• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Hubungan Karakteristik dan Persepsi Pengguna

IV. METODE PENELITIAN

4.4 Metode dan Prosedur Analisis Data

4.4.2 Analisis Hubungan Karakteristik dan Persepsi Pengguna

pedestrian path Nyi Raja Permas di kawasan KA Kota Bogor

Data primer : Wawancara dengan pengguna jalan yang menjadi responden Analisis Korelasi Pearson, Spearman, dan Kendall Tau Responden 100 orang pengguna jalan 3. Menganalisis dampak ekonomi, sosial, dan lingkungan keberadaan pedestrian path Nyi Raja Permas di kawasan KA Kota Bogor. Data primer : Karakteristik perilaku sosial ekonomi, dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan yang dirasakan responden (unit usaha dan pengguna jalan) dengan kuesioner dan wawancara Analisis Deskriptif Kualitatif, Multiplier Effect, dan analisis perubahan pendapatan Responden 30 pemilik unit usaha, 12 tenaga kerja, dan 100 orang pengguna jalan

Jumlah Responden 145 Orang

4.4.1 Menggambarkan Kondisi Pedestrian Path

Penjelasan gambaran kondisi pedestrian path Nyi Raja Permas di kawasan Stasiun KA Kota Bogor diperoleh dari hasil survey dan wawancara kepada key

person pengelola pedestrian path. Data sekunder kondisi pedestrian diperoleh dari

Dinas Bina Marga Kota Bogor dan Lembaga GIZ-SUTIP (Sustainable Urban

Transport Improvement Project) Kota Bogor yang dianalisis secara deskriptif.

Analisis ini diharapkan dapat menjelaskan kondisi pedestrian path berupa kondisi fisik (eksisting) dan kondisi pengelolaan atau pemeliharaan pedestrian path yang merupakan salah satu proyek Kementerian Perhubungan Republik Indonesia.

4.4.2 Analisis Hubungan Karakteristik dan Persepsi Pengguna Jalan Terhadap Kondisi Umum Pedestrian Path Nyi Raja Permas

Hubungan karakteristik dan persepsi responden terhadap kondisi umum pedestrian path pada penelitian ini dibagi menjadi dua bagian yaitu hubungan antara karakteristik pengguna jalan dengan kondisi umum pedestrian path, dan hubungan antara persepsi responden terkait kondisi lingkungan pedestrian dengan

kondisi umum pedestrian path. Indikator pengukuran penilaian kondisi umum pedestrian path Nyi Raja Permas dapat dilihat pada Tabel 3 berikut.

Tabel 3 Indikator pengukuran penilaian kondisi pedestrian path

Kategori Indikator Keterangan

Kondisi Keberadaan Pedestrian Path

Baik (3) ketersediaan fasilitas yang ada sudah memenuhi kebutuhan pengguna jalan dan terpelihara dengan baik

Cukup Baik (2) ketersediaan fasilitas yang ada cukup memenuhi kebutuhan pengguna jalan dan terpelihara dengan cukup baik

Tidak Baik (1) ketersediaan fasilitas yang ada tidak memenuhi kebutuhan pengguna jalan dan tidak terpelihara dengan baik

Uji korelasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu korelasi Pearson,

Spearman, dan Kendall Tau yang disesuaikan dengan masing-masing jenis data

variable karakteristik dan persepsi responden. Uji korelasi ketiganya digunakan untuk mencari hubungan antara dua variabel atau lebih.

Uji korelasi Pearson digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan linier antara data yang memiliki tingkat pengukuran interval atau rasio seperti variabel karakteristik umur, pendapatan, dan intensitas penggunaan pedestrian terhadap kondisi umum pedestrian path. Rumus korelasi Pearson adalah sebagai berikut:

dimana:

r = koefisien korealasi Pearson ( -1 ≤ 0 ≤1)

x, y = variabel bebas (umur, pendapatan, intensitas penggunaan pedestrian) dan variabel terikat (kondisi umum pedestrian path)

n = jumlah data atau sampel (100 orang)

Uji korelasi Spearman digunakan untuk mengukur hubungan antar dua variabel yang memiliki tingkat pengukuran ordinal seperti variabel tingkat pendidikan, kenyamanan, keindahan, kebersihan, keamanan, dan keselamatan terhadap kondisi umum pedestrian path. Nilai dari masing-masing variabel diberi peringkat dari yang kecil hingga yang besar dari keseluruhan data. Uji Rumus korelasi Spearman adalah sebagai berikut:

ρ = 1 – 6 Σ n ( - 1)

dimana :

ρ = koefisien korelasi Spearman ( -1 ≤ 0 ≤1) dt = determinan

n = jumlah data atau sampel (100 orang)

