• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Implementasi Domestic Market Obligation (DMO) Batubara

50Foto 3.20 : Kontruksi PLTU Unit 3 dan 4 “Program Pembangunan PLTU 10.000 MW”

5. ANALISIS PEMASOKAN DAN PERMINTAAN BATUBARA UNTUK PLTU

5.2 Analisis Implementasi Domestic Market Obligation (DMO) Batubara

5.2 Analisis Implementasi Domestic Market Obligation (DMO) Batubara

Setelah terbitnya UU 4/2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, penegasan tentang kewajiban mementingkan kebutuhan batubara domestik atau disebut juga dengan Domestic Market Obligation (DMO) batubara semakin tegas seperti dinyatakan dalam pasal 5 ayat (1) UU tersebut bahwa "untuk kepentingan nasional, Pemerintah setelah berkonsultasi dengan Dewan Perwakilan rakyat Republik Indonesia dapat menetapkan kebijakan Pengutamaan Mineral dan/atau batubara untuk kepentingan dalam negeri". Secara jelas juga ketentuan ini disebutkan dalam pasal 84 ayat (1) Peraturan Pemerintah No 23/2010 bahwa "Pemegang IUP Operasi Produksi dan IUPK Operasi Produksi harus mengutamakan kebutuhan mineral dan/atau batubara untuk kepentingan dalam negeri". Untuk perusahaan Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B), kewajiban ini bahkan dinyatakan di dalam perjanjian PKP2B tersebut, bahwa PKP2B bisa ekspor setelah kebutuhan domestik terpenuhi. Kebijakan DMO telah diatur dalam Peraturan Menteri (Permen) nomor 34 Tahun 2009 tentang Pengutamaan Pemasokan Kebutuhan Mineral dan Batubara Untuk Kepentingan Dalam Negeri, dan kebijakan harga batubara telah diatur pada Permen No 17 Tahun 2010 tentang Tata Cara Penetapan Patohan Harga Penjualan Mineral dan Batubara.

Buti-butir penting dari kandungan kebijakan DMO tersebut yang menyangkut tiga pelaku adalah :

a. Pemerintah :

 Menteri menetapkan pengutamaan pemasokan kebutuhan mineral dan batubara dalam negeri untuk 1 (satu) ke depan berdasarkan usulan Direktur jenderal.

 Direktur jenderal menyiapkan usulan kepada menteri Menteri mengenai perkiraan kebutuhan batubara dalam negeri berdasarkan laporan/masukan dari user; dan mengenai perkiraan persentase minimal penjualan batubara dari pertambangan batubara, yaitu jumlah perkiraan kebutuhan batubara di dalam negeri dibagi jumlah rencana produksi.

 Pada tataran pelaksanaan melakukan pengawasan dan evaluasi dan memberikan saksi kepada yang melanggar aturan.

53

b. Produsen/Industri Pertambangan :

 Badan Usaha Pertambangan Batubara harus mendukung keamanan pasokan batubara untuk dalam negeri dengan cara menjual batubara yang diproduksinya kepada pemakai batubara dalam negeri berdasarkan Persentase Minimal Penjualan Batubara yang ditetapkan oleh Menteri

 Harus melaporkan kemajuan pasokan untuk kepentingan dalam negeri pertriwulan.

 Perusahaan pertambangan dapat menjual batubara yang diproduksinya ke luar negeri apabila kebutuhan batubara dalam negeri telah terpenuhi.

c. Konsumen (User) :

 Harus melaporkan perkiraan kebutuhan batubara untuk satu tahun kedepan meliputi volume dan spesifikasi;

 Harus melaporkan kemajuan penggunaan batubara pertriwulan

 Membeli batubara dengan harga pasar (patokan harga batubara yang dikeluarkan Dirjen tiap bulan.

Secara umum diagram alur penetapan DMO seperti pada Gambar 5.2.

