• Tidak ada hasil yang ditemukan

Komunikasi

Komunikasi berasal dari kata communication, dari kata dasar communis, yang berarti kesamaan dalam suatu hal. Komunikasi lebih berarti dua orang berbagi informasi bersama daripada seseorang memberi informasi dan orang lain menerima (Lubis 2009).

Rogers dalam Cangara (1998) dalam Mulyana (2001) menyatakan komunikasi sebagai proses ketika suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. Proses komunikasi terjadi karena ada unsur yang melakukan proses komunikasi. Menurut Berlo (1960) dalam Lubis (2009), terdapat enam unsur komunikasi, yaitu sebagai berkut:

a. Sumber merupakan orang atau sekelompok orang yang sengaja dan bertujuan untuk berkomunikasi, dalam beberapa model komunikasi sumber disamakan dengan pengirim pesan (encoder).

b. Penerima yaitu orang atau sekelompok orang yang menjadi sasaran komunikasi, atau disamakan dengan decoder.

c. Pesan sangat diutamakan dalam proses komunikasi, apakah mencapai kesamaan makna antara pengirim dan penerima pesan. Pesan dapat berupa ide atau tujuan, yang dikemukakan dalam bentuk kode atau kumpulan simbol yang tersusun secara sistematis.

d. Saluran mencakup tiga pengertian, yaitu moda pesan, kendaraan pesan, dan pembawa pesan.

e. Akibat adalah hasil komunikasi atau respon penerima terhadap pesan yang disampaikan oleh sumber. Ada akibat komunikasi yang langsung terlihat, misalnya mengangguk atau memberi sesuatu karena terpengaruh oleh iklan. Ada juga akibat yang tidak terlihat langsung, seperti perubahan motivasi. f. Umpan-balik adalah respon penerima yang diterima oleh sumber. Umpan-

balik dapat berupa isyarat nonverbal dan dapat berupa verbal.

Efektivitas Komunikasi

Proses komunikasi dikatakan tidak efektif jika sumber gagal dalam mendorong penerima pesan untuk bertindak. Komunikasi yang efektif menurut Tubbs dan Moss (1974) dalam Rakhmat (2004) yaitu komunikasi yang paling tidak menimbulkan lima hal, yaitu:

a. Pengertian, artinya penerimaan yang cermat dari isi stimulus seperti yang dimaksud oleh komunikator.

b. Kesenangan, artinya tidak semua informasi disampaikan untuk menyampaikan informasi, dan membentuk pengertian, akan tetapi juga dilakukan untuk menimbulkan kesenangan.

c. Pengaruh pada sikap. Komunikasi seringkali dilakukan dengan tujuan untuk mempengaruhi orang lain. Komunikasi yang efektif ditandai dengan perubahan sikap, perilaku, atau pendapat komunikan sesuai dengan kehendak komunikator.

6

d. Hubungan sosial yang baik. Komunikasi juga ditunjukan untuk menumbuhkan hubungan sosial yang baik. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak tahan hidup sendiri.

e. Tindakan efektivitas komunikasi biasanya diukur dari tindakan nyata yang dilakukan komunikan.

Effendy (2003) menyatakan bahwa efektivitas komunikasi adalah kondisi adanya kesamaan makna terhadap pesan komunikasi ketika hal tersebut dapat dikatakan efektif jika dapat menimbulkan dampak: (1) kognitif, yakni berhubungan dengan pikiran atau penalaran, sehingga khalayak yang semula tidak tahu menjadi merasa jelas, (2) afektif, yakni berkaitan dengan perasaan, dan (3) konatif, yakni bersangkutan dengan niat, tekad, upaya, usaha yang cenderung menjadi suatu kegiatan atau tindakan.

Komunikasi Pemasaran

Komunikasi pemasaran menurut Tjiptono (2008) adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan/atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan. Kotler (2000) dalam Kusumastuti (2009) mengartikan komunikasi pemasaran sebagai usaha untuk menyampaikan pesan kepada publik, terutama konsumen sasaran, mengenai keberadaan suatu produk di pasar.

