• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengelolaan Wana Wisata Curug Tujuh Cilember

Wana Wisata Curug Tujuh Cilember dikelola oleh perum perhutani sejak tahun 1990. Pada bulan April 2000, kawasan wisata ini diresmikan oleh Bupati Kabupaten Bogor dan dibuka secara umum untuk rekreasi harian dan bermalam. Sekarang Wana Wisata Curug Tujuh Cilember dikelola oleh Kesatuan Bisnis Mandiri Jasa Lingkungan dan Produk Lain (KBM JLPL) Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten. Wana Wisata Curug Tujuh Cilember termasuk dalam bidang jasa lingkungan.

Sebelum dikelola oleh KBM JLPL, Wana Wisata Curug Cilember dikelola oleh Resor Pemangkuan Hutan (RPH) Cipayung, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bogor, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten. Wana Wisata Curug Cilember dipimpin oleh seorang Duty Manager yang membawahi sebelas orang pengelola harian. Struktur organisasi pengelolaan Wana Wisata Curug Cilember dapat dilihat pada lampiran 2.

Kondisi Fisik dan Biologi Wana Wisata Curug Tujuh Cilember

Wana Wisata Curug Tujuh Cilember merupakan salah satu objek wisata andalan Perum Perhutani Unit III Jawa Barat. Wana Wisata ini secara administrasi termasuk dalam wilayah Desa Jogjogan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor. Kondisi alam di Wana Wisata Curug Tujuh Cilember seluas 7 ha terletak di antara Kota Bogor dan Cianjur. Kondisi alam di wana wisata ini terletak pada ketinggian 900-1000 mdpl. Kelembaban kawasan ini cukup tinggi yaitu sekitar 80% dengan suhu udara berkisar antara 20ºC sampai 26ºC (Perum Perhutani dan PPK ITB 2000).

Lokasi wana wisata bisa dicapai dengan menggunakan kendaraan pribadi ataupun angkutan umum/ojek. Dari jalan raya Cisarua lokasi wisata dapat dicapai melalui dua titik masuk, yaitu dari gerbang Desa Kopo, sejauh 3 km, dan gerbang Desa Cilember, sejauh 5 km. Letak keduanya di sebelah kiri jalan dari arah Bogor menuju Puncak dan di sebelah kanan dari arah Puncak menuju Bogor.

Wana Wisata Curug Tujuh Cilember memiliki obyek wisata utama hutan wisata yang menyajikan enam buah keindahan air terjun. Keenam air terjun terbentuk akibat perbedaan kontur yang besar pada aliran sungai Cilember. Daya tarik lain berupa penangkaran satwa kupu-kupu, bumi perkemahan, pondok wisata dan hutan pinus.

Wana Wisata Curug Tujuh Cilember masih didominasi oleh jenis-jenis flora alami seperti berbagai jenis paku-pakuan seperti paku sarang burung, paku tiang, paku rane, paku sayur, dan berbagai jenis lainnya seperti kecubung, harendong bulu, anggrek dan begonia. Kawasan hutan wisata juga dikelilingi oleh pohon pinus.

Jenis binatang melata dan memanjat terdapat di kawasan ini, yaitu surili (Presbytis comata), kodok bertanduk (Megophrys monticola), monyet ekor panjang (Macaca fascicularis). Selain itu, terdapat burung cabai jawa (Dicaeum

32

trochileum), burung cinenen jawa (Orthotomus sepium), berbagai jenis kupu-kupu seperti Papilio Memnon, Papilio helena, dan Papilio polytes.

Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Sekitar

Secara administrasi Curug Tujuh Cilember termasuk dalam wilayah Desa Jogjogan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor. Desa Jogjogan merupakan salah satu desa yang berada di wilayah kecamatan Cisarua yang berbatasan langsung dengan Desa Megamendung di sebelah utara, Desa Batulayang di sebelah timur, Desa Leuwimalang di sebelah selatan, dan Desa Cilember di sebelah Barat. Adapun luas lahan pertanian Desa Jogjogan kurang lebih 45 ha dan tanah darat seluas 109 ha.

