• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berdasarkan dari deskripsi data lapangan yang penulis lakukan terhadap SH beserta keluarganya dan RT beserta keluarganya terlihat Life potition (posisi hidup) yang cenderung dimiliki anak angkat berdua ini tergambar dari perilaku kesehariannya, yang ditinjau dalam konseling analisis transaksional. Adapun anak angkat pertama SH yang suka dengan suasana menyendirinya karena dia lebih nyaman sendiri dari pada harus berkumpul di tempat keramaian, yang ujung-ujungnya dia akan merasa dikucilkan juga, sebab dia merasa kehadirannya di tempat pesta, pondok Ronda maupun di Kampung Sungai Sirah tidak diharapkan dan tidak di inginkan. Dari perilaku SH di atas dapat terlihat dengan jelas SH lebih cenderung memiliki posisi hidup yang I‟am Not Ok You are Ok yaitu orang yang berada diposisi hidup seperti ini adalah seseorang yang membutuhkan perhatian, takut terancam, rendah diri, dan membutuhkan kasih sayang. Sehingga dia

sulit untuk mengemban suatu tugas tertentu.14

Kebutuhan manusia menurut Maslow ada lima tingkatan, yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan kasih sayang,

kebutuhan harga diri, dan kebutuhan aktualisasi diri.15 Sedangkan

menurut Zakiah Daradjat (di dalam Ramayulis) kebutuhan manusia dibagi atas dua kebutuhan pokok, yaitu kebutuhan primer seperti kebutuhan jasmaniah, dan kebutuhan sekunder seperti kebutuhan akan

14

Taufik, Model-Model Konseling, (Padang : UNP 2009)

15 Muhammad Ali, Muhammad Asrori, Psikologi Remaja, (Jakarta: Bumi Aksara, 2015), Cet. Ke 10, h. 154

rasa kasih sayang, kebutuhan rasa aman, kebutuhan rasa harga diri, kebutuhan rasa bebas, kebutuhan rasa sukses, dan kebutuhan akan rasa ingin tahu.16

Anak angkat yang berinisial SH ini merupakan orang yang suka merendahkan dirinya, dia merasa tidak dianggap dalam lingkungan tempat tinggalnya, yang membuatnya menjadi pribadi yang tidak percaya diri, karena kebutuhan kasih sayang, perhatian, kebutuhan rasa harga dirinya kurang dapat dia rasakan dari orang-orang disekitar tempat tinggalnya. Sehingga SH memiliki posisi hidup yang I‟am Not Ok-You‟r Ok (saya tidak Ok-kamulah yang Ok). Posisi ini didapatkan karena tidak adanya hubungan interaksi dan komunikasi yang baik antara SH dengan orang-orang disekitar tempat tinggalnya, umumnya penyebab rasa rendah diri adalah hasil olah pikiran yang mengatakan jika dirinya memiliki kekurangan. Dan sebaliknya, merasakan kelebihan orang lain yang tidak bisa dia raih sehingga muncullah rasa rendah diri.

Seharusnya SH lebih menyadari apapun yang dimilikinya adalah pemberian Allah, semuanya milik Allah, begitupun dengan yang dimiliki orang lain, hendaknya bukan rasa rendah diri yang sepatutnya SH rasakan. Posisi hidup rendah diri hanya akan membuat SH menarik diri dari lingkungan, dan menjadikannya tidak baik-baik saja, dan dalam pikirannya, hanya orang lain yang lebih dari pada

dirinya. Hal semacam itu membuat dirinya berada pada posisi hidup I‟am Not Ok You‟r Ok, jika dia bisa memandang dirinya baik-baik saja, maka dia akan mengakui derajat setiap manusia itu sama, yang membedakan antara dirinya dan orang lain itu hanya ketakwaan kepada Allah SWT. Apabila SH bisa mendapati posisi hidup seperti ini, maka dia akan berada pada posisi hidup I‟am Ok You‟r Ok, dan terjalinlah kehidupannya dengan orang lain menjadi perilaku sosial yang saling membutuhkan, saling menghargai dan bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya. Karena dirinya merasa baik, begitupun pandangan dirinya terhadap orang lain.

Kemudian anak angkat yang kedua yang bernama RT, dimana dalam kesehariannya, perilaku RT yang penulis lihat adalah pendiam dan tidak suka menyapa orang lain, itu karena RT merasa dendam dengan perlakuan orang-orang kepada dirinya yang ada disekitar tempat tinggalnya, yang suka membunjing dan mengejeknya sebagai anak angkat. Dia merasa orang yang ada dilingkungan hidupnya hanya suka menggunjingkan dirinya, sehingga dia pun menjadi curiga kepada Ibu-Ibu dan Remaja yang sama besar dengannya, karena mereka lah yang suka menyebut-nyebut tentang RT. Apabila mereka sudah berkumpul maka RT tidak akan merasa aman lagi, seperti kehidupannya terganggu dengan orang yang berkumpul tersebut.

