• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISIS DATA

5.2 Analisis Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Nias Nomor

Asli Daerah

Bangunan Pasar Ya’ahowu dibangun oleh Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Nangroe Aceh Darussalam – Nias yang kemudian diserahterimakan kepada Pemerintah Kabupaten Nias sehingga menjadi milik pemerintah kabupaten nias. Agar pengelolaan Pasar Ya’ahowu tersebut dapat dikelola secara baik dan profesional, maka dipandang perlu untuk mendirikan Perusahaan Daerah Pasar Ya’ahowu. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 5 tahun 1962 tentang perusahaan daerah, maka untuk mendirikan sebuah perusahaan daerah perlu dibentuk Peraturan Daerah Kabupaten Nias nomor 2 tahun 2010 tentang pendirian perusahaan daerah pasar Ya’ahowu.

Peraturan daerah Kabupaten Nias No.2 tahun 2010 ditetapkan pada tanggal 9 April 2010 dan dilaksanakan pada pertengahan tahun 2010. Artinya disini adanya disposisi implementor yang cukup baik. Selang waktu antara penetapan peraturan daerah dengan implementasinya tidak cukup lama. Fakta tersebut dapat diacungi jempol kepada pemerintah kabupaten nias, artinya disini

pemerintah kabupaten nias memiliki niat yang baik dalam mengoptimalkan potensi daerah yang dimilikinya.

Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Nias Nomor 02 Tahun 2010 Tentang Pendirian Perusahaan Daerah Pasar Ya’ahowu adalah proses pelaksanaan kebijakan pemerintahan yang bertujuan untuk pencapaian tujuan yang sesuai dengan sasaran dari Peraturan Daerah Kabupaten Nias Nomor 02 Tahun 2010. Implementasi dari Peraturan Daerah ini pada prinsipsnya merupakan cara agar Peraturan Daerah yang telah diputuskan oleh pemerintah dapat mencapai tujuannya.

Pendirian PD. Pasar Ya’ahowu dimaksudkan untuk melakukan pengurusan pasar dan fasilitas perpasaran lainnya di Pasar Ya’ahowu dalam rangka pengembangan perekonomian daerah serta menunjang Pendapatan Asli Daerah (PAD) dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Sejak adanya kebijakan tentang Otonomi Daerah, pemerintah daerah harus berupaya untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dengan berbagai cara. Pembuatan kebijakan tersebut dilatarbelakangi oleh tanggung jawab pemerintah daerah untuk membiayai pembiayaan daerah. Pemerintah Kabupaten Nias yakin bahwa dengan berdirinya PD. Pasar Ya’ahowu akan memberikan kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah.

Berbeda dengan organisasi birokrasi lainnya, Perusahaan Daerah Pasar Ya’ahowu tidak dipimpin oleh orang-orang birokrat namun pihak swasta yang disebut sebagai direksi. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa aktor implementasi

tidak hanya pemerintah saja, namun bisa kerjasama antara pemerintah- masyarakat/swasta, atau implementasi kebijakan yang diswastakan (privatization atau contracting out).

Kebijakan yang bertujuan mengarahkan kegiatan kegiatan masyarakat, seperti bagaimana perusahaan harus dikelola, atau di mana pemerintah tidak efektif menyelenggarakannya sendiri, seperti pembangunan industri-industri berskala menengah dan kecil yang tidak strategis, sebaiknya diserahkan kepada masyarakat atau dalam hal ini pihak direksi. Pihak direksilah nantinya yang bertanggung jawab atas operasional perusahaan kepada pemerintah. Artinya disini, pemerintah tidak sepenuhnya memberikan kebebasan kepada direksi untuk mengelola perusahaan daerah tersebut.

Sebagaimana yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa yang menjadi dasar pendirian Perusahaan Daerah Pasar Ya’ahowu adalah Peraturan Daerah Kabupaten Nias nomor 2 tahun 2010. Dalam hal ini, berbagai fungsi dan peranan yang “dibebankan” kepada dan dilaksanakan oleh Perusahaan Daerah Pasar Ya’ahowu utamanya adalah untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Nias.