Total penduduk Desa Jogjogan sebanyak 7.190 jiwa, dengan rata-rata mata pencaharian sebagai petani, buruh, karyawan, dan jasa. Mayoritas penduduk Desa Jogojogan menurut tingkat pendidikan yaitu tamat sekolah dasar. Dengan latar belakang agama Islam yang kuat sebanyak 7.186 penduduk memeluk agama Islam, sarana peribadatan penduduk keseluruhan adalah masjid, musholla, dan pondok pesantren.

Hasil wawancara langsung dengan Sekretaris Desa Jogjogan pada tanggal 10 Oktober 2012 menunjukkan pada awalnya Curug Cilember ditemukan oleh karang taruna Desa Jogjogan. Setelah pemerintah daerah mengetahui bahwa ada potensi wisata berupa air terjun, akhirnya pengelolaan diambilalih oleh pemerintah daerah sampai akhirnya sekarang dikelola oleh perhutani, karena menurut peraturan Wana Wisata Curug Cilember masuk dalam wilayah perhutani.

“Sebelum ditemukan oleh pemda, yang menemukan curug, membuat

jalan akses menuju curug, awal mula diinisiasi oleh Karang Taruna Desa Jogjogan. Setiap orang yang lewat dipungut uang Rp100 untuk

pembuatan pos dan perbaikan jalan” (Sekretaris Desa Jogjogan).

Pemerintah Desa Jogjogan dalam perjanjian dengan pihak perhutani memungut pajak retribusi atas penggunaan jalan. Pihak perhutani memberikan keuntungan Rp1.000/tiket masuk untuk kas desa. Perjanjian kerjasama pihak perhutani dan Desa Jogjogan dibuat pada tahun 2000. Pada tahun-tahun sebelumnya, pihak desa mendapat Rp500/tiket masuk yang dimasukan ke dalam kas desa. Baru kemudian dua tahun kebelakang pemerintah desa mendapat retribusi sebesar Rp1.000/tiket masuk.

Retribusi yang didapat pihak Desa Jogjogan digunakan untuk pendanaan transportasi perangkat desa, pendanaan Peringatan Hari Besar Islam, keamanan, dan kegiatan pemberdayaan keluarga (PKK). Linmas dan satgas memantau setiap hari ke tempat wisata. Pihak Desa Jogjogan tidak melakukan kerja sama dalam bidang selain penggunaan akses jalan.

Pengelola Wana Wisata Curug Tujuh Cilember bekerja sama dengan Ikatan Remaja Masjid (IRMAS) Desa Jogjogan dalam rangka menjaga 3K (kebersihan, ketertiban, dan keamanan). IRMAS juga bertugas mengayomi jika terjadi perbuatan maksiat atau keributan yang ada di sekitar kawasan wisata. Masyarakat sekitar kawasan wisata yang termasuk dalam IRMAS menjadi pengurus lahan parkir, petugas kebersihan dan guide atau pemandu untuk wisatawan asing.

33 Pengurus lahan parkir di kawasan wisata berjumlah 12 orang. IRMAS mendapat 50% dari tarif parkir, sedangkan pihak pengelola hanya mendapat 25% dari tarif parkir, sisanya diserahkan ke pemerintah daerah Kabupaten Bogor.

Fasilitas Mandi Cuci Kakus (MCK) juga dikelola oleh IRMAS. Pengunjung dikenakan biaya Rp2.000 per orang. Pemasukan yang didapat diberikan kepada pengelola sebesar 40% dari pemasukan, sisanya diberikan kepada IRMAS.

“Pendapatan yang didapat IRMAS tidak sepenuhnya masuk ke kas

IRMAS. Misalnya per bulan kami mendapat Rp750.000, sebelum masuk ke kas IRMAS kami membagi dulu kepada petugas yang

berjaga, setelah itu baru masuk ke kas” (UF, Ketua IRMAS).

