• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis peranan sektor agroindustri dan dampak investasinya terhadap perekonomian kabupaten Ciamis (analisis input-output)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis peranan sektor agroindustri dan dampak investasinya terhadap perekonomian kabupaten Ciamis (analisis input-output)"

Copied!
123
0
0

Teks penuh

(1)

OLEH

PRAYOGA NOER IMAN H14070087

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

(2)

RINGKASAN

PRAYOGA NOER IMAN. Analisis Peranan Sektor Agroindustri dan Dampak Investasinya Terhadap Perekonomian Kabupaten Ciamis (Analisis Input-Output) (dibimbing oleh DEWI ULFAH WARDANI).

Sektor agroindustri merupakan sektor yang dapat memberikan insentif pada perekonomian Kabupaten Ciamis yang berbasiskan pertanian. Di dalam pelaksanaannya, sektor agroindustri dapat mencapai beberapa tujuan, yaitu menarik dan mendorong munculnya industri baru di sektor pertanian, menciptakan nilai tambah, meningkatkan lapangan pekerjaan, dan memperbaiki pembagian pendapatan masyarakat.

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah (1) Menganalisis peranan dan keterkaitan sektor agroindustri dengan sektor-sektor lainnya di Kabupaten Ciamis, (2) Menganalisis berapa besar dampak penyebaran sektor agroindustri di Kabupaten Ciamis, (3) Menganalisis berapa besar dampak ekonomi yang ditimbulkan oleh sektor agroindustri, ditinjau berdasarkan multiplier terhadap output dan pendapatan, (4) Menganalisis besarnya dampak yang ditimbulkan dari investasi sektor agroindustri terhadap sektor-sektor lainnya dalam perekonomian Kabupaten Ciamis.

Penelitian ini menggunakan dua metode analisis yakni analisis deskriptif dan analisis Input-Output (I-O). Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu Tabel Input-Output Kabupaten Ciamis Tahun 2008 klasifikasi 28 sektor yang diagregasi menjadi 10 dan 13 sektor. Pengolahan data dengan menggunakan bantuan software I-O Analysis for Practitioners dan Microsoft Excell 2007.

Hasil penelitian memperlihatkan kontribusi sektor agroindustri dalam perekonomian Kabupaten Ciamis terhadap pembentukan permintaan total, permintaan akhir, dan output sektoral menempati urutan ketiga dari kesepuluh sektor. Permintaan antara sektor agroindustri menempati urutan keempat dan untuk konsumsi rumah tangga adalah yang terbesar dibanding sektor-sektor lainnya. Dalam hal pembentukan nilai tambah dan struktur investasi menempati urutan keenam, serta untuk ekspor netto menempati urutan kesembilan.

Dilihat dari analisis keterkaitan langsung maupun langsung dan tidak langsung ke depan, sektor agroindustri menempati urutan kelima dan kedelapan. Sedangkan dari hasil analisis keterkaitan langsung maupun langsung dan tidak langsung ke belakang, sektor agroindustri menempati urutan keenam dan ketujuh. Meskipun demikian, sektor agroindustri menyerap sebagian besar input yang berasal dari sektor pertanian dan agroindustri lebih dari 70 persen dan sektor pertanian juga mendominasi penggunaan output dari sektor agroindustri sekitar 32,18 persen. Kondisi ini menunjukkan bahwa sektor agroindustri di Kabupaten Ciamis memiliki kemampuan yang tinggi dalam hal perkembangan sektor pertanian dan agroindustri itu sendiri.

(3)

kepekaan penyebaran. Hal ini dapat disimpulkan bahwa sektor agroindustri lebih mampu meningkatkan sektor hulunya daripada sektor hilirnya.

Sesuai dengan hasil analisis multiplier pada Tabel I-O menunjukkan bahwa sektor agroindustri baik untuk tipe I dan tipe II pada multiplier output menempati urutan ketujuh dan multiplier pendapatan urutan kedua. Sedangkan sektor pertanian untuk multiplier output tipe I dan tipe II pada urutan kedelapan, dan multiplier pendapatan urutan kesembilan untuk tipe I dan kedelapan untuk tipe II.

Sesuai dengan hasil analisis deskriptif dapat dilihat dari sisi perkembangan pertumbuhan ekonomi per sektor selama kurun waktu lima tahun terakhir tahun 2006 hingga 2010 sektor agroindustri mengalami pertumbuhan yang cenderung berfluktuatif dari tahun ke tahun. Pada tahun 2006, pertumbuhan ekonomi mencapai 5,02 persen, terus melambat menjadi 4,99 persen di tahun 2006, dalam rentang tahun 2007 dan 2008 mengalami tumbuh menjadi 5,08 persen di tahun 2007 dan 7,23 persen tahun 2009. Sedangkan pada tahun 2010 capaian kinerja pertumbuhan ekonomi sedikit mengalami perlambatan menjadi sebesar 6,56 persen.

Nilai investasi untuk simulasi dalam penelitian ini menggunakan investasi sektor agroindustri selama Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2009-2014 untuk investasi PMA, PMDN, dan Pemda. Jumlah investasi agroindustri tersebut sebesar Rp 93.944 juta yang dengan hasil simulasi akan meningkatkan output total sebesar Rp 144.685 triliun dan PDRB sebesar Rp 10.650 triliun atau sekitar 21 persen dari total PDRB yang diproyeksi.

(4)

Oleh

PRAYOGA NOER IMAN H14070087

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

(5)

NIM : H14070087

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Ir. Dewi Ulfah Wardani, M.Si. NIP. 1962 0527 199002 2 001

Mengetahui,

Ketua Departemen Ilmu Ekonomi

(6)

BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIGUNAKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Bogor, Juni 2011

(7)

1989 di Ciamis, Jawa Barat. Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara, dari pasangan Syahidil Moestofa dan Undayah. Penulis menamatkan pendidikan sekolah di SD Banjar XI pada tahun 2001, kemudian penulis melanjutkan pendidikan ke SMP Negeri 1 Pataruman dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun 2004 penulis melanjutkan pendidikan ke SMA Negeri 1 Banjar, Jawa Barat, dan lulus pada tahun 2007.

(8)

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Analisis Peranan Sektor Agroindustri dan Dampak Investasinya Terhadap Perekonomian Kabupaten Ciamis (Analisis Input-Output)”. Penulisan skripsi ini mendapat inspirasi dari fakta bahwa sektor agroindustri mempunyai peran dalam perekonomian Kabupaten Ciamis karena karakteristik wilayah Ciamis yang berpotensi pertanian. Sektor ini diharapkan dapat menjadi salah satu sektor unggulan di Kabupaten Ciamis dalam pembangunan perekonomian yang stabil dan berkesinambungan. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.

Skripsi ini dapat terselesaikan berkat semangat, doa, dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ir. Dewi Ulfah Wardani, M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan ilmu dan membimbing penulis dengan sabar dalam proses penyusunan skripsi ini sehingga dapat diselesaikan dengan baik.

2. Dr. Ir. Wiwiek Rindayati, M.Si. dan Fifi Diana Thamrin, M.Si. selaku dosen penguji dan komisi pendidikan, yang telah memberikan kritikan, saran-saran, dan ilmu yang bermanfaat dalam penyempurnaan skripsi ini.

3. Kedua orang tua penulis, ayahanda Syahidil Moestofa dan ibunda Undayah atas kasih sayang, doa, pengorbanan, dan dukungan yang sangat berarti bagi penulis sejak menjalani perkuliahan hingga penyelesaian skripsi ini.

(9)

6. Sahabat-sahabat penulis: The All Size, mahasiswa-mahasiswi IE 44, PMGC (Paguyuban Mahasiswa Galuh Ciamis), teman sekosan serta seluruh teman seperjuangan yang telah memberikan semangat bagi penulis.

7. Seluruh pihak dan instansi yang telah membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak

kekurangan, sebagaimana peribahasa mengatakan “Tak ada gading yang tak rusak”. Dengan segala kerendahan hati, penulis meminta maaf dan mengharapkan

kritik dan saran yang dapat membangun bagi perbaikan penulis.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi semua pihak yang membutuhkan umumnya.

Wassalamu’alaikum wr.wb.

