• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

B. Analisis Identifikasi dan Klasifikasi Tindak Tutur Ilokusi

Tindak tutur ilokusi merupakan tindak tutur yang menekankan pada maksud dari ujaran yang disampaikan. Pada dasarnya setiap ujaran seseorang memiliki maksud dan tujuan tertentu, untuk dapat mengetahui tujuan tuturan dapat dianalisis berdasarkan kategori-kategori tindak tutur ilokusi. Tindak tutur ilokusi menurut Searle terbagi menjadi bentuk tuturan asertif, bentuk tuturan direktif, bentuk tuturan ekspresif, bentuk tuturan komisif, dan bentuk tuturan deklarasi.3

Asertif merupakan bentuk tuturan yang mengikat penutur pada kebenaran proposisi yang sedang diungkapkannya dalam tuturan itu.

Direktif, yakni bentuk tuturan yang dimaksudkan oleh si penuturnya untuk membuat pengaruh agar sang mitra tutur melakukan tindakan-tindakan yang dikehendakinya.

Ekspresif adalah bentuk tuturan yang berfungsi menyatakan atau menunjukkan sikap psikologis si penutur terhadap keadaan tertentu.

Komisif, yakni bentuk tuturan yang digunakan untuk menyatakan janji atau penawaran tertentu.

Deklarasi, yakni bentuk tuturan yang menghubungkan antara isi tuturan dengan kenyataannya. Dari bentuk-bentuk tuturan tersebut, Searle kemudian menjabarkan ke dalam kata kunci-kata kunci yang lebih khusus lagi.

Berdasarkan penemuan data, peneliti berhasil memperoleh empat buah surat pribadi H.B. Jassin dan empat surat balasannya. Dari sejumlah surat-surat yang telah ditemukan, peneliti melakukan penelitian terhadap delapan surat tersebut. Adapun analisis dan pemaparannya adalah sebagai berikut:

2

Korrie Layun Rampan, Jejak Langkah Sastra Indonesia, (Flores: Nusa Indah, 1986), h. 61-62.

3

1. Data 1

a. Identifikasi Data 1

1. Penutur : Maade (P1)

2. Lawan tutur : H.B. Jassin (P2)

3. Lokasi percakapan : ruang kerja (percakapan tidak

langsung)

4. Suasana percakapan : informal

5. Topik pembicaraan : Maade meminta kepada HB. Jassin

untuk mengirimkan sejumlah uang sebagai biaya berobat. 6. Keadaan emosi percakapan : sedih

7. Identitas penutur

a. Gender : perempuan

b. Umur : tidak diketahui

c. Pekerjaan : guru

d. Domisili : Surabaya

e. Daerah asal : Gorontalo

f. Bahasa yang dipakai sehari-hari: Bahasa Indonesia 8. Identitas lawan tutur

a. Gender : laki-laki

b. Umur : 38 tahun

c. Pekerjaan : sastrawan/ penulis

d. Domisili : Jakarta

e. Daerah asal : Gorontalo

f. Bahasa yang dipakai sehari-hari : Bahasa Indonesia 9. Hubungan penutur dengan lawan tutur : Keluarga

b. Konteks pada Data 1

Pada surat yang dikirimkan P1 kepada P2 dapat diketahui bahwa isi surat P1 banyak bercerita mengenai penyakit yang menyerangnya. P1 yang sedang sakit memerlukan biaya untuk berobat, untuk itu P1 mengharapkan agar P2 dapat mengiriminya sejumlah uang untuk biaya berobat. P1 meminta tolong kepada P2

42

karena P2 merupakan saudara dekat dari P1, P2 yang sudah bekerja di Jakarta diharapkan dapat membantu P1 yang sedang kesulitan dalam biaya pengobatan.

c. Analisis Ilokusi Data 1

Pada data satu terdapat beberapa tindak tutur ilokusi, di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Tindak tutur ilokusi asertif

Dalam surat yang dikirimkan P1 kepada P2 terdapat sejumlah tindak tutur ilokusi yang dikategorikan asertif, di antaranya adalah sebagai berikut:

(1) Tuturan yang mengandung tindak tutur ilokusi asertif

menyatakan (menyatakan informasi, menjelaskan)

a. “Bagaimana dengan keadaan Hanny, adiknya, dan Hans, suami istri? Moga-moga dalam keadaan selamat.”

b. “Maade telah 10 hari di SG, dalam keadaan sakit, yaitu penyakit

yang dulu kumat lagi. Tapi di sini Maade hanya modok di rumah bekas murid Maade yang dulu”.