Wawancara langsung dengan ketua IRMAS tanggal 19 Oktober 2012 di dapatkan hasil bahwa uang yang didapat untuk keperluan misalnya pengajian rutin, Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) dan Peringatan Hari Besar Nasional (PHBN), dan untuk masyarakat yang membutuhkan, misalnya untuk biaya berobat masyarakat, diberikan uang Rp25.000 per orang. IRMAS juga memberikan sumbangan untuk warga yang terkena musibah seperti kecelakaan atau meninggal dunia.

Pemandu wisata yang terdapat di Wana Wisata Curug Tujuh Cilember berjumlah sepuluh orang, dengan pembagian tugas bergilir. Pemandu wisata ini hanya khusus untuk wisatawan timur tengah, mengingat wisatawan asing yang datang mengunjungi kawasan wisata mayoritas berasal dari timur tengah. Pemandu menggunakan bahasa Arab sehari-hari yang dipelajari secara otodidak. Hal-hal yang biasanya dijelaskan oleh pemandu kepada wisatawan adalah mengenai arah jalan menuju objek wisata dan tempat makan. Berikut penuturan salah satu pemandu wisata:

“Biasanya kita pasang tarif 200-300 ribu untuk wisatawan Timur Tengah. Itu sudah dipandu penuh dari curug 7 sampai curug paling atas. Semua keuntungan menjadi milik pemandu. Kita tidak

memberikan kepada perhutani” (AHD, pemanduk wisata).

Pihak perhutani dan masyarakat sekitar kawasan wisata juga bekerja sama dengan membuka kios wisata, baik menjual makanan maupun souvenir. Terdapat 16 kios wisata di dalam kawasan wisata, yaitu enam kios souvenir dan sepuluh kios makanan. Biaya sewa yang dikenakan perhutani kepada pemilik kios sebesar Rp300.000/tahun. Selama ini, tidak pernah ada konflik yang besar yang terjadi. Namun, permasalahan tenurial tetap ada.

Pertemuan rutin diadakan antara perhutani, pihak desa, IRMAS, dan pemilik kios wisata. Pertemuan diadakan sebulan sekali, dengan agenda tergantung kebutuhan. Hal-hal yang dibahas diantaranya mengenai batas lahan dan permasalahan tenurial yang diselesaikan dengan musyawarah.

Potensi Wisata Curug Cilember Wisata Air Terjun

Wana Wisata Curug Tujuh Cilember merupakan hutan wisata yang menyajikan enam buah keindahan air terjun. Keenam air terjun terbentuk akibat perbedaan kontur yang besar pada aliran sungai Cilember. Pada keenamnya

34

terbentuk curug 2, curug 3, curug 4, curug 5, curug 6, dan curug 7. Curug 1 merupakan mata air Sungai Cilember.

Perjalanan ke air terjun curug 2 dapat ditempuh dalam waktu ± 50 menit dari vila. Lokasi air terjun yang jauh dari area pengembangan utama membuat Curug 2 jarang dikunjungi oleh wisatawan. Lama waktu yang ditempuh untuk mencapai curug 3 kurang lebih 15 menit dari curug 2 berdekatan dengan curug 4 dan curug 5 yang berada di bawahnya. Orientasi pengunjung ke curug 3 jauh lebih tinggi daripada curug 2, namun, petunjuk arah menuju curug 3 masih diperlukan lebih jelas terutama untuk pengunjung baru. Kondisi jalan menuju curug 3 juga masih sangat berbahaya dengan kondisi jalan tangga tanah dan pegangan kayu dengan sambungan paku yang tidak stabil untuk dipegang.

