• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pertimbangan hakim pada Pengadilan Negeri Stabat yaitu Putusan No. 21/Pid.Sus/201 4/PN.Stb yang memutuskan bahwa 1 (satu) unit mobil Toyota Avanza BK 1054 ZW dirampas untuk Negara, adalah kurang tepat, karena Majelis Hakim kurang cermat dalam hal ini karena mobil tersebut adalah mobil yang disewa (rental). Hal

tersebut juga terungkap di dalam fakta hukum dipersidangan. Jaksa Penuntut Umum di dalam tuntutannya juga menyatakan barang bukti mobil tersebut untuk dikembalikan. Putusan yang dikeluarkan Pengadilan Tinggi Sumatera Utara yaitu Putusan Nomor 315/PID/2014/PT-MDN memutuskan menguatkan hasil putusan Pengadilan Negeri Stabat. Putusan Mahkamah Agung No. 1258.K/Pid.Sus/2014 mmemutuskan menguatkan kembali Putusan Pengadilan Negeri Stabat.

Melihat putusan diatas menunjukkan bahwasanya Majelis Hakim kurang cermat melihat barang bukti yang dirampas dalam hal ini mobil. Sehingga pihak ketiga yang memiliki mobil tersebut menjadi dirugikan. Walaupun dalam ayat (2) Pasal 101 Undang- Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika mengakomodir kepentingan pihak ketiga yang beritikad baik untuk melakukan gugatan secara perdata, tetapi bila di persidangan tingkat pertama diputuskan barang bukti tersebut untuk dikembalikan maka tentunya tidak akan menimbulkan kerugian baik waktu dan biaya bagi pihak ketiga yang beritikad baik. Tetapi bila ditelusur ternyata dalam proses penyidikan ternyata Jaksa tidak memberikan petunjuk kepada penyidik Polri untuk melakukan pemeriksaan saksi Anton yaitu pihak ketiga yang dikuasakan oleh Hidayati Zahra Bahri pemilik mobil rental Avanza yang disita dalam putusan pidana.

Pada putusan perdata nomor 14/PDT.PLW/2014/PN.STB, amar putusan yang dikeluarkan Majelis Hakim yaitu Menyatakan Pelawan adalah sebagai pemilik yang sah atas 1 (satu) unit Mobil Toyota New Avanza Tahun 2013 warna Hitam dengan Nomor Rangka MHKM1BA3JDK141878, Nomor Mesin MB16485 No. Polisi BK 1054 ZW atas nama Hidayati Zahra Bahri, putusan tersebut adalah tepat dan memenuhi unsur keadilan.

pertimbangannya Majelis Hakim melihat bukti dan keterangan saksi yang menyatakan mobil yang dimiliki Hidayati Zahra Bahri di sewa oleh Adin Syahri. Mobil yang disewa Adin Syahri tersebut digunakan untuk membawa ganja sehingga dijadikan barang bukti. Bahwa yang menarik dalam putusan ini adalah salah satu Majelis Hakim dalam putusan perdata ini merupakan Hakim dalam putusan pidana yang merampas mobil avanza tersebut.

Uraian diatas bila dianalisis dengan teori sistem hukum (legal system). Wacana seputar sistem hukum (legal system) tidak dapat dilepaskan dari seorang Lawrence M. Friedman. Pada hakikatnya sistem adalah sebuah unit yang beroperasi dengan batas-batas tertentu yang dapat bersifat mekanis, organis atau sosial.95 Kumpulan interaksi apapun bisa disebut sebagai sistem.96 Sistem hukum adalah bidang yang sangat luas yang dapat terdiri dari aturan dan peraturan, struktur, lembaga dan proses yang mengisinya.97

Sistem hukum memiliki unsur-unsur yaitu struktur (legal structure), substansi (legal substance) dan budaya hukum (legal culture).98 Ketiga unsur sistem hukum ini adalah satu kesatuan utuh yang tidak dapat terpisahkan dan merupakan sebuah organisme kompleks sehingga saling berinteraksi dalam operasi aktualnya.99 Sehingga jika digambarkan ketiga unsur sistem hukum tersebut maka, struktur sebagai mesin, substansi sebagai apa yang dihasilkan atau dikerjakan oleh mesin itu, dan budaya hukum adalah

95

Lawrence M.Friedman, Sistem Hukum Perspektif Ilmu Sosial, diterjemahkan oleh M. Khozim, Bandung,

Nusa Media, Agustus 2011, (selanjutnya disingkat Lawrence M. Friedman I), hal. 6. 96Ibid.

