• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3. METODE PENELITIAN

3.7 Analisis Instrumen

3.7.1 Analisis Instrumen Tes Objektif

3.7.1.1Validitas Isi Soal

Perangkat tes dikatakan telah memenuhi validitas isi apabila materinya telah disesuaikan dengan kurikulum yang sedang berlaku. Jadi, peneliti menyusun kisi- kisi soal berdasarkan kurikulum. Selanjutnya instrumen tes dikonsultasikan dengan dosen pembembing dan guru mitra/pengampu.

3.7.1.2Validitas Butir Soal

Tes penguasaan materi berupa tes pilihan ganda, analisisnya dilakukan dengan penghitungan-penghitungan sebagai berikut :

26

3.7.1.2.1 Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan (Arikunto, 2012: 80).

Validitas butir soal bentuk pilihan ganda menggunakan rumus korelasi

product moment pearson.

 

  } ) ( }{ ) ( { ) )( ( 2 2 2 2 X N Y Y X N Y X XY N r Keterangan:

r = koefisien korelasi Product Moment Pearson

N = Jumlah peserta didik X = Skor Item

Y = Skor Total

Jika r hitung> rtabel, butir soal dinyatakan valid (Arikunto, 2012: 92).

Adapun hasil analisis validitas soal uji cobadapat diperinci pada tabel 3.3. sebagai berikut:

Tabel 3. 3 Hasil Analisis Validitas Soal Uji Coba

No. No. Butir Soal Kriteria Keterangan

1. 1, 2, 3, 5, 6, 7, 11, 12, 13, 14, 16, 17, 19, 20, 23, 24, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 35, 36, 37,

38, 39, 40, 42, 43, 44, 46, 47, 48 dan 50.

Valid Dipakai

2. 8, 18, 21, 34 dan 49 Valid Dibuang

3. 4, 9, 10, 15, 22, 25, 33, 41, dan 45. Tidak valid Dibuang Data hasil perhitungan disajikan selengkapnya pada Lampiran

Berdasarkan analisis di atas, terdapat soal valid yang dibuang karena soal yang diambil hanya berjumlah 30 soal dan dipilih dengan mempertimbangkan hasil kriteria dari tingkat kesukaran dan daya beda soal tersebut.

3.7.1.2.2 Reliabilitas

Seperangkat tes dikatakan reliabel apabila tes tersebut dapat memberikan hasil tes yang tetap, artinya apabila tes tersebut dikenakan pada sejumlah subyek yang sama pada waktu lain, maka hasilnya akan tetap sama atau relatif sama.

Reliabilitas soal pilihan ganda dapat dihitung dengan rumus K-R 20.

) 1 )( 1 ( 2 11 SB pq k k r

  Keterangan :

27

r11 = realiabilitas tes secara keseluruhan

k = banyaknya butir soal

p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah SB2 = varian skor total

Kriteria reliabilitas soal adalah sebagai berikut. r < 0,2 = sangat rendah

0,2 < r < 0,4 = rendah 0,4 < r < 0,6 = sedang 0,6 < r < 0,8 = tinggi

0,8 < r < 1,0 = sangat tinggi

Harga r11 yang dihitung selanjutnya dibandingkan dengan harga rtabel. Soal

dikatakan reliabel jika nilai r11 > rtabel dengan α = 5% (Arikunto, 2012: 115).

Berdasarkan hasil analisis reliabilitas soal uji coba, diperoleh nilai r11 = 0,839 dan

rtabel = 0,279 sehingga soal dikatakan reliabel dan memiliki tingkat reliabilitas

sangat tinggi.

3.7.1.2.3 Taraf Kesukaran

Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran (difficulty index). Soal dikatakan baik jika soal tersebut tidak terlalu susah dan tidak terlalu sulit. Indeks kesukaran dinyatakan dengan bilangan antara 0 - 1. Taraf kesukaran untuk soal bentuk objektif, digunakan rumus:

Keterangan :

P = indeks kesukaran

B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar = jumlah seluruh siswa peserta tes

Kriteria tingkat kesukaran soal adalah sebagai berikut. P = 0,00 – 0,30 = Sukar

P = 0,31 – 0,70 = Sedang

P = 0,71 – 1,00 = Mudah (Arikunto, 2012: 223).