Berdasarkan teori Searle tuturan (1.a) merupakan tuturan yang termasuk dalam tindak tutur ilokusi asertif dengan kata kunci menyatakan. Makna dasar dari tuturan tersebut adalah P1 memberikan pertanyaan kepada P2 mengenai kondisi P2. Namun makna ilokusi dari tuturan yang disampaikan P1 kepada P2 merupakan kalimat yang mengandung maksud P1 yang mengharapkan P2 beserta keluarganya dalam keadaan yang sehat. Tuturan tersebut juga mengandung maksud menunjukkan perhatian P1 kepada keluarga P2. Tuturan tersebut diujarkan oleh PI kepada P2 karena memang mereka tinggal berjauhan dan mereka jarang bertemu sehingga ketika berkoresponden mereka tidak lupa untuk saling memberi kabar. Tuturan tersebut bukan hanya tuturan yang menanyakan kabar, melainkan juga sebagai bentuk pengharapan agar keluarga P2 dalam keadaan yang sehat.

Berdasarkan teori Searle tuturan (1.b) merupakan tuturan yang termasuk dalam tindak tutur ilokusi asertif menyatakan. Makna dasar dari tuturan tersebut adalah bentuk pernyataan yang dapat diketahui kebenarannya.Tuturan tersebut disampaikan P1 dengan maksud untuk memberitahukan kepada P2 mengenai

keadaannya yang jatuh sakit, namun tidak memiliki biaya untuk dirawat di rumah sakit sehingga terpaksa mondok pada bekas muridnya. Selain bermaksud untuk memberitahukan mengenai keadaannya, P1 juga mengharapkan agar P2 dapat mengerti sehingga melakukan sesuatu untuk membantunya.

(2) Tuturan yang mengandung tindak tutur asertif mengeluh

(menyatakan keluh-kesan mengenai sesuatu)

“Harusnya Maade terus ke Jakarta berobat dan juga untuk pensiun adikmu

Arief, tapi ongkosnya Maade tidak punya.”

Berdasarkan teori Searle tuturan tersebut termasuk dalam tindak tutur ilokusi asertif mengeluh. Dalam tuturan tersebut, memang tidak secara gamblang P1 mengeluh kepada P2 namun ketika P1 mengatakan “tidak punya ongkos” merupakan keluhan P1 mengenai keadaannya yang menyebabkan ia tidak bisa ke Jakarta untuk melakukan pengobatan dan juga mengurus pensiunan. Pemilihan kota Jakarta untuk pengobatan mengandung maksud bahwa Jakarta adalah kota yang perkembangannya lebih maju dibanding dengan kota lain sehingga apabila ingin melakukan pengobatan di sanalah tempat yang tepat.

2. Tindak tutur ilokusi ekspresif

Dalam surat yang dikirim P1 kepada P2 tidak saja mengandung tindak tutur ilokusi asertif, terdapat pula tindak tutur ilokusi ekspresif.

(1) Tuturan yang mengandung tindak tutur ekspresif memuji

(menyatakan sanjungan)

“Anakanda Hans yang terkasih”

Makna dasar dari tuturan tersebut adalah sebuah pernyataan yang diujarkan P1 kepada P2, namun berdasarkan teori Searle tuturan tersebut termasuk dalam tindak tutur ilokusi ekspresif memuji. Dalam tuturan tersebut, P1 membuka percakapan dalam suratnya dengan tuturan memuji P2. Melalui tuturan tersebut terlihat hubungan yang akrab antara P1 dengan P2, dan karena surat yang dikirimkan P1 merupakan surat pribadi yang tergolong nonformal dan ditunjukkan kepada keluarga maka hal tersebut wajar dilakukan oleh P1.

44

(2) Tuturan yang mengandung tindak tutur ekspresif memberi

selamat (mengungkapkan perasaan senang atas sesuatu yang

didapat atau diraih)

“Merdeka!”