Perusahaan Daerah Pasar Ya’ahowu didirikan pada tahun 2010 dan masih beroperasi hingga sekarang. Sejak berdiri hingga sekarang sudah sekiranya ada sumbangsih yang diberikan perusahaan kepada daerah yang menjadi Pendapatan Asli Daerah.

Mengingat dipandang cukup pentingnya peran BUMD khususnya sebagai salah satu sumber PAD di Daerah, maka tentu saja BUMD dituntut agar lebih profesional dan lebih efisien dalam melaksanakan usahanya. Kebijakan dan upaya ke arah itu telah banyak dilakukan, namum karena berbagai kendala, ternyata BUMD pada umumnya, khususnya PD Pasar Ya’ahowu menunjukkan hasil yang belum menggembirakan. Hal ini tampak, antara lain, relatif masih kecilnya peran dan kontribusi laba BUMD dalam penerimaan PAD.

Banyak yang mengatakan bahwa perusahaan daerah merupakan “sapi perahnya” pemerintah. Alasannya karena masih banyak perusahaan milik daerah yang “sakit” atau tidak berfungsi lagi masih mendapat asupan dana dari pemerintahnya. Padahal, operasionalisasi dan biaya menggaji direksi dan karyawan badan usaha milik daerah tersebut menjadi tanggungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Pembiaran hal ini bisa saja dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk mengambil keuntungan pada perusahaan daerah yang mati tersebut.

Namun hal ini bisa saja tidak terjadi pada PD. Pasar Ya’ahowu yang masih beroperasi selama 4 tahun. Memang pada awal-awal berdirinya, perusahaan masih mengalami kerugian, akan tetapi hal ini kembali pulih pada tahun ketiga dan keempatnya dengan adanya kontribusi perusahaan daerah pasar Ya’ahouw terhadap PAD Kabupaten Nias. Meskipun masih menyumbang sedikit, tetapi perusahaan ini telah memberikan kontribusi bagi daerahnya.

Pendapatan Perusahaan Daerah Pasar Ya’ahowu Kabupaten Nias termasuk dalam pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan. Berikut persentase sumbangan pendapatan PD. Pasar Ya’ahowu terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Nias.

Tabel 5.1 Persentase Pendapatan PD. Pasar Ya’ahowu terhadap PAD Kabupaten

Nias periode 2010-2013 No Tahun Pendapatan PD. Pasar Ya’ahowu Deviden PAD Kabupaten Nias Persentase (%) 1 2012 165.000.000 67.419.572 24.008.000.000 0,281 2 2013 600.000.000 300.000.000 30.533.000.000 0,983 Sumber: Hasil Penelitian 2014 (data diolah peneliti)

Berdasarkan tabel 5.1 dapat diketahui bahwa pada tahun 2010-2011 Perusahaan Daerah Pasar Ya’ahowu masih belum memberikan sumbangan kepada daerah, justru malah mengalami kerugian. Hal ini dikarenakan bahwa perusahaan masih berada pada masa transisi pada saat itu. Tahun 2010 merupakan masa awal beroperasinya perusahaan, sehingga perusahaan masih harus beradaptasi terhadap lingkungannya. Pada masa itu, perusahaan daerah masih berkutat pada masalah promosi agar perusahaan daerah pasar Ya’ahowu ini dikenal masyarakat dan masyarakat mau melakukan transaksi didalamnya (sewa dan membeli barang).

Namun pada tahun 2012 mulai ada peningkatan pendapatan yang berarti. Terbukti dengan adanya sumbangan perusahaan kepada daerah sebesar 67 juta rupiah. Atau dalam persentasenya terhadap Pendapatan Asli Daerah sebesar 0,281

berkontribusi sebanyak 0,98% dari PAD kabupaten Nias. Artinya disini pendapatan perusahaan menunjukkan perkembangan yang cukup berarti. Meskipun sumbangan yang diberikan kepada pemerintah masih belum bisa dikatakan optimal, perusahaan daerah yakin bahwa PD. Pasar Ya’ahowu mampu berkontribusi lebih terhadap daerah dalam hal ini menyumbang Pendapatan Asli Daerah.

