• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.3 Tema Global Warming dan Dampaknya terhadap Ekosistem

Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang menggunakan tema dalam mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa (Muslich, 2007: 164). Alasan pemilihan tema ini karena

14

tema ini bersifat sulit dan abstrak, yang mana mempelajari proses-proses-proses yang terjadi di alam yang hanya bisa dirasakan dan tidak bisa diamati secara langsung. Tema global warming dalam penelitian ini dapat ditinjau dari beberapa mata pelajaran seperti kimia dan biologi sehingga siswa akan dapat memahami konsep-konsep yang mereka pelajari dan menghubungkan dengan konsep lain yang mereka pahami.

Tema global warming dan dampaknya bagi ekosistem dalam kurikulum 2013 merupakan materi pokok pelajaran IPA Terpadu SMP kelas VII semester 2 dimana terdapat 4 kali pertemuan dengan 9 JP. Kompetensi dasar dalam penelitian ini meliputi (1) mendeskripsikan interaksi antar makhluk hidup dan lingkungannya, (2) mendeskripsikan pencemaran dan dampaknya bagi makhluk hidup, (3) mendeskripsikan zat adiktif serta pengaruhnya terhadap kesehatan, dan (4) mendeskripsikan tentang penyebab terjadinya pemanasan global dan dampaknya bagi ekosistem. Ruang lingkup tema global warming dan dampaknya bagi ekosistem pada mata pelajaran IPA di SMP dapat digambarkan dalam Gambar 2.1. berikut ini:

Keterangan : = berkaitan langsung = berkaitan tidak langsung

Gambar 2.1 Skema Keterpaduan Tema Global Warming dan Dampaknya bagi Ekosistem Pemanasan Global Menjelaskan proses dan pengaruh pemanasan global Ekosistem Pengaruh pencemaran udara

kaitannya dengan aktivitas manusia

Menyebutkan dan menjelaskan bahan kimia pencemar beserta

efek sampingnya Mengusulkan cara

penanggulangan pencemaran udara dan kerusakan lingkungan

Pencemaran tanah dan air serta kaitannya dengan akivitas manusia

15

Model keterpaduan yang digunakan pada tema ini adalah model webbed atau jaring laba-laba dari tema pembelajaran yang menggabungkan beberapa kompotensi inti. Gabungan materi termasuk materi lintas kelas. Berikut penjelasan cakupan tema global warming dan dampaknya bagi ekosistem yang dibahas pada pelajaran IPA kelas VII SMP.

Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran disebut polutan. Syarat-syarat suatu zat disebut polutan bila keberadaannya dapat menyebabkan kerugian terhadap makhluk hidup karena jumlahnya melebihi normal, berada pada waktu yang tidak tepat dan di tempat yang tidak tepat. Macam pencemaran digolongkan menjadi 3 yaitu pencemaran udara, air dan tanah. Jenis pencemaran yang lain yaitu pencemaran tanah dan pencemaran air. Pencemaran tanah dan pencemaran air sangat mempengaruhi habitat flora yang nantinya juga akan mempengaruhi ekosistem di alam terutama tumbuhan. Apabila tumbuhan terancam habitatnya maka secara tidak langsung juga akan mempengaruhi siklus alami dialam dan tidak dapat menjalankan fungsinya sebagai paru-paru bumi. Sementara udara dikatakan tercemar jika udara tersebut mengandung unsur-unsur yang mengotori udara. Pencemaran udara disebabkan oleh asap buangan, misalnya gas CO2 hasil pembakaran, SO, SO2, CFC, CO2, dan asap rokok. Masing-masing bahan buangan penyebab pencemaran udara tersebut memiliki dampak sendiri-sendiri bagi manusia. Faktor manusia yang sangat merugikan diera sekarang adalah meningkatnya kendaraan bermotor yang berakibat meningkatnya gas CO2 di udara. Meningkatnya kadar CO2 di udara apabila tidak segera diubah menjadi oksigen akan mengakibatkan global warming.

Pengamatan temperatur global sejak abad 19 menunjukkan adanya perubahan rata-rata temperatur yang menjadi indikator adanya perubahan iklim. Perubahan temperatur global ini ditunjukkan dengan naiknya rata-rata temperatur hingga 0.74oC antara tahun 1906 hingga tahun 2005 (Susandi et al, 2008). Menurut Muhi, sebagaimana dikutip oleh Damayanti (2013), pemanasan global (Global Warming) pada dasarnya merupakan fenomena peningkatan temperatur global dari tahun ke tahun karena terjadinya efek rumah kaca (greenhouse effect) yang disebabkan oleh meningkatnya emisi gas-gas seperti karbondioksida (CO2),

16

metana (CH4), dinitrooksida (N2O) dan CFC sehingga energi matahari terperangkap dalam atmosfer bumi. Sementara menurut buku siswa dalam kurikulum 2013, pemanasan global adalah proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan bumi. Ilustrasinya kejadian pemanasan global sebagai efek rumah kaca dapat dilihat pada Gambar 2.2 berikut ini :

Gambar 2.2 Kejadian Pemanasan Global sebagai Efek Rumah Kaca

Ketika energi ini mengenai permukaan bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan bumi. Permukaan bumi akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini memantul sebagai radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun, sebagian lagi tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca, antara lain uap air, karbon dioksida, dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan bumi. Hal tersebut terjadi berulang-ulang dan mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat. Adapun dampak pemanasan global sebagai berikut:

17

Mencairnya es di kutub utara dan kutub selatan berdampak langsung pada naiknya level permukaan air laut. Para ahli memperkirakan apabila seluruh Greenland mencair, level permukaan laut akan naik sampai dengan 7 meter yang dapat menenggelamkan seluruh pantai, pelabuhan, dan dataran rendah di seluruh dunia. Hal ini berdampak pada ekosistem yang hidup didaerah kutub seperti beruang kutub, dll.