Berdasarkan teori Searle tuturan tersebut termasuk dalam tindak tutur ilokusi ekspresif memberi selamat. Tuturan (2) ini dipengaruhi oleh kondisi dan situasi yang ada pada zaman itu, tuturan tersebut disampaikan untuk mengekspresikan perasaan P1 yang masih gembira dan bersemangat karena belum lama Indonesia meraih kemerdekaan. Kegembiraan itu banyak dirasakan oleh semua rakyat Indonesia sehingga dalam menulis surat pun kata-kata Merdeka

tetap berkumandang. Selain sebagai ungkapan ekspresi, tuturan tersebut juga merupakan bentuk ungkapan pembuka dalam surat yang dikirimnya.

(3) Tuturan yang mengandung tindak tutur ekspresif berterima

kasih (mengutarakan rasa terima kasih)

“Sekianlah terima kasih”

Berdasarkan teori Searle tuturan tersebut termasuk dalam tindak tutur ilokusi ekspresif berterima kasih. Tuturan tersebut diungkapkan oleh P1 kepada P2 dengan tujuan untuk menunjukkan rasa senangnya karena bisa terus berkirim kabar dengan P2. Selain itu, sehubung dengan isi surat yang ditulis oleh P1 menunjukkan bahwa ia meminta tolong kepada P2 maka surat tersebut pun diakhiri oleh ungkapan terima kasih dengan tujuan agar P1 menghargai bantuan yang akan diberikan oleh P2.

3. Tindak tutur ilokusi Deklarasi

Dalam surat tersebut, terdapat pula tindak tutur ilokusi deklarasi.

(1) Tuturan mengandung tindak tutur ilokusi deklarasi memohon

(menyatakan permohonan mengenai sesuatu)

“Maka Maade minta tolong kiranya belas kasihan Hans, Maade minta

kirimi uang untuk ongkos dari Surabaya ke Jakarta.Harap ditolong karena berulang-ulang Maade minta Harjono tapi tak ada, barangkali dia tak punya.”

Berdasarkan teori Searle tuturan tersebut termasuk dalam tindak tutur ilokusi deklarasi memohon. Tuturan (1) tersebut diujarkan P1 dengan tujuan agar P2 dapat menolong P1 yang sedang membutuhkan biaya pengobatan. Dalam tuturan tersebut P1 memaparkan alasannya meminta tolong kepada P2, yaitu dikarenakan ia sudah meminta tolong kepada saudara yang lain namun yang lain tidak bisa membantu sehingga ia pun meminta pertolongan kepada P2. Tuturan yang dikemukakan oleh P1 kepada P2 diujarkan dengan gamblang atau secara langsung, hal tersebut terkait dengan pembicaraan yang diutarakan termasuk pembicaraan serius, maka maksud P1 mengujarkan secara langsung agar lebih cepat mendapat respon oleh P2.

(2) Tuturan yang mengandung tindak tutur ilokusi deklarasi

memesan (menyatakan permintaan mengenai sesuatu)

“Kalau kirim uang tolong adress kan ke Kinto, yaitu anak tempat saya menumpang supaya tidak rewel, jangan nama Maade asal tulis dihocknya, untuk itu addreskan kedia sebab anak ini dapat dipercaya.

Berdasarkan teori Searle tuturan tersebut termasuk dalam tindak tutur ilokusi deklarasi memesan. Maksud dari tuturan (2) yang diujarkan P1 kepada P2 yaitu, menyatakan permintaan agar P2 dapat mengirimkan uang kepadanya ke alamat yang tepat. Adapun alamat yang diberikan oleh P1 adalah kepada anak tempat ia tinggal, P1 memesan P2 untuk mengirimkan sejumlah uang kepada anak tersebut karena menurutnya anak tersebut dapat dipercaya.

DATA 2

a. Identifikasi Data 2

1. Penutur : HB. Jassin (P1)

2. Lawan tutur : Maade (P2)

3. Lokasi percakapan : ruang kerja (percakapan

tidak langsung)

4. Suasana percakapan : informal

5. Topik pembicaraan : Maade yang meminta HB.

Jassin untuk mengirimkan uang.