Menurut Kusumastuti (2009), pemasaran dan komunikasi memiliki hubungan yang erat dan tidak dapat dipisahkan. Hal ini dikarenakan komunikasi dan pemasaran memegang peranan penting bagi dunia bisnis. Lovelock dan Wrigth (2002) menyatakan bahwa tidak ada program pemasaran yang dapat sukses tanpa suatu program komunikasi yang efektif.

Gambar 1 Model komunikasi

Sumber: Diadopsi dari Tjiptono (2008). Strategi pemasaran. Yogyakarta (ID): ANDI

Gagasan Pengirim Pemahaman ENCODE DECODE MEDIA PESAN FEED- BACK GANGGUAN Gangguan fisik Masalah semantik Perbedaan Budaya Ketiadaan feedback Efek status DECODE ENCODE Pemahaman Penerima Response

7 Pengirim pesan dalam hal ini pengelola kawasan ekowisata harus memahami siapa sasaran yang dituju, yaitu pengunjung aktual dan pengunjung potensial kawasan ekowisata dan respon apa yang diharapkan. Pengirim pesan juga harus melakukan proses encoding (menerjemahkan pesan ke dalam simbol- simbol tertentu, seperti tulisan, kata-kata, gambar, bahasa tubuh), sehingga pesan yang disampaikan bisa dipahami dan diinterpretasikan sama oleh penerima pesan dalam proses decoding (menerjemahkan simbol ke dalam makna atau pemahaman tertentu) yang biasa dilakukan. Selain itu, pengirim pesan harus menyampaikan pesan yang dimaksud melalui saluran atau media yang tepat menjangkau penerima pesan yang diinginkan serta mengembangkan umpan balik, sehingga dapat memantau respon penerima pesan yang bersangkutan. Namun perlu diperhatikan juga bahwa dalam proses komunikasi, terdapat gangguan/noise misalnya bunyi dering telepon ketika di tengah presentasi kepada calon pengunjung, masalah semantik, perbedaan budaya, dan ketiadaan umpan balik (Markenesis 2009).

Salah satu kegiatan komunikasi pemasaran adalah promosi. Promosi dan komunikasi pemasaran menurut Kusumastuti (2009) merupakan dua hal yang berhubungan satu sama lain, sehingga dibutuhkan perencanaan komunikasi pemasaran yang tepat agar kegiatan pemasaran dapat berjalan efektif. Begitu juga dalam kegiatan promosi Wana Wisata Curug Cilember, dibutuhkan perencanaan komunikasi pemasaran yang efektif agar jumlah pengunjung Wana Wisata ini semakin meningkat dan menarik calon pengunjung potensial, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

Pemasaran wisata berbeda dengan pemasaran produk-produk pada umumnya. Konsep pariwisata bisa dikatakan sebuah konsep yang termasuk dalam bidang jasa. Jasa menurut Kotler et al. (1996) dalam Tjiptono (2008) adalah setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu.

Marpaung (2002) melihat bahwa pemasaran wisata mencakup menemukan apa yang menjadi keinginan konsumen (market research), mengembangkan pemberian pelayanan yang sesuai kepada wisatawan (product planning), pemberitahuan tentang produk yang dibuat (advertising and promotion), dan memberikan instruksi ketika mereka dapat memperoleh produk-produk tersebut (channels of distribution-tour operator and travel agent).

Komunikasi pemasaran menurut Tjiptono (2008) memiliki tiga tujuan utama, yaitu untuk menyebarkan informasi, mempengaruhi untuk melakukan pembelian atau menarik konsumen, dan mengingatkan khalayak untuk melakukan pembelian ulang. Komunikasi pemasaran bertujuan untuk memberikan informasi kepada masyarakat mengenai produk yang dimiliki perusahaan serta membujuk konsumen untuk melakukan pembelian terhadap produk tersebut. Produk perusahaan akan dikenal oleh masyarakat jika dilakukan komunikasi yang efektif mengenai produk tersebut kepada masyarakat.