Lokasi curug 5 tidak terlalu jauh dari lokasi perkemahan. Curug 5 dekat dengan area warung di taman keluarga. Kondisi jalan setapak berupa tangga batu yang tertata membuat curug ini banyak dikunjungi pengunjung. Untuk mencapai curug ini, terdapat beberapa alternatif pencapaian, yaitu melalui jalur taman keluarga, dari vila naik ke arah utara, dari curug 7, dan dari curug 4. Lama perjalanan bisa ditempuh dalam waktu ± 15 menit dari taman keluarga, ± 20 menit dari vila, ± 8 menit dari curug 7, dan ± 5 menit dari curug 4.

Curug 6 terletak tepat di atas curug 7. Air terjun ini memiliki pemandangan terindah. Namun, untuk mencapai curug ini, pengunjung harus berhati-hati karena jalan yang berliku dan lebar jalan yang sempit. Curug 7 memiliki ketinggian ± 30 m dan tertinggi di antara air terjun yang lain. Curug 7 merupakan objek wisata yang paling banyak dikunjungi oleh pengunjung karena lokasi pencapaian yang mudah dan dekat dengan fasilitas lain, seperti vila, tempat berkemah, dan kamar kecil.

Wisata Lain

Selain wisata air terjun, Wana Wisata Curug Tujuh Cilember juga memiliki beragam objek wisata lain. Daya tarik objek wisata lain tersebar di area pengembangan utama sebagai usaha pengelolaan potensi alam yang ada.

a. Bumi Perkemahan

Wana Wisata Curug Tujuh Cilember mempunyai tiga buah bumi perkemahan (buper) yaitu buper di dekat dekat curug 7, buper dekat curug 5 dan area camp lembah pakis. Bumi perkemahan ini berada di ruang terbuka dan terbatas karena terletak di kemiringan lereng yang curam.

Bumi perkemahan dekat curug 7 biasanya digunakan untuk upacara kegiatan atau api unggun. Selain itu, jalur pejalan kaki berada di tengah area perkemahan. Jalur tersebut merupakan jalan utama menuju curug 7 dan curug 5. Fasilitas di bumi perkemahan dekat curug lima hanya kamar kecil dan warung. Camp lembah pakis bisa ditempuh melalui jalur kiri dari tempat kios wisata.

b. Taman Kupu-Kupu

Taman kupu-kupu ini berbentuk bangunan kubah dan ditutupi oleh kisi-kisi sintetis. Taman kupu-kupu berisi taman bunga dan berbagai spesies kupu-kupu. Jenis kupu-kupu berasal dari habitat asli Curug Cilember dan hasil penangkaran di laboratorium, sedangkan taman bunga merupakan koleksi bunga yang sekaligus sebagai pakan kupu-kupu seperti soka (lxora sp.) dan nusa indah (Mussaenda sp.). Berbagai jenis pohon inang sebagai pakan ulat juga dibudidayakan di dalamnya.

35 Tabel 8 Jenis kupu-kupu yang ditangkar di Wana Wisata Curug Tujuh Cilember

tahun 2012

Jenis Family Pakan Larva

Papillio Memnon Papillionidae Citrus Leman. SP Papillio Heulena Papillionidae Citrus Leman. SP Papillio Polytes Papillionidae Citrus Leman. SP Papillio Demoleus Papillionidae Citrus Leman. SP

Troides Helena Papillionidae Sirih hutan Troides Amprisus Papillionidae Sirih hutan Atrophaneura aristolocia Papillionidae Sirih hutan

Graphium agomemnon Papillionidae Sirsak

Graphium sarpedon Papillionidae Kayu manis

Euploea mulciber Dananidae Beringin

Elymnias hypernmestra Satiridae Palm

Attacus attlas Saturnidae Jambu biji

Sumber: WWCC (2012).