6. Keadaan emosi percakapan : normal

46

a. Gender : laki-laki

b. Umur : 35 tahun

c. Pekerjaan : Penulis (sastrawan)

d. Domisili : Jakarta

e. Daerah asal : Gorontalo

f. Bahasa yang dipakai sehari-hari : Bahasa Indonesia 8. Identitas lawan tutur

a. Gender : Perempuan

b. Umur : tidak diketahui

c. Pekerjaan : guru

d. Domisili : Surabaya

e. Daerah asal : Gorontalo

f. Bahasa yang dipakai sehari-hari : Bahasa Indonesia 9. Hubungan penutur dengan lawan tutur : Keluarga

b. Konteks pada Data 2

Pada data dua, dapat dilihat bahwa konteks yang terdapat dalam surat tersebut P1 memiliki hubungan kekeluargaan dengan P2, data dua merupakan balasan dari data satu, P1 menanggapi surat yang diterimanya dari P2 yang berisi mengenai permintaan P2 kepada P1 untuk mengirimkan sejumlah uang yang akan digunakan untuk biaya pengobatan. Dalam surat balasannya P1 menjelaskan mengenai keadaannya yang belum bisa mengirimkan sejumlah uang, ia pun menjelaskan alasan tidak dapat mengirimkan uang.

c. Analisis Ilokusi Data 2

Pada data satu terdapat beberapa tindak tutur ilokusi, di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Tindak tutur ilokusi asertif

Tindak tutur asertif pada data satu terdapat dua tuturan dengan kategori mengeluh, dan menyatakan.

(1) Tuturan yang mengandung ilokusi asertif menyatakan

(memberitahukan dan menyampaikan):

a. “surat Maade sudah saya terima”

Berdasarkan teori Searle tuturan tersebut termasuk dalam tindak tutur ilokusi asertif menyatakan. Tuturan (1.a) disampaikan oleh P1 yang memberitahukan kepada P2 bahwa surat yang dikirimkan oleh P2 telah diterima oleh P1, selain untuk menyatakan hal tersebut tujuan tuturan ini secara tidak langsung memberi tahu kepada P2 bahwa surat yang ia terima telah ia baca.

Berdasarkan teori Searle tuturan tersebut termasuk dalam tindak tutur ilokusi asertif menyatakan. Tuturan (1.b) disampaikan P1 kepada P2 dengan tujuan mengharap agar keadaan saudaranya yang sedang jatuh sakit agar lekas pulih, tuturan tersebut disampaikan sebagai bentuk perhatian P1 kepada P2. Pada kata “lain tiada lain” dimaksudkan untuk menekankan bahwa bagi P2 yang bisa ia berikan adalah doa bagi kesembuhan Maade, hal tersebut terkait dengan dirinya yang belum bisa mengirimkan bantuan berupa uang kepada P2, maka ia hanya bisa mendoakan kesembuhan Maade.

(2) Tuturan yang mengandung ilokusi asertif mengeluh (menyatakan kondisi yang sedang dialami):

“sampai sekarang masih saja tidak berkecukupan dan harus usaha kiri

kanan buat bikin klop bergroting rumah tangga- pun si Harjono begitu juga dengan keadaan saya lihat”.

Berdasarkan teori Searle tuturan tersebut termasuk dalam tindak tutur ilokusi asertif mengeluh. Tuturan (2) menjelaskan keadaan P1 yang tidak bisa mengirimkan uang kepada P2 dikarenakan ia pun sedang mengalami kesulitan dalam hal ekonomi, tuturan yang diujarkan bukan sekedar menjelaskan kepada P2 tetapi juga bentuk keluhan P1 mengenai kondisi hidupnya. Bentuk keluhan yang diujarkan oleh P1 dengan tujuan agar P2 dapat mengerti kondisinya sehingga tidak perlu lagi mengharapkan bantuan dari P1.

2. Tindak tutur ilokusi ekspresif

Tindak tutur ilokusi ekspresif pada data dua berjumlah dua tuturan dengan kata kunci memuji dan meminta maaf.

(1) Tuturan yang mengandung ilokusi ekpresif memuji (menyatakan sesuatu sebagai bentuk penghargaan):

48

Makna dasar dari tuturan tersebut adalah sebuah pernyataan yang diujarkan oleh P1 namun, berdasarkan teori Searle tuturan tersebut termasuk dalam tindak tutur ilokusi ekspresif memuji. Tuturan (1) disampaikan P1 kepada P2, bentuk tuturan ilokusi tersebut digunakan P1 sebagai ucapan salam pembuka, hal tersebut dilakukan karena surat yang dikirimnya merupakan surat pribadi yang tergolong nonformal dan ditunjukkan kepada keluarga. Tuturan yang disampaikan juga mempunyai maksud untuk memberikan penghargaan kepada P2.