8

Media Komunikasi Pemasaran

Pemasar layanan jasa memiliki akses terhadap berbagai bentuk komunikasi, secara kolektif disebut sebagai bauran komunikasi pemasaran. Berbagai elemen bauran komunikasi pemasaran mempunyai kemampuan tertentu tergantung kepada tipe pesan yang dibawa dan segmen pasar yang paling mungkin dijangkau (Lovelock dan Wrigth 2002). Berikut elemen bauran komunikasi pemasaran mencakup komunikasi personal, periklanan, publisitas dan hubungan masyarakat, promosi penjualan, materi pembelajaran, dan corporate design.

Tabel 2 Elemen bauran komunikasi pemasaran

Komunikasi Personal Periklanan Promosi Penjualan Publisitas/ Hubungan Masyarakat Materi pembelajaran Corporate Design Penjualan tatap muka Telemarketing Customer services Customer training Word of mouth Broadcast /Siaran Media cetak Internet Media luar ruang (outdoor) Direct Mail Sampling Kupon Diskon Rabat Hadiah Promosi hadiah Press releases/kits Konferensi pers Acara khusus Pameran dagang/ ekshibisi Sponsorship Web sites Buku panduan Brosur Video-Audio cassettes Software/CD ROM Voice Mail Petunjuk arah Dekorasi interior Kendaraan Peralatan Alat tulis Seragam Sumber: Diadopsi dari Lovelock dan Wright (2002). Principles of services marketing and management, International edition. Upper Slide River New Jersey [USA]: Pearson Education. Komunikasi Personal

Komunikasi Personal mencakup penjualan tatap muka, telemarketing, customer training, customer service, dan word of mouth (komunikasi dari mulut ke mulut). Berikut penjelasan dari masing-masing media komunikasi pemasaran.

a. Penjualan Tatap Muka (Personal Selling)

Penjualan tatap muka digunakan sebagai suatu cara untuk menyampaikan informasi dan sekaligus membujuk calon pelanggan untuk melakukan pembelian (Yoeti 2006). Program penjualan tatap muka menawarkan keuntungan strategis yang nyata. Keuntungan tersebut menurut Engel et al. (1991) sebagai berikut:

1. Komunikasi tatap muka. Dengan demikian, akan mungkin untuk mencapai bagian ketika empati dan makna dapat dipertukarkan.

2. Umpan balik langsung. Jika usaha pertama keluar dari target, kemampuan yang digunakan untuk mendapat umpan balik langsung memungkinkan karena ada kesempatan untuk mencoba lagi untuk membangun kepercayaan konsumen.

3. Keterbukaan secara sengaja. Hal ini berarti konsumen secara aktif mencari informasi atau membantu dan karena itu akan mau menerima proses apa yang dikatakan.

b. Customer Services

Pegawai di posisi customer sevice selalu bertanggung jawab dalam menyediakan berbagai layanan tambahan, seperti penyediaan informasi, pemesanan, penerimaan pembayaran, dan pemecahan masalah. Pelanggan baru, khususnya, selalu bergantung kepada customer service untuk membantu mempelajari bagaimana menggunakan layanan jasa secara efektif

9 dan bagaimana menyelesaikan masalah yang dihadapi ketika menggunakan produk tersebut (Lovelock dan Wright 2002).

c. Customer Training

Berbagai perusahaan, khususnya mereka yang menjual layanan jasa bussines to bussines, menawarkan pelatihan formal untuk memperkenalkan pelanggan mereka dengan produk layanan dan mengajarkan bagaimana menggunakannya untuk kepentingan mereka (Lovelock dan Wright 2002). d. Word of Mouth

Sumarwan (2004) menyatakan bahwa komunikasi lisan (word of mouth) merupakan pertukaran ide, pikiran, dan komentar antara dua atau lebih konsumen, dan tidak satupun dari mereka adalah pemasar. Menurut Lovelock dan Wright (2002), rekomendasi dari pelanggan lain dapat memiliki pengaruh kuat pada keputusan orang untuk menggunakan layanan, tetapi komunikasi pemasaran dari mulut ke mulut sulit dikontrol oleh perusahaan.