Pengunjung harus membayar lagi tiket masuk sebesar Rp6.000 untuk wisatawan lokal dan Rp15.000 untuk wisatawan mancanegara agar bisa menikmati taman kupu-kupu. Petugas yang berjaga di taman kupu-kupu setiap saat berada di dekat kawasan atau berada di dalam taman kupu-kupu. Taman kupu-kupu sering digunakan untuk kegiatan edukasi bagi siswa sekolah.

c. Laboratorium Penangkaran Kupu-kupu

Laboratorium ini terletak persis di sebelah taman kupu-kupu. Jika dilihat dari kondisi fisik tempat, laboratorium ini berbentuk seperti ruangan kecil dengan luas 3mx9m. Laboratorium menjadi tempat penangkaran kupu-kupu. Terdapat informasi berupa proses perubahan kupu-kupu serta beragam spesies kupu-kupu yang ada di Wana Wisata Curug Tujuh Cilember.

Menurut petugas yang berjaga di taman kupu-kupu, peralatan penangkaran kupu-kupu masih dirasa kurang. Pakan ulat dan keragaman bunga sebagai pakan kupu-kupu juga masih terbilang kurang lengkap. Selain itu, tempat penyimpanan ulat dan alat penetasan kupu-kupu juga masih sedikit. Kondisi kubah yang robek- robek di bagian atap membuat pemandangan dari dalam kubah terganggu.

d. Taman Keluarga

Taman ini terletak di tengah kawasan Wana Wisata Curug Tujuh Cilember, tepatnya berada di depan kios wisata. Area ini dibatasi oleh jalan setapak dan sungai. Tanah yang berkontur dan berumput lebat mendukung taman ini sebagai tempat bermain dan berkumpul.

Tempat terapi ikan juga terdapat dalam taman ini. Kolam terapi ikan berisi sekitar 8.000 ekor ikan tilapia yang berasal dari Turki. Jasa terapi ikan ini milik salah satu masyarakat Desa Jogjogan. Fungsi dari terapi ikan yaitu melancarkan peredaran darah, mengambil kulit-kulit kaki yang mati, mengobati encog dan pegal linu. Terapi ikan yang berada sejak 20 Agustus 2012 ini bisa dinikmati pengunjung dengan membayar Rp5.000 per 20 menit.

j. Flying Fox

Area flying fox terdapat di sekitar bumi perkemahan curug tujuh. Terdapat lima petugas yang merupakan masyarakat Desa Jogjogan berjaga di sekitar area

36

flying fox. Fasilitas yang digunakan berupa alat pengaman, helm, dan tali disediakan langsung oleh petugas.

Pengunjung dapat menikmati flying fox dengan membayar sebesar Rp25.000. Petugas flying fox hanya ada pada saat hari libur, yaitu sabtu minggu, mengingat banyaknya pengunjung yang datang ke Wana Wisata Curug Tujuh Cilember.

h. Kegiatan Alam Terbuka

Kegiatan alam terbuka yang dapat dilakukan di Wana Wisata Curug Tujuh Cilember yaitu camping, outbond, gathering, jungle trekking, waterfall rapelling, dan kegiatan ekstrem. Alam terbuka di kawasan wisata juga sering digunakan sebagai tempat foto pre-wedding, pemotretan majalah, dan syuting televisi.

Tabel 9 Karcis tiket masuk dan harga fasilitas Wana Wisata Curug Tujuh Cilember pada tahun 2012

Tiket Masuk Kawasan dan Harga Fasilitas Harga

Nusantara Weekday Rp10.000 Nusantara Weekend Rp12.000 Mancanegara Rp 40.000 Kendaraan roda 2 Rp 3.000 Kendaraan roda 4 Rp5.000 Kendaraan roda 6 Rp20.000 Camping Weekday Rp15.000 Camping Weekend Rp19.500