Tabel 5.2 Persentase Pendapatan PD. Pasar Ya’ahowu terhadap APBD periode

2010-2013 No Tahun Pendapatan PD. Pasar Ya’ahowu Deviden APBD Kabupaten Nias Persentase 1 2012 165.000.000 67.419.572 375.382.000.000 0,018 2 2013 600.000.000 300.000.000 429.330.000.000 0,070 Sumber: Hasil Penelitian 2014 (data diolah peneliti)

Jika dilihat pada tabel 5.2 persentase sumbangan yang diberikan perusahaan daerah terhadap APBD masih sangat kecil bahkan mungkin tidak memiliki pengaruh yang cukup signifikan. Hal ini dapat dilihat pada persentase yang sangat kecil yakni sebesar 0,018% pada tahun 2012 dan 0,070% pada tahun 2013. Persentase yang cukup kecil ini merupakan tanda bahwa selama ini penerimaan Kabupaten Nias masih belum bergantung terhadap potensi daerah yang dimiliki. Pemerintah Kabupaten Nias masih sangat bergantung terhadap bantuan dari pusat, sehingga potensi-potensi yang dimiliki daerah masih belum tergali secara optimal.

Seharusnya kenyataan ini menjadi cambuk bagi pemerintah Kabupaten Nias untuk lebih menggali potensi yang mereka miliki, salah satunya Perusahaan Daerah Pasar Ya’ahowu. Mungkin jika pemerintah daerah dalam hal ini direksi perusahaan memiliki keinginan yang kuat untuk memberdayakan perusahaan ini, bisa saja PD. Pasar Ya’ahowu ini menjadi salah satu BUMD terbaik didaerahnya bahkan nasional.

Perusahaan Daerah Pasar Ya’ahowu masih bisa dikategorikan sebagai perusahaan yang masih merintis karirnya. Jika pemerintah Kabupaten Nias, direksi perusahaan serta pihak-pihak yang terkait mau berupaya untuk memajukan perusahaan daerah ini bisa saja perusahaan daerah ini akan berjaya dan memberikan sumbangan terhadap PAD secara signifikan.

BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tentang implementasi peraturan daerah Kabupaten Nias tentang perusahaan daerah dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2010 Tentang Perusahaan Daerah Pasar Ya’ahowu merupakan tindak lanjut dari Pasal 33 UUD 1945 mengenai penguasaan sumber-sumber perekonomian serta UU Nomor 5 Tahun 1962 Tentang Perusahaan Daerah yang bertujuan untuk melakukan pengurusan pasar dan fasilitas perpasaran lainnya di Pasar ya’ahowu dalam rangka pengembangan perekonomian daerah serta menunjang pendapatan asli daerah (PAD) dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Perda ini diharapkan mampu mengelola Perusahaan Daerah Pasar Ya’ahowu menjadi salah satu potensi daerah yang menjadi sumber pendapatan asli daerah Perda ini sudah dilaksanakan sejak Tahun Anggaran 2010 serta telah mendapatkan penyertaan modal dari pemerintah Kabupaten Nias dengan modal dasar sebesar Rp 1.500.000.000.

Peraturan Daerah ini merupakan salah satu upaya pemerintah Kabupaten Nias untuk meningkatkan PAD sebagai tanggung jawab atas otonomi daerah yang telah diberikan oleh Pemerintah Pusat. Perusahaan Daerah

Pasar Ya’ahowu merupakan salah satu sumber penerimaan daerah dari hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan.

