• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS HUBUNGAN KOMUNIKASI PEMASARAN DAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PEMASARAN

Pembahasan ini menguraikan tentang hubungan komunikasi pemasaran dan efektivitas komunikasi pemasaran Wana Wisata Curug Tujuh Cilember. Komunikasi pemasaran dalam penelitian ini dilihat dari frekuensi penyampaian pesan, ragam media penyampaian pesan dan rancangan pesan komunikasi pemasaran Wana Wisata Curug Tujuh Cilember. Efektivitas komunikasi pemasaran dilihat dari tingkat kognitif, afektif, dan konatif responden.

Hubungan Kekuatan Rancangan Pesan dan Efektivitas Komunikasi Pemasaran menurut Tingkatan Kognitif

Kekuatan rancangan pesan merupakan tingkat kekuatan desain pesan dalam memberikan informasi kepada responden. Kekuatan rancangan pesan diukur berdasarkan lima dimensi, yaitu attention, need, satisfaction, visualization, dan action. Efektivitas komunikasi pemasaran tingkat kognitif menunjukkan tingkat pengetahuan responden mengenai Wana Wisata Curug Tujuh Cilember. Tabel 15 merupakan hasil tabulasi silang antara kekuatan rancangan pesan dan efektivitas komunikasi pemasaran tingkatan kognitif.

Tabel 15 Hubungan antara kekuatan rancangan pesan dan efektivitas komunikasi pemasaran tingkatan kognitif

Efektivitas Komunikasi

Pemasaran (Kognitif)

Kekuatan Rancangan Pesan

Rendah Sedang Tinggi

Σ % Σ % Σ %

Rendah 0 0.00 38 41.76 0 0.00

Sedang 3 75.00 38 41.76 4 80.00

Tinggi 1 25.00 15 16.48 1 20.00

Total 4 100.00 91 100.00 5 100.00

Uji Rank Spearman: Nilai Koefisien Korelasi = 0.014, Nilai Signifikansi = 0.889

Hasil tabel 15 memperlihatkan hubungan antara kekuatan rancangan pesan dan efektivitas komunikasi pemasaran pada tingkat kognitif di Wana Wisata Curug Tujuh Cilember. Kekuatan rancangan pesan yang rendah dimiliki oleh responden dengan efektivitas komunikasi pemasaran tingkat kognitif sedang sebesar 75% dan efektivitas komunikasi pemasaran tingkat kognitif tinggi sebesar 25% dari total empat responden.

Kekuatan rancangan pesan yang sedang dimiliki responden dengan efektivitas komunikasi pemasaran tingkat kognitif rendah dan sedang masing- masing sebesar 41.76%. Sementara itu responden lainnya memiliki tingkat kognitif tinggi sebesar 16.8% dari total 91 responden. Kekuatan rancangan pesan yang tinggi dimiliki responden dengan efektivitas komunikasi pemasaran tingkat kognitif sedang sebesar 80% dan tingkat kogntitif tinggi sebesar 20% dari total lima responden.

62

Hasil tabel di atas dapat disimpulkan bahwa kekuatan rancangan pesan tidak memiliki hubungan dengan efektivitas komunikasi pemasaran pada tingkatan kognitif. Dengan menggunakan uji korelasi Rank Spearman melalui alat bantu SPSS v.17.0 diperoleh nilai signifikansi sebesar 0.889. Hipotesis penelitian ditolak karena nilai signifikansi 0.889 > 0.1 dan secara statistik tidak ada hubungan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kekuatan rancangan pesan tidak memiliki hubungan dengan tingkat kognitif efektivitas pemasaran. Perhitungan uji statistik Rank Spearman dapat dilihat pada Lampiran 9.