Taman Kupu-kupu Nusantara Rp 6.000

Taman Kupu-kupu Mancanegara Rp15.000

Flying fox Rp25.000

Charge Lokasi Outbond (Umum) Rp1.500.000

Charge Lokasi Outbond (Pelajar) Rp1.000.000

Photography (The wedding, model) Rp350.000

Film, Video Klip Rp3.000.000

Tenda Dome (4 matras, 4 sleeping bag) Rp90.000

Tenda Dome (8 matras, 8 sleeping bag) Rp300.000

Matras Rp5.000

Sleeping bag Rp15.000

Lampu Badai Rp20.000

Api Unggun Rp115.000

Gemset 2.500 watt Rp300.000

Arus listrik maks. 80 watt Rp50.000

Kegiatan kemping di bumi perkemahan curug tujuh tersebar tenda siap sewa yang sudah disediakan oleh pengelola wisata. Tarif yang ditawarkan beragam tergantung besar/kapasitas tenda. Biaya untuk kegiatan lainnya seperti gathering, jungle trekking, dan waterfall rapelling tergantung dari jumlah orang dan paket yang diinginkan oleh pengunjung. Pengunjung sudah mendapatkan asuransi keselamatan jiwa dari harga tiket masuk yang dibayar. Untuk kegiatan-kegiatan ekstrem, pengunjung yang membawa rombongan harus ditemani oleh ahli dari pengelola wana wisata.

37

Fasilitas Wana Wisata Curug Cilember

a. Gerbang Utama

Gerbang ini berfungsi sebagai pemisah antara kawasan eksternal dan internal wilayah Wana Wisata Curug Tujuh Cilember dan juga sebagai ruang penerima pengunjung yang akan berekreasi ke lokasi wisata. Kondisi gerbang utama sampai saat ini masih dapat dikatakan cukup baik dan terawat.

Gerbang utama banyak mengambil gaya bangunan berbentuk joglo. Pada saat akhir pekan, banyak pedagang makanan yang berjualan di dekat gerbang utama. Gerbang utama dekat dengan loket penjualan tiket masuk Wana Wisata Curug Tujuh Cilember yang dijaga oleh dua orang petugas.

b. Parkir

Pengelola Wana Wisata Curug Tujuh Cilember menyediakan tiga lahan parkir. Lahan parkir pertama terletak di sisi atas gerbang utama. Lahan parkir biasanya tersebut diperuntukkan untuk pengendara sepeda motor, namun apabila hari minggu/hari libur banyak pengendara mobil yang parkir di lahan parkir tersebut.

Lahan parkir kedua terletak di muka gerbang utama. Banyak pengunjung yang lebih menyukai parkir di sana karena dekat dengan akses menuju kawasan wisata. Lahan parkir yang ketiga terdapat di bawah gerbang teutama, yaitu di lahan kosong dekat dengan vila. Lahan tersebut diperuntukkan untuk pengunjung yang membawa kendaraan roda empat. Kondisi lahan parkir dirasakan masih kurang bagus karena belum sepenuhnya dilapisi aspal oleh pihak pengelola.

Petugas parkir yaitu anggota Ikatan Remaja Masjid (IRMAS). Pengunjung dikenakan tarif parkir sebesar Rp3.000 untuk kendaraan roda dua, Rp5.000 untuk kendaraan roda empat, dan untuk kendaraan roda enam dikenakan tarif parkir Rp20.000. Petugas juga menyediakan tempat penitipan helm bagi pengunjung yang menggunakan kendaraan roda dua. Karena sebagian kondisi jalan menuju kawasan masih berbatu, sempit, kurang bagus dan terjal, jarang kendaraan roda enam yang bisa mencapai lokasi parkir wana wisata. Biasanya pengunjung rombongan yang menggunakan bus menempatkan kendaraan mereka jauh di bawah lokasi wisata, tepatnya di lapangan kecil sebelum jalan menanjak menuju lokasi wisata. Setelah itu, pengunjung harus berjalan kaki atau memakai ojek menuju lokasi wisata.

c. Pos Tiket

Pos tiket menjadi pintu masuk menuju lokasi wisata Curug Cilember. Pos tiket ini berbentuk ruang kecil dan juga berfungsi sebagai ruang informasi bagi pengunjung wisata. Dari segi fasilitas, terdapat dua meja, dua kursi, satu buah komputer, alat pengeras suara (mic dan speaker), serta berbagai peralatan P3K.