Sebagaimana yang telah diatur dalam kebijakan DMO, berdasarkan masukan dari pengguna (end user), kebutuhan batubara domestik tahun 2010 ditetapkan sebesar 64,94 juta, di antaranya untuk pasokan PLTU sebesar 54,2 juta. Besarnya alokasi pasokan untuk PLTU tersebut diperuntukan PLTU milik PT PLN sebesar 45,1 juta ton dan PLTU Swasta (IPP) sebesar 9,1 juta ton (Tabel 5.1). Sedangkan dari sisi produsen, dari sebanyak 48 PKP2B, 1 BUMN, dan 5 KP direncanakan total produksi 262,48 juta ton (Tabel 5.2). Sehingga kalau dihitung, maka persentasi minimal penjualan batubara untuk tahun 2010 sebesar 24,74%. Persentasi inilah yang menjadi kewajiban perusahasaan batubara untuk mengalokasikan produksinya untuk kepentingan dalam negeri (DMO).

54

DIAGRAM ALUR PENETAPAN DOMESTIC MARKET OBLIGATION ( DMO )

MENTERI

DIREKTUR JENDERAL

PRODUSEN RKAB

Dirjen Mengusulkan yg terdiri dari :

1.Persentase Minimal Penjualan

Mineral atau Persentase Minimal Penjualan Batubara 2.Perkiraan Kebutuhan Mineral dan

Batubara :

• Daftar pemakai mineral dan

pemakai batubara • Volume • Spesifikasi kebutuhannya Memuat :

1. Rencana produksi jangka waktu 5 tahun.

2. Dilampirkan perjanjian jual beli

END USER

Dirjen sebagai Pelaksanaan,

Perencanaan, dan Penyiapan

untuk (1) satu tahun kedepan Menteri menetapkan :

1.Persentase Minimal Penjualan

Mineral atau Persentase Minimal Penjualan Batubara 2.Perkiraan Kebutuhan Mineral dan

Batubara :

• Daftar pemakai mineral dan

pemakai batubara • Volume • Spesifikasi kebutuhannya

Perkiraan pengutamaan

pemasokan kebutuhan

mineral dan batubara

dalam negeri untuk 1 (satu) tahun kedepan

GAMBAR 5.2 : DIAGRAM ALUR PENETAPAN DOMESTIC MARKET OBLIGATION ( DMO )

Nov-09 Dec-09 Jan-10 Feb-10 Mar-10 Apr-10 May-10 Jun-10 Jul-10 Aug-10 Sep-10 Oct-10 Nov-10 Dec-10

RKAB 2010

Rencana Perkiraan dari Pemakai Mineral dan Batubara (End User)

Usulan Rencana

DMO oleh Dirjen RKAB 2011

Perubahan DMO, bila ada. Termasuk Rencana 5 tahun Penetapan DMO oleh Menteri

Berdasarkan data yang diperoleh hingga kuartal III Tahun 2010, terdapat perbedaan antara target dan realisasi DMO batubara, baik dari sisi pemasok (produsen) maupun sisi konsumen (PT PLN) (Tabel 5.2 dan 5.3). Capaian realisasi terhadap target hingga kuartal III dari sisi pemasok dan konsumen berturut-turut adalah 55,5% dan 81,6%. perbedn reLIAai ini mengindikasikan pasokan batubara untuk PLTU sebagian dipasok oleh KP atau trader yang tidak termasuk perusahaan yang diwajibkan DMO.

Adapun target penerimaan batubara di unit-unit Pembangkitan PLTU milik PT PLN berjumlah 29.542.550 ton dan milik Swasta (IPP) berjumlah 9.769.000 ton. sedangkan realisasi masing-masing adalah 23.079.152 ton (78,12%) dan 9.014.996 ton (92,28%). Dari data persentase realisasi, menunjukkan pasokan batubara ke PLTU-PLTU yang dikelola PT PLN tidak berjalan sesuai dengan yang diinginkan, sedangkan pasokan batubara ke PLTU swasta lebih terjamin.