Uji Korelasi Kendall Tau dapat digunakan untuk mengukur hubungan antara variabel dengan jenis data ordinal maupun nominal seperti jenis kelamin dan jenis pekerjaan. Rumus korelasi Kendall Tau adalah sebagai berikut:

dimana :

ρ = koefisien korelasi Kendall Tau ( -1 ≤ 0 ≤1) a = jumlah rangking atas

b = jumlah rangking bawah

n = jumlah data atau sampel (100 orang)

Klasifikasi keeratan hubungan dijelaskan oleh Supangat (2010) yaitu : 0.0 - 0.199 hubungan sangat lemah atau sangat rendah

0.200 – 0.399 hubungan lemah atau rendah 0.400 – 0.599 hubungan sedang atau cukup kuat 0.600 – 0.799 hubungan yang kuat

0.800 – 1.000 hubungan sangat kuat atau sangat tinggi dan dapat diandalakan

Tingkat kesalahan yang digunakan pada penelitian ini adalah sebesar α = 0.01 (taraf nyata 1%) sampai α = 0.20 (taraf nyata 20%) yang berarti memiliki tingkat kepercayaan dari 80% hingga 99%. Nilai probabilitas atau p-value yang diperoleh dari hasil pengujian dibandingkan dengan taraf nyata untuk menentukan apakah hubungan antara variabel nyata atau tidak. Bila nilai p-value lebih kecil dari taraf nyata yang digunakan artinya terdapat hubungan nyata antara dua variabel, sebaliknya bila nilai p-value lebih besar dari taraf nyata yang digunakan maka tidak terdapat hubungan nyata antara dua variabel dan nilai koefisien korelasi diabaikan. Penjelasan masing-masing hipotesis hubungan karaktersitik dan persepsi pengguna jalan terhadap penilaian kondisi umum pedestrian path

akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Analisis Hubungan Antara Karakteristik Pengguna Jalan dengan Kondisi Umum Pedestrian Path

Karakteristik pengguna jalan yang digunakan adalah kondisi karakteristik jenis kelamin, umur, pendapatan, tingkat pendidikan terakhir, jenis pekerjaan, dan

ρ = Σ a – Σ b n (n-1) / 2

Intensitas Penggunaan Pedestrian (IPP). Indikator beberapa karakteristik pengguna jalan dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Indikator pengukuran karakteristik pengguna jalan

No Variabel Indikator Pengukuran

1. Jenis Kelamin (data nominal) Dibedakan menjadi : a. Perempuan b. Laki-laki 2. Umur (UMR) (data interval)

Dibedakan menjadi lima kelas, yaitu : a. 15-25 tahun d. 48 - 58 tahun b. 26-36 tahun e. 59 - 69 tahun c. 37-47 tahun 3. Pendapatan (PDPT) (data interval) Dibedakan menjadi : a. ≤ Rp 500 000 b. Rp 500 001 – Rp 1 500 000 c. Rp 1 500 001 – Rp 2 500 000 d. Rp 2 500 001 – Rp 3 500 000 e. Rp 3 500 001 – Rp 4 500 000 f. >Rp 4 500 000 4. Tingkat Penidikan (PNDK) (data ordinal) Dibedakan menjadi : a. SD d. D3 b. SMP e. Perguruan tinggi c. SMA 5. Jenis Pekerjaan (data nominal) Dibedakan menjadi : a. Pelajar (1)

b. Pegawai Negeri Sipil (PNS) (2) c. Karyawan Swasta (3)

d. Wiraswasta (4)

e. Ibu Rumah Tangga (IRT) (5) 6. Intensitas Penggunaan Pedestrian (IPP) (data interval) Dibedakan menjadi : a. 1 – 4 kali/minggu b. 5 – 8 kali/minggu c. 9 – 12 kali/minggu d. 12 -15 kali/minggu

Berdasarkan Tabel 4, pengujian hubungan variabel karakteristik dengan jenis data interval dianalisis dengan uji korelasi Pearson, variabel dengan jenis data ordinal akan dianalisis dengan uji korelasi Spearman, sedangkan variabel dengan jenis data nominal akan dianalisis dengan uji Kendall Tau. Kaidah pengujian hipotesis uji korelasi menurut Sugiyono (2011) antara karakteristik pengguna jalan terhadap penilaian kondisi umum pedestrian path adalah sebagai berikut:

H 0 : ρ (nilai koefisien korelasi) ≤ 0, berarti terdapat hubungan negatif atau tidak terdapat hubungan antara masing-masing karakteristik (jenis kelamin / umur / pendapatan / tingkat pendidikan terakhir / jenis pekerjaan / IPP) pengguna jalan dengan penilaian kondisi umum pedestrian path.