Bogor, Juni 2011

(10)

DAFTAR LAMPIRAN...vii

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 5

1.4. Manfaat Penelitian ... 5

1.5. Ruang Lingkup Penelitian ... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1. Definisi Agroindustri ... 7

2.2. Keterkaitan Antara Sektor Pertanian dengan Agroindustri ... 8

2.3. Kerangka Teoritis ... 10

2.3.1. Model Input-Output ... 10

2.3.2. Kerangka Dasar Tabel Input-Output ... 12

2.4. Analisis Input-Output ... 15

2.4.1. Analisis Keterkaitan ... 15

2.4.2. Analisis Dampak Penyebaran ... 15

2.4.2.1. Koefisien Penyebaran ... 16

2.4.2.2. Kepekaan Penyebaran ... 16

2.4.3. Analisis Multiplier ... 16

2.4.4. Multiplier Tipe I dan II ... 17

2.5. Konsep dan Definisi ... 17

2.5.1. Output ... 17

2.5.2. Input Antara ... 17

2.5.3. Input Primer ... 18

2.5.4. Permintaan Akhir dan Impor ... 19

2.5.5. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ... 20

(11)

2.7. Kerangka Pemikiran Operasional ... 23

III. METODOLOGI PENELITIAN ... 26

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 26

3.2. Jenis dan Sumber Data ... 26

3.3. Metode Analisis ... 27

3.3.1. Koefisien Input ... 27

3.3.2. Analisis Keterkaitan ... 29

3.3.2.1. Keterkaitan Langsung ke Depan ... 29

3.3.2.2. Keterkaitan Langsung ke Belakang ... 29

3.3.2.3. Keterkaitan Langsung dan tidak Langsung ke Depan ... 30

3.3.2.4. Keterkaitan Langsung dan tidak Langsung ke Belakang . 30 3.3.3. Analasis Dampak Penyebaran ... 31

3.3.3.1. Koefisien Penyebaran ... 31

3.3.3.2. Kepekaan Penyebaran ... 32

3.3.4. Analisis Multiplier ... 32

3.3.5. Analisis Dampak Investasi Sektor Agroindustri ... 33

IV.GAMBARAN UMUM WILAYAH ... 35

4.1. Gambaran Umum Perekonomian Kabupaten Ciamis ... 35

4.2. Karakteristik Sektor Pertanian Kabupaten Ciamis ... 36

4.3. Karakteristik Sektor Industri Pengolahan Kabupaten Ciamis ... 37

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 41

5.1. Peranan Sektor Agroindustri terhadap Perekonomian Kabupaten Ciamis 41 5.1.1. Struktur Permintaan ... 41

5.1.2. Struktur Konsumsi Rumah Tangga dan Konsumsi Pemerintah .... 43

5.1.3. Struktur Investasi ... 43

5.1.4. Struktur Ekspor dan Impor ... 45

5.1.5. Struktur Nilai Tambah Bruto ... 46

5.1.6. Struktur Output Sektoral... 47

5.2. Analisis Keterkaitan ... 48

5.2.1. Keterkaitan ke Depan ... 49

(12)

5.3. Analisis Dampak Penyebaran ... 53

5.3.1. Koefisien Penyebaran ... 54

5.3.2. Kepekaan Penyebaran ... 56

5.4. Analisis Multiplier ... 56

5.4.1. Multiplier Output ... 57

5.4.2. Multiplier Pendapatan ... 59

5.4.3. Analisis Penetapan Sektor Prioritas ... 61

5.5. Kondisi Investasi Sektor Agroindustri ... 62

5.6. Dampak Investasi Sektor Agroindustri ... 65

6.7. Strategi Pengembangan Agroindustri ... 67

VI. KESIMPULAN DAN SARAN ... 71

6.1. Kesimpulan ... 71

6.2. Saran ... 73

DAFTAR PUSTAKA ... 76

(13)

DAFTAR TABEL

4.1. Produk Komoditi Unggulan Tanaman Pangan Tahun 2004-2008 .. 37

5.1. Struktur Permintaan Antara dan Permintaan Akhir Sektor-Sektor Perekonomian Kabupaten Ciamis Tahun 2008 (Juta Rupiah) …... 42

5.2. Struktur Konsumsi Rumah Tangga dan Konsumsi Pemerintah Sektor-Sektor Perekonomian Kabupaten Ciamis Tahun 2008 (Juta Rupiah)……...…...……....……….………… 43

5.3. Struktur Pembentukan Modal Tetap Bruto, Perubahan Stok, dan Investasi Sektor-Sektor Perekonomian Kabupaten Ciamis Tahun 2008 (Juta Rupiah) ...………....………. 45

5.4. Struktur Ekspor dan Impor Sektor-Sektor Perekonomian Kabupaten Ciamis Tahun 2008 (Juta Rupiah) ………...…….. 46

5.5. Struktur Nilai Tambah Bruto Sektor-Sektor Perekonomian Kabupaten Ciamis Tahun 2008 (Juta Rupiah) ……..………... 47

5.6. Struktur Output Sektoral Perekonomian Kabupaten Ciamis Tahun 2008 (Juta Rupiah) ……...…...………...….. 48

5.7. Keterkaitan Output ke Depan dan ke Belakang Sektor-Sektor Perekonomian Kabupaten Ciamis Tahun 2008………... 50

5.8. Keterkaitan Output ke Depan dan ke Belakang Subsektor Agroindustri Kabupaten Ciamis Tahun 2008 ………....…….. 51

5.9. Koefisien dan Kepekaan Penyebaran Sektor-Sektor Perekonomian Kabupaten Ciamis Tahun 2008 ……….…... 54

5.10. Koefisien dan Kepekaan Penyebaran Subsektor Agroindustri Kabupaten Ciamis Tahun 2008 …………....………….…………... 55

5.11. Multiplier Output dan Pendapatan Sektor-Sektor Perekonomian Kabupaten Ciamis Tahun 2008 ....…………...………..…... 57

5.12. Multiplier Output dan Pendapatan Subsektor Agroindustri Kabupaten Ciamis Tahun 2008 ………....………...…. 58

(14)

5.14. Nilai Investasi Dalam Negeri (PMDN), Investasi Asing (PMA) dan Investasi Pemerintah Daerah (Pemda) Sektor

Agroindustri dalam Perekonomian Kabupaten Ciamis ………. 64 5.15. Dampak Investasi Sektor Agroindustri Terhadap Output dan

(15)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Ciamis Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000, Menurut Lapangan

Usaha Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah) ………...………... 79

2. Keterangan Kode Sektor Tabel Input-Output Kabupaten Ciamis Tahun 2008 ………... 80

3. Tabel Input-Output Kabupaten Ciamis Tahun 2008, Transaksi Total Atas Dasar Harga Konstan Klasifikasi 13 Sektor (Juta Rupiah) . ……….……...…... 81

4. Tabel Input-Output Kabupaten Ciamis Tahun 2008, Transaksi Total Atas Dasar Harga Produsen Klasifikasi 10 Sektor (Juta Rupiah) . ………...… 84

5. Struktur Permintaan Antara dan Permintaan Akhir Subsektor Agroindustri Kabupaten Ciamis Tahun 2008 (Juta Rupiah) …... 86

6. Struktur Konsumsi Rumah Tangga dan Konsumsi Pemerintah Subsektor Agroindustri Kabupaten Ciamis Tahun 2008 (Juta Rupiah) ………... 86

7. Struktur Pembentukan Modal Tetap Bruto, Perubahan Stok dan Investasi Subsektor Agroindustri Kabupaten Ciamis Tahun 2008 (Juta Rupiah) ………..………...…….……... 87

8. Struktur Ekspor dan Impor Subsektor Agroindustri Kabupaten Ciamis Tahun 2008 (Juta Rupiah) ………...…...….. 87

9. Struktur Nilai Tambah Bruto Subsektor Agroindustri Kabupaten Ciamis Tahun 2008 (Juta Rupiah) ………....….. 88

10. Struktur Output Subsektor Agroindustri Kabupaten Ciamis Tahun 2008 (Juta Rupiah) ………..….. 88

11. Matriks Koefisien Teknis Klasifikasi 13 Sektor …….……...….. 89

12. Matriks Koefisien Teknis Klasifikasi 10 Sektor ………...…….. 90

13. Matriks Kebalikan Leontief Terbuka Klasifikasi 13 Sektor …...….. 91

14. Matriks Kebalikan Leontief Terbuka Klasifikasi 10 Sektor …...….. 92

15. Forward Open Total Requirements Klasifikasi 13 Sektor ...….. 93

16. Backward Open Total Requirements Klasifikasi 13 Sektor …... 94

17. Forward Open Total Requirements Klasifikasi 10 Sektor ..…... 95

(17)

19. Multiplier Output Klasifikasi 13 Sektor …....……....………….…... 97 20. Multiplier Pendapatan Klasifikasi 13 Sektor ………... 98 21. Multiplier Output Klasifikasi 10 Sektor ………...… 99 22. Multiplier Pendapatan Klasifikasi 10 Sektor ………..….. 100 23. Banyaknya Proyek dan Nilai Investasi PMA yang disetujui

Menurut Sektor di Kabupaten Ciamis Tahun 2009-2010 …...…... 101 24. Banyaknya Proyek dan Nilai Investasi PMDN yang disetujui

Menurut Sektor di Kabupaten Ciamis Tahun 2009-2010 …... 102 25. Realisasi dan Proyeksi Produk Domestik Regional

Bruto Kabupaten Ciamis Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000, Menurut Lapangan Usaha Tahun 2006-2010

(Juta Rupiah) ………...………...… 103 26. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Ciamis ………...….. 104 27. Dampak Pembentukan Output dan PDRB, Sebelum dan

(18)

Kabupaten Ciamis merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Barat yang kaya akan potensi alam yang mendukung dalam kegiatan pertanian, seperti tanah yang subur dan biota alam yang melimpah. Keberadaan sektor pertanian di Kabupaten Ciamis menjadi sektor yang paling potensial bagi perekonomian dengan ditunjukkannya data dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah bahwa berdasarkan data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Ciamis sepanjang tahun 2006-2010 dengan dirata-ratakan, memperlihatkan bahwa kontribusi terbesar dalam pembentukan perekonomian dipegang oleh sektor pertanian dengan nilai sebesar 31,32 persen dari PDRB Kabupaten Ciamis, kemudian urutan kedua diikuti oleh sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 25,50 persen, dan untuk sektor industri pengolahan menempati urutan

kelima dengan kontribusi sebesar 6,95 persen (Lampiran 1.). Kegiatan di sektor pertanian sangat berpeluang dalam peningkatan

(19)

diperlukannya suatu integrasi antara sektor pertanian dengan sektor industri pengolahan yaitu melalui agroindustri.