Sampai saat ini, Perusahaan Daerah Pasar Ya’ahowu telah memberikan kontribusi yang nyata kepada daerah. Meskipun pada awal pendirian (Tahun Anggaran 2010 dan 2011) perusahaan masih merugi, namun tahun berikutnya perusahaan telah memberikan kontribusinya terhadap daerah. Tahun 2012 PD. Pasar Ya’ahowu menyumbang dana sebesar 65 juta dan pada tahun 2013 telah memberikan sumbangsih sebesar 300 juta rupiah. Meskipun masih belum optimal, PD. Pasar Ya’ahowu telah mematahkan opini masyarakan selama ini yang merupakan anggapan miring bahwa Perusahaan Daerah merupakan sapi perah pemerintah. Namun ada beberapa yang perlu dibenahi untuk memaksimalkan kinerja perusahaan yakni kemauan direksi dalam menciptakan inovasi yang kreatif, sumber daya manusia baik secara kualitas maupun kuantitas.

2. Implementasi Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2010 Tentang Perusahaan Daerah Pasar Ya’ahowu dapat dilihat dengan variabel berikut ini:

a. Kemampuan direksi

Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Nias Nomor 2 tahun 2010 tentang Pendirian Perusahaan Daerah Pasar Ya’ahowu Kabupaten Nias dilihat dari aspek kemampuan manajemen sudah cukup baik. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa kemampuan manajemen yang saat ini menjabat sudah mulai menunjukkan sumbangsihnya terhadap masyarakat. Adanya peningkatan pendapatan,

komunikasi antar staf yang baik, dan kemampuan pihak direksi untuk menciptkan inovasi-inovasi yang berfungsi untuk meningkatkan kemampuan internal perusahaan.

b. Keuangan perusahaan

Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Nias Nomor 2 tahun 2010 tentang Pendirian Perusahaan Daerah Pasar Ya’ahowu Kabupaten Nias dilihat dari aspek keuangan masih kurang optimal. Hal ini disebabkan karena perusahaan ini masih baru beroperasi dan kekurangan dalam pengarsipan dokumen-dokumen keuangan dari staf yang lama terhadap staf yang baru.

c. Sumber daya manusia

Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Nias Nomor 2 tahun 2010 tentang Pendirian Perusahaan Daerah Pasar Ya’ahowu Kabupaten Nias dilihat dari aspek sumber daya manusia secara umum masih belum maksimal. Dilihat dari segi kualitas sumber daya manusia sudah baik namun belum optimal, hal ini dikarenakan pendidikan terakhir para staf masih didominasi dengan sekolah menengah atas. Sedangkan dari segi kuantitas masih belum optimal, dapat dilihat dari beberapa divisi yang masih mengalami kekosongan personil.

6.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka penulis dapat memberikan saran-saran yang bersifat konstruktif, yaitu:

1. Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Nias Nomor 2 tahun 2010 tentang Pendirian Perusahaan Daerah Pasar Ya’ahowu Kabupaten Nias dilihat dari aspek kemampuan manajemen, keuangan dan sumber daya manusia masih belum optimal.pihak direksi dan staf harus memiliki orientasi laba dalam pengoperasian perusahaan, sehingga perusahaan bisa lebih maksimal lagi dalam mendapatkan pendapatan.

2. Perlu pembenahan dari semua aspek terutama dari kebijakan itu sendiri. Dimana perlu diadakan rivisi Peraturan daerah karena terlalu boros dalam jumlah direksi. Selain itu perlu pemberian wewenang yang lebih luas kepada direksi terutama dalam hal penganggaran, karena hal penganggaran yang terbatas membuat direksi tidak memiliki membuat sebuah terobosan yang kreatif, artinya direksi hanya bekerja secara aman saja.

3. Dalam aspek permodalan, perusahaan daerah sudah bisa diberi kebebasan untuk melakukan kerjasama dengan pihak ketiga, karena penyertaan modal yang diberikan pemerintah masih belum cukup untuk melakukan pembenahan yang baik dalam perusahaan terutama dalam penyediaan sumber daya manusia yang berkualitas.

4. Dalam aspek sumber daya manusia, perlu ditetapkan peraturan kepegawaian secara jelas. Sehingga kesejahteraan staf lebih diperhatikan yang nantinya akan berefek pada pekerjaan mereka. Selain itu perlu diadakan pelatihan dan pembinaan bagi para staf secara bertahap, sehingga para staf tahu tentang tugas dan kewajiban mereka masing-masing, dan keterampilan mereka lebih terasah.