TABEL 5.1 : KEBUTUHAN BATUBARA DOMESTIK TAHUN 2010

NO PERUSAHAAN TONASE (JUTA TON) % GCV I

PLN 45.1 69.4 4.000 - 5.100 IPP 9.1 14 4.000 - 5.100 PT FREEPORT INDONESIA 0.78 1 5.650 - 6.150 PT NEWMONT NUSA TENGGARA 0.52 0.8 5,900

II METALURGI

PT INCO 0.16 0.2 ≥ 6.000 PT ANTAM 0.15 0.2 ≥ 6.000

III

SEMEN 7.6 11.7 4.000 - 6.200 TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL 1.2 1.8 5.000 - 6.500 PUPUK 0.35 0.5 4.000 - 5.000

64.96 PLTU

SEMEN, PUPUK DAN TEKSTIL

55

56

Rencana Realisasi Selisih

1Adaro Indonesia, PT 45,000,000

8,352,655 7,453,732 898,923 2Antang Gunung Meratus, PT 1,000,000

185,615 103,276 82,338 3Arutmin Indonesia, PT 23,083,041

4,284,548 1,862,580 2,421,968 4Asmin Koalindo Tuhup, PT 2,900,000

538,283 - 538,283 5Bahari Cakrawala Sebuku, PT 1,831,000 339,860 - 339,860 6Bangun Banua Persada Kalimantan, PT 500,000

92,807 55,435 37,372 7Baramarta, PD 3,500,000 649,651 - 649,651 8Berau Coal, PT 16,857,700 3,129,035 3,489,546 (360,512) 9Borneo Indobara, PT 1,300,000 241,299 55,320 185,979 10Batualam Selaras, PT 300,000 55,685 - 55,685 11Baramulti Suksessarana, PT - - -

-12 Bukit Asam (Tanjung Enim), PT 13,000,000

2,412,989 5,867,242 (3,454,253) 13Dharma Puspita Mining, PT

- - -14Firman Ketaun Perkasa, PT 300,000 55,685 - 55,685 15Gunungbayan Pratamacoal, PT 4,300,000 798,143 - 798,143 16Indominco Mandiri, PT 12,500,000 2,320,182 312,641 2,007,541 17Insani Baraperkasa, PT 2,800,000 519,721 31,684 488,037 18Interex Sacra Raya, PT 200,000

37,123 - 37,123 19Intitirta Primasakti, PT

- - -20Jorong Barutama Greston, PT 2,960,000

549,419 89,945 459,474 21Kadya Caraka Mulia, PT 275,000

51,044 - 51,044 22Kalimantan Energi Lestari, PT

- - -23Kaltim Prima Coal, PT 45,879,000

8,515,811 2,942,484 5,573,327 24Kideco Jaya Agung, PT 29,000,000 5,382,822 4,557,038 825,784 25Kartika Selabumi Mining, PT 360,000

66,821 - 66,821 26Kendilo Coal Mining, PT

- - -27Lanna Harita Indonesia, PT 2,000,000 371,229 - 371,229 28Mahakam Sumber Jaya, PT 5,520,843

1,024,749 80,142 944,607 29Mandiri Inti Perkasa, PT 3,000,000

556,844 - 556,844 30Multi Harapan Utama, PT 1,881,109 349,161 - 349,161 31Mantimin Coal Mining, PT

- - -32Marunda Graha Mineral, PT 1,784,997

331,322 - 331,322 33Perkasa Inakakerta, PT 2,300,000

426,914 - 426,914 34Nusantara Thermal Coal, PT 1,530,000

283,991 - 283,991 35Riau Bara Harum, PT 2,000,000

371,229 - 371,229 36Sumber Kurnia Buana, PT 1,500,000

278,422 - 278,422 37Senamas Energindo Mulia, PT

- - -38Tanito Harum, PT 3,500,000

649,651 - 649,651 39Tanjung Alam Jaya, PT 1,000,000 185,615 - 185,615 40Trubaindo Coal Mining, PT 6,366,722