H 1 : ρ (nilai koefisien korelasi) > 0, berarti terdapat hubungan positif atau terdapat hubungan antara masing-masing karakteristik (umur / pendapatan / tingkat pendidikan terakhir / jenis pekerjaan / IPP) pengguna jalan dengan penilaian kondisi umum pedestrian path.

2. Analisis Hubungan Antara Persepsi Responden dengan Kondisi Umum Pedestrian Path

Pengujian hubungan persepsi responden terkait kondisi lingkungan terhadap penilaian kondisi umum pedestrian path dianalisis dengan uji korelasi

Spearman dikarenakan jenis data pada masing-masing variabel berupa data

ordinal. Persepsi kondisi lingkungan yang dianalisis dalam penelitian ini meliputi kondisi kenyamanan, keindahan, kebersihan, keamanan, dan keselamatan. Keterangan indikator pengukuran persepsi responden terkait kondisi lingkungan pedestrian path Nyi Raja Permas dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Indikator pengukuran persepsi kondisi lingkungan sekitar pedestrian

No Persepsi Pengguna Jalan Indikator Pengukuran

1. Kenyamanan (KYMN) Dibedakan menjadi :

a. Tidak ada penyalahgunaan fasilitas yang telah disediakan baik oleh pejalan kaki maupun pedagang sekitar pedestrian (nyaman = 3)

b. Sedikit penyalahgunaan fasilitas yang telah disediakan oleh pejalan kaki maupun pedagang sekitar pedestrian (cukup nyaman = 2).

c. Banyak penyalahgunaan fasilitas yang telah disediakan oleh pejalan kaki maupun pedagang sekitar pedestrian (tidak nyaman = 1).

2. Keindahan (KNDH) Dibedakan menjadi :

a. Vegetasi (tumbuhan) sangat terawat (indah = 3) b. Vegetasi cukup terawat (cukup indah = 2)

c. Vegetasi tidak terawat (tidak indah = 1)

3. Kebersihan (KBRS) Dibedakan menjadi :

a. Tidak terdapat sampah berserakan dan tidak ada bau tidak enak (bersih = 3).

b. Sampah sedikit dan terdapat sedikit bau tidak enak (cukup bersih = 2).

c. Sampah banyak dan terdapat bau tidak enak (tidak bersih = 1).

4. Keamanan (KAMN) Dibedakan menjadi :

a. Tidak terjadi kejahatan berupa premanisme dan pencopetan barang bawaan pengguna jalan (aman = 3)

b. Jarang terjadi kejahatan berupa premanisme dan pencopetan barang bawaan pengguna jalan (cukup aman = 2)

c. Sering terjadi kejahatan berupa premanisme dan pencopetan barang bawaan pengguna jalan (tidak aman = 1)

Tabel 5 Indikator pengukuran persepsi kondisi lingkungan sekitar pedestrian (lanjutan)

No Persepsi Pengguna Jalan Indikator Pengukuran

5. Keselamatan (SLMT) Dibedakan menjadi :

a. Pengguna kendaraan tertib atau tidak ada kendaraan yang masuk ke area pedestrian (baik = 3)

b. Pengguna kendaraan cukup tertib atau kendaraan umum jarang masuk ke area pedestrian (cukup baik = 2)

c. Pengguna kendaraan tidak tertib atau banyak kendaraan umum yang mauk ke area pedestrian (tidak baik = 1)

Kaidah pengujian hipotesis uji korelasi Spearman antara persepsi responden terkait kondisi lingkungan terhadap penilaian kondisi umum pedestrian

path adalah:

H 0 : ρ (nilai koefisien korelasi) ≤ 0, berarti terdapat hubungan negatif atau tidak terdapat hubungan antara persepsi kondisi lingkungan sekitar pedestrian (kenyamanan/keindahan/kebersihan/keamanan/keselamatan) dengan penilaian kondisi umum pedestrian path.

H 1 : ρ (nilai koefisien korelasi) > 0, berarti terdapat hubungan positif atau terdapat hubungan antara persepsi kondisi lingkungan sekitar pedestrian (kenyamanan/keindahan/kebersihan/keamanan/keselamatan) dengan penilaian kondisi umum pedestrian path.