(2) Perubahan iklim yang makin ekstrim

Pola curah hujan berubah-ubah tanpa dapat diprediksi sehingga menyebabkan banjir di satu tempat, tetapi kekeringan di tempat yang lain. Topan dan badai tropis baru akan bermunculan dengan kecenderungan makin lama makin kuat. Perubahan iklim yang semakin ekstrim dibanyak negara menyebabkan terancamnya keanekaragaman hayati seperti flora dan fauna.

(3) Gelombang panas yang makin meningkat

Gelombang panas menyebabkan kekeringan parah dan kegagalan panen merata. Hal ini sangat mengganggu produktivitas biologis.

(4) Habisnya gletser sebagai sumber air bersih

Mencairnya gletser-gletser dunia mengancam ketersediaan air bersih dan pada jangka panjang akan turut menyumbang peningkatan level air laut dunia (Wahono et al., 2013:200)

Dampak dari global warming diatas sangat mempengaruhi habitat jenis-jenis flora akhirnya mempengaruhi juga habitat faunanya dan hal ini tentunya tentunya mengakibatkan perubahan ekosistem yang ada (Santosa, 2006: 54). Menurut Wahono et al. (2013: 226), dalam ekosistem terdapat hubungan keterkaitan di antara organisme, dimana organisme tersebut tidak dapat hidup sendiri dan selalu bergantung pada organisme yang lain dan lingkungannya. Saling ketergantungan ini akan membentuk suatu pola interaksi antara komponen biotik dan komponen abiotik. Interaksi antara makhluk hidup dengan makhluk hidup yang lain dapat terjadi melalui rangkaian peristiwa makan dan dimakan (rantai makanan, jaring-jaring makanan dan piramida makanan). Komponen-komponen yang terdapat dalam rantai makanan diantaranya produsen, konsumen dan pengurai. Sebagaimana di Santosa (2006: 54) pada awal paragraf ini, apabila produsen

18

terganggu habitatnya maka akan mempengaruhi habitat konsumen tingkat pertama, konsumen tingkat dua maupun pengurai. Dampak pemanasan global juga berdampak bagi manusia diantaranya dapat menyebabkan kanker kulit, katarak, iritasi mata, serta gangguan saluran pernafasan.

2.2 Kajian Penelitian yang Relevan

Pengangkatan judul dalam penelitian ini tidak lepas dari kajian penelitian terdahulu. Salah satu penelitian yang relevan yakni penelitian Wicaksono dan Naqiyah (2013) bahwa teknik bermain peran dalam bimbingan kelompok dapat meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa kelas X Multimedia SMK IKIP Surabaya. Selain dapat meningkatkan pembelajaran psikomotorik siswa, model pembelajaran role playing juga dapat meningkatkan hasil pembelajaran bidang afektif siswa. Peningkatan dibidang afektif tersebut telah dilakukan oleh Baroroh (2011) bahwa secara umum model pembelajaran role playing dapat meningkatkan nilai karakter mahasiswa. Kenaikan tersebut terjadi pada nilai kreatif (19,6%), pada kemampuan komunikasi terjadi peningkatan sebesar 18,9%, Pada indikator disiplin terjadi kenaikan sebesar 10,9%, Indikator kerja keras terjadi peningkatan kenaikan sebesar 7,4%. Penelitian lain juga menyebutkan bahwa model pembelajaran role playing dapat meningkatkan hasil belajar kognitif siswa. Penelitian ini dilaksanakan oleh Surami (2013) menunjukkan bahwa model pembelajaran role playing dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 04 Anjongan, Pontianak. Keseluruhan penelitian tersebut merupakan penelitian yang terpisah antara model pembelajaran role playing dapat meningkatkan hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotorik siswa.

2.3 Kerangka Berpikir

Berdasarkan latar belakang dan tinjauan pustaka, maka dapat disusun kerangka berpikir sebagai berikut:

19

Gambar 2.3 Bagan Kerangka Berpikir

2.4 Hipotesis:

Berdasarkan dari kerangaka berfikir di atas, hipotesis yang disajikan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran role playing berpengaruh pada tema

global warming dan dampaknya bagi ekosistem pada siswa kelas SMP kelas VII. Pembelajaran IPA di SMP

Kurikulum 2013

Model pembelajaran role playing pada tema gobal warming dan dampaknya bagi

ekosistem Tema gobal warming dan

dampaknya bagi ekosistem dengan model webbed

Fakta

Siswa kurang berpartisipasi aktif dalam

pembelajaran,belum adanya keterpaduan sehingga nilai ulangan harian siswa belum mencapai KKM (nilai 75).

1. IPA Terpadu sebagai mata pelajaran integrative science 2. Pemahaman IPA secara

menyeluruh

Diperlukan variasi pembelajaran yang menarik, inovatif dan lebih mengaktifkan siswa yaitu model role playing

Eksperimen Kontrol

Hasil (post test)

Pengaruh penggunaan model role playing terhadap hasil belajar kognitif, psikomotorik dan afektif siswa

Uji t

Role playing Diskusi

Uji korelasi biser

20

BAB 3

Dokumen terkait