Hubungan Kekuatan Rancangan Pesan dan Efektivitas Komunikasi Pemasaran menurut Tingkatan Afektif

Pembahasan berikut menjelaskan mengenai hubungan antara kekuatan rancangan pesan dan efektivitas komunikasi pemasaran menurut tingkatan efektif. Artinya, tingkat desain rancangan pesan memiliki keterkaitan dengan respon responden terhadap Wana Wisata Curug Tujuh Cilember. Respon yang dimaksud adalah perasaan senang dan puas terhadap Wana Wisata Curug Tujuh Cilember termasuk terhadap kegiatan promosi yang dilakukan.

Tabel 16 Hubungan antara kekuatan rancangan pesan dan efektivitas komunikasi pemasaran tingkatan afektif

Efektivitas Komunikasi Pemasararan

(Afektif)

Kekuatan Rancangan Pesan

Rendah Sedang Tinggi

Σ % Σ % Σ %

Rendah 1 25.00 3 3.30 0 0.00

Sedang 3 75.00 71 78.02 2 40.00

Tinggi 0 0.00 17 18.68 3 60.00

Total 4 100.00 91 100.00 5 100.00

Uji Rank Spearman: Nilai Koefisien Korelasi = 0.274, Nilai Signifikansi = 0.006

Tabel 16 memperlihatkan hasil tabulasi silang antara kekuatan rancangan pesan dan tingkat afektif efektivitas komunikasi pemasaran. Kekuatan rancangan pesan rendah dimiliki oleh responden dengan efektivitas komunikasi pemasaran tingkat afektif sedang sebesar 75%, sementara yang lainnya memiliki tingkat afektif yang rendah sebesar 25%. dari total empat responden.

Kekuatan rancangan pesan yang sedang dimiliki oleh responden dengan tingkat afektif efektivitas komunikasi pemasaran sedang sebesar 78.02%, sementara sisanya memiliki efektivitas komunikasi pemasaran tingkat afektif yang tinggi sebesar 18.68% dan rendah sebesar 3.30% dari total 91 responden. Kekuatan rancangan pesan tinggi dimiliki oleh responden dengan tingkat afektif efektivitas komunikasi pemasaran tinggi sebesar 60% dan sedang sebesar 40% dari total lima responden.

Hasil tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa kekuatan rancangan pesan memiliki hubungan dengan efektivitas komunikasi pemasaran tingkat afektif. Tingginya kekuatan rancangan pesan menunjukkan efektivitas komunikasi pemasaran tingkat afektif yang tinggi, begitu juga sebaliknya. Hal ini diperkuat

63 dengan uji korelasi Rank Spearman. Hipotesis diterima karena nilai signifikansi 0.006 < 0.01 dan secara statistik memiliki hubungan. Perhitungan uji statistik Rank Spearman dapat dilihat pada lampiran 9.

Hubungan Kekuatan Rancangan Pesan dan Efektivitas Komunikasi Pemasaran menurut Tingkatan Konatif

Pembahasan berikut menjelaskan mengenai hubungan antara kekuatan rancangan pesan dan efektivitas komunikasi pemasaran menurut tingkatan konatif. Bahasan ini menjelaskan kekuatan rancangan pesan memiliki keterkaitan dengan tindakan responden terhadap kawasan Wana Wisata Curug Cilember. Tindakan responden di sini mencakup keinginan responden berkunjung kembali ke Wana Wisata Curug Tujuh Cilember, keinginan memakai paket wisata, dan mengajak keluarga atau kerabat berkunjung ke Wana Wisata Curug Tujuh Cilember. Tabel 17 memperlihatkan hasil tabulasi silang antara kekuatan rancangan pesan dan efektivitas komunikasi pemasaran tingkat konatif.

Tabel 17 Hubungan antara kekuatan rancangan pesan dan efektivitas komunikasi pemasaran tingkatan konatif

Efektivitas Komunikasi Pemasararan

(Konatif)

Kekuatan Rancangan Pesan

Rendah Sedang Tinggi

Σ % Σ % Σ %

Rendah 1 25.00 4 4.39 0 0.00

Sedang 3 75.00 64 10.33 5 100.00

Tinggi 0 0.00 23 25.27 0 0.00

Total 4 100.00 91 100.00 5 100.00

Uji Rank Spearman: Nilai Koefisien Korelasi = 0.043, Nilai Signifikansi = 0.674

Hasil tabel 17 memperlihat hubungan antara kekuatan rancangan pesan dan efektivitas komunikasi pemasaran tingkat konatif. Kekuatan rancangan pesan yang rendah dimiliki oleh responden dengan tingkat konatif efektivitas komunikasi pemasaran yang sedang sebesar 75% dan rendah sebesar 25% dari total empat responden.