Petugas yang berjaga di pos tiket sebanyak 2-3 orang, yaitu dari pihak perhutani. Pengunjung dapat langsung membeli tiket seharga Rp10.000 per orang untuk hari biasa dan Rp12.000 per orang untuk akhir pekan (sabtu dan minggu) dan hari libur. Untuk wisatawan mancanegara dikenakan tarif sebesar Rp40.000 per orang baik untuk hari biasa maupun hari libur.

d. Kios Wisata

Kios makanan yang berada di dalam kawasan Wana Wisata berjumlah sepuluh kios, dengan sembilan kios berada di dekat taman keluarga dan satu kios di dekat curug 5. Makanan yang dijual berupa makanan ringan dan berat serta

38

beberapa minuman. Terdapat kios-kios yang menyediakan sisha untuk wisatawan timur tengah.

Para pedagang di kios wisata berasal dari Desa Jogjogan. Mereka menyewa kios dengan membayar Rp300.000 per tahun kepada perhutani. Selain menyediakan kursi di dalam kios makanan, para pedagang juga menyediakan tikar dan kursi di luar kios, yaitu di sekitar taman keluarga. Pengunjung banyak yang menggunakan tikar sekedar untuk menikmati makan dan bersantai karena lokasi yang yang teduh dan asri.

Kios kerajinan tangan di dalam kawasan wisata sejumlah enam buah. Beragam kerajinan tangan untuk oleh-oleh yang dijual. Selain kerajinan tangan berupa gelang, kalung, dan pajangan, kios ini juga menjual berbagai pakaian.

f. Vila atau Pondokan

Enam unit vila/jungle lodge terdapat dalam kawasan wisata sebagai tempat beristirahat bagi pengunjung yang ingin bermalam di lokasi wisata.

Tabel 10 Harga akomodasi vila Wana Wisata Curug Tujuh Cilember tahun 2012

Uraian Harga Ket.

Meranti Jungle Lodge

Weekday Rp1.350.000 Per malam

Weekend Rp1.500.000 Per malam

Fasilitas: 2 lantai, 3 kamar tidur, 2 kamar mandi, water heater, tungku perapian, ruang keluarga, dapur dan alat masak, televisi 29 inch (parabola)

Merkusi Jungle Lodge

Weekday Rp1.200.000 Per malam

Weekend Rp1.350.000 Per malam

Fasilitas: 2 lantai, 1 kamar tidur, 1 kamar mandi, water heater, tungku perapian, ruang keluarga, dapur dan alat masak, televisi 29 inch (parabola) Damar Jungle Lodge

Weekday Rp1.050.000 Per malam

Weekend Rp1.200.000 Per malam

Fasilitas: 1 lantai, 2 kamar tidur, 1 kamar mandi, water heater, dapur dan alat masak, televisi 29 inch (parabola)

Rasamala I & II Jungle Lodge

Weekday Rp1.050.000 Per malam

Weekend Rp1.200.000 Per malam

Fasilitas: 1 lantai, 2 kamar tidur, water heater, televisi 29 inch (parabola) Puspa Jungle Lodge

Weekday Rp1.050.000 Per malam

Weekend Rp1.200.000 Per malam

Fasilitas: 1 lantai, 2 kamar tidur, 1 kamar mandi, water heater, dapur dan alat masak, televisi 29 inch (parabola)

Sumber: WWCC (2012).

Selain bagi pengunjung yang ingin menghabiskan akhir pekan bersama keluarga, vila-vila ini juga ditujukan bagi instansi-instansi yang sedang mengadakan liburan bagi karyawannya. Vila-vila ini terletak di dekat area camp curug tujuh dan memiliki pemandangan langsung ke curug tujuh. Bangunan vila

39 terbuat dari kayu dan dipitur agar warna asli kayu tetap terjaga. Gaya arsitektur bangunan vila menyatu dengan kondisi lingkungan alam sekitar yang masih alami.

g. Fasilitas lain

Fasilitas pendukung yang di sediakan oleh pengelola wisata yaitu