(2) Tuturan yang mengandung ilokusi ekpresif meminta maaf (menyatakan penyesalan):

“tapi maafkan saya tidak bisa kirim uang, karena tidak punya”

Berdasarkan teori Searle tuturan tersebut termasuk dalam tindak tutur ilokusi ekspresif meminta maaf. Tuturan (2) disampaikan P1 kepada P2 selain sebagai ungkapan maaf juga dimaksudkan sebagai ungkapan rasa bersalah P1 karena belum bisa mengirimkan uang kepada saudaranya yang sedang sakit. Tuturan tersebut diujarkan secara langsung oleh P1 dengan maksud agar P2 mengerti kondisi keuangan yang dihadapi oleh P1.

3. Tindak tutur ilokusi deklarasi

Tindak tutur ilokusi deklarasi pada data dua berjumlah satu tuturan dengan kata kunci berpasrah.

(1) Tuturan yang mengandung ilokusi deklarasi berpasrah (berserah diri):

“jadi harap dipahami saja dan dimaafkan”

Berdasarkan teori Searle tuturan tersebut termasuk dalam tindak tutur ilokusi deklarasi berpasrah. Tuturan (1) disampaikan P1 yang menyatakan kepasrahan mengenai dirinya yang tidak dapat mengirimkan sejumlah uang, ia berharap P2 dapat memahami keadaannya dan memaafkan karena tidak bisa menuruti keinginan P2. Bentuk tuturan ini dimaksudkan agar lawan tutur tidak lagi mengharapkan bantuan dari P1.

C. DATA 3

a. Identifikasi Data 3

1. Penutur : HB. Jassin (P1)

2. Lawan tutur : Arsyad (P2)

3. Lokasi percakapan : Ruang kerja (percakapan tidak

langsung)

4. Suasana percakapan : Informal

5. Topik pembicaraan : Pembicaraan mengenai keadaan

rumah H.B. Jassin semenjak ayah dan keluarganya datang ke Jakarta.

6. Keadaan emosi percakapan : Normal

7. Identitas penutur

a. Gender : Laki-laki

b. Umur : 38 tahun

c. Pekerjaan : Penulis, Sastrawan

d. Domisili : Jakarta

f. Daerah asal : Gorontalo

g. Bahasa yang dipakai sehari-hari : Bahasa Indonesia 8. Identitas lawan tutur

a. Gender : Laki-laki

b. Umur : tidak diketahui

c. Pekerjaan : Mahasiswa

d. Domisili : Gorotalo

e. Daerah asal : Gorontalo

f. Bahasa yang dipakai sehari-hari : Bahasa Indonesia 9. Hubungan penutur dengan lawan tutur: Saudara

b. Konteks Data 3

Pada data tiga, P1 menulis surat yang ditujukan kepada adiknya yang bernama Arsyad. Dalam surat tersebut P1 mengungkapkan permintaan maaf kepada P2 mengenai suratnya yang terlambat ia balas. Dalam surat tersebut P1 pun menjelaskan mengenai kabar ayah dan keluarganya yang datang ke Jakarta

50

untuk melakukan pengobatan, menceritakan keadaan rumah yang ramai dengan kehadiran keluarga.

c. Analisis Ilokusi Data 3

Pada data tiga terdapat tindak tutur ilokusi, tindak tutur ilokusi tersebut tergolong ke dalam berbagai macam kategori dan kata kunci, di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Tuturan yang mengandung ilokusi asertif

Dalam data tiga terdapat tuturan ilokusi asertif sebanyak dua tuturan dengan kata kunci yang berbeda, diantaranya adalah ilokusi asertif menyatakan

dan ilokusi asertif mengeluh. Penjabarannya adalah sebagai berikut:

(1) Tuturan yang mengandung ilokusi asertif menyatakan (menjelaskan)

“Sejak bulan Maret lalu ayah dari Gorontalo datang di Jakarta untuk berobat. Bersama beliau ikut ibu, adinda Bimo dengan anaknya baru satu, Toneng anaknya Arif dan dua orang pembantu diajak dalam perjalanan. Jadi adik bisa bayangkan bagaimana padat dan ramainya di rumah sewaan yang kecil, selama berobat di Jakarta ada jugalah keringanan dalam penyakit ayah dan berdoa kita mudah-mudahan kesehatan beliau kembali seperti sediakala.”