Kekuatan rancangan pesan yang sedang dimiliki oleh responden dengan tingkat konatif efektivitas komunikasi pemasaran yang sedang sebesar 70.33%, tinggi sebesar 25.27% dan rendah sebesar 4.39% dari total 91 responden. Kekuatan rancangan pesan yang tinggi hanya dimiliki oleh responden dengan efektivitas komunikasi pemasaran tingkat konatif yang sedang yaitu 100% dari total lima responden. Hal tersebut menunjukkan bahwa kekuatan rancangan pesan tidak memiliki hubungan dengan efektivitas komunikasi pemasaran tingkat konatif.

Uji korelasi Rank Spearman menunjukkan ketidakterkaitan antara kekuatan rancangan pesan dengan efektivitas komunikasi pemasaran tingkat konatif. Hasil uji korelasi menunjukkan nilai signifikansi 0.674 > 0.1. Dengan demikian, hipotesis penelitian ditolak karena secara statistik tidak memiliki hubungan. Perhitungan uji statistik RankSpearman dapat dilihat pada lampiran 9.

64

Hubungan Ragam Media Penyampaian Pesan dan Efektivitas Komunikasi Pemasaran menurut Tingkatan Kognitif

Ragam media penyampaian pesan adalah sumber-sumber informasi yang didapatkan oleh pengunjung mengenai Wana Wisata Curug Tujuh Cilember melalui media promosi dari elemen bauran komunikasi pemasaran periklanan, promosi penjualan, humas dan publisitas, media pembelajaran, dan komunikasi personal.

Pembahasan berikut menjelaskan mengenai hubungan antara ragam media penyampaian pesan dan efektivitas komunikasi pemasaran menurut tingkatan kognitif. Hasil penelitian memperlihatkan tingkat ragam media penyampaian pesan yang rendah dimiliki oleh responden dengan efektivitas komunikasi pemasaran tingkat kognitif yang rendah dan sedang masing-masing sebesar 46.51%, tingkat kognitif tinggi sebesar 6.98% dari total 43 responden.

Tingkat ragam media penyampaian pesan yang sedang dimiliki oleh responden dengan efektivitas komunikasi pemasaran tingkat kognitif sedang sebesar 40.43%, tingkat kognitif rendah sebesar 34.04 % dan tingkat kognitif tinggi sebesar 25.53 % dari total 47 responden. Sementara itu, ragam media penyampaian pesan yang tinggi dimiliki oleh responden dengan tingkat kognitif sedang sebesar 60%, tingkat kognitif rendah sebesar 20% dan tingkat kognitif tinggi sebesar 20% dari total 10 responden. Hasil tabulasi silang dapat dilihat pada tabel 18.

Tabel 18 Hubungan antara ragam media penyampaian pesan dan efektivitas komunikasi pemasaran tingkatan kognitif

Efektivitas Komunikasi Pemasararan

(Kognitif)

Ragam Media Penyampaian Pesan

Rendah Sedang Tinggi

Σ % Σ % Σ %

Rendah 20 46.51 16 34.04 2 20.00

Sedang 20 46.51 19 40.43 6 60.00

Tinggi 3 6.98 12 25.53 2 20.00

Total 43 100.00 47 100.00 10 100.00

Uji Rank Spearman: Nilai Koefisien Korelasi = 0.220, Nilai Signifikansi = 0.028

Berdasarkan uji korelasi Rank Spearman, diperoleh nilai signifikansi 0.028 < 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis mengenai semakin tinggi ragam media penyampaian pesan media semakin tinggi efektivitas komunikasi pemasaran tingkat kognitif dapat diterima. Perhitungan uji statistik Rank Spearman dapat dilihat pada lampiran 9.