1,181,756 - 1,181,756 41Teguh Sinar Abadi, PT 1,500,000

278,422 - 278,422 42Wahana Baratama Mining, PT 2,000,000 371,229 - 371,229 43Singlurus Pratama, PT 1,000,000

185,615 - 185,615 44Santan Batubara, PT 1,500,000 278,422 - 278,422

45Jembayan Muarabara, PT 3,500,000 649,651 49,152 600,499

46Kemilau Rindang Abadi, PT 3,500,000

649,651 - 649,651

47Arzara Baraindo, PT 3,500,000

649,651 - 649,651

48Anugerah Bara Kaltim, PT 3,000,000

556,844 - 556,844

49Bukit Baiduri Energi, PT 2,000,000

371,229 41,307 329,922

50Kayan Putra Utama Coal, PT 750,000

139,211 58,383 80,828

262,479,412

48,719,999 27,049,907 21,670,091

Catatan : yang dicetak tegak adalah data PKP2B dan yang dicetak mining data KP

J U M L A H

TABEL 5.2 : RENCANA & REALISASI ALOKASI DMO BATUBARA PER PERUSAHAAN TAHUN 2010

s/d Triwulan III REALISASI DMO PKP2B 2010 (Ton) NO PERUSAHAAN

RENCANA PRODUKSI

57

Total Rencana

(Ton) Total Realisasi (Ton) %

Rata2 Kalori (kcal/kg)

7,510,000

5,802,690

1 KPC 2,530,000 2,170,758 86% 5,640 FOB

2 Berau Coal 575,000 379,846 66% 3,849 FOB

3 Indominco Mandiri 260,000 307,667 118% 3,904 FOB 4 Wijaya Karya Intrade 390,000 43,074 11% - FOB

PLTU PAITON (PLN) 5,570,000 4,186,364

1 Triventura Armada Baruna - 8,218 0% - CIF 2 Usaha Kawan Sejati - 24,874 0% - CIF 3 Penta Prima Power - 19,513 0% - CIF 4 Terminal Batubara Indah 354,500 345,536 97% 5,100 CIF 5 Baskhara Sinar Sakti 189,000 78,218 41% 4,900 CIF 6 Sinar Hakiki Multi 190,000 96,725 51% 4,890 CIF 7 Rumpun Kusuma Energindo 186,000 24,608 13% - CIF 8 Karya Kencana Utama 243,000 112,739 46% 5,100 CIF 9 Berkah Anugerah Abadi S. 107,500 57,505 0% 5,100 CIF

10 Adaro Indonesia 1,000,000 1,015,439 102% 5,145 CIF

11 Kurnia Wahyu Sentosa 229,000 95,883 42% 5,060 CIF 12 Setyawan Mahakarya Prima 286,000 59,676 21% 4,898 CIF 13 PKSDE/SL - 7,974 - CIF 14 PLN Batubara - 24,564 - CIF 15 Indonesia Power - 32,371 - CIF 16 CAB/MLA - 47,530 - CIF 17 S2P/PMR - 41,809 - CIF 551,750 528,828 1 AIC 54,000 53,819 100% 6,060 CIF 2 AME 44,350 23,066 52% 6,050 CIF 3 BMK 39,000 40,281 103% 6,060 CIF 4 CBP 26,000 40,399 155% 6,060 CIF 5 DASRAT 35,000 27,257 78% 6,048 CIF 6 DEA 31,700 16,309 51% 6,061 CIF 7 GTC 26,250 25,923 99% 6,060 CIF 8 GTC BUNGO 5,000 19,957 399% 5,579 CIF 9 KMS 21,250 28,968 136% 6,060 CIF

Dokumen terkait