BAB I PENDAHULUAN
1.2 Rumusan Masalah
1.6.5 Perusahaan Daerah
Perusahaan daerah, atau sering pula disebut badan usaha milik daerah (BUMD), didirikan berdasarkan peraturan daerah (Perda), dimana modalnya baik seluruh atau sebagian merupakan kekayaan daerah yang dipisahkan, kecuali ditentukan lain dengan atau berdasarkan UU. Perusahaan daerah adalah perusahaan yang didirikan oleh pemerintah daerah yang modalnya sebagian besar / seluruhnya adalah milik pemerintah daerah. Tujuan pendirian perusahaan daerah untuk pengembangan dan pembangunan potensi ekonomi di daerah yang bersangkutan. Contoh perusahaan daerah antara lain: Perusahaan Air Minum Daerah ( PDAM ),Perusahaan Daerah Pasar ( PD Pasar ), Bank Pembangunan Daerah (BPD) dan lain-lain. Perusahaan daerah dipimpin oleh suatu direksi. Sementara itu anggota direksi diangkat dan diberhentikan oleh kepala daerah setelah mendengar pertimbangan DPRD untuk waku maksimal empat tahun.
Berdasarkan kategori sasarannya BUMD dapat dibedakan dua golongan, yaitu perusahaan daerah untuk melayani kepentingan umum dan perusahaan daerah untuk tujuan peningkatan penerimaan daerah dalam Pendapatan Asli Daerahnya. BUMD dapat bergerak dalam berbagai bidang usaha, yaitu jasa
Pasar), jasa air bersih (PDAM) dan berbagai jasa dan usaha produktif lainnya pada industri, perdagangan dan perhotelan, pertanian-perkebunan, perparkiran, percetakan, dan lain-lain.
1.6.4.1 Manajemen Perusahaan Daerah
Manajemen yang baik merupakan hal sangat perlu dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan daerah. Mencapai tujuan-tujuan tersebut maka perlu adanya langkah-langkah yang patut diperhatikan oleh manajemen Perusahaan Daerah yaitu (Siswadi, 2012):
1. Potensi
Manajemen BUMD harus mampu mengenal potensi yang ingin dikembangkan oleh perusahaan daerah yang bersangkutan. Pengenalan potensi tersebut mencakup identifikasi inter dan juga ekstern.
Identifikasi internal mencakup pengenalan atas potensi yang ada didalam perusahaan daerah itu sendiri seperti aspek keuangan, sumber daya manusia, kemampuan manajemen, sarana dan prasarana yang dimiliki, dan unsur-unsur lainnya yang ada diperusahaan daerah tersebut. Sedangkan faktor ekstern mencakup analisis pasar, persaingan, kemungkinan kemitraan, misi yang ditugaskan oleh pemerintah.
Poin-poin pada identifikasi potensi internal merupakan hal yang akan diteliti oleh peneliti nantinya. Yakni berupa kemampuan manajemen, aspek keuangan dan sumber daya manusia. Dimana menurut peneliti, ketiga hal tersebut
dapat berpotensi untuk meningkatkan kemampuan sebuah perusahaan daerah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2. Sasaran
Perusahaan derah harus menetapkan sasaran untuk mencapai tujuannya. Sasaran perusahaan Daerah adalah:
a) Terhimpunnya dana untuk pembangunan daerah (kas daerah) b) Pengembangan Perusahaan Daerah tersebut
3. Adanya Rencana yang Mengarah pada Sasaran
Perusahaan daerah harus mempunyai perencanaan-perencanaan yang terarah untuk mencapai sasaran-sasaran kerja dan organisasi yang telah dibuat dan ditentukan tersebut.
1.6.6 Pendapatan Asli Daerah
Dalam melaksanakan pembangunan diperlukan biaya-biaya bagi seluruh kegiatannya. Dalam hal ini pemerintah sebagai hak penguasa dan juga publik sevis telsh berusaha semaksimal mungkin untuk mendapat biaya-biaya tersebut dari semua sektor. Untuk menentukan biaya-biaya, macam dan nilainya itu adalah semata-mata menjadi kekuasaan Negara, yaitu pemerintah kita. pengelolaan peningkatan Pendapatan Asli Daerah perlu semakin diintensifkan, agar tercapai keseimbangan antara pelaksana tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan serta dapat mendukung terciptanya aparat yang bersih dan bertanggung jawab.
