan Januari, nyusunnya adalah sekitar Agustus, September, Oktober sampai Desember itu harus ada persetujuan dari Menteri gitu

ya. Kalo untuk penjalanan programnya dari bulan Januari sampai Desember.”

7. Dengan siapa saja PKBL Perum Peruri bermitra?

“Ya dengan Dinas, dengan sesama BUMN, dengan Lembaga, Kelompok RT

setiap masing–masing bidang?

“Dari penyisihan laba setelah pajak. Besaran dana yang dialokasikan maksimal

2% dari laba bersih setelah pajak.”

9. Apa saja dampak dan manfaat yang diperoleh perusahaan setelah menjalankan

PKBL?

“Dampaknya sangat positif, bisa membantu orang yang mau wirausaha juga bisa membantu bukan sekedar membantu dari sisi uang loh yaa, tapi juga membantu dari sisi pemahaman tentang entrepreneur, tentang marketing, tentang pencatatan keuangan, tentang proses produksi gitu kan. Disisi lain untuk perusahaan, keuntungannya yaa kita dikenal, brand image kita dikenal, reputasi

Dokumen terkait