• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja yang Produktif Kerja yang Produktif

5. Selentingan disukai di organisasi

4.5. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Kerja yang Produktif Kerja yang Produktif

Hasil penelitian mengenai persepsi karyawan, diketahui bahwa

terciptanya pola komunikasi organisasi yang baik pada karyawan PT Setiawan Sedjati dan perusahaan cenderung menggunakan horizontal

communication. Hal ini ditunjukkan pada total rataan skor sebesar 4,49 sehingga masuk dalam kategori “sangat setuju” pola tersebut digunakan di PT Setiawan Sedjati. Begitu juga dengan lingkungan kerja yang produktif, karyawan pada PT Setiawan Sedjati merasakan lingkungan yang nyaman dan

tenang yang telah diciptakan perusahaan dengan total rataan skor sebesar 4,24. Mendasari hal tersebut, maka uji korelasi Rank Spearman akan diujikan antara pola komunikasi organisasi dengan lingkungan kerja yang produktif. Hubungan pola komunikasi organisasi dengan lingkungan kerja yang produktif dapat terlihat pada Tabel 10. Adapun hasil pengujian korelasi Rank Spearman untuk mengetahui hubungan pola komunikasi organisasi dengan lingkungan kerja produktif dapat dilihat pada Lampiran 4.

Tabel 10. Hubungan Pola Komunikasi Organisasi Formal dengan Lingkungan Kerja Produktif

No. Indikator Pola Komunuikasi Organisasi Formal Nilai Signifikasi Korelasi Rank Spearman Hubungan Lingkungan Kerja Produktif 1. Downward

Communication 0,000 0,535 Positif, kuat dan nyata

2. Upward

Communication 0,000 0,387

Positif, lagak lemah dan nyata

3. Diagonal

Communication 0,000 0,626 Positif, kuat dan nyata

4. Horizontal

Communication 0,000 0,637 Positif, kuat dan nyata Berdasarkan hasil mengenai hubungan pola komunikasi organisasi formal dengan lingkungan kerja produktif, bahwa semua indikator yang mempengaruhi lingkungan kerja yang produktif mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari alpha (α) yang digunakan yaitu 0,05 sehingga keputusan Ho ditolak, artinya hipotesis H1 diterima yaitu terdapat hubungan nyata antara pola komunikasi organisasi formal dengan lingkungan kerja yang produktif. Hal ini mengindikasikan bahwa pola komunikasi organisasi formal memiliki hubungan dengan lingkungan kerja produktif pada PT Setiawan Sedjati. Nilai P-value yang dihasilkan sebesar 0,000 artinya tingkat kesalahan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebesar 0 persen atau tingkat kebenaran hasil penelitian ini adalah 100 persen.

Downward communication menurut hasil uji korelasi Rank Spearman (Tabel 10) termasuk moderately high association yang artinya mempunyai hubungan yang postif, kuat dan nyata dengan lingkungan kerja produktif, sehingga semakin kuat hubungan pola komunikasi dari atas

ke bawah, maka lingkungan kerja yang tercipta semakin produktif. Hal ini dikarenakan, jika atasan sering berkomunikasi dengan bawahan, maka dengan sendirinya akan tercipta lingkungan yang nyaman, tenang dan juga dapat meningkatkan kinerja dalam bekerja. Lingkungan kerja banyak tergantung dan diciptakan oleh pimpinan, sehingga suasana kerja yang tercipta tergantung pada pola yang diciptakan perusahaan. Hal ini dapat terlihat dengan menggunakan rumus t hitung (Rumus 8), dengan memasukkan nilai n (jumlah responden) sebanyak 64 responden dan r (nilai korelasi Rank Spearman) dari downward communication sebesar 0,535 diperoleh nilai t hitung sebesar 4,986 yang artinya nilai tersebut lebih besar dari t tabel (1,96). Sehingga didapatkan keputusan tolak Ho, artinya hipotesis H1 diterima yaitu terdapat hubungan nyata antara downward communication dengan lingkungan kerja produktif dengan tingkat signifikansi sebesar

α yang dipilih.