Hubungan Ragam Media Penyampaian Pesan dan Efektivitas Komunikasi Pemasaran menurut Tingkatan Afektif

Pembahasan berikutnya mengenai kaitan antara ragam media penyampaian pesan dan efektivitas komunikasi pemasaran menurut tingkatan afektif. Bahasan ini mencakup banyaknya ragam media penyampaian pesan memiliki keterkaitan dengan respon responden terhadap Wana Wisata Curug Tujuh Cilember. Respon

65 yang dimaksud adalah perasaan senang dan puas terhadap Wana Wisata Curug Tujuh Cilember.

Hasil tabulasi silang pada tabel 19 menunjukkan mayoritas responden dengan ragam media penyampaian pesan yang rendah memiliki tingkat afektif efektivitas komunikasi pemasaran yang sedang, yaitu sebesar 86.95%. Responden dengan ragam media penyampaian pesan yang sedang juga dimiliki oleh responden dengan tingkat afektif komunikasi pemasaran yang sedang, yaitu sebesar 74.47% responden. Ragam media penyampaian tinggi mayoritas dimiliki oleh responden dengan tingkat afektif komunikasi pemasaran yang sedang dan tinggi, yaitu masing-masing sebesar 40%.

Tabel 19 Hubungan antara ragam media penyampaian pesan dan efektivitas komunikasi pemasaran tingkatan afektif

Efektivitas Komunikasi Pemasararan

(Afektif)

Ragam Media Penyampaian Pesan

Rendah Sedang Tinggi

Σ % Σ % Σ %

Rendah 2 4.65 0 0 2 20.00

Sedang 37 86.95 35 74.47 4 40.00

Tinggi 4 9.30 12 25.53 4 40.00

Total 43 100.00 47 100.00 10 100.00

Uji Rank Spearman: Nilai Koefisien Korelasi = 0.203, Nilai Signifikansi = 0.043

Berdasarkan uji korelasi Rank Spearman, diperoleh nilai signifikansi 0.043 < 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis mengenai semakin tinggi ragam media penyampaian pesan maka semakin tinggi efektivitas komunikasi pemasaran tingkat afektif dapat diterima. Perhitungan uji statistik Rank Spearman dapat dilihat pada lampiran 9.

Hubungan Ragam Media Penyampaian Pesan dan Efektivitas Komunikasi Pemasaran menurut Tingkatan Konatif

Bahasan berikut mengenai keterkaitan antara banyaknya ragam media penyampaian pesan dan tindakan responden (konatif) terhadap Wana Wisata Curug Tujuh Cilember. Tindakan yang dimaksud mencakup keinginan responden berkunjung kembali ke Wana Wisata Curug Tujuh Cilember, keinginan memakai paket wisata, dan mengajak keluarga atau kerabat berkunjung ke Wana Wisata Curug Tujuh Cilember.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ragam media penyampaian pesan yang rendah mayoritas dimiliki oleh responden dengan tingkat konatif efektivitas komunikasi pemasaran sedang, yaitu sebesar 67.44%, sedangkan responden dengan tingkat konatif rendah hanya sebesar 9.30% dan tingkat konatif tinggi sebesar 23.26%. Ragam media penyampaian sedang mayoritas dimiliki oleh responden dengan tingkat konatif sedang sebesar 74.47%. Begitu juga dengan ragam media penyampaian pesan tinggi, 80% responden memiliki tingkat konatif efektivitas komunikasi pemasaran sedang.

