• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Input-Output 1.Analisis Keterkaitan 1.Analisis Keterkaitan

Konsep keterkaitan ini dapat digunakan sebagai dasar perumusan strategi pembangunan ekonomi dengan melihat keterkaitan antar sektor dalam suatu sistem perekonomian. Konsep keterkaitan yang biasa dirumuskan meliputi keterkaitan ke belakang (backward linkage) yang menunjukkan hubungan keterkaitan antarindustri/sektor dalam pembelian terhadap total pembelian input yang digunakan untuk proses produksi dan keterkaitan ke depan (forward linkage) yang menunjukkan hubungan keterkaitan antarindustri/sektor dalam penjualan terhadap total penjualan output yang dihasilkannya. Keterkaitan langsung antar sektor perekonomian dalam pembelian dan penjualan input antara ditunjukkan oleh koefisien langsung, sedangkan keterkaitan langsung dan tidak langsung ditunjukkan oleh matriks Kebalikan Leontief.

2.4.2. Analisis Dampak Penyebaran

Analisis dampak penyebaran terdiri dari koefisien penyebaran yang berguna untuk mengetahui distribusi manfaat dari pengembangan suatu sektor

terhadap perkembangan sektor lainnya, sedangkan kepekaan penyebaran berguna untuk mengetahui tingkat kepekaan suatu sektor terhadap sektor lainnya melalui mekanisme pasar output.

2.4.2.1. Koefisien Penyebaran

Analisis ini berguna untuk mengetahui distribusi manfaat dari pengembangan suatu sektor terhadap perkembangan sektor-sektor lainnya melalui mekanisme transaksi pasar input. Konsep ini sering diartikan sebagai kemampuan suatu sektor untuk meningkatkan pertumbuhan industri hulunya.

2.4.2.2. Kepekaan Penyebaran

Analisis ini berguna untuk mengetahui tingkat kepekaan suatu sektor terhadap sektor-sektor lainnya melalui mekanisme pasar output. Konsep ini sering juga diartikan sebagai kemampuan suatu sektor untuk mendorong pertumbuhan produksi sektor-sektor lain yang memakai input dari sektor ini.

2.4.3. Analisis Multiplier

Analisis multiplier merupakan suatu analisis untuk melihat apa yang terjadi terhadap variabel-variabel endogen, yaitu output sektoral, apabila terjadi perubahan variabel-variabel eksogen, seperti permintaan akhir dalam perekonomian. Terdapat dua variabel utama dalam analisis multiplier ini, yaitu output sektor-sektor produksi dan pendapatan rumah tangga (household income). Oleh karena itu dalam analisis ini dikenal multiplier output dan multiplier pendapatan.

2.4.4. Multiplier Tipe I dan II

Multiplier Tipe I dan II dipergunakan untuk mengukur efek dari output dan pendapatan masing-masing sektor perekonomian yang disebabkan karena adanya perubahan dalam jumlah output dan pendapatan yang ada di suatu wilayah. Analisis tipe I merupakan model terbuka, yang mana faktor rumah tangga dijadikan sebagai faktor eksogen, sedangkan analisis tipe II merupakan model tertutup, yang mana faktor rumah tangga sebagai faktor endogen.

2.5. Konsep dan Definisi 2.5.1. Output

Output merupakan nilai produksi barang dan jasa (penerimaan penjualan) yang dihasilkan oleh seluruh sektor ekonomi pada suatu wilayah dalam negeri (domestik) tanpa membedakan asal usul pelaku produksinya. Untuk menghindari perhitungan ganda maka output harus dinilai atas harga produsen, yaitu harga yang sesungguhnya diterima oleh produsen.