Berdasarkan teori Searle tuturan tersebut termasuk dalam tindak tutur ilokusi asertif menyatakan. Tuturan (1) disampaikan oleh P1 dengan maksud untuk menjelaskan mengenai Ayah dan keluarganya yang datang ke Jakarta, selain itu P1 juga menjelaskan mengenai kondisi rumahnya selama keluarga besarnya datang. Tujuan P1 menjelaskan hal tersebut karena P2 merupakan salah satu anggota keluarga, namun ia tidak bisa ikut ke Jakarta maka dari itu P1 berusaha memberitahukan mengenai perkembangan Ayahnya yang sedang jatuh sakit. Selain untuk memberikan informasi, tuturan tersebut juga dimaksudkan agar P2 selalu mendoakan kesembuhan Ayahnya.

(2) Tuturan yang mengandung ilokusi asertif mengeluh (merasa susah)

“Kami baik semua, hanya Hani malas belajar, raportnya kurang bagus. Mastinah InsyaAllah tahun depan akan disekolahkan”.

Berdasarkan teori Searle tuturan tersebut termasuk dalam tindak tutur ilokusi asertif mengeluh. Makna dasar dari tuturan ini adalah sebagai bentuk pernyataan dari pertanyaan yang diajukan P2 kepadanya melalui surat yang dikirim oleh P2. Tuturan (2) disampaikan oleh P1 dengan maksud menyatakan keluhan kepada P2. Keluhan tersebut terkait anaknya yang malas belajar sehingga raportnya kurang bagus. Tuturan tersebut disampaikan oleh P2 karena P2 merupakan saudara P1 yang tinggal jauh dari keluarga sehingga ketika berkirim surat P2 menanyakan mengenai keadaan anak-anak P1. Selain sebagai bentuk keluhan, tuturan tersebut juga dimaksudkan untuk memberikan infomasi terkait dengan perkembangan Mastinah yang merupakan anak ke dua P1.

2. Tuturan yang mengandung ilokusi ekspresif

Dalam data tiga terdapat tuturan ilokusi ekspresif sebanyak dua tuturan dengan kata kunci yang berbeda, di antaranya adalah ilokusi ekspresif memuji dan ilokusi ekspresif meminta maaf. Penjabarannya adalah sebagai berikut:

(1) Tuturan yang mengandung ilokusi ekspresif memuji (menyatakan sanjungan)

“Adinda Arsyad yang baik”

Berdasarkan teori Searle tuturan tersebut termasuk dalam tindak tutur ilokusi ekspresif memuji. Tuturan (1) disampaikan P1 kepada P2, bentuk tuturan ilokusi tersebut digunakan P1 sebagai ucapan salam pembuka, hal tersebut dilakukan karena surat yang dikirimnya merupakan surat pribadi yang tergolong nonformal dan ditunjukkan kepada keluarga. Tuturan yang disampaikan menggambarkan hubungan yang akrab yang antara P1 dengan P2.

(2) Tuturan yang mengandung ilokusi ekspresif meminta maaf

(menyatakan penyesalan)

“Surat-surat abang terima, maaf terlambat membalas, banyak sekali

52

Berdasarkan teori Searle tuturan tersebut termasuk dalam tindak tutur ilokusi ekspresif meminta maaf. Tuturan (2) disampaikan P1 selain memberitahukan mengenai surat yang telah diterima dan dibaca, P1 juga menyampaikan tuturan tersebut dengan maksud untuk meminta maaf kepada P2 mengenai suratnya yang belum dibalas. Selain meminta maaf, P1 pun mencoba menjelaskan alasan mengenai keterlambatan membalas surat. Selain sebagi bentuk permintaan maaf, dari tuturan tersebut P1 mengharapkan pemakluman dari P2 mengenai suratnya yang baru sempat dibalas.

3. Tuturan yang mengandung ilokusi komisif

Dalam data tiga selain mengandung tindak tutur ilokusi asertif dan ekspresif terdapat pula tuturan yang mengandung ilokusi komisif sebanyak satu tuturan. Penjabarannya adalah sebagai berikut:

(1) Tuturan yang mengandung ilokusi komisif menawarkan sesuatu

(menyatakan suatu bantuan)

“Seiring dengan ini abang kirimkan poswasel sebesar Rp. 100,- harap

sampai pada waktunya dan adinda terima dengan senang hati”.