66

Tabel 20 Hubungan antara ragam media penyampaian pesan dan efektivitas komunikasi pemasaran tingkatan konatif

Efektivitas Komunikasi Pemasararan

(Konatif)

Ragam Media Penyampaian Pesan

Rendah Sedang Tinggi

Σ % Σ % Σ %

Rendah 4 9.30 1 2.13 0 0.00

Sedang 29 67.44 35 74.47 8 80.00

Tinggi 10 23.26 11 23.40 2 20.00

Total 43 100.00 47 100.00 10 100.00

Uji Rank Spearman: Nilai Koefisien Korelasi = 0.053, Nilai Signifikansi = 0.602

Hasil tabulasi silang menunjukkan bahwa tidak ada keterkaitan antara banyaknya ragam media penyampaian pesan dan tingkat konatif efektivitas komunikasi pemasaran. Hal ini diperkuat dengan hasil uji korelasi Rank Spearman. Berdasarkan uji korelasi Rank Spearman, diperoleh nilai signifikansi 0.602 > 0.1. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis mengenai semakin tinggi ragam media penyampaian pesan maka semakin tinggi efektivitas komunikasi pemasaran tingkat konatif tidak dapat diterima. Perhitungan uji statistik Rank Spearman dapat dilihat pada lampiran 9.

Hubungan Frekuensi Penyampaian Pesan dan Efektivitas Komunikasi Pemasaran menurut Tingkatan Kognitif

Menurut Morrisan (2010), frekuensi adalah jumlah waktu rata-rata mereka yang terjangkau memiliki peluang terekspos oleh pesan merek dalam suatu periode waktu tertentu. Frekuensi penyampaian pesan diartikan sebagai jumlah (banyaknya) pengulangan informasi mengenai Wana Wisata Curug Tujuh Cilember yang diterima oleh responden melalui berbagai media komunikasi pemasaran. Tabel 21 merupakan hasil tabulasi silang antara frekuensi penyampaian pesan dan efektivitas komunikasi pemasaran tingkatan kognitif. Tabel 21 Hubungan antara frekuensi penyampaian pesan dan efektivitas

komunikasi pemasaran tingkatan kognitif

Efektivitas Komunikasi Pemasararan (Kognitif)

Frekuensi Penyampaian Pesan Rendah Sedang Σ % Σ % Rendah 33 38.82 5 33.33 Sedang 38 44.71 7 46.67 Tinggi 14 16.47 3 20.00 Total 85 100.00 15 100.00

Uji Rank Spearman: Nilai Koefisien Korelasi = 0.045, Nilai Signifikansi = 0.655

Hasil penelitian menunjukkan tidak ada responden yang berada pada frekuensi penyampaian pesan yang tinggi. Frekuensi penyampaian pesan yang rendah dimiliki oleh responden dengan tingkat kognitif efektivitas komunikasi pemasaran yang mayoritas sedang, yaitu sebesar 44.71% dari total 85 responden,

67 sedangkan sisanya berada pada tingkat kognitif rendah sebesar 38.82% dan tinggi sebesar 16.47%. Sementara itu, frekuensi penyampaian pesan yang sedang dimiliki oleh responden dengan tingkat kognitif sedang sebesar 46.67%, rendah sebesar 33.33%, dan tinggi sebesar 20% dari total 15 responden.

Berdasarkan hasil uji korelasi Rank Spearman, diperoleh nilai signifikansi 0.655 > 0.1. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis mengenai semakin tinggi frekuensi penyampaian pesan maka semakin tinggi efektivitas komunikasi pemasaran tingkat kognitif tidak dapat diterima. Artinya, frekuensi penyampaian pesan tidak memiliki kaitan dengan tingginya pengetahuan responden mengenai Wana Wisata Curug Tujuh Cilember. Perhitungan uji statistik Rank Spearman dapat dilihat pada lampiran 9.

Hubungan Frekuensi Penyampaian Pesan dan Efektivitas Komunikasi Pemasaran menurut Tingkatan Afektif

Pembahasan berikutnya mengenai kaitan antara frekuensi penyampaian pesan dan efektivitas komunikasi pemasaran menurut tingkatan afektif. Tingkat afektif mencakup respon pengunjung terhadap Wana Wisata Curug Tujuh Cilember setelah menerima pesan mengenai kawasan wisata ini. Respon yang dimaksud adalah perasaan senang dan puas terhadap Wana Wisata Curug Tujuh Cilember.