Beberapa pengiklan mencoba mendorong komentar positif dari pelanggan bagaimana mereka telah menggunakan jasa. Dalam usaha untuk menyampaikan komunikasi lisan (word of mouth), iklan dan brosur kadang- kadang mencantumkan kesan dari konsumen yang puas terhadap produk jasa (Lovelock dan Wright 2002).

Periklanan

Periklanan merupakan segala bentuk presentasi dan promosi gagasan, barang atau jasa yang dibayar oleh sponsor yang teridentifikasi (Markenesis 2009). Periklanan memiliki keunggulan berupa:

1. Presentasi publik, yaitu menawarkan pesan yang sama kepada banyak orang. 2. Pervasiveness, yaitu memungkinkan produsen untuk mengulang pesan

berulang kali dan sekaligus memberikan kesempatan kepada publik untuk menerima dan membandingkan pesan dari sejumlah produsen yang saling bersaing.

3. Amplified expressiveness, yakni memberikan peluang untuk mendramatisasi perusahaan dan produknya melalui pemanfaatan suara, gambar, warna, bentuk, dan tata cahaya.

4. Impersonality, artinya publik tidak merasa wajib memperhatikan atau merespon iklan, karena iklan bersifat monolog.

Susunan yang luas dari media iklan berbayar banyak tersedia, termasuk siaran (TV dan radio), media cetak (majalah dan koran), teater film, dan banyak tipe-tipe media luar ruang (poster, billboard/papan reklame, papan pesan elektronik, serta eksterior bus dan sepeda). Pesan iklan dikirim melalui media massa seringkali diperkuat oleh alat pemasaran langsung seperti surat, telemarketing, faks, atau email (Lovelock dan Wright 2002).

Salah satu instrumen penting dalam pemasaran langsung adalah iklan tanggapan langsung yaitu iklan ketika suatu produk yang dipromosikan melalui media massa meminta atau mendorong konsumen untuk membeli produk bersangkutan langsung kepada pembuatnya. Teknik pemasaran langsung juga digunakan untuk mendistribusikan contoh produk (Morrisan 2010).

Promosi Penjualan

Promosi penjualan merupakan berbagai macam insentif jangka pendek, seperti undian, kupon/voucher, diskon, kontes, sampel, trading stamps, point of

10

purchase display, dan potongan rabat (Amir 2005). Promosi penjualan cenderung efektif untuk menciptakan respon pembeli yang kuat dan segera, mendramatisasi penawaran produk, dan mendongkrak penjualan dalam jangka pendek (Markenesis 2009).

Pada umumnya, menurut Amir (2005) promosi penjualan memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Komunikasi

Promosi penjualan menarik pemirsanya karena memberikan informasi yang menggiring orang terhadap suatu produk.

2. Insentif

Promosi penjualan memberikan sebuah insentif, yang menjadi rangsangan bagi pemirsanya. Bentuk promosi ini selalu memiliki sesuatu yang memberikan sesuatu yang memberikan nilai tertentu kepada konsumen. 3. Mengundang

Penawaran pada promosi penjualan bersifat segera. Pemirsa diharapkan segera mungkin untuk bertindak.

Tjiptono (2008) mengelompokkan promosi penjualan yang dilakukan oleh penjual dapat berdasarkan tujuan yang ingin dicapai sebagai berikut:

1. Consumer promotion, yaitu promosi penjualan yang bertujuan untuk merangsang/mendorong pelanggan untuk membeli.

2. Trade promotion, bertujuan untuk mendorong/merangsang pedagang grosir, pengecer, eksportir, dan importir untuk memperdagangkan barang/jasa dari sponsor.

3. Sales-force promotion, yaitu promosi penjualan yang bertujuan untuk memotivasi armada penjual.

4. Business promotion, bertujuan untuk memperoleh pelanggan baru, mempertahankan kontak hubungan dengan pelanggan, memperkenalkan produk baru, menjual lebih banyak kepada pelanggan lama, dan „mendidik’ pelanggan.