Menurut Marhayudi (2002:285) menyatakan bahwa : ”untuk meningkatkan pelaksanaan pembangunan dan pemberian pelayanan kepada masyarakat serta peningkatan pertumbuhan perekonomian di daerah diperlukan penyediaan sumber- sumber Pendapatan Asli Daerah yang hasilnya memadai”
Manajemen Pendapatan Daerah harus dikelola secara cermat, tepat dan hati-hati. Pemerintah daerah hendaknya dapat menjamin bahwa semua potensi pendapatan daerah telah terkumpul dan dicatat ke dalam sistem akuntansi pemerintah daerah melalui sistem pengendalian yang memadai untuk menjamin ditaatinya prosedur dan kebijakan manajemen pendapatan daerah yang telah ditetapkan ( Mardiasmo, 2002:144)
Pendapatan Asli Daerah merupakan pencerminan terhadap pendapatan masyarakat, untuk itu perlu adanya kiat-kiat bagi pemerintah daerah dalam meningkatkan potensi masyarakat dalam pengelolaan sumber-sumber pendapatan masyarakat. Meningkatnya pendapatan masyarakat jelas mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan sekaligus menambah Pendapatan Asli Daerah. Peningkatan Pendapatan Asli Daerah tentunya tidak terlepas dari kemampuan pemerintah dalam membina masyarakat dan unsur swasta dalam mewujudkan berbagai bidang usaha, untuk selanjutnya dapat memberikan masukan terhadap daerah.
Berdasarkan pandangan tersebut, menurut penulis bahwa Pendapatan Asli Daerah merupakan keseluruhan modal dan aset yang dimiliki oleh setiap daerah yang dimanfaatkan untuk membiayai kegiatan pemerintah baik dalam kegiatan
pemerintahan maupun pembangunan yang kesemuanya itu berguna untuk kepentingan masyarakat.
Pemerintah daerah dapat berjalan dikarenakan adanya dukungan berbagai faktor sumber daya yang mampu menggerakkan roda organisasi pemerintahan dalam rangka pencapaian tujuan. Otonomi daerah membawa konsekuensi bagi daerah, bahwa daerah harus mampu menggali dan mengembangkan potensi ekonomi secara optimal sebagai prioritas utama. Masalah kemampuan keuangan daerah merupakan masalah utama bagi banyak daerah-daerah dalam melaksanakan otonomi daerah, karena luasnya kewenangan yang diemban oleh pemerintah daerah. Dan perwujudannya sangat tergantung kepada Pendapatan Asli Daerah sebagaimana yang diuraikan sebelumnya tentang sumber-sumber keuangan daerah.
Untuk dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dengan sebaik- baiknya, ada beberapa faktor/syarat yang perlu mendapat perhatian. Iglesias (1976) dalam
1. Sumber daya. Termasuk manusia (seperti program personil) dan juga bukan manusia (misalnya pendanaan, peralatan dan perlengkapan fisik, serta material lainnya)
tesis Ahmad Raja Nasution menyebutkan faktor-faktor tersebut adalah:
2. Struktur. Mengetahui secara pasti peran dan hubungan organisasi secara seimbang dalam program relevan dan juga resep formal atau informal melalui kesepakatan yang dibuat.
3. Teknologi. Pada umumnya menunjukkan pentingnya pengetahuan dan perilaku untuk menjalankan organisasi secara lebih khusus untuk kewajiban pengetahuan dan pela tihan-pelatihan untuk pentingnya program tersebut.
4. Dukungan. Menunjukkan keseluruhan jarak pasti atau peran dan perilaku potensial dari individu atau kelompok-kelompok yang cenderung mempromosikan pencapaian tujuan organisasi secara pasti. 5. Kepemimpinan. Merupakan faktor yang dominan dalam pengertian
kemampuan untuk merubah dan memodifikasi kritikan.