Hasil tabulasi silang menunjukkan frekuensi penyampaian pesan yang rendah dari 85 responden dimiliki oleh responden dengan tingkat afektif sedang sebesar 82.35%, sedangkan sisanya memiliki tingkat afektif rendah sebesar 2.35% dan tinggi sebesar 15.29%. Sementara itu, frekuensi penyampaian pesan sedang dari 15 responden dimiliki responden dengan tingkat afektif tinggi sebesar 46.67%, sedangkan sisanya memiliki efektivitas sedang sebesar 40% dan rendah sebesar 13.33%. Hasil tabulasi silang dapat dilihat pada tabel 22.

Tabel 22 Hubungan antara frekuensi penyampaian pesan dan efektivitas komunikasi pemasaran tingkatan afektif

Efektivitas Komunikasi Pemasararan (Afektif)

Frekuensi Penyampaian Pesan Rendah Sedang Σ % Σ % Rendah 2 2.35 2 13.33 Sedang 70 82.35 6 40.00 Tinggi 13 15.29 7 46.67 Total 85 100.00 15 100.00

Uji Rank Spearman: Nilai Koefisien Korelasi = 0.177, Nilai Signifikansi = 0.077

Hasil tersebut menunjukkan bahwa ada keterkaitan antara frekuensi penyampaian pesan dan efektivitas komunikasi pemasaran tingkatan afektif. Hal ini diperkuat dengan hasil uji korelasi Rank Spearman. Berdasarkan hasil uji korelasi Rank Spearman, diperoleh nilai signifikansi 0.077 < 0.1. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis mengenai semakin tinggi frekuensi penyampaian pesan maka semakin tinggi efektivitas komunikasi pemasaran tingkat afektif dapat diterima. Artinya, frekuensi penyampaian pesan memiliki kaitan dengan tingginya

68

respon pengunjung terhadap Wana Wisata Curug Tujuh Cilember. Perhitungan uji statistik Rank Spearman dapat dilihat pada lampiran 9.

Hubungan Frekuensi Penyampaian Pesan dan Efektivitas Komunikasi Pemasaran menurut Tingkatan Konatif

Pembahasan selanjutnya mengenai keterkaitan antara tingginya frekuensi penyampaian pesan dan tingkat konatif responden terhadap Wana Wisata Curug Tujuh Cilember. Tingkat konatif berarti tindakan mencakup keinginan responden berkunjung kembali ke Wana Wisata Curug Tujuh Cilember, keinginan memakai paket wisata, dan mengajak keluarga atau kerabat berkunjung ke Wana Wisata Curug Tujuh Cilember.

Tabel 23 Hubungan antara frekuensi penyampaian pesan dan efektivitas komunikasi pemasaran tingkatan konatif

Efektivitas Komunikasi Pemasararan (Konatif)

Frekuensi Penyampaian Pesan Rendah Sedang Σ % Σ % Rendah 4 4.71 1 6.67 Sedang 62 72.94 10 66.67 Tinggi 19 22.35 4 26.67 Total 85 100.00 15 100.00

Uji Rank Spearman: Nilai Koefisien Korelasi = 0.020, Nilai Signifikansi = 0.840

Berdasarkan hasil tabulasi silang pada tabel 23, frekuensi penyampaian pesan baik rendah dimiliki oleh responden dengan tingkat konatif sedang yaitu sebesar 72.94% dari total 85 responden. Pada frekuensi penyampaian pesan rendah, dari 85 responden, 72.94% di antaranya memiliki tingkat konatif sedang, sedangkan sisanya memiliki tingkat konatif tinggi sebesar 23.35% dan rendah sebesar 4.71%. Pada frekuensi penyampaian pesan sedang, dari 15 responden, 66.67% di antaranya memiliki tingkat konatif sedang, sementara itu 26.67% lainnya memiliki tingkat konatif tinggi dan sisanya memiliki tingkat konatif rendah. Dapat disimpulkan bahwa walaupun responden tidak cukup sering menerima informasi mengenai Wana Wisata Curug Tujuh Cilember, namun responden memiliki keinginan yang cukup tinggi untuk berkunjung ke Wana Wisata Curug Tujuh Cilember.