Adapun hasil analisis soal berdasarkan taraf kesukaran dapat diperinci pada Tabel 3.4. sebagai berikut:

28

Tabel 3.4 Hasil Analisis Taraf Kesukaran Soal Uji Coba

No. No. Butir Soal Kriteria Keterangan

1. 6, 11, 12, 19, 23,27, 30, 31, 32, 35, 37, 39, 40, 42, 43 dan 50

Mudah Dipakai 2. 4, 8, 9, 15, 18, 21, 22, 41 dan 49 Mudah Dibuang 3. 1, 2, 3, 5, 7, 13, 14, 17, 20, 24, 26, 28,

29, 36, 46, 47 dan 48

Sedang Dipakai 4. 10, 16, 25, 33, 34, 38 dan 45 Sedang Dibuang

5. 44 Sukar Dipakai

6. - Sukar Dibuang

Data hasil perhitungan disajikan selengkapnya pada Lampiran

Soal yang dipakai untuk soal evaluasi adalah soal yang memenuhi kriteria mudah, sedang maupun sukar. Berdasarkan tabel di atas, terdapat soal mudah yang dibuang dan kategori sedang yang dibuang. Hal tersebut dikarenakan soal yang termasuk dalam kategori mudah yang dipakai dipakai dan sedang yang dipakai sudah cukup banyak, selain itu juga dikarenakan beberapa soal tersebut ada yang tidak valid, memiliki daya pembeda jelek serta penyebaran tingkat ranah kogmitif.

3.7.1.2.4 Daya Pembeda

Daya pembeda butir soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang dapat menjawab soal dengan siswa yang tidak dapat menjawab soal. Untuk menghitung daya beda soal menggunakan rumus berikut:

Keterangan:

= daya pembeda

= banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar

= banyaknya peserta kelompok atas = banyaknya peserta kelompok bawah

= proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Kriteria daya pembeda soal adalah sebagai berikut.

DP = 0,40 – 1,00 = Baik sekali DP = 0,30 – 0,39 = Baik DP = 0,20 – 0,29 = Cukup

29

Adapun hasil analisis soal berdasarkan daya pembeda dapat diperinci pada Tabel 3.5 sebagai berikut:

Tabel 3.4 Hasil Analisis Daya Pembeda Soal Uji Coba

No. No. Butir Soal Kriteria Keterangan

1. 2, 5, 14, 28, dan 36 Baik sekali Dipakai

2. 3, 17, 26, 29, 31, 32, 33, 44, 48, dan 50 Baik Dipakai

3. 9 Baik Dibuang

4. 1, 6, 7, 11, 12, 13, 1, 9, 20, 23, 24, 27, 30, 35, 37, 38, 39, 40, 42, 43, 46, dan 47

Cukup Dipakai

5. 15 Cukup Dibuang

6. 4, 8, 10, 16, 21, 22, 25, 34, 41, dan 45. Jelek Dibuang Berdasarkan tabel di atas, terdapat soal dengan daya beda baik dan cukup namun dibuang. Hal tersebut dikarenakan soal yang dibuang tersebut termasuk dalam dalam kategori tidak valid.

Soal yang dipakai untuk tes kemampuan pemecahan masalah merupakan soal yang memenuhi kriteria validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda yang ditentukan. Selain itu, pengambilan soal juga memperhatikan indikator yang ditentukan untuk tes hasil belajar. Setiap indikator harus ada soal yang mewakili, sehingga kemampuan peserta didik pada indikator yang ditentukan dapat diukur melalui soal yang dipilih. Berdasarkan pertimbangan tersebut, diambil 30 soal untuk soal pretest dan postest. Dari hasil perhitungan soal yang dipakai yaitu 1, 2, 3, 5, 6, 7, 11, 12, 13, 14, 17, 19, 20, 23, 24, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 42, 43, 44, 46, 47, 48, dan 50.