2.5.2. Input Antara

Input antara adalah transaksi yang terjadi antar sektor yang berperan sebagai konsumen dan produsen. Input antara mencakup penggunaan berbagai barang dan jasa oleh suatu sektor dalam kegiatan produksi. Barang dan jasa tersebut dapat berasal dari sektor-sektor lain, dan juga produksi sendiri . Barang-barang yang digunakan sebagai input antara biasanya habis sekali pakai, seperti

2.5.3. Input Primer

Input primer atau lebih dikenal dengan nilai tambah merupakan balas jasa yang diberikan kepada faktor-faktor produksi yang berperan dalam proses produksi. Balas jasa tersebut terdiri dari upah dan gaji, surplus usaha, penyusutan, dan pajak tidak langsung.

a) Upah dan Gaji

Upah dan gaji merupakan balas jasa yang diberikan kepada buruh atau karyawan, baik dalam bentuk uang maupun barang yang termasuk ke dalam upah dan gaji, semua tunjangan, dan bon uang lembur yang diberikan kepada pekerja. Semua pendapatan pekerja tersebut masih dalam bentuk bruto atau sebelum dipotong pajak penghasilan.

b) Surplus Usaha

Surplus usaha adalah balas jasa kewiraswastaan dan pendapatan atas pemilikan modal surplus usaha mencakup sewa properti, bunga netto, dan keuntungan perusahaan. Keuntungan perusahaan masih dalam bentuk bruto, yaitu sebelum dibagikan kepada pemilik saham berupa deviden dan sebelum dipotong pajak perseroan.

c) Penyusutan

Penyusutan merupakan nilai penyisihan keuntungan untuk akumulasi penggantian barang modal yang habis dipakai. Sedangkan pajak tidak langsung merupakan pajak yang dikenakan pemerintah setiap transaksi penjualan yang dilakukan oleh perusahaan seperti pajak penambahan nilai.

2.5.4. Permintaan Akhir dan Impor

Permintaan akhir merupakan permintaan atas barang dan jasa untuk keperluan konsumsi, bukan untuk keperluan produksi. Dalam tabel I-O, permintaan akhir mencakup pengeluaran konsumsi rumah tangga, pengeluaran konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap bruto, perubahan stok, ekspor dan impor.

a) Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga

Pada pengeluaran konsumsi rumah tangga diberikan kode klasifikasi 301. Pengeluaran konsumsi rumah tangga adalah pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta yang tidak mencari untung (privat non profit institutions) selama satu tahun. Pengeluaran tersebut meliputi konsumsi barang dan jasa baik yang diperoleh dari pihak lain maupun yang dihasilkan sendiri dikurangi netto penjualan barang bekas dan sisa.

b) Pengeluaran Konsumsi Pemerintah

Pengeluaran konsumsi pemerintah diberi kode klasifikasi 302 yang mencakup pengeluaran pemerintah pusat dan daerah termasuk semua pengeluaran oleh pemerintah yang bersifat rutin, termasuk pembayaran gaji pegawai. Sedangkan pengeluaran pembangunan untuk pengadaan sarana dan berbagai barang modal, termasuk dalam pembentukan modal lainnya.

c) Pembentukan Modal Tetap Bruto

Pembentukan modal tetap bruto diberikan kode klasifikasi 303 yang mencakup semua pengeluaran untuk pengadaan barang modal baru, baik dilakukan dari dalam negeri maupun luar negeri dan barang modal bekas luar

negeri. Barang modal dapat terdiri dari bangunan kontruksi, mesin dan peralatan, kendaraan dan angkutan serta barang modal lainnya.

d) Perubahan Stok . Perubahan stok diberikan kode klasifikasi 304 merupakan pembentukan modal tidak tetap yang diperoleh dari selisih antara stok akhir dan stok awal periode perhitungannya. Stok biasanya dipegang oleh produsen merupakan hasil produksi yang belum sempat dijual dan oleh konsumen sebagai bahan-bahan yang belum sempat digunakan.

e) Ekspor dan Impor . Ekspor dan impor yang diberi kode klasifikasi 305 dan 409 merupakan kegiatan atau transaksi barang dan jasa antara penduduk suatu wilayah dengan penduduk di luar wilayah, baik penduduk provinsi maupun luar negeri. Perbandingan ekspor dan impor baik keseluruhan maupun untuk setiap kelompok komoditas menunjukan terjadinya surplus atau defisit perdagangan regional. 2.5.5. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

PDRB merupakan penjumlahan nilai tambah barang dan jasa yang dihasilkan oleh faktor-faktor produksi dalam suatu wilayah. PDRB sebagai gambaran nyata hasil berbagai aktifitas pelaku ekonomi dalam memproduksi barang dan jasa.

Dokumen terkait