RT lebih cenderung memiliki Life Potition I‟am Not OK You‟r OK, yang mana kepribadian orang yang memiliki posisi ini merasa

curiga dengan apapun yang sedang dilakukan orang lain,17 dan itulah yang sedang dialami oleh RT, yang selalu curiga dengan apa yang sedang dibicarakan orang lain, itupun karena dia merasa apa yang dibicarakan orang lain itu adalah tentang dirinya. Perilaku ini muncul karena dimasa lalu dia selalu digunjingkan sebagai anak angkat oleh teman-teman sekolahnya, begitupun dengan orang yang berada dilingkungan tempat tinggalnya dan sampai sekarang dia tidak bisa memaafkan orang-orang yang mengatakan dirinya anak angkat.

Menurut Zakiah Daradjat di (dalam Ramayulis) tidak adanya rasa aman menyebabkan seseorang terganggu sikap integritas dirinya dengan masyarakat dan dengan lingkungannya. Dampak negatif dari tidak terpenuhi kebutuhan ini antara lain curiga, buruk sangka, tidak

tenang, khawatir dan lain sebagainya.18

Padahal di dalam Agama Islam di larang untuk selalu curiga, karena dapat menimbulkan prasangka buruk. Allah SWT berfirman:

                                   

Artinya ; Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berprasangka buruk. Karena sebagian dari prasangka buruk itu adalah dosa ..." (QS. al-Hujurat: 12)

17

Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Teori Konseling, GI; Denpasar, 1984, h. 217-218

Prasangka buruk termasuk sifat dan akhlak buruk yang tercela dan al-Quran memperingatkan manusia agar berhati-hati tidak sampai terkena penyakit ini.

Secara umum, prasangka buruk dapat dibagi menjadi tiga kategori: 1. Prasangka buruk terhadap diri sendiri (nafs ammarah).

2. Prasangka buruk terhadap orang lain. 3. Prasangka buruk kepada Allah.

Adapun yang akan dijelaskan berkaitan dengan perilaku sosial anak angkat RT yaitu pertama berprasangka buruk kepada diri sendiri artinya seseorang menuduh dirinya dan ini termasuk pengertian yang dipuji dalam al-Quran. Allah Swt dalam al-Quran mengutip ucapan Nabi Yusuf AS:

                 

Artinya : Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan). Karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku." (QS. Yusuf: 53)

Sejatinya, menuduh diri sendiri (nafsu ammarah) dan mengevaluasinya merupakan perbuatan yang dapat menyelamatkan manusia dari kesesatan dan lupa diri. Kemudian yang kedua berprasangka buruk kepada orang lain merupakan sesuatu yang tercela dalam pandangan al-Quran. Ada larangan dan peringatan serius dalam al-Quran terkait sikap prasangka buruk kepada orang lain. Hal ini dengan gamblang dapat dipahami dari ayat 12 surat al-Hujurat yang

telah disebutkan di awal pembahasan ini. Allah SWT pada awalnya

mengingatkan manusia untuk meninggalkan sikap banyak

berprasangka buruk kepada orang lain. Setelah itu Allah SWT dengan tegas berfirman bahwa sebagian dari prasangka buruk itu adalah dosa.

Apabila benak manusia terbiasa berprasangka buruk, maka apa yang dipikirkan tentang orang lain lebih banyak ilusi dan khayalan dirinya sendiri. Setiap harinya ia tidak lagi berpikir tentang diri dan pekerjaannya, tapi yang dilakukannya adalah memikirkan pekerjaan orang lain dan mulai memunculkan prasangka yang tidak-tidak tentang mereka. Pada akhirnya sebagian dari prasangka buruk itu merupakan dosa yang tersimpan dalam benak manusia dan kemungkinan besar ia tidak dapat mengenali bahwa apa yang tengah dipikirkannya merupakan perbuatan dosa. Oleh karenanya, lebih baik sejak awal

manusia meninggalkan sikap prasangka buruk terhadap orang lain.19

Berdasarkan pembahasan di atas, yang di kaitkan dengan konseling analisis transaksional dalam konsep posisi hidup, berburuk sangka hanya akan membuat RT menjadi orang yang tidak sehat, sehingga memiliki hubungan yang tidak baik antara dia dengan orang yang berada di lingkungan tempat tinggalnya, dan membuat dirinya terhambat untuk beraktivitas bebas di luar rumah, karena prasangka buruk yang menjadi penghambat kebebasannya dalam melakukan kegiatan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga menjadikan dirinya

19

Sayid Qutb, Fi Zhilal al-Quran, Beirut, Dar al-Syuruq, 1412 Hq, cet 17, jilid 6, hal 3399.

berada pada posisi I‟am Not Ok You‟r Ok (saya tidak Ok kamu lah yang Ok).

B. Transaksi Komunikasi yang digunakan Anak Angkat dalam Tinjauan

Dokumen terkait