3.7.1 Analisis Instrumen Non Tes

Instrumen penilaian non-tes digunakan untuk mengukur peningkatan hasil belajar pada aspek psikomotorik dan afektif.

3.7.1.1Instrumen penilaian aspek afektif dan aspek psikomotorik

Peningkatan hasil belajar siswa pada aspek afektif dan aspek psikomotorik diukur dengan menggunakan lembar observasi. Lembar observasi afektif yang dikembangkan yaitu lembar observasi sikap siswa dalam proses pembelajaran di kelas sedangkan lembar observasi psikomotorik yang dikembangkan yaitu lembar observasi aktivitas siswa dalam melakukan diskusi. Selanjutnya diukur validitas dan reliabilitas lembar observasi menggunakan langkah sebagai berikut :

30

1. Validitas lembar observasi aspek afektif aspek psikomotorik

Dalam penelitian ini, validasi instrumen penilaian lembar observasi afektif dan lembar observasi psikomotorik diukur berdasarkan validitas konstruk menggunakan validitas konstruk oleh pakar/ahli (Widodo, 2009: 119).

2. Reliabilitas lembar observasi aspek afektif dan aspek psikomotorik

Reliabilitas adalah ketetapan suatu tes apabila diujikan pada objek yang sama. Reliabilitas lembar observasi afektif dan psikomotorik diukur dengan menggunakan reliabilitas antar penilai (interaters reliability).

Dalam penelitian ini, ada dua observer atau penilai untuk menilai aspek afektif dan psikomotorik. Kemudian data yang diperoleh di analisis dengan rumus:

keterangan:

= varians antar-subjek yang dikenai rating

= varians eror yaitu varians interaksi antara subjek (x) dan rater = banyaknya rater yang memberikan rating

(Azwar, 2008: 105-109)

Instrumen dikatakan reliabel jika r yang didapatkan dari perhitungan lebih besar dari 0,7. Adapun kriteria penilaian reliabilitas dapat diperinci pada Tabel 3.56sebagai berikut:

Tabel 3.6 Kriteria Penilaian Reliabilitas.

Koefisien Reliabilitas r11 Kriteria Penilaian

r ≤ 0,20 Sangat Rendah 0,20 ≤ r < 0,40 Rendah 0,40 ≤ r < 0,70 Sedang 0,70 ≤ r < 0,90 Tinggi 0,90 ≤ r ≤ 1,00 Sangat Tinggi 3.7.1.2Instrumen Angket

Angket tanggapan siswa terhadap model pembelajaran role playing

selanjutnya diukur validitas dan reliabilitas lembar observasi menggunakan langkah sebagai berikut :

31

1. Validitas lembar observasi aspek afektif dan aspek psikomotorik

Dalam penelitian ini, validasi instrumen penilaian lembar observasi afektif dan lembar observasi psikomotorik diukur berdasarkan validitas konstruk menggunakan validitas konstruk oleh pakar/ahli (Widodo, 2009: 119).

Beberapa masukan dari pakar/ ahli yang dalam hal ini pembimbing pertama dan kedua antara lain:

a. Menggunakan istilah-istilah yang konsisten. Contoh revisi yang dilakukan seperti konsisten dalam menggunakan kata peserta didik atau siswa.

b. Membuat rentang penilaian/ interval kelas. Contoh revisi yang dilakukan yang awalnya menggunakan kriteria penilaian Tim Depdiknas tahun 2003 menjadi menggunakan persentasi nilai tertinggi dan persentasi nilai terendah.

2. Reliabilitas Angket Respon Siswa

Reliabilitas angket respon siswa diukur dengan menggunakan reliabilitas alfa cronbach. Pengujian reliabilitas dengan teknik ini dilakukan untuk jenis data interval/essay.Rumus koefisien reliabilitas alfa cronbach:

{ } Dimana:

K = mean kuadrat antara subyek ∑ = mean kuadrat kesalahan

= varians total

Rumus untuk varians total dan varians item :

=

=

Dimana:

JKi = jumlah kuadrat seluruh skor item

JKs = jumlah kuadrat subyek (Sugiyono, 2010:365).

Dokumen terkait