4.4.3 Analisis Dampak Ekonomi, Sosial, dan Lingkungan dari Keberadaan Pedestrian Path Nyi Raja Permas

Analisis dampak dilakukan dengan analisis deskriptif, multiplier effect,

dan analisis perubahan pendapatan. Analisis deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun peristiwa dimasa sekarang. Tujuannya adalah membuat gambaran secara sistematis, faktual, dan aktual mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. Langkah awal dalam analisis deskriptif adalah membuat tabel frekkuensi sederhana berdasarkan jawaban responden. Data tentang responden dan persepsi responden dikelompokan dan ditabulasikan, kemudian dipresentasikan. Persentase terbesar merupakan persepsi yang dominan dari masing-masing atribut yang terpilih (Dewi 2008).

1. Analisis Dampak Ekonomi

Dampak ekonomi dapat diukur menggunakan efek pengganda (multiplier) dari arus uang yang terjadi. Dampak ekonomi keberadaan pedestrian path dapat diukur melalui keynesian income multiplier yaitu nilai yang menunjukkan seberapa besar dampak langsung yang dirasakan dari pengeluaran unit usaha yang berdampak terhadap perekonomian lokal. Pengganda ini juga mengukur dampak tidak langsung (indirect) dan lanjutan (induced) melalui ratio income multiplier.

Ratio income multiplier tipe 1 menggambarkan nilai dampak tidak langsung dari

pengeluaran pedagang atau unit usaha, sedangkan ratio income multiplier tipe 2 merupakan ukuran dari dampak lanjutan. Secara matematis dirumuskan :

- Keynesian Local Income Multiplier = D + N + U

E

- Ratio Income Multiplier Tipe 1 = D + N

E

- Ratio Income Multiplier Tipe 2 = D + N + U

D dimana :

E = Pengeluaran pengunjung/pengguna jalan sekitar pedestrian kawasan KA Bogor (rupiah)

D = Pendapatan lokal yang diperoleh unit usaha secara langsung dari E (rupiah)

N = Pendapatan tenaga kerja yang diperoleh dari gaji (rupiah)

U = Pengeluaran tenaga kerja di sekitar pedestrian kawasan KA Bogor dan penerimaan supplier bahan baku di wilayah Kec Bogor Tengah (rupiah) Asumsi analisis dampak ekonomi berdasarkan multiplier effect yaitu jika unit usaha yang memperoleh dampak langsung mendatangkan input dari luar lokasi penelitian maka perputaran uang tidak menimbulkan dampak tidak langsung tetapi merupakan suatu kebocoran (leakage) dampak.

Selain dilihat dari nilai multiplier effect, analisis dampak ekonomi pada penelitian ini dapat dilihat melalui perubahan pendapatan yang diterima oleh unit usaha sebelum dan sesudah adanya pedestrian path di jalan Nyi Raja Permas berdasarkan kelompok jenis unit usaha yang terdapat di sekitar pedestrian tersebut. Rata-rata perubahan pendapatan dihitung dengan mengurangi rata-rata pendapatan yang diperoleh unit usaha sesudah adanya pedestrian path Nyi Raja

Permas dan sebelum adanya pedestrian path di kawasan Nyi Raja Permas tersebut. Rumus yang digunakan adalah:

dimana:

∆ INRP = Perubahan pendapatan rata-rata yang diperoleh unit usaha dari adanya pedestrian path Nyi Raja Permas

INRP2 = Pendapatan rata-rata yang diperoleh unit usaha setelah adanya pedestrian path Nyi Raja Permas

INRP1 = Pendapatan rata-rata yang diperoleh unit usaha sebelum adanya pedestrian path Nyi Raja Permas

2. Analisis Dampak Sosial

Dampak sosial keberadaan pedestrian path dilihat dari ada tidaknya pengaruh keberadaan pedestrian path untuk mendorong perubahan perilaku responden dalam bertransportasi dan persepsi responden terhadap pedestrian path

yang diidentifikasi melalui penyebaran kuesioner. Perubahan perilaku responden dalam bertransportasi dilihat dari perubahan perilaku responden sebelum dan sesudah adanya pedestrian path Nyi Raja Permas tempat responden melakukan mobilisasi, sedangkan persepsi dimaksudkan sebagai ungkapan perasaan terhadap sesuatu objek yaitu pedestrian path. Informasi yang digali mencakup pengetahuan responden mengenai kegunaan atau manfaat dari pedestrian path seperti perbaikan sarana transportasi yang ramah lingkungan, pengaturan jalur lalu lintas, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

3. Analisis Dampak Lingkungan

Dampak keberadaan pedestrian path Nyi Raja Permas terhadap lingkungan dilihat dari persepsi responden tentang dampak keberadaan pedestrian path

terhadap perbaikan kualitas lingkungan, kebersihan lingkungan, kenyamanan lingkungan, keindahan, dan kondisi iklim atau polusi udara yang diakibatkan oleh kendaraan umum.

V GAMBARAN UMUM

Dokumen terkait