Hubungan Masyarakat dan Publisitas

Usaha kehumasan membantu mempertahankan dan meningkatkan citra produk atau perusahaan. Beberapa keunggulan kehumasan dan publisitas dipaparkan Amir (2005) yaitu kredibilitas yang tinggi, alternatif alat komunikasi, dan dramatisasi perusahaan atau produk.

Kredibilitas yang tinggi menurut Amir (2005) ditentukan oleh berbagai liputan tentang perusahaan yang dibuat oleh para jurnalis. Nilai dari sebuah liputan di media terkemuka lebih tinggi nilainya daripada nilai sebuah iklan. Kehumasan bisa menjadi alternatif alat komunikasi bagi konsumen yang tidak senang dengan cara komunikasi pemasaran atau alergi dengan iklan.

Public Relations atau hubungan masyarakat memiliki beragam fungsi (Tjiptono 2008), di antaranya:

a. Press relations, yaitu menyajikan berita dan informasi mengenai organisasi yang positif untuk layak dimuat di surat kabar.

b. Product publicity, yakni mempublikasikan produk-produk tertentu.

c. Coporate communication, mencakup komunikasi internal dan eksternal, serta mempromosikan pemahaman tentang organisasi.

11 d. Lobbying, usaha untuk bekerjasama dengan pembuat undang-undang dan pejabat pemerintah sehingga perusahaan mendapatkan informasi-informasi penting yang berharga.

e. Counseling, memberi saran dan pendapat kepada manajemen mengenai masalah-masalah yang berkaitan dengan publik dan mengenai posisi serta citra perusahaan.

Implementasi public relations dalam sejumlah program menurut Lovelock dan Wright (2002) meliputi press releases, konferensi pers, acara khusus (special events), ekshibisi, pameran dagang, dan sponsorship. Elemen dasar dalam stategi kehumasan adalah persiapan dan distribusi press release (termasuk foto dan/atau video) yang memuat berita mengenai perusahaan, produk perusahaan, dan pegawainya.

Lovelock dan Wrigth (2002) juga berpendapat bahwa teknik kehumasan yang biasa digunakan secara luas mencakup pengakuan dan program hadiah, mendapatkan kesan dari tokoh masyarakat, keterlibatan dan dukungan masyarakat, penggalangan dana, dan mendapatkan publisitas yang menguntungkan bagi organisasi melalui acara khusus.

Materi Pembelajaran (Instructional Materials)

Promosi dan pembelajaran seringkali berjalan beriringan. Terdapat beberapa poin dalam mempromosikan layanan baru (atau fitur layanan tertentu) jika orang- orang tidak yakin atau tidak tahu akan manfaatnya. Penyedia layanan jasa sering dipanggil untuk menjelaskan hal tersebut, tapi penyedia jasa tidak selalu siap sedia di lokasi jika konsumen membutuhkan mereka. Beberapa perusahaan menawarkan panggilan telepon gratis atau menyediakan material cetak, video, atau instruksi suara, atau informasi website (Lovelock dan Wright 2002).

Dewasa ini, banyak materi pembelajaran berbasis teknologi. Melalui website, konsumen dapat mengakses kebutuhan informasi dari rumah atau dari kantor. Jasa penerbangan menampilkan film untuk mengilustrasikan prosedur keamanan penerbangan (Lovelock dan Wright 2002).

Corporate Design

Strategi corporate design biasanya diciptakan oleh konsultan luar perusahaan dan mencakup beberapa media, misalnya alat tulis, petunjuk arah, seragam, dan skema warna untuk lukisan kendaraan, peralatan, dan interior gedung. Tujuannya adalah untuk dikenali dan diingat sebagai brand layanan jasa (Lovelock dan Wright 2002). Dalam bidang pariwisata, pengelola wisata biasanya menggunakan corporate design seperti seragam pengelola wisata, dan warna cat tembok di tiket masuk atau bangunan-bangunan dalam lokasi wisata.

Strategi Komunikasi Pemasaran

Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Chandler (1962) dalam Rangkuti (2009) mendefinisikan strategi sebagai tujuan jangka panjang dari suatu perusahaan, serta pendayagunaan dan alokasi semua sumber daya yang penting untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam konsep pemasaran, strategi ini berupaya memberikan distribusi yang optimal dari setiap metode yang digunakan (Tjiptono 2008).

