• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pertimbanagn hakim dalam putusan ini diuraikan berikut ini. Selanjutnya majelis hakim akan mempertimbangkan apakah dengan adanya fakta-fakta hukum yang telah terungkap di atas, telah dapat menyatakan terdakwa bersalah melakukan perbuatan seperti yang didakwakan oleh penuntut umum kepada terdakwa;

Terdakwa didakwa oleh penuntut umum dalam dakwaannya yang disusun secara alternatif, dengan demikian dengan mengacu pada teori, doktrin, dan praktek hukum, maka majelis hakim akan mempertimbangkan dakwaan yang mendekati fakta yang telah terungkap di persidangan ;

Berdasarkan peristiwa dan kejadian sebagaimana telah terungkap tersebut di atas, majelis hakim berpedapat, bahwasanya dakwaan alternatif pertama yang lebih tepat diterapkan untuk membuktikan kesalahan terdakwa, hal tersebut juga sesuai dengan tuntutan Jaksa Penuntut Umum yang menuntut terdakwa dengan dakwaan alternatif pertama;

Untuk dapat diterapkan ketentuan yang tercantum dalam dakwaan alternatif pertama tersebut diatas, maka haruslah memenuhi unsur-unsur sebagai berikut :

1. Setiap orang.

2. Tanpa hak atau melawan hukum

3. Menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual bel, menukar atau menyerahkan narkotika golongan I dalam bentuk tanaman beratnya melebihi 1 (satu) kilogram atau melebihi 5 (lima) batang pohon atau dalam bentuk bukan tanaman beratnya 5 (lima) gram.

4. Percobaan atau pemufakatan jahat untuk melakukan tindak pidana narkotika atau prekursor narkoitka.

Unsur ke - 1, Setiap Orang:

Bahwa “setiap orang“ dalam pasal ini menunjukkan tentang subyek pelaku atas

siapa yang didakwa melakukan tindak pidana dimaksud, yang dapat dilakukan oleh setiap orang yang telah cakap dan mampu bertanggung jawab di muka hukum;

Bahwa dengan dihadirkannya terdakwa di persidangan yang identitas selengkapnya terurai di atas dan diakui pula oleh terdakwa sebagai dirinya, serta diyakini pula oleh majelis hakim telah memenuhi syarat sebagai subyek hukum, maka dengan demikian unsur ke-1 telah terpenuhi ;

Bahwa sebelum mejelis hakim mempertimbangkan dan membuktikan unsur ke-2,

yaitu “tanpa hak dan melawan hukum“, maka demi mencapai sistematika dalam

menguraikan unsur-unsur dakwaan, majelis hakim memandang lebih tepat bilamana unsur ke-3 termaksud dipertimbangkan dan dibuktikan terlebih dahulu;

Unsur Ke-3, menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual beli, menukar atau menyerahkan narkotika golongan I dalam bentuk tanaman beratnya melebihi 1 (satu) kilogram atau melebihi 5 (lima) batang pohon atau dalam bentuk bukan tanaman beratnya 5 (lima) gram. Unsur ini bersifat alternatif, artinya apabila salah satu elemen dari unsur termaksud telah terbukti, maka elemen unsur yang lain tidak perlu dipertimbangkan dan dibuktikan lagi;

Berdasarkan fakta di persidangan dari keterangan para saksi dan keterangan terdakwa sendiri, pada awalnya saksi Rahman Edi Als Ucak bersama dengan saksi Adin Syahri pada hari Selasa tanggal 12 Nopember 2013 sekira pukul 02.20 Wib bertempat di Jln. Besitang depan Pos Lantas Bukit I Kel. Tangkahan Durian Kec.Brandan Barat Kab.Langkat ditangkap dan dibawa ke Polres Langkat beserta barang bukti berupa 40

pengembangan tersebut, ganja tersebut akan dijual kepada terdakwa dibuktikan dengan adanya pesan SMS di HP saksi Herman Edi alias Ucak dengan pesan SMS “bg, kira2 brp bnyk yg bg bwk kmari, klw mmg gk bnyk biar dia langsung aj”, ganja tersebut akan dijual kepada Terdakwa dengan harga perkilo Rp.700.000.- (tujuh ratus ribu rupiah) dan jika terdakwa dapat menjual ganja tersebut akan diberikan bagian Rp.1.000.000.- (satu juta rupiah);