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Abdullah.1984. Pajak Dan Keuangan Pemerintah Daerah Di Indonesia. Gramedia: Jakarta.

Bungin, M. Burhan.2007. Penelitian Kualitatif. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Harun, Hamrolie.2004. Analisis Peningkatan PAD.BPFE- Yogyakarta

Idrus, Muhammad.2009.Metode Penelitian Ilmu Sosial (Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif). Jakarta: Erlangga.

Mardiasmo, 2002. Otonomi Dan Manajemen Keuangan Daerah Penerbit ANDI : Yogyakarta

Marhayudi, Putut 2002.Paduan Lengkap Otonomi Daerah Penerbit: ISMEE, Jakarta.

Moleong, Lexy. 2006.Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Nawawi, Hadari.1992. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.

Nugroho, Riant.2012.Public Policy, Jakarta: Elex Media Komputindo. Nasution, Faisal Akbar. 2009. Pemerintahan Daerah dan Sumber-sumber

Pendapatan Asli Daerah. Yogyakarta : PT Sofmedia

Singarimbun, Masri Singarimbun.1995.Metode Penelitian Survay. Jakarta : PT. Pustaka LP3NS.

Siswadi, Edi. 2012. Reengineering BUMD, Mengoptimalkan Kualitas Pelayanan yang Unggul. Bandung : Mutiara Press.

Subarsono, AG. 2005. Analisis Kebijakan Publik. Jakarta : Pustaka Belajar

Suyanto, Bagong. 2005 .Metode Penelitian Sosial: Bergabai Alternatif Pendekatan. Jakarta Prenada Media

Tangkisilan, Hesel Nogi. 2003. Kebijakan Publik Yang Membumi. Yogyakarta : Lukman Offset

Usman, Husaini. 2009.Metode Penelitian Sosial (Edisi Kedua).Jakarta: Bumi Aksara.

Wahab, Solichin Abdul. (2004). Analisis Kebijakan Dari Formulasi ke Implementasi Kebijakan Negara. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Widjaja, Haw.2005. Penyelenggaraan OTONOMI di Indonesia. Jakarta :PT Rajagrafindo Perkasa

Winarno, Budi.2002. Teori dan Proses Kebijakan Publik. Yogyakarta: Media Pressindo.

Skripsi/Tesis

Pujianto, Tri Kurniawan. 2011.Analisis Efektivitas Retribusi Taman Margasatwa Ragunan Depok FISIP UI

(PAD) Dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah (Studi tentang perusahaan daerah pasar untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah di Kota Medan).

Program Magister Studi Pembangunan, FISIP USU, Medan

Website

Nias Online, http://niasonline.net/2010/01/26/pasar-yaahowu-gunungsitoli-segera- dibuka/ (diakses pada pukul 08.10 WIB/ 8Januari 2014)

Kementrian Keuangan,data APBD nasional tahun 2009-2013.

Abdiprojo, 2010. Model-model Implementasi Kebijakan Publik.

Perundang-undangan

Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945

Undang-Undang nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1999

Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintahan Pusat dan Daerah

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang otonomi daerah

Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang perubahan kedua atas Undang- undang No 32 Tahun 2004

Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Pemerintahan Daerah

Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom.

Peraturan Daerah Kabupaten Nias Nomor 2 Tahun 2010 tentang Pendirian Perusahaan Daerah Pasar Ya’ahowu

Jurnal

Syaharuddin H, Mappa Nasrun dan Alwi, Jurnal Analisis Strategi Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah Di

Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat

Nasrun Mappa, Alwi dan Syaharuddin H. 2010. Analisis Strategi Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah di

Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat. Jurnal (Online)

Mulyanto TH. Ente,Jurnal Peranan Karyawan Perusahaan Daerah Pasar Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Manado (Suatu Studi Di

Dokumen terkait