Soekartawi (2005) menjelaskan bahwa pembangunan agroindustri sebagai salah satu lanjutan dari pembangunan pertanian. Strategi pembangunan pertanian yang berwawasan agroindustri merupakan suatu upaya yang sangat penting untuk mencapai beberapa tujuan, yaitu menarik dan mendorong munculnya industri baru di sektor pertanian, menciptakan struktur perekonomian yang tangguh, efisien, dan fleksibel, menciptakan nilai tambah, meningkatkan lapangan pekerjaan, dan memperbaiki pembagian pendapatan masyarakat.

Agroindustri sebagai strategi industrialisasi yang dapat memberikan insentif pada perekonomian suatu wilayah yang berbasis pertanian, karena hal ini dapat menjadikan motor penggerak pembangunan pertanian dalam kegiatan pembangunan daerah secara berkesinambungan. Sektor pertanian menjadi salah satu faktor terpenting dalam agroindustri, karena sektor agroindustri memiliki keterkaitan ke belakang dengan berbagai input pertanian dan keterkaitan ke depan dengan berbagai industri pengolah hasil pertanian. Sehingga semakin berkembangnya agoindustri menyebabkan semakin berperannya sektor pertanian.

(20)

adanya investasi sektor agroindustri, diharapkan dapat membantu memecahkan masalah pengangguran yang dihadapi oleh Kabupaten Ciamis.

Pernyataan-pernyataan inilah yang menjadikan dasar dari adanya penelitian tentang “Analisis Peranan Sektor Agroindustri dan Dampak Investasinya Terhadap Perekonomian

Kabupaten Ciamis”.

1.2. Perumusan Masalah

Pada awalnya Indonesia adalah negara pertanian yang pada saat ini terus berkembang menjadi negara dengan sektor industri pengolahan sebagai sektor yang mendominasi perekonomian, hal ini dibuktikan dengan data rataan Produk Domestik Bruto untuk sektor industri pengolahan tahun 2005-2009 sebesar 27,25 persen. Kondisi ini menjadi sesuatu hal yang penting, karena dengan adanya strategi industrialisasi yaitu melalui agroindustri dapat memberikan insentif terhadap perekonomian yang berbasiskan pertanian. Adanya agroindustri dapat memberikan nilai tambah dalam komoditi hasil pertanian dan juga dapat memicu bagi percepatan pertumbuhan perekonomian di Indonesia. Hal ini seharusnya diikuti oleh daerah-daerah provinsi maupun kabupaten yang karakteristik wilayahnya berbasis pertanian, dimana pemerintah setempat merubah struktur ekonominya menjadi mengandalkan sektor industri pengolahan.

(21)

perlu di dorong untuk lebih mengembangkan industri pengolahan. Hal inilah yang menjadi masalah untuk mengembangkan kondisi ekonomi di Kabupaten Ciamis, dimana pemerintah harus mendorong pertumbuhan agroindustri. Terlebih apabila dilihat dari nilai investasi, pada tahun 2008 tidak terdapat investasi PMA/PMDN pada agroindustri, hanya investasi dari pemda. Pembahasan masalah ini juga untuk membantu tercapainya visi pembangunan Kabupaten Ciamis tahun

2009-2014 yakni “Dengan Iman dan Taqwa Ciamis MANTAP (Maju, Aman, Nyaman,

Tentram, Aktif, dan Produktif) Sejahtera Tahun 2014” dengan memberikan prioritas terhadap pembangunan ekonomi yang berbasis agribisnis (agroindustri) dan pariwisata sehingga menjadi penggerak perekonomian daerah dan masyarakat. Visi pembangunan sektor agroindustri sangat cocok untuk Kabupaten Ciamis karena sebagian besar karakteristik wilayahnya berbasiskan pertanian. Dengan demikian diperlukan adanya analisa lebih lanjut mengenai peranan sektor agroindustri dan dampak investasinya terhadap perekonomian.

Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat diambil suatu permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini. Permasalahan tersebut diantaranya :

1. Bagaimanakah peranan dan keterkaitan sektor agroindustri dengan sektor-sektor lainnya di Kabupaten Ciamis?

2. Berapa besar dampak penyebaran sektor agroindustri di Kabupaten Ciamis? 3. Berapa besar dampak ekonomi yang ditimbulkan oleh sektor agroindustri,

ditinjau berdasarkan multiplier terhadap output dan pendapatan?

(22)

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang dan permasalahan, maka ada beberapa hal yang menjadi tujuan dari penelitian ini, diantaranya :

1. Menganalisis peranan dan keterkaitan sektor agroindustri dengan sektor-sektor lainnya di Kabupaten Ciamis.

2. Menganalisis berapa besar dampak penyebaran sektor agroindustri di Kabupaten Ciamis.

3. Menganalisis berapa besar dampak ekonomi yang ditimbulkan oleh sektor agroindustri, ditinjau berdasarkan multiplier terhadap output dan pendapatan.

4. Menganalisis besarnya dampak yang ditimbulkan dari investasi sektor agroindustri terhadap sektor-sektor lainnya dalam perekonomian Kabupaten Ciamis.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak diantaranya :

1. Bagi masyarakat, untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam terhadap peranan sektor agroindustri dalam perekonomian Kabupaten Ciamis.

(23)

3. Bagi peneliti dapat dijadikan sebagai tambahan referensi dalam melakukan penelitian lebih lanjut.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini mengenai peranan dan dampak investasi sektor agroindustri tehadap perekonomian Kabupaten Ciamis dengan menggunakan data dari Tabel Input-Output Kabupaten Ciamis tahun 2008. Hasil analisis perhitungan penelitian dengan menggunakan software aplikasi I-O Analysis for Practitioners dan Microsoft Excell 2007. Tabel Output yang digunakan adalah Tabel Input-Output Tahun 2008 berdasarkan transaksi total atas dasar harga produsen.

(24)

Menurut Saragih (2010) sektor agroindustri adalah industri yang memiliki keterkaitan ekonomi (baik langsung maupun tidak langsung) yang kuat dengan komoditas pertanian. Keterkaitan langsung mencakup hubungan komoditas pertanian sebagai bahan baku (input) bagi kegiatan agroindustri maupun kegiatan pemasaran dan perdagangan yang memasarkan produk akhir agroindustri. Sedangkan keterkaitan tidak langsung, berupa kegiatan ekonomi lain yang menyediakan bahan baku (input) di luar komoditas pertanian, seperti bahan kimia, bahan kemasan, dan lain-lain, beserta kegiatan ekonomi yang memasarkan dan memperdagangkannya. Agroindustri sebagai salah satu subsistem dalam sistem agribisinis yang terutama memiliki potensi besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, meningkatkan pendapatan masyarakat, menyerap tenaga kerja, meningkatkan pemerataan pembangunan dan juga mempercepat pembangunan daerah. Hal ini dikarenakan oleh beberapa hal, yaitu : (1) agroindustri memiliki potensi dapat menarik pertumbuhan perekonomian secara total karena memiliki pangsa pasar yang besar dalam perekonomian secara keseluruhan; (2) mampu menarik pertumbuhan sektor lainnya; (3) keragaan dan performanya berbasis sumberdaya domestik sehingga efektif dalam membangun daerah serta kuat dan fleksibel terhadap guncangan eksternal.

(25)

(berkaitan dengan hukum alam), yang pengendaliannya sangat sulit dijamin, dibandingkan dengan bisnis nonpertanian. Namun demikian, dengan manajemen profesional, kelangkaan dapat diatasi. Berbagai inovasi dalam mengonversi komoditas menjadi produk menjadikan agroindustri sebagai salah satu sektor penting bagi kehidupan manusia, hal ini karena hanya sektor agroindustri yang mampu secara simultan menghasilkan pangan, papan (bahan bangunan), pakaian (lignoselulosa, wool, dan kulit hewan) dan energi.

Krisnamurthi, et al. (2010) menjelaskan bahwa salah satu alternatif strategi industrialisasi yaitu dengan pengembangan agroindustri. Sektor ini dapat dijadikan sebagai salah satu sektor yang memimpin atau a leading sector dalam pembangunan ekonomi suatu daerah, karena sektor agroindustri paling efektif berperan sebagai motor penggerak dalam pembangunan daerah secara berkesinambungan (sustainability). Dalam perkembangannya kemudian, agroindustri yang bersistem agribisnis ini akan menjadi suatu paradigma baru dalam pembangunan berbasis pertanian. Pembangunan sistem dan usaha agribisnis termasuk pertanian di dalamnya, memiliki posisi tetap dan peranan yang sangat strategis dan mendasar dalam pembangunan ekonomi nasional karena hamparan wilayah Indonesia yang berbasiskan pertanian.

2.2. Keterkaitan Antara Sektor Pertanian dengan Agroindustri

(26)

kontribusi sektor pertanian tahun 2006-2010 sebesar 31,32 persen dari total Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Suatu sektor mempunyai kontribusi dalam ekonomi bila mampu memberikan kesempatan bagi sektor lain untuk berkembang ataupun bagi kegiatan ekonomi secara keseluruhan. Bila ditinjau dari pembangunan secara luas, sektor pertanian masih sangat perlu untuk mendapatkan prioritas dalam pengembangannya. Pernyataan ini dilatarbelakangi karena besarnya kontribusi sektor pertanian, sehingga dapat diandalkan dalam menopang pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, pendekatan dalam membangun sektor pertanian tidak boleh lagi hanya melihat dari sisi produk primer atau on farm namun harus merupakan satu kesatuan dalam sistem agribisnis. Sehingga tantangan untuk membangun sektor pertanian yang tangguh sangat diperlukan dalam memasuki era globalisasi.