Terdakwa ditangkap di Binjai, dan sebelum penangkapan saksi menyuruh saksi Rahman Edi alias Ucak untuk menanyakan di mana posisi terdakwa, kemudian saksi Rahman Edi alias Ucak menunggu di Binjai Suparmall (BSM) dan tidak berapa lama datang terdakwa dengan mengenderai becak penumpang kemudian saksi lakukan penangkapan, selanjutnya terdakwa saksi bawa kepolres Langkat guna dilakukan pemeriksaan, pada waktu pemeriksaan terdakwa tidak mengakui, akan tetapi selanjutnya diakui oleh terdakwa bahwa dia akan membantu Rahman Edi alias Ucak untuk menjual ganja tersebut, selain itu Terdakwa mengakui ada SMS dengan Rahman Edi alias Ucak dengan barang bukti yang disita dari terdakwa yaitu : 1 (satu) buah HP merek Nokia;

Pada hari sebelumnya yaitu Sabtu tanggal 09 Nopember 2013 sekira pukul 22.00 Wib saksi Rahman Edi dan saksi Adin Syahri bertemu dengan terdakwa lalu saksi Rahman Edi turun dari mobil Toyota Avanza BK 1054 ZW sedangkan saksi Adin Syahri didalam mobil saja, kemudian saksi Rahman Edi bicara dengan terdakwa untuk masalah jual beli ganja sambil saksi Rahman Edi tunjukan contoh ganjanya kemudian diambil terdakwa, lalu saksi Rahman Edi, saksi Adin Syahri dan terdakwa memakainya dan selanjutnya saksi Rahman Edi mengatakan dengan terdakwa perkilonya Rp.700.000,- (tujuh ratus ribu rupiah) lalu terdakwa bilang ya bisa dijualkan dan saksi Rahman Edi

bilang kalau laku dijual saksi Rahman Edi berikan bagian Rp.100.000,- (seratus ribu rupiah) kepada terdakwa, kemudian terdakwa mengatakan ya akan menjualkan ganja jika saksi Rahman Edi membawanya ada sekitar 1 (satu) jam terdakwa, saksi Adin Syahri dan saksi Rahman Edi membicarakan masalah jual beli ganja tersebut, lalu saksi Rahman Edi permisi pulang bersama saksi Adin Syahri ke Aceh;

Berdasarkan Berita Acara Penaksiran/ Penimbangan Nomor: 90/IL.1.0106/XI/2013 tanggal 13 Nopember 2013 beserta lampirannya yang ditanda tangani oleh Ervina A. Nababan, NIK.P. 84425 selaku yang menimbang/ Penaksir sekaligus Pengelola UPC Stabat dikatahui berat bersih narkotika jenis ganja dari 40 (empat puluh) bal tersebut adalah 59.000 (lima puluh sembilan ribu) gram. Dan hasil kesimpulan pemeriksaan Laboratoris terhadap 1 (satu) plastik berisi ranting, daun dan biji kering dengan berat brutto 243 (dua ratus empat puluh tiga) gram diduga ganja milik terdakwa Rahman Edi dan Adin Syahri adalah benar ganja dan terdaftar dalam Golongan I (satu) nomor urut 8 (delapan) Lampiran I (satu) UU RI No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika, seperti yang tertuang dalam Berita Acara Pemeriksaan Laboratorium Barang Bukti Narkotika No. LAB : 7762/NNF/2013 tanggal 20 Nopember 2013 yang dibuat dan ditanda tangani oleh Zulni Erma, AKBP, NRP 60051008 dan Debora M. Hutagaol ,S.Si,Apt, KOMPOL, NRP.74110890 masing-masing selaku Pemeriksa dan diketahui oleh An. Kepala Laboratorium Forensik Cab. Medan Dra. Melta Tarigan, M.Si., AKBP, NRP 63100830;

Terdakwa dalam melakukan perbuatan tersebut tidak mempunyai izin yang sah dari pihak yang berwenang terkait dengan Narkotika Golongan I jