BAB III: METODE PENELITIAN
G. Analisis Instrumen
Sebuah tes terlebih dahulu diujicobakan sebelum digunakan sehingga memenuhi kriteria instrumen yang baik. Uji coba ini dimaksudkan untuk memperoleh validitas, daya pembeda, tingkat kesukaran, dan reliabilitas instrumen. Dikatakan baik sebagai alat pengukur jika memenuhi persyaratan berikut:
1. Validitas
Uji validitas digunakan pada instrumen tes kemampuan pemecahan masalah matematis adalah dengan menggunakan validitas butir soal. Validitas dihitung dengan menggunakan rumus product moment dari Pearson. Perhitungan validitas dilakukan dengan menggunakan rumus product moment sebagai berikut7:
} ) ( }{ ) ( { ) )( ( 2 2 2 2 y y n x x n y x xy n rxy Keterangan:
: koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
N : Jumlah responden
X : skor butir soal
Y : skor total
Uji validitas instrumen dilakukan untuk membandingkan hasil perhitungan dengan pada taraf signifikansi 5%, dengan terlebih dahulu menetapkan degrees of freedom atau derajat kebebasan yaitu dk = n-2. Soal dikatakan valid jika nilai , sebaliknya soal dikatakan tidak valid jika nilai .
Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas instrumen penelitian, dari 6 item penyataan yang diujicobakan diperoleh 6 item pernyataan yang valid, yang terdiri dari nomor 1,2,3,4,5,6 yang mewakili indikator kemampuan pemecahan masalah. Sehingga yang digunakan sebagai instrumen penelitian
7
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 72.
adalah 6 item pernyataan yang telah valid. Perhitungan selengkapnya mengenai uji validitas instrumen penelitian dapat dilihat pada lampiran 8.
2. Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui keterpercayaan hasil tes. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur reliabilitas suatu tes yang berbentuk uraian adalah dengan menggunakan formula Alpha Cronbach, yaitu8:
∑
)
Keterangan :
= realibilitas yang dicari
∑ = jumlah varians skor tiap-tiap item = varians total
Klasifikasi interpretasi reliabilitas yang digunakan adalah sebagai berikut:
Tabel 3. 5
Kriteria koefisien reliabilitas:
Interval Kriteria
0,80 ≤ r ≤ 1,00 Sangat tinggi
0,70 ≤ r < 0,80 Tinggi
0,40 ≤ r < 0,70 Sedang
0,20 ≤ r < 0,40 Rendah
r ≤ 0,20 Sangat rendah (tidak valid)
Dari uji reliabilitas yang dilakukan pada butir soal yang valid didapatkan reliabilitas sebesar 0,71 dengan tingkat reliabilitas sedang.
8
Perhitungan selengkapnya mengenai reliabilitas tes dapat dilihat pada lampiran 9.
3. Taraf kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar9.
Tingkat kesukaran dapat diperoleh dengan rumus :
Keterangan :
= indeks kesukaran
= jumlah skor butir i yang dijawab dengan betul oleh peserta tes = jumlah skor maksimal butir soal i x jumlah seluruh siswa peserta tes
Menurut ketentuan yang sering diikuti, indeks kesukaran sering diklasifikasikan sebagai berikut10:
Tabel 3.6
Klasifikasi Tingkat Kesukaran
Nilai P Tingkat Kesukaran
0,0- 0,30 Sukar
0,31-0,70 Sedang
0,71-1,00 Mudah
Pengukuran tingkat kesukaran butir soal ini menunjukkan 3 butir soal termasuk dalam kategori mudah dan 3 butir soal termasuk dalam kategori sedang. Perhitungan selengkapnya mengenai taraf kesukaran dapat dilihat pada lampiran 10. 9 ibid., h. 208. 10 ibid., h.210.
4. Daya Pembeda Soal
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi adalah11:
DP =
Keterangan:
DP = Daya pembeda soal
JBA = Jumlah nilai kelompok atas yang menjawab benar JBB = Jumlah nilai kelompok bawah yang menjawab benar
JSA = Jumlah peserta kelompok atas x jumlah skor maksimal butir soal JSB = Jumlah peserta kelompok bawah x jumlah skor maksimal butir soal PA =
= Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB = = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Adapun klasifikasi daya pembeda dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.7
Klasifikasi Daya Pembeda
Nilai D Daya Pembeda
0,00- 0,20 Jelek (poor)
0,21- 0,40 Cukup ( satisfactory)
0,41-0,70 Baik (good)
0,71-1,00 Baik sekali (excellent)
< 0,00 (negatif) Tidak baik (dibuang saja)
Dari perhitungan uji daya pembeda butir soal yang valid diperoleh 1 butir soal dengan kriteria baik, 3 butir soal dengan kriteria cukup, dan 2 butir soal dengan kriteria jelek. Perhitungan selengkapnya mengenai daya pembeda dapat dilihat pada lampiran 11.
11
Dari data hasil uji instrument yang telah dilakukan maka rekapitulasi hasil perhitungan analisis instrumen dapat dilihat pada Tabel berikut ini :
Tabel 3.8
Rekapitulasi Hasil Perhitungan Analisis Instrumen
Setelah dilakukan perhitungan analisis instrumen, dari 6 butir soal yang diujikan diperoleh 6 soal yang valid. Taraf kesukaran dari 6 soal yang valid, diperoleh 3 butir soal dengan kriteria mudah dan 3 butir soal dengan kriteria sedang. Daya pembeda dari 6 soal yang valid diperoleh 3 butir soal dengan kriteria cukup, 2 butir soal dengan kriteria Jelek, dan 1 butir soal dengan kriteria Baik.
5. Angket Siswa
Angket adalah sekumpulan pernyataan atau pertanyaan yang harus dilengkapi oleh responden dengan memilih jawaban atau menjawab pertanyaan melalui jawaban yang sudah disediakan atau melengkapi kalimat dengan jalan mengisi12. Dalam penelitian ini digunakan Angket berupa seperangkat pernyataan tertulis yang berhubungan dengan respon. Angket ini digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap penggunaan Strategi heuristik vee dalam pembelajaran dalam materi relasi dan fungsi.
12
Ruseffendi, op.cit. h.121 No. Soal
Uji Coba Validitas
Taraf Kesukaran
Daya
Pembeda Keterangan
1 Valid Sedang Jelek Diperbaiki
2 Valid Mudah Jelek Digunakan
3 Valid Mudah Cukup Digunakan
4 Valid Sedang Baik Digunakan
5 Valid Mudah Cukup Digunakan
Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert dalam bentuk cheklist, skala likert meminta kepada kita sebagai individual untuk menjawab Sangat Setuju (SS), setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS). Masing –masing jawaban dikaitkan dengan angka atau nilai, misalnya SS=5, S=4, TS=2, STS =1 bagi suatu pernyataan yang mendukung sifat positif dan nilai-nilai sebaliknya yaitu SS=1, S=2, TS=4, STS =5 bagi pernyataan yang mendukung sifat negatif13. Alternatif jawaban netral tidak digunakan dalam angket, hal ini bertujuan agar siswa dapat menunjukkan sikap yang jelas terhadap setiap pernyataan yang diajukan.
Tabel 3.9 Kisi-kisi Angket
No Indikator Nomor Pernyataan
Positif Negatif
1 Menunjukkan minat terhadap pembelajaran
menggunakan media pembelajaran pendekatan diskursif pada materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel 1 2 5 6 3 4 12 11
2 Menunjukkan kegunaan mengikuti
pembelajaran menggunakan pendekatan
diskursif pada materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel
7 9
8 10