Uji korelasi Rank Spearman menunjukkan hasil bahwa hipotesis mengenai semakin tinggi frekuensi penyampaian pesan maka semakin tinggi tingkat konatif efektivitas komunikasi pemasaran ditolak. Hal tersebut karena nilai signifikansi sebesar 0.840 > 0.1. Artinya, frekuensi penyampaian pesan tidak memiliki hubungan dengan tingkat konatif efektivitas komunikasi pemasaran pada Wana Wisata Curug Tujuh Cilember. Perhitungan uji statistik Rank Spearman dapat dilihat pada lampiran 9.

69

Hubungan Komunikasi Pemasaran dan Efektivitas Komunikasi Pemasaran

Kotler (2000) dalam Kusumastuti (2009) mengartikan komunikasi pemasaran sebagai usaha untuk menyampaikan pesan kepada publik, terutama konsumen sasaran, mengenai keberadaan suatu produk di pasar. Indikator komunikasi pemasaran dalam penelitian ini adalah kekuatan rancangan pesan, ragam media penyampaian pesan, dan frekuensi penyampaian pesan yang diterima pengunjung Wana Wisata Curug Tujuh Cilember.

Dalam penelitian ini, tingkat kognitif, afektif, dan konatif diukur untuk mengetahui efektivitas komunikasi pemasaran Wana Wisata Curug Tujuh Cilember. Menurut Effendy (2000) menyatakan bahwa efektivitas komunikasi adalah kondisi adanya kesamaan makna terhadap pesan komunikasi ketika hal tersebut dapat dikatakan efektif jika dapat menimbulkan dampak: (1) kognitif, yakni meningkatnya pengetahuan komunikan, (2) afektif, yakni perubahan pandangan komunikan karena hatinya tergerak akibat komunikasi, dan (3) konatif, yakni perubahan niat, tekad yang cenderung mengarah pada perilaku atau tindakan yang terjadi pada komunikan. Tabel 24 merupakan nilai signifikansi dari olah statistik Rank Spearman untuk melihat hubungan antara komunikasi pemasaran dan efektivitas komunikasi pemasaran.

Tabel 24 Hubungan antara komunikasi pemasaran dan efektivitas komunikasi pemasaran Wana Wisata Curug Tujuh Cilember

Komunikasi Pemasaran

Efektivitas Komunikasi Pemasaran

Kognitif Afektif Konatif Akumulasi

Kekuatan Rancangan Pesan 0.889 0.006** 0.674 0.226 Ragam Media Penyampaian Pesan 0.028* 0.043* 0.602 0.008 Frekuensi Penyampaian Pesan 0.655 0.077 0.840 0.213 Keterangan: * signifikan pada α (0.05) ** signifikan pada α (0.01)

Berdasarkan hasil tabel 24, indikator komunikasi pemasaran yang secara akumulasi memiliki pengaruh terhadap efektivitas komunikasi pemasaran yaitu ragam media penyampaian pesan. Hal tersebut karena berdasaran uji korealasi Rank Spearman, nilai signifikansi menunjukkan hasil sebesar 0.008 < 0.1. Kekuatan rancangan pesan berdasarkan uji statistik dinyatakan tidak memiliki hubungan karena nilai signifikansi sebesar 0.226 > 0.1.

Sementara itu, frekuensi penyampaian pesan menurut uji statistik secara akumulasi menunjukkan tidak memiliki hubungan dengan efektivitas komunikasi pemasaran. Hal ini karena nilai signifikansi sebesar 0.213 > 0.1. Dari keseluruhan hasil, dapat disimpulkan bahwa hanya ragam media penyampaian pesan yang memiliki hubungan dengan efektivitas komunikasi pemasaran.

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN DI WANA WISATA