Upward communication menurut hasil uji korelasi Rank Spearman (Tabel 10) termasuk Moderately low assosiation yang artinya mempunyai hubungan yang positif, agak lemah dan nyata dengan lingkungan kerja produktif. Hubungan yang agak lemah ini akan membuat lingkungan kurang menjadi produktif walaupun hubungannya positif dan nyata, tetapi tidak begitu kuat. Agar memiliki nilai yang kuat, maka lebih ditingkatkan lagi untuk berinteraksi antar karyawan dengan atasan atau manager. Hal ini dapat terlihat dengan menggunakan rumus t hitung (Rumus 8), dengan memasukkan nilai n (jumlah responden) sebanyak 64 responden dan r (nilai korelasi Rank Spearman) dari upward communication sebesar 0,387 diperoleh nilai t hitung sebesar 3,305 yang artinya nilai tersebut lebih besar dari t tabel (1,96). Sehingga didapatkan keputusan tolak Ho, artinya hipotesis H1 diterima yaitu terdapat hubungan nyata antara upward communication dengan lingkungan kerja produktif dengan tingkat signifikansi sebesar

α yang dipilih.

Diagonal communication menurut hasil uji korelasi Rank Spearman (Tabel 10) termasuk moderately high association yang artinya mempunyai hubungan yang postif, kuat dan nyata dengan lingkungan kerja produktif,

sehingga semakin kuat hubungan pola komunikasi diagonal maka lingkungan kerja yang tercipta semakin produktif Hal ini terlihat dari nilai korelasi Rank Spearman dari diagonal communication sebesar 0,626. Hasil perhitungan t hitung (Rumus 8), dengan memasukkan n (jumlah responden) sebanyak 64 responden dan r (nilai korelasi Rank Spearman) dari diagonal communication sebesar 0,626 diperoleh nilai t hitung sebesar 6,321 yang artinya nilai tersebut lebih besar dari t tabel (1,96). Sehingga didapatkan keputusan tolak Ho, artinya hipotesis H1 diterima yaitu terdapat hubungan nyata antara diagonal communication dengan lingkungan kerja produktif dengan tingkat signifikansi sebesar α yang dipilih.

Horizontal communication menurut hasil uji korelasi Rank Spearman (Tabel 10) termasuk moderately high association yang artinya mempunyai hubungan yang postif, kuat dan nyata dengan lingkungan kerja produktif, sehingga semakin kuat hubungan pola komunikasi horizontal maka lingkungan kerja yang tercipta semakin produktif. Hal ini terlihat dari nilai korelasi Rank Spearman dari horizontal communication sebesar 0,637. Hasil perhitungan t hitung (Rumus 8), dengan memasukkan n (jumlah responden) sebanyak 64 responden dan r (nilai korelasi Rank Spearman) dari horizontal communication sebesar 0,637 diperoleh nilai t hitung sebesar 6,507 yang artinya nilai tersebut lebih besar dari t tabel (1,96). Sehingga didapatkan keputusan tolak Ho, artinya hipotesis H1 diterima yaitu terdapat hubungan nyata antara horizontal communication dengan lingkungan kerja produktif dengan tingkat signifikansi sebesar α yang dipilih.

Berdasarkan hubungan pola komunikasi organisasi informal dengan lingkungan kerja produktif, bahwa indikator pola komunikasi organisasi informal ini termasuk Moderately low assosiation, yang artinya mempunyai hubungan yang positif, agak lemah dan nyata dengan lingkungan kerja produktif. Hubungan yang agak lemah ini akan membuat lingkungan kurang menjadi produktif walaupun hubungannya positif dan nyata, tetapi tidak begitu kuat. Agar memiliki nilai yang kuat, maka lebih ditingkatkan lagi untuk berinteraksi antar karyawan dengan atasan atau manager.

Tabel 11. Hubungan Pola Komunikasi Organisasi Informal dengan Lingkungan Kerja yang produktif

No. Indikator Pola Komunikasi Organisasi Informal Nilai Signifikasi Korelasi Rank Spearman Hubungan Lingkungan Kerja Produktif 1. Selentingan dan Penyebaran desas-desus

0,191 0,166 Positif, agak lemah dan

nyata

Nilai korelasi Rank Spearman dapat dilihat untuk pola komunikasi informal sebesar 0,166 yang artinya mempunyai hubungan yang positif, agak lemah dan nyata dengan lingkungan kerja produktif. Hasil perhitungan t hitung (Rumus 8), dengan memasukkan n (jumlah responden) sebanyak 64 responden dan r (nilai korelasi Rank Spearman) dari diagonal communication sebesar 0,166 diperoleh nilai t hitung sebesar 1,325 yang artinya nilai tersebut lebih besar dari t tabel (1,96). Sehingga didapatkan keputusan Ho, artinya hipotesis H1 diterima yaitu terdapat hubungan nyata antara komunikasi organisasi informal dengan lingkungan kerja produktif dengan tingkat signifikansi sebesar α yang dipilih.

Dokumen terkait