Berdasarkan teori Searle tuturan tersebut termasuk dalam tindak tutur ilokusi komisif menawarkan sesuatu. Tuturan (1) disampaikan oleh P1 dengan maksud untuk menawarkan sejumlah uang kepada P2 yang merupakan saudaranya, dalam tuturan tersebut memang P1 tidak secara langsung menawarkan uang tersebut, namun P1 langsung mengirimkannya tanpa menunggu jawaban dari P2. Hal tersebut dilakukan karena P1 memang sering mengirimkan uang kepada P2 dan P1 merasa bahwa ia berkewajiban mengirimi uang. Adapun uang tersebut akan digunakan oleh P2 dalam memenuhi kebutuhannya karena pada saat itu P2 sedang bersekolah di luar daerah.

D. DATA 4

a. Identifikasi Data 4

1. Penutur : Arsyad (P1)

2. Lawan tutur : H.B. Jassin (P2)

3. Lokasi percakapan : Ruang kerja (percakapan

tidak langsung)

4. Suasana percakapan : Informal

5. Topik pembicaraan : Pembicaraan mengenai

keadaan rumah H.B. Jassin semenjak ayah dan keluarganya datang ke Jakarta.

6. Keadaan emosi percakapan : Normal

7. Identitas penutur

a. Gender : Laki-laki

b. Umur : tidak diketahui

c. Pekerjaan : Mahasiswa

d. Domisili : Gorontalo

e. Daerah asal : Gorontalo

f. Bahasa yang dipakai sehari-hari : Bahasa Indonesia 8. Identitas lawan tutur

a. Gender : Laki-laki

b. Umur : 38 tahun

c. Pekerjaan : Sastrawan

d. Domisili : Jakarta

e. Daerah asal : Gorontalo

f. Bahasa yang dipakai sehari-hari : Bahasa Indonesia 9. Hubungan penutur dengan lawan tutur : Saudara

b. Konteks Data 4

Pada data ke empat merupakan surat balasan yang dikirim oleh Aryad, yaitu adik dari H.B. Jassin. Dalam surat tersebut, ia mengabarkan mengenai keadaan dirinya. Ia juga menanggapi cerita H.B. Jassin mengenai kedatangan keluarga

54

besarnya dan keadaan rumah yang semakin ramai. Pada akhir suratnya, P1 mengucapkan selamat hari Raya Idul Fitri kepada P2.

c. Analisis Ilokusi Data 4

Pada data empat terdapat tindak tutur ilokusi, tindak tutur ilokusi tersebut tergolong ke dalam berbagai macam kategori dan kata kunci, di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Tuturan yang mengandung ilokusi asertif

Pada data empat terdapat empat tindak tutur ilokusi yang termasuk ke dalam kategori asertif, dari ke empat tuturan tersebut, tiga tuturan merupakan ilokusi asertif dengan kata kunci menyatakan sedangkan satu tuturan dengan kata kunci

membual. Penjelasannya adalah sebagai berikut:

(1) Tuturan yang mengandung ilokusi asertif menyatakan

(menyatakan informasi, menjelaskan)

d. “Yth. Kak Hans berdua!”

e. “Dengan jalan surat ini dinda kabarkan, bahwa keadaan dinda dalam hal yang nyaman. Semoga hal ini berlaku atas kakak serta keluarga di sini, tentu rumah kakak sekarang menjadi ribut serta ramai, terutama dengan anakanda Bambang yang nakal berada di sini. Barangkali sudah berkelahi dan berampasan permainan dengan anakanda Hanny dan Marsinah. Bagaimana dengan keadaan ayahanda? Semoga penyakit beliau lekas sembuh dan kembali seperti sediakala”.

f. “Kajian dinda berlaku nanti pada tanggal 13 Juni yang akan datang

bersama-sama dengan pelajaran-pelajaran S.G.A pagi”.

Berdasarkan teori Searle tuturan tersebut termasuk dalam tindak tutur ilokusi asertif menyatakan. Tuturan (1.a) disampaikan oleh P1 dengan maksud sebagai pembuka percakapan dalam suratnya. Dari tuturan tersebut, dapat diketahui bahwa penutur tidak hanya mengajak berbicara pada P2 saja namun juga kepada istrinya. Tuturan “Yth ...” yang digunakan oleh P1 dengan maksud sebagai penghormatan kepada P2 yang diketahui merupakan kakaknya.

Berdasarkan teori Searle tuturan tersebut termasuk dalam tindak tutur ilokusi asertif menyatakan. Tuturan (1.b) disampaikan oleh P1 dengan maksud

Dokumen terkait