12

Strategi komunikasi pemasaran, menurut Kusumastuti (2009), bertujuan untuk mencapai tahap perubahan pengetahuan. Dalam perubahan ini, konsumen mengetahui keberadaan sebuah produk, untuk apa produk itu diciptakan, dan ditujukan untuk siapa. Menurut Kusumastuti, pada tahap perubahan pengetahuan (kognitif), pesan komunikasi baik verbal maupun nonverbal diarahkan pada pembombastisan informasi tentang produk. Pada tahap perubahan sikap (afektif), pesan bertujuan untuk memperkuat kedudukan merek dengan menggunakan strategi pesan semisal kelebihan produk, gaya hidup, dan citra perusahaan. Pada tahap perubahan perilaku (konatif), pesan bertujuan untuk menunjukkan alasan mengapa produk adalah produk terbaik jika dibandingkan dengan produk lain dan menumbuhkan emosional terhadap brand.

Terdapat delapan langkah dalam mengembangkan program komunikasi pemasaran yang efektif (Kusumastuti 2009), yaitu :

1. Mengidentifikasi penerima pesan yang dituju

Penerima pesan dapat diartikan sebagai calon pembeli, pemakai saat ini, penentu keputusan, atau pihak yang memengaruhi. Penerima pesan itu dapat terdiri dari individu, kelompok, masyarakat tertentu atau masyarakat umum. Penerima pesan dalam hal ini pengunjung Wana Wisata Curug Tujuh Cilember.

2. Menetukan tujuan komunikasi

Tujuan komunikasi yang diharapkan adalah calon pembeli melakukan pembelian, merasakan kepuasan, dan menimbulkan cerita yang baik dari mulut ke mulut.

3. Merancang pesan

Pesan harus dapat menarik perhatian, mempertahankan ketertarikan, membangkitkan keinginan, dan menggerakkan tindakan. Memformulasikan isi pesan memerlukan pemecahan atas isi pesan, struktur pesan, format pesan, dan sumber pesan.

4. Memilih saluran komunikasi

Saluran komunikasi terdiri dari dua jenis, yaitu saluran komunikasi personal, mencakup dua orang atau lebih yang berkomunikasi secara langsung satu sama lain, dan saluran komunikasi nonpersonal, yakni menyampaikan pesan melalui media, atmosfer, dan acara.

5. Menentukan total anggaran promosi

Terdapat empat prinsip utama yang perlu dipertimbangkan dalam menyusun anggaran promosi, yakni sesuai kemampuan, presentasi penjualan, keseimbangan persaingan, serta tujuan dan tugas.

6. Membuat keputusan atas bauran promosi

Perusahaan harus mendistribusikan total anggaran promosi untuk alat promosi. Pada umumnya perusahaan selalu mencari cara untuk memperoleh efisiensi dengan menyubstitusikan suatu alat promosi dengan alat promosi yang lainnya.

7. Mengukur hasil promosi

Mengukur hasil promosi dapat dilihat melalui dampaknya pada khalayak sasaran. Hal ini mencakup menanyakan khalayak sasaran apakah mereka mengenali atau mengingat pesan yang telah disampaikan, berapa kali mereka melihatnya, hal apa saja yang mereka ingat, bagaimana perasaan mereka tentang pesan tersebut, dan sikap mereka sebelumnya.