97

Lawrence M. Friedman, American Law an Introduction, Second Edition, diterjemahkan oleh Wishnu Basuki, Hukum Amerika Sebuah Pengantar, Jakarta, PT. Tatanusa, 2001, (selanjutnya disingkat Lawrence M. Friedman II) hal. 5.

apa saja atau siapa saja yang memutuskan untuk menghidupkan dan mematikan mesin itu serta memutuskan bagaimana mesin itu digunakan.100

Menurut Friedman, sistem hukum (legal system) memiliki cakupan yang luas dari

hukum itu sendiri. Kata “hukum” sering hanya mengacu pada aturan dan peraturan.

Padahal menurut Friedman sistem hukum membedakan antara aturan dan peraturan, struktur, serta lembaga dan proses yang ada dalam sistem itu. Bekerjanya hukum dalam suatu sisitem ditentukan oleh tiga unsur, yaitu struktur hukum (legal structure), substansi hukum (legal substance), dan budaya hukum (legal culture).101

Struktur hukum (legal structure) merupakan kerangka berpikir yang memberikan defenisi dan bentuk bagi bekerjanya sistem yang ada dengan batasan yang telah ditentukan. Jadi struktur hukum dapat dikatakan sebagai institusi yang menjalankan penegakan hukum dengan segala proses yang ada di dalamnya. Dalam sistem peradilan pidana (criminal justice system) struktur hukum (legal structure) yang menjalankan proses peradilan pidana adalah kepolisian, kejaksaan, kehakiman, dan lembaga pemasyarakatan.

Substansi hukum (legal substance) merupakan aturan, norma dan pola perilaku manusia yang berada di dalam sistem hukum. Substansi hukum (legal substance) berarti produk yang dihasilkan oleh orang yang berada di dalam sistem hukum itu, baik berupa keputusan yang telah dikeluarkan maupun aturan-aturan baru mau disusun. Substansi hukum (legal substance) tidak hanya pada hukum yang tertulis (law in the book), tetapi juga mencakup hukum yang hidup di masyarakat (the living law).

Budaya hukum (legal culture) merupakan sikap manusia terhadap hukum dan sistem hukum. Sikap masyarakat ini meliputi kepercayaan, nilai-nilai, ide-ide serta harapan masyarakat terhadap hukum dan sistem hukum. Budaya hukum juga merupakan kekuatan sosial yang menentukan bagaimana hukum disalahgunakan. Budaya hukum (legal culture) mempunyai peranan yang besar dalam sistem hukum, tanpa budaya hukum (legal culture) maka sistem hukum (legal system) akan kehilangan kekuatannnya, seperti ikan mati yang terdampar di keranjangnya, bukan ikan hidup yang berenang di lautan (without legal culture, the legal system is meet-as dead fish lying in a basket, not a living fish swimming in its sea).

Uraian tersebut menunjukkan Majelis Hakim cermat melihat hal tersebut, seharusnya bila pada persidangan pidana di Pengadilan Negeri Stabat seperti yang diuraikan sebelumnya, Majelis Hakim bisa lebih cermat melihat fakta hukum maka pihak ketiga tidak perlu lagi melakukan gugatan secara perdata karena barang bukti mobil miliknya telah dikembalikan, Jaksa juga ternyata tidak cermat dalam memberikan petunjuk kepada penyidik Polri terkait saksi Anton yang dikuasakan oleh Hidayati Zahra Bahri pemilik mobil rental avanza untuk dijadikan saksi. Dampak dari putusan ini juga berpengaruh dalam eksekusi yang dilakukan oleh Jaksa

BAB V

Dokumen terkait