(27)

secara menyeluruh. Agroindustri sebagai down-stream agribusiness sub-system, akan mempunyai hubungan keterkaitan dengan on-farm agribusiness sub-system. Oleh karena itu, dalam pengembangan agroindustri akan dipengaruhi oleh kinerja sub-sistem pertanian primer, lembaga penopang, kebijakan pemerintah dan berbagai perubahan pada faktor eksternal lainnya. Dengan adanya agroindustri maka akan berpengaruh terhadap peningkatan permintaan produk pertanian, baik kuantitas, kualitas, maupun keragamannya. Kemampuan menghasilkan komoditas pertanian dengan karakteristik yang sesuai dengan keinginan konsumen,

merupakan salah satu “sumber kekuatan keunggulan kompetitif”.

2.3. Kerangka Teoritis

2.3.1. Model Input-Output

Leontief dalam Daryanto (2010) menjelaskan bahwa analisis Input-Output merupakan suatu metode yang secara sistematis mengukur hubungan timbal balik diantara beberapa sektor yang terdapat dalam sistem ekonomi yang kompleks. Analisis ini fokus pada hubungan antar sektor di dalam suatu wilayah dan mendasarkan analisisnya terhadap keseimbangan. Model Input-Output juga dianggap sebagai pengembangan penting dari teori keseimbangan umum.

(28)

Dalam BPS (2009), tabel I-O sebagai suatu metode kuantitatif yang memberikan gambaran menyeluruh tentang :

1. Struktur perekonomian negara/wilayah yang mencakup output, input, dan nilai tambah masing-masing sektor.

2. Struktur input antara, yaitu transaksi penggunaan barang dan jasa antar sektor-sektor produksi.

3. Struktur penyediaan barang dan jasa baik berupa produksi dalam negeri maupun barang impor atau yang berasal dari negara/wilayah lain.

4. Struktur permintaan barang dan jasa, baik permintaan oleh berbagai sektor produksi maupun permintaan untuk konsumsi, investasi, dan ekspor. Priyarsono, et al. (2007) menyatakan tentang beberapa kegunaan dari analisis I-O adalah sebagai berikut:

1. Untuk memperkirakan dampak permintaan akhir terhadap output, nilai tambah, impor, penerimaan pajak, dan penyerapan tenaga kerja di berbagai sektor.

2. Untuk melihat komposisi penyediaan dan penggunaan barang dan jasa terutama dalam analisis terhadap kebutuhan impor dan kemungkinan substitusinya.

3. Untuk mengetahui sektor-sektor yang pengaruhnya paling dominan terhadap pertumbuhan ekonomi dan sektor-sektor yang peka terhadap pertumbuhan perekonomian.

(29)

Dalam suatu model Input-Output yang bersifat terbuka statis (static model) menurut Jensen dan West dalam Priyarsono, et al. (2007) bahwa transaksi-transaksi yang digunakan dalam penyusunan tabel I-O diperlukan tiga asumsi atau prinsip dasar, yaitu berikut ini ;

1. Keseragaman (Homogenity), yaitu asumsi dimana hanya dihasilkan secara tunggal, artinya setiap sektor hanya memproduksi satu jenis barang dan jasa dan tidak ada substitusi otomatis terhadap input sektor yang berbeda.

2. Kesebandingan (Proportionality), yaitu asumsi hubungan antara output dan input pada setiap sektor produksi merupakan fungsi linier, artinya kenaikan dan penurunan output suatu sektor sebanding dengan kenaikan dan penurunan input yang digunakan oleh sektor tersebut.

3. Penjumlahan (Additivitas), yaitu total efek dari kegiatan produksi berbagai sektor sebagai penjumlahan dari efek pada kegiatan sektor secara terpisah.

2.3.2. Kerangka Dasar Tabel Input-Output

Tabel Input-Output disajikan dalam bentuk matriks, yaitu sistem penyajian data yang menggunakan dua dimensi yaitu baris dan kolom. Isian sepanjang baris tabel Input-Output menunjukkan pendistribusian dari output yang dihasilkan oleh suatu sektor dalam memenuhi permintaan antara oleh sektor lainnya dan permintaan akhir. Sedangkan isian sepanjang kolom menunjukkan struktur input yang digunakan oleh masing-masing sektor dalam kegiatan produksinya.

(30)

Tabel 2.1. Struktur Kuadran Input-Output

Sumber : BPS Kabupaten Ciamis, 2009

Keterangan : Simbol-simbol di dalam tanda kurung menunjukkan ukuran (ordo) matriks pada kuadran yang bersangkutan. Simbol pertama adalah banyaknya baris dan simbol kedua adalah banyaknya kolom

Berdasarkan contoh Tabel 2.1., empat kuadran yang terdapat dalam Tabel I-O diberi nama yaitu kuadran I, II, III, dan IV. Isi dan pengertian masing-masing kuadran tersebut adalah sebagai berikut :

Pada kuadran I (Intermediate Quadran) merupakan transaksi antara, yaitu transaksi barang dan jasa yang digunakan dalam proses produksi. Kuadran ini memberikan informasi mengenai saling ketergantungan antarsektor produksi dalam suatu perekonomian. Dalam analisis I-O kuadran ini memiliki peranan yang sangat penting karena menunjukkan keterkaitan antarsektor ekonomi dalam melakukan produksinya.

Kuadran II (Final Demand Quadrant) menjelaskan penjualan barang dan jasa yang dihasilkan oleh sektor-sektor perekonomian untuk memenuhi permintaan akhir. Permintaan akhir adalah output suatu sektor yang langsung dipergunakan oleh rumah tangga, pemerintah, pembentukan modal tetap bruto, perubahan stok dan ekspor.

(31)

Tabel 2.2. Ilustrasi Tabel Input-Output

Kuadran ini terdiri dari pendapatan rumah tangga (upah dan gaji), surplus usaha, penyusutan dan pajak tak langsung. Jumlah keseluruhan nilai tambah ini akan menghasilkan produk domestik bruto yang dihasilkan oleh wilayah tersebut.

Kuadran IV (Primary Input-Final Demand Quadrant) merupakan kuadran input primer permintaan akhir yang menunjukkan transaksi langsung antara kuadran input primer dengan permintaan akhir tanpa melalui sistem produksi.

Sumber : BPS Kabupaten Ciamis, 2009

Alokasi

Output Permintaan Antara Permintaan Akhir

(32)

Untuk memperjelas gambaran tentang penyajian tabel Input-Output, maka diberikan ilustrasi tabel Input-Output pada sistem perekonomian. Ilustrasi tabel I-O dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Susunan angka-angka dalam bentuk matriks pada Tabel 2.2. memperlihatkan suatu jalinan yang kait mengait di antara beberapa sektor. Dalam tabel I-O ada suatu patokan yang sangat penting, yaitu jumlah output suatu sektor harus sama dengan jumlah inputnya.

2.4. Analisis Input-Output 2.4.1. Analisis Keterkaitan

Konsep keterkaitan ini dapat digunakan sebagai dasar perumusan strategi pembangunan ekonomi dengan melihat keterkaitan antar sektor dalam suatu sistem perekonomian. Konsep keterkaitan yang biasa dirumuskan meliputi keterkaitan ke belakang (backward linkage) yang menunjukkan hubungan keterkaitan antarindustri/sektor dalam pembelian terhadap total pembelian input yang digunakan untuk proses produksi dan keterkaitan ke depan (forward linkage) yang menunjukkan hubungan keterkaitan antarindustri/sektor dalam penjualan terhadap total penjualan output yang dihasilkannya. Keterkaitan langsung antar sektor perekonomian dalam pembelian dan penjualan input antara ditunjukkan oleh koefisien langsung, sedangkan keterkaitan langsung dan tidak langsung ditunjukkan oleh matriks Kebalikan Leontief.

2.4.2. Analisis Dampak Penyebaran

(33)

terhadap perkembangan sektor lainnya, sedangkan kepekaan penyebaran berguna untuk mengetahui tingkat kepekaan suatu sektor terhadap sektor lainnya melalui mekanisme pasar output.

2.4.2.1. Koefisien Penyebaran

Analisis ini berguna untuk mengetahui distribusi manfaat dari pengembangan suatu sektor terhadap perkembangan sektor-sektor lainnya melalui mekanisme transaksi pasar input. Konsep ini sering diartikan sebagai kemampuan suatu sektor untuk meningkatkan pertumbuhan industri hulunya.

2.4.2.2. Kepekaan Penyebaran

Analisis ini berguna untuk mengetahui tingkat kepekaan suatu sektor terhadap sektor-sektor lainnya melalui mekanisme pasar output. Konsep ini sering juga diartikan sebagai kemampuan suatu sektor untuk mendorong pertumbuhan produksi sektor-sektor lain yang memakai input dari sektor ini.

2.4.3. Analisis Multiplier

(34)

2.4.4. Multiplier Tipe I dan II

Multiplier Tipe I dan II dipergunakan untuk mengukur efek dari output dan pendapatan masing-masing sektor perekonomian yang disebabkan karena adanya perubahan dalam jumlah output dan pendapatan yang ada di suatu wilayah. Analisis tipe I merupakan model terbuka, yang mana faktor rumah tangga dijadikan sebagai faktor eksogen, sedangkan analisis tipe II merupakan model tertutup, yang mana faktor rumah tangga sebagai faktor endogen.

2.5. Konsep dan Definisi 2.5.1. Output

Output merupakan nilai produksi barang dan jasa (penerimaan penjualan) yang dihasilkan oleh seluruh sektor ekonomi pada suatu wilayah dalam negeri (domestik) tanpa membedakan asal usul pelaku produksinya. Untuk menghindari perhitungan ganda maka output harus dinilai atas harga produsen, yaitu harga yang sesungguhnya diterima oleh produsen.

2.5.2. Input Antara

Input antara adalah transaksi yang terjadi antar sektor yang berperan sebagai konsumen dan produsen. Input antara mencakup penggunaan berbagai barang dan jasa oleh suatu sektor dalam kegiatan produksi. Barang dan jasa tersebut dapat berasal dari sektor-sektor lain, dan juga produksi sendiri . Barang-barang yang digunakan sebagai input antara biasanya habis sekali pakai, seperti

(35)

2.5.3. Input Primer

Input primer atau lebih dikenal dengan nilai tambah merupakan balas jasa yang diberikan kepada faktor-faktor produksi yang berperan dalam proses produksi. Balas jasa tersebut terdiri dari upah dan gaji, surplus usaha, penyusutan, dan pajak tidak langsung.

a) Upah dan Gaji

Upah dan gaji merupakan balas jasa yang diberikan kepada buruh atau karyawan, baik dalam bentuk uang maupun barang yang termasuk ke dalam upah dan gaji, semua tunjangan, dan bon uang lembur yang diberikan kepada pekerja. Semua pendapatan pekerja tersebut masih dalam bentuk bruto atau sebelum dipotong pajak penghasilan.

b) Surplus Usaha

Surplus usaha adalah balas jasa kewiraswastaan dan pendapatan atas pemilikan modal surplus usaha mencakup sewa properti, bunga netto, dan keuntungan perusahaan. Keuntungan perusahaan masih dalam bentuk bruto, yaitu sebelum dibagikan kepada pemilik saham berupa deviden dan sebelum dipotong pajak perseroan.

c) Penyusutan

(36)

2.5.4. Permintaan Akhir dan Impor

Permintaan akhir merupakan permintaan atas barang dan jasa untuk keperluan konsumsi, bukan untuk keperluan produksi. Dalam tabel I-O, permintaan akhir mencakup pengeluaran konsumsi rumah tangga, pengeluaran konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap bruto, perubahan stok, ekspor dan impor.

a) Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga

Pada pengeluaran konsumsi rumah tangga diberikan kode klasifikasi 301. Pengeluaran konsumsi rumah tangga adalah pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta yang tidak mencari untung (privat non profit institutions) selama satu tahun. Pengeluaran tersebut meliputi konsumsi barang dan jasa baik yang diperoleh dari pihak lain maupun yang dihasilkan sendiri dikurangi netto penjualan barang bekas dan sisa.

b) Pengeluaran Konsumsi Pemerintah

Pengeluaran konsumsi pemerintah diberi kode klasifikasi 302 yang mencakup pengeluaran pemerintah pusat dan daerah termasuk semua pengeluaran oleh pemerintah yang bersifat rutin, termasuk pembayaran gaji pegawai. Sedangkan pengeluaran pembangunan untuk pengadaan sarana dan berbagai barang modal, termasuk dalam pembentukan modal lainnya.

c) Pembentukan Modal Tetap Bruto

(37)

negeri. Barang modal dapat terdiri dari bangunan kontruksi, mesin dan peralatan, kendaraan dan angkutan serta barang modal lainnya.

d) Perubahan Stok . Perubahan stok diberikan kode klasifikasi 304 merupakan pembentukan modal tidak tetap yang diperoleh dari selisih antara stok akhir dan stok awal periode perhitungannya. Stok biasanya dipegang oleh produsen merupakan hasil produksi yang belum sempat dijual dan oleh konsumen sebagai bahan-bahan yang belum sempat digunakan.

e) Ekspor dan Impor . Ekspor dan impor yang diberi kode klasifikasi 305 dan 409 merupakan kegiatan atau transaksi barang dan jasa antara penduduk suatu wilayah dengan penduduk di luar wilayah, baik penduduk provinsi maupun luar negeri. Perbandingan ekspor dan impor baik keseluruhan maupun untuk setiap kelompok komoditas menunjukan terjadinya surplus atau defisit perdagangan regional. 2.5.5. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

PDRB merupakan penjumlahan nilai tambah barang dan jasa yang dihasilkan oleh faktor-faktor produksi dalam suatu wilayah. PDRB sebagai gambaran nyata hasil berbagai aktifitas pelaku ekonomi dalam memproduksi barang dan jasa.

2.6. Penelitian Terdahulu

(38)

penelitian terhadap salah satu sektor dalam perekonomian seperti pertanian, industri pengolahan, perdagangan dan hotel, jasa-jasa dan lain sebagainya. Setiap penelitian umumnya memiliki tujuan yang sama yaitu mempelajari keterkaitan langsung ke depan (direct forward linkage), keterkaitan langsung ke belakang (direct backward linkage), keterkaitan langsung dan tidak langsung ke depan, dan keterkaitan langsung dan tidak langsung ke belakang dan juga multiplier effect pendapatan, output dan tenaga kerja. Berdasarkan dari dua referensi penelitian terdahulu yaitu Karmi (2006), dan Triastuti (2010) didapatkan adanya persamaan dalam hasil dari penelitian yang mereka lakukan. Kedua penelitian tersebut menggunakan metode analisis Input-Output.

(39)

agroindustri terhadap output, pendapatan, dan tenaga kerja rumah tangga (Tabel 2.3.).

Penelitian yang dilakukan Triastuti (2010), yaitu tentang dampak revitalisasi sektor agroindustri di Indonesia dengan menggunakan Tabel I-O Indonesia Tahun 2008. Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa sektor agroindustri ternyata lebih mampu mendorong pertumbuhan atau pembentukan output sektor-sektor yang menjadi penyedia input sektor agroindustri (sektor hulu) dibandingkan terhadap sektor-sektor yang menggunakan outputnya (sektor hilirnya), hal ini terlihat dari nilai koefisien penyebaran yang lebih dari satu atau sebesar 1,145, serta nilai kepekaan penyebaran sebesar 0,898 dan nilai keterkaitan ke belakang yang lebih besar dibandingkan dengan nilai keterkaitan kedepannya. Sektor agroindustri memiliki nilai keterkaitan ke depan secara langsung sebesar 1,72, dan secara langsung dan tidak langsung sebesar 4,14. Adapun untuk keterkaitan ke belakang secara langsung sebesar 0,65 dan secara langsung dan tidak langsung sebesar 2,20. Hasil analisis multiplier output, pendapatan dan tenaga kerja dapat dilihat pada Tabel 2.3.

(40)

kondisi terkini dari perekonomian Kabupaten Ciamis. Dalam penelitian ini tidak memasukan variabel tenaga kerja karena adanya keterbatasan data yang diperoleh. Tabel 2.3. Hasil Penelitian Terdahulu Tentang Multiplier

Penelitian Multiplier

N

o Lokasi dan Sektor Tahun

Output Pendapatan Tenaga Kerja

Tipe I Tipe II Tipe I Tipe II Tipe I Tipe II

(41)

kaki, 3) subsektor industri kayu, bambu, rotan dan furniture dan 4) subsektor industri kertas dan barang-barang kertas, percetakan dan penerbitan.

Pengolahan data analisis Input-Output dengan menggunakan bantuan software program I-O Analysis for Practitioners version 1.0.1 dan Microsoft Excell 2007 serta menggunakan asumsi dan keterbatasan model Input-Output. Untuk melihat peranan sektor agroindustri maka dilakukan analisis Input-Output yang terdiri dari analisis keterkaitan, analisis dampak penyebaran, dan analisis multiplier. Kemudian untuk melihat dampak investasi, maka dilakukan simulasi investasi yang dimasukkan ke dalam tabel I-O. Sehingga akan didapatkan peranan sektor agroindustri dan dampak investasinya terhadap perekonomian Kabupaten Ciamis

(42)

Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran

Keterangan :

1. Sektor Industri Makanan dan Minuman serta Tembakau. 2. Sektor Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Kulit, dan Alas Kaki. 3. Sektor Industri Kayu, Bambu, Rotan, dan Furniture.

4. Sektor Industri Kertas dan Barang-barang Kertas, Percetakan, dan Penerbitan.

Metode Analisis

Struktur Perekonomian Kabupaten Ciamis

Sektor Lainnya (9 Sektor)

Peranan Sektor Agroindustri dan Dampak Investasinya

Sektor Agroindustri

1 2 3 4

(43)

Daerah penelitian adalah Kabupaten Ciamis yang terletak di Provinsi Jawa Barat. Penelitian ini dilakukan mulai bulan Januari hingga April 2011 meliputi kegiatan pembuatan proposal, pengumpulan data, pengolahan data, analisis data dan penulisan laporan dalam bentuk skripsi. Persiapan penelitian meliputi pengumpulan referensi dan data yang diperlukan.

3.2. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer didapatkan dengan menggunakan sistem wawancara kepada Kepala Penanaman Modal, Kepala Dinas Perindustrian, dan staff Bidang Perekonomian Bappeda Kabupaten Ciamis. Ketiga narasumber ini dianggap paling kompeten dalam bidangnya, sehingga dapat membantu penelitan.

(44)

3.3. Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan untuk mempelajari peranan dan dampak investasi agroindustri terhadap perekonomian Kabupaten Ciamis adalah metode deskriptif dan metode analisis Input-Output (I-O). Pengolahan data dilakukan dengan bantuan perangkat lunak program I-O Analysis for Practitioners version 1.0.1 dan Microsoft Excell 2007.

Dari tabel I-O yang sudah tersedia maka dapat diketahui peranan dari sektor agroindustri terhadap pembentukan output, nilai tambah bruto, dan permintaan akhir. Untuk mengetahui peranan dari sektor agroindustri sebagai sektor penyedia input maupun sektor pemakai input serta mengetahui dampak yang ditimbulkan sektor agroindustri terhadap perekonomian Kabupaten Ciamis maka dapat dikaji berdasarkan analisis keterkaitan dan multiplier.

3.3.1. Koefisien Input

Koefisien input yang disebut juga koefisien teknologi merupakan perbandingan antara banyaknya input antara yang berasal dari sektor i yang digunakan oleh sektor j (� ) dengan input total sektor j ( ).

j ij ij

X x

a  ... (3.1)

; untuk i dan j = 1, 2, 3, ….., n.

dimana :

� = Koefisien input

(45)

�11 1+ �12 2 + ………. + �1� � + �1 = 1

�21 1+ �22 2 + ………. + �2� � + �2 = 2

��� 1+ ��2 2 + ………. + ��� � + �� = �...(3.2) atau :

�11 �12 … �1� 1 �1 1

�21 �22 … �2� 2 + �2 = 2

��1 ��2 … ��� � �� �... (3.3)

A X + F = X A X + F = X atau F = (I-A) X

X = (I-A)-1 F... (3.4) dimana :

I : Matriks Identitas F : Permintaan Akhir X : Jumlah Output (I-A) : Matriks Leontief

(I-A)-1 : Matriks Kebalikan Leontief

Matriks kebalikan dapat menganalisis beberapa hal yaitu sebagai berikut : 1. Keterkaitan langsung dan tidak langsung ke depan maupun ke belakang

antar sektor.

(46)

3.3.2. Analisis Keterkaitan

. Analisis ini dapat mengetahui besarnya pertumbuhan suatu sektor yang dapat menstimulasi pertumbuhan sektor lainnya melalui mekanisme induksi. Keterkaitan ini terdiri dari keterkaitan langsung ke depan, keterkaitan langsung ke belakang, keterkaitan langsung dan tidak langsung ke depan, dan keterkaitan langsung dan tidak langsung ke belakang

3.3.2.1. Keterkaitan Langsung ke Depan

Keterkaitan langsung ke depan menunjukkan akibat dari suatu sektor tertentu terhadap sektor-sektor yang menggunakan sebagian output sektor tersebut secara langsung per unit kenaikan permintaan total. Keterkaitan ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

KDi = keterkaitan langsung ke depan.

aij = unsur matriks koefisien teknis.

3.3.2.2. Keterkaitan Langsung ke Belakang

(47)

dimana :

KBj = keterkaitan langsung ke belakang.

aij = unsur matriks koefisien teknis.

3.3.2.3. Keterkaitan Langsung dan tidak Langsung ke Depan

Keterkaitan langsung dan tidak langsung ke depan menunjukkan akibat dari suatu sektor tertentu terhadap sektor-sektor yang menggunakan output bagi sektor tersebut secara langsung maupun tidak langsung per unit kenaikan permintaan total. Keterkaitan ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

KDLTi = keterkaitan langsung dan tidak langsung ke depan sektor i.

αij = unsur matriks kebalikan Leontief model terbuka.

3.3.2.4. Keterkaitan Langsung dan tidak Langsung ke Belakang

Keterkaitan langsung dan tidak langsung ke belakang menunjukkan akibat dari suatu sektor yang tertentu terhadap sektor-sektor yang menyediakan input antara bagi sektor tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung per unit kenaikan permintaan total. Keterkaitan ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

KBLTj = keterkaitan langsung dan tidak langsung ke belakang sektor i.

(48)

3.3.3. Analasis Dampak Penyebaran

Indeks keterkaitan langsung maupun tidak langsung baik ke depan maupun ke belakang belumlah memadai dipakai sebagai landasan pemilihan sektor kunci. Indikator-indikator tersebut tidak dapat diperbandingkan antarsektor karena peranan permintaan akhir setiap sektor tidak sama. Oleh karena itu, kedua indeks tersebut haruslah dinormalkan dengan cara membandingkan rata-rata dampak seluruh sektor. Analisis ini disebut dengan dampak penyebaran yang terbagi dua yaitu kepekaan penyebaran dan koefisien penyebaran.

3.3.3.1. Koefisien Penyebaran

Dengan konsep koefisien penyebaran atau daya penyebaran ke belakang ini dapat dilihat kemampuan suatu sektor untuk meningkatkan pertumbuhan produksi industri-industri lain yang memasok input padanya. Sektor j dikatakan mempunyai keterkaitan ke belakang yang tinggi apabila Pdj mempunyai nilai

lebih besar dari satu, sebaliknya jika nilai Pdj lebih kecil dari satu. Rumus yang

digunakan untuk mencari nilai koefisien penyebaran adalah :



Pdj = koefisien penyebaran sektor j.

αij = unsur matriks kebalikan Leontief model terbuka.

(49)

3.3.3.2. Kepekaan Penyebaran

Dengan konsep kepekaan penyebaran atau daya penyebaran ke depan ini dapat dilihat kemampuan suatu sektor untuk mendorong pertumbuhan produksi sektor lain yang menggunakan output sektor ini sebagai inputnya. Rumus yang digunakan untuk mencari nilai kepekaan penyebaran adalah :



Sdi = kepekaan penyebaran sektor i.

αij = unsur matriks kebalikan Leontief model terbuka.

Sektor i dikatakan mempunyai kepekaan penyebaran yang tinggi apabila nilai Sdi

lebih besar dari satu dan sebaliknya jika nilai Sdi lebih kecil dari satu.

3.3.4. Analisis Multiplier . Analisis multiplier adalah pengukuran suatu respon atau merupakan dampak dari stimulus ekonomi. Stimulus ekonomi yang dimaksud ialah output dan pendapatan. Kedua stimulus ekonomi ini diasumsikan sebagai peningkatan penjualan sebesar satu satuan kepada permintaan akhir suatu sektor.

(50)

Tipe I = Efek Awal + Efek Putaran Pertama + Efek Dukungan Industri Efek Awal

Tipe II = Efek Awal + Efek Putaran Pertama + Efek Dukungan Industri + Efek Induksi Konsumsi Efek Awal

Tabel 3.1. Rumus Perhitungan Multiplier Menurut Tipe Dampak

Nilai Multiplier

Output Pendapatan

Efek Awal 1 hi

Efek Putaran Pertama ∑ iaij ∑ iaijhi

Efek Dukungan Industri ∑ iαij-1-∑ iaij ∑ iαijhi-hi-∑ iaijhi

Efek Industri Konsumsi ∑ iα*ij-∑ iαij ∑ iα*ijhi - ∑ iαijhi

Efek Total ∑ iα*ij ∑ iα*ijhi

Efek Lanjutan ∑ iα*ij – 1 ∑ iα*ijhi - hi

Sumber : Daryanto, A. 1990 dalam Priyarsono, et al. (2007) Keterangan : aij = Koefisien Output.

hi = Koefisien Pendapatan Rumah Tangga.

αij = Matriks Kebalikan Leontief Model Tebuka.

α*ij = Matriks Kebalikan Leontief Model Tertutup.

3.3.5. Analisis Dampak Investasi Sektor Agroindustri

Dalam penelitian ini, untuk rumus perhitungan mengenai dampak investasi dapat dilihat dibawah ini :

a) Dampak Terhadap Pembentukan Output

∆X = (I−A)−1∆Y ...(3.11) b) Dampak Terhadap Pendapatan Rumah Tangga

∆� = �+1(� − �)−1∆ ...(3.12) dimana :

(51)

∆I = dampak terhadap pendapatan rumah tangga ∆Y = investasi sektoral

(I−A)−1 = matriks kebalikan Leontief terbuka

an+1 = koefisien pendapatan

(52)

Barat. Dalam konteks pengembangan wilayah Provinsi Jawa Barat, Kabupaten Ciamis mempunyai dua Kawasan Andalan yaitu Kawasan Andalan Priangan Timur dan Kawasan Andalan Pangandaran karena wilayah Ciamis cukup potensial untuk pertanian dan pariwisata. Luas wilayah Kabupaten Ciamis secara keseluruhan mencapai 244.479 ha atau 7,73 persen dari total luas daratan Provinsi Jawa Barat. Wilayah Ciamis yang berbatasan langsung dengan garis pantai membentang di 6 kecamatan dengan garis pantai mencapat 91 km. Dengan adanya garis pantai tersebut, maka Kabupaten Ciamis memiliki wilayah laut seluas 67.340 ha. Adapun batas-batas wilayah Ciamis sebagai berikut :

a. Utara : Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Kuningan b. Barat : Kabupaten Tasikmalaya dan Kota Tasikmalaya c. Timur : Kota Banjar dan Provinsi Jawa Tengah

d. Selatan : Samudera Indonesia

4.1. Gambaran Umum Perekonomian Kabupaten Ciamis

(53)

Provinsi Jawa Barat, hal ini mengindikasikan bahwa perekonomian Ciamis memegang peranan terhadap perekonomian Jawa Barat.

Adapun salah satu sektor yang mempunyai peran dalam pembentukan PDRB Kabupaten Ciamis yaitu sektor agroindustri. Agroindustri merupakan bagian dari industri pengolahan, dimana sektor ini melakukan kegiatan industri yang mengolah bahan baku yang berbasiskan pertanian. Pada data yang didapat dari Bappeda memperlihatkan bahwa sektor industri pengolahan yang didalamnya terdapat sektor agroindustri mempunyai peranan dalam pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Ciamis selama tahun 2006-2010 dengan kontribusi rata-rata yaitu sebesar 6,95 persen, sedangkan sektor yang memberikan kontribusi terbesar tehadap perekonomian yaitu sektor pertanian dengan kontribusi rata-rata sebesar 31,32 persen (Lampiran 1.).

4.2. Karakteristik Sektor Pertanian Kabupaten Ciamis

Karakteristik pertanian di Kabupaten Ciamis masih menjadi penggerak roda perekonomian, sehingga pengaruhnya terhadap laju pertumbuhan ekonomi sangat signifikan. Kondisi ini juga menggambarkan bahwa pemerintah Kabupaten

Ciamis masih “concern” terhadap pengembangan potensi sektor pertanian. Cakupan sektor pertanian meliputi pertanian tanaman pangan, perikanan, peternakan, kehutanan dan perkebunan.

(54)

615.661 ton. Selain itu komoditi tanaman pangan dan hotikultura yang saat ini berkembang dan mempunyai prospek serta peluang pasar yang cukup baik adalah jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, cabe, tomat, duku, manggis, pisang, salak, rambutan dan durian. Pemasaran komoditi ini sudah mampu menembus pasar di luar Kabupaten Ciamis bahkan untuk cabe dan manggis sudah di ekspor.

Adapun perkembangan produksi komoditas unggulan pertanian tanaman pangan dari tahun 2004 s/d 2008 sebagai berikut :

Tabel 4.1. Produksi Komoditi Unggulan Tanaman Pangan Tahun 2004 - 2008 No Komoditas

Produksi (Ton)

2004 2005 2006 2007 2008

1 Padi 601.184 613.563 585.314 604.515 615.661 2 Palawija 237.577 131.084 133.401 152.454 165.293

3 Sayuran 15.191 9.556 12.674 9.094 165.304

4 Buah-buahan 218.037 246.744 274.624 230.976 285.840

Sumber : BPS Kabupaten Ciamis, 2009

Sedangkan untuk komoditi sektor lainnya seperti perikanan yaitu produksi ikan kolam, tambak dan ikan laut, kemudian komoditi peternakan yaitu tenak sapi dan ayam ras, kehutanan yaitu pohon albasia, jati dan karet, dan untuk sektor perkebunan yaitu komoditi kelapa.

4.3. Karakteristik Sektor Industri Pengolahan Kabupaten Ciamis

(55)

orang, dan perusahaan yang mempunyai pekerja kurang dari 5 orang termasuk dalam kategori industri kerajinan rumah tangga.

Data dari BPS (2010) menunjukkan selama periode 2007 dan 2008 jumlah perusahaan industri di Kabupaten Ciamis mengalami peningkatan, dimana pada tahun 2007 jumlah industri sebanyak 1.288 perusahaan meningkat menjadi 1.305 perusahaan, dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 188.962 orang tahun 2007 dan pada tahun 2008 sebanyak 189.155 orang. Sedangkan jumlah industri besar dan sedang pada tahun 2008 mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan tahun 2007 dimana jumlah industri besar dan sedang tahun 2008 yaitu sebanyak 142 perusahaan dan pada tahun 2007 sebanyak 114 perusahaan, peningkatan ini tidak berbanding lurus dengan jumlah tenaga kerja di industri besar dan sedang dimana jumlah pekerja yang dapat diserap justru mengalami penurunan.

Subektor agroindustri di Kabupaten Ciamis diklasifikasikan menjadi empat subsektor yaitu 1) subsektor industri makanan dan minuman serta tembakau, 2) subsektor industri tekstil, pakaian jadi, kulit dan alas kaki, 3) subsektor industri kayu, bambu, rotan dan furniture dan 4) subsektor industri kertas dan barang-barang kertas, percetakan dan penerbitan. Adapun untuk subsektor agroindustri komoditi unggulannya, yaitu :

1. Subsektor Industri Makanan dan Minuman serta Tembakau.

(56)

perajin di Kabupaten Ciamis antara lain salah satunya adalah di wilayah Cijeungjing yang merupakan sentra pemasaran yang telah menghasilkan produk unggulan Kabupaten Ciamis dengan hasil pemasaran yang telah tersebar ke berbagai kota di kota di Indonesia dan mancanegara. Produk makanan olahan banyak tersebar di berbagai wilayah kecamatan, antara lain Kecamatan Ciamis, Cijeungjing, Cikoneng, Sindangkasih, Banjarsari, dan Kecamatan Buniseuri.

Pemasaran produk ini selain untuk memenuhi kebutuhan permintaan pasar lokal juga telah menembus kota-kota besar di Indonesia. Sedangkan untuk kebutuhan bahan baku berupa bahan baku pisang dan bahan setengah jadi, para pelaku usaha bermitra usaha dengan perajin di daerah sekitar khususnya Kabupaten Ciamis. Secara statistik sampai dengan tahun 2010 di Kabupaten Ciamis terdapat 257 unit usaha dengan kapasitas produksi 766.160 ton per tahun. Adapun industri makanan olahan lainnya seperti : industri aneka makanan sale pisang, industri aneka makanan kripik pisang, industri aneka makanan sale goreng, industri makanan molen tahu, industri makanan kripchoc, dan industri makanan kue semprong.

2. Subsektor Industri Kayu, Bambu, Rotan dan Furniture,

(57)

ini merupakan salah satu media informasi, media komunikasi melalui berbagai peragaan kesenian, produk hasil pemasaran kerajinan angklung telah menembus pasar baik lokal, regional maupun Internasional.

(58)

Ciamis

Alat analisis Input-Output (I-O) merupakan salah satu instrumen yang secara komprehensif dapat digunakan untuk memotret gambaran mengenai peranan sektor agroindustri terhadap perekonomian wilayah Kabupaten Ciamis. Analisis ini menggunakan data Tabel Input-Output Kabupaten Ciamis Tahun 2008. Gambaran menyeluruh mengenai keterkaitan sektor agroindustri dalam suatu perekonomian meliputi beberapa aspek yaitu struktur permintaan antara dan permintaan akhir, konsumsi masyarakat, nilai tambah bruto dan struktur output.

5.1.1. Struktur Permintaan

Total permintaan barang dan jasa di Kabupaten Ciamis tahun 2008 yaitu sebesar Rp 32.206,47 miliar. Dari keseluruhan total permintaan sebagian besar produksinya digunakan untuk dikonsumsi permintaan akhir sebesar 71,06 persen dan sisanya untuk permintaan antara sebesar 28,94 persen. Sesuai dengan asumsi dari Tabel I-O yaitu tentang keseimbangan antara permintaan dan penawaran maka total penawaran sektor-sektor perekonomian Ciamis sama dengan nilai permintaannya yaitu sebesar Rp 32.206,47 miliar.

(59)

urutan kedua. Untuk permintaan antara sektor non agroindustri menempati urutan pertama dan sektor agroindustri pada urutan keempat sebesar 12,82 persen. Nilai dari permintaan antara tersebut mengindikasikan besarnya output yang dihasilkan oleh sektor agroindustri digunakan sebagai input dalam proses produksi oleh sektor-sektor perekonomian lainnya di Kabupaten Ciamis.

Tabel 5.1. Struktur Permintaan Antara dan Permintaan Akhir Sektor-Sektor Perekonomian Kabupaten Ciamis Tahun 2008 (Juta Rupiah)

Sektor Permintaan Antara Permintaan Akhir Total Permintaan

Jumlah Persen Jumlah Persen Jumlah Persen

Pertanian 1.506.891 16,17 5.776.729 25,24 7.283.620 22,62

Pertambangan dan

Penggalian 109.148 1,17 22.992 0,1 132.140 0,41

Agroindustri 1.194.660 12,82 3.592.948 15,7 4.787.609 14,87

Non Agroindustri 2.397.908 25,73 1.331.330 5,82 3.729.237 11,58

Listrik, Gas dan Air

Sumber : Tabel Input-Output Kabupaten Ciamis Tahun 2008 Klasifikasi 10 Sektor (diolah)

(60)

5.1.2. Struktur Konsumsi Rumah Tangga dan Konsumsi Pemerintah

Nilai konsumsi rumah tangga di Kabupaten Ciamis yaitu sebesar Rp 9.664,19 miliar dengan sektor agroindustri sebagai sektor terbesar dengan persentase sebesar 31,28 persen (Tabel 5.2.). Konsumsi rumah tangga subsektor agroindustri tertinggi yaitu subsektor industri makanan dan minuman serta tembakau sebesar 67,39 persen (Lampiran 6.). Tingginya konsumsi rumah tangga pada sektor tersebut mengindikasikan bahwa sebagian besar produk dari sektor agroindustri merupakan produk jadi, yang dapat langsung dikonsumsi oleh masyarakat. Dapat dilihat pula dari Tabel 5.2., untuk konsumsi pemerintah sepenuhnya dialokasikan untuk sektor jasa-jasa.

Tabel 5.2. Struktur Konsumsi Rumah Tangga dan Konsumsi Pemerintah Sektor-Sektor Perekonomian Kabupaten Ciamis Tahun 2008 (Juta Rupiah)

Sektor Konsumsi Rumah Tangga Konsumsi Pemerintah

Jumlah Persen Jumlah Persen

Pertanian 1.406.561 14,55 0 0,00

Pertambangan dan Penggalian 0 0,00 0 0,00

Agroindustri 3.022.935 31,28 0 0,00

Non Agroindustri 958.503 9,92 0 0,00

Listrik, Gas dan Air Bersih 224.241 2,32 0 0,00

Bangunan 105.448 1,09 0 0,00

Perdagangan, Hotel dan Restoran 2.053.299 21,25 0 0,00

Pengangkutan dan Komunikasi 939.746 9,72 0 0,00

Keuangan, Persewaan dan Jasa

Perusahaan 275.566 2,85 0 0,00

Jasa-jasa 677.888 7,01 2.415.504 100,00

Total 9.664.186 100,00 2.415.504 100,00

Sumber : Tabel Input-Output Kabupaten Ciamis Tahun 2008 Klasifikasi 10 Sektor (diolah)

5.1.3. Struktur Investasi

(61)

pembentukan modal tetap bruto sebesar 85,83 persen dan sisanya dari perubahan stok sebesar 14,17 persen. Nilai investasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penjumlahan nilai pembentukan modal tetap bruto dengan perubahan stok. Untuk investasi tertinggi dalam perekonomian diperoleh sektor bangunan sebesar 63,62 persen, sedangkan sektor agroindustri menempati urutan keenam dengan nilai investasi sebesar 1,36 persen. Adapun subsektor yang mendominasi agroindustri yaitu subsektor industri makanan dan minuman serta tembakau sebesar 68,26 persen (Lampiran 7.). Perubahan stok yang bernilai positif menunjukkan adanya tambahan persediaan input untuk produksi maupun output yang diperdagangkan pada akhir tahun. Pembentukan modal yang bernilai nol berarti tidak teridentifikasi adanya pengadaan pembuatan modal atau pembelian barang-barang modal baru baik di dalam negeri maupun impor dari luar negeri dan barang modal bekas dari luar negeri.

(62)

Tabel 5.3. Struktur Pembentukan Modal Tetap Bruto, Perubahan Stok dan Investasi Sektor-Sektor Perekonomian Kabupaten Ciamis Tahun 2008 (Juta Rupiah)

Sektor

Pembentukan Modal

Tetap Bruto Perubahan Stok Investasi

Jumlah Persen Jumlah Persen Jumlah Persen

Pertanian 9.897 0,51 217.290 67,39 227.187 9,99

Sumber : Tabel Input-Output Kabupaten Ciamis Tahun 2008 Klasifikasi 10 Sektor (diolah)

5.1.4. Struktur Ekspor dan Impor

Dapat dilihat pada Tabel 5.4., jumlah ekspor netto Kabupaten Ciamis berdasarkan Tabel Input-Output tahun 2008 yaitu sebesar Rp 146,53 miliar. Jumlah tersebut diperoleh dari nilai total impor sebesar Rp 8.386,02 miliar dan total ekspor sebesar Rp 8.532,55 miliar.

(63)

Dengan demikian subsektor ini tidak memiliki kontribusi dalam pembentukan devisa bersih perekonomian wilayah Kabupaten Ciamis.

Tabel 5.4. Struktur Ekspor dan Impor Sektor-Sektor Perekonomian Kabupaten Ciamis Tahun 2008 (Juta Rupiah)

Sumber : Tabel Input-Output Kabupaten Ciamis Tahun 2008 Klasifikasi 10 Sektor (diolah)

Keterangan : Angka dalam kurung menunjukkan negatif

5.1.5. Struktur Nilai Tambah Bruto

Nilai tambah bruto merupakan balas jasa atas faktor produksi yang tercipta karena adanya kegiatan produksi yang terdiri dari upah dan gaji, surplus usaha, penyusutan, dan pajak tidak langsung. Seperti yang terlihat pada Tabel 5.5. bahwa besarnya nilai tambah bruto sebesar Rp 14.500,88 miliar yang berasal dari upah dan gaji sebesar 32,10 persen, surplus usaha sebesar 56,95 persen, penyusutan sebesar 7,74 persen, dan pajak tidak langsung sebesar 3,21 persen.

Sektor yang memiliki kontribusi terbesar dalam pembentukan nilai tambah bruto adalah sektor pertanian dengan nilai sebesar 31,32 persen. Sektor

Sektor Ekspor (E) Impor (M) Ekspor Netto

Jumlah Persen Jumlah Persen Jumlah

Pertanian 4.142.982 48,55 1.306.694 15,58 2.836.288

Pertambangan dan

Penggalian 20.763 0,24 69.007 0,82 (48.245)

Agroindustri 538.964 6,32 2.605.808 31,07 (2.066.844)

Non Agroindustri 13.626 0,16 3.327.546 39,68 (3.313.920)

(64)

agroindustri berada pada urutan keenam sebesar 5,35 persen. Komponen pembentukan nilai tambah bruto agroindustri terdiri dari upah dan gaji sebesar 31,59 persen, surplus usaha sebesar 54,78 persen, penyusutan sebesar 8,45 persen, dan pajak tidak langsung sebesar 5,18 persen.

Subsektor yang memiliki bagian terbesar dalam pembentukan nilai tambah bruto adalah subsektor industri makanan dan minuman serta tembakau sebesar 65,15 persen (Lampiran 9.). Nilai tersebut merupakan kontribusi dari beberapa komponen pembentuk nilai tambah bruto yang meliputi upah dan gaji sebesar 32,21 persen, surplus usaha sebesar 52,96 persen, penyusutan sebesar 8,03, dan pajak tidak langsung sebesar 6,80 persen.

Tabel 5.5. Struktur Nilai Tambah Bruto Sektor-Sektor Perekonomian Kabupaten Ciamis Tahun 2008 (Juta Rupiah)

Sektor Upah &

Sumber : Tabel Input-Output Kabupaten Ciamis Tahun 2008 Klasifikasi 10 Sektor (diolah)

5.1.6. Struktur Output Sektoral

(65)

output perekonomian yang mengacu pada Tabel Input-Output Kabupaten Ciamis pada tahun 2008 sebesar Rp 32.206,47 miliar. Sebagaimana halnya pada permintaan total, sektor agroindustri juga memberikan kontribusi yang relatif besar terhadap pembentukan total output perekonomian yaitu sebesar 14,87 persen, dan menempatkan sektor tersebut pada urutan ketiga.

Tabel 5.6 Struktur Output Sektoral Perekonomian Kabupaten Ciamis Tahun 2008 (Juta Rupiah)

Sektor Nilai Output Sektoral Persen

Pertanian 7.283.620 22,62

Pertambangan dan Penggalian 132.140 0,41

Agroindustri 4.787.609 14,87

Non Agroindustri 3.729.237 11,58

Listrik, Gas dan Air Bersih 426.634 1,32

Bangunan 1.762.095 5,47

Perdagangan, Hotel dan Restoran 5.358.505 16,64

Pengangkutan dan Komunikasi 3.126.659 9,71

Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 1.521.039 4,72

Jasa-jasa 4.078.933 12,66

Total 32.206.470 100,00

Sumber : Tabel Input-Output Kabupaten Ciamis Tahun 2008 Klasifikasi 10 Sektor (diolah)

Berdasarkan subsektornya, kontribusi terbesar dalam pembentukan output sektor agroindustri yaitu subsektor industri makanan dan minuman serta tembakau sebesar 65,03 persen (Lampiran 10.). Subsektor tersebut selalu memberikan kontribusi terbesar baik dalam pembentukan permintaan total, konsumsi rumah tangga, investasi, dan nilai tambah bruto.

5.2. Analisis Keterkaitan

Gambar

Tabel 2.1. Struktur Kuadran Input-Output
Tabel 2.3. Hasil Penelitian Terdahulu Tentang Multiplier
Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran
Tabel 3.1. Rumus Perhitungan Multiplier Menurut Tipe Dampak
+7

Referensi

Dokumen terkait

DAMPAK INVESTASI SEKTOR PERTANIAN TERHADAP PEREKONOMIAN KABUPATEN BOGOR.. PROVINSI JAWA BARAT

pendapatan karena dalam tabel input output tidak mengandung elemen-elemen.. yang berhubungan dengan tenaga kerja. Untuk memperoleh multiplier tenaga. kerja maka pada tabel input

Meskipun memberikan kontribusi yang tinggi pada investasi, sektor industri kayu, gergajian dan awetan, sektor industri kertas, percetakan dan penerbitan, dan

Meskipun memberikan kontribusi yang tinggi pada investasi, sektor industri kayu, gergajian dan awetan, sektor industri kertas, percetakan dan penerbitan, dan

Suatu sektor dikatakan mempunyai daya penyebaran yang tinggi jika pertumbuhan sektor-sektor tersebut mempengaruhi sektor-sektor lainnya, sehingga dapat pula

Menurut analisis struktur tabel input-output Provinsi Riau tahun 2012 mengenai peranan sektor pertanian terhadap perekonomian Provinsi Riau, dapat ditarik kesimpulan

Sedangkan keterkaitan langsung tidak langsung kebelakang industri pengolahan berada pada urutan kedua sebesar 1,589 satuan, artinya sektor industri pegolahan mampu mendorong sektor

Untuk mendorong pembangunan ekonomi perkebunan perlu diketahui komponen yang menjadi pendorong dari sisi input maupun output Peranan Sektor Pertanian Terhadap Perekonomian Provinsi