13 8. Mengelola dan mengoordinasikan proses komunikasi pemasaran terintegrasi Berkembangnya berbagai jenis media baru dan semakin canggihnya konsumen dapat dijadikan starategi menyampaikan pesan kepada konsumen. Yassiranda (2011) dalam penelitiannya yang berjudul “Strategi Komunikasi Pemasaran Kawasan Ekowisata Berbasis Masyarakat” mengukur efektivitas komunikasi pemasaran melalui tiga variabel, yaitu rancangan pesan, ragam media yang digunakan, dan frekuensi penyampaian pesan. Dalam penelitian ini, efektivitas komunikasi pemasaran di Wana Wisata Curug Tujuh Cilember diukur melalui tiga variabel, yaitu kekuatan rancangan pesan, frekuensi penyampaian pesan, dan ragam media penyampaian pesan. Secara lebih rinci dapat dilihat pada penjelasan berikut ini:

1. Kekuatan rancangan pesan

Pesan yang disampaikan dalam mengembangkan komunikasi pemasaran yang efektif harus dirancang agar idealnya dapat menarik perhatian konsumen. Analisis komunikasi pemasaran verbal maupun visual dapat dilakukan dengan merujuk pada teori ANSVA dari Alan H Monroe. Menurut Monroe dalam Kusumastuti (2009) terdapat lima tahapan urutan motif sesuai cara berfikir manusia dalam formula ANSVA.

Attention merupakan upaya untuk menimbulkan perhatian masyarakat luas, sehingga timbul ketertarikan dalam diri masyarakat untuk melihat atau membaca informasi yang disampaikan. Need merupakan bagaimana komunikasi pemasaran yang tersedia mampu memenuhi kebutuhan pembaca, seperti biaya, akses jalan dan transportasi menuju lokas wisata, fasilitas yang tersedia di lokas wisata, serta informasi mengenai obyek daya tarik wisata tersebut. Satisfaction merupakan tingkat kepuasan pengunjung berdasarkan informasi yang diterima melalui media promosi. Visualization merupakan pendapat pengunjung mengenai penggambaran isi pesan yang disampaikan, seperti gambar/foto, penjelasan dalam website, leaflet, brosur, atau majalah mengenai keadaan atau kondisi lokasi wisata. Action menggambarkan tingkat keinginan pengunjung untuk melakukan pembelian, dalam hal ini untuk berkunjung ke lokasi wisata.

2. Ragam media yang digunakan

Ragam media merupakan jenis alat-alat komunikasi pemasaran untuk memperomosikan suatu produk atau jasa. Lovelock dan Wright (2002) menyatakan bahwa elemen bauran komunikasi pemasaran terdiri dari komunikas personal, periklanan, promosi penjualan, humas dan publisitas, materi pembelajaran, dan corporate design.

3. Frekuensi penyampaian pesan

Menurut Morrisan (2010), frekuensi adalah jumlah waktu rata-rata mereka yang terjangkau memiliki peluang terekspos oleh pesan merek dalam suatu periode waktu tertentu. Frekuensi penyampaian pesan berarti jumlah (banyaknya) pengulangan informasi mengenai Wana Wisata Curug Tujuh Cilember yang diterima oleh responden melalui berbagai media komunikasi pemasaran.

14

Industri Pariwisata

Pariwisata merupakan suatu perjalanan terencana yang dilakukan secara individu atau kelompok dari satu tempat ke tempat lain dengan tujuan untuk mendapatkan kepuasan dan kesenangan (Wardiyanto dan Baiquni 2010). Pariwisata menjadi sektor industri yang tidak hanya memberikan dampak ekonomi, seperti meningkatkan pendapatan masyarakat lokal, tetapi juga memberikan dampak lingkungan. Dampak lingkungan yang mungkin timbul adalah polusi udara, air, kerusakan lingkungan, dan permasalahan sampah.

Menurut Yoeti (2008), industri pariwisata secara khusus dikatakan sangat efektif dalam mendukung usaha kecil dan penciptaan kesempatan kerja untuk kalangan usia muda serta menyebarkan peluang kesempatan kerja, baik dalam ruang lingkup regional, nasional maupun internasional. Dengan adanya industri pariwisata, maka akan membuka lapangan kerja baru seperti dalam hal transportasi, akomodasi, penginapan, maupun dalam hal kerajinan tangan. Hal inilah yang menjadi daya tarik untuk mengukur seberapa besar suatu industri pariwisata yang dipasarkan melalui media promosi yang efektif mampu mempengaruhi perekonomian masyarakat maupun kesejahteraan masyarakat yang terlibat dalam kegiatan pemasaran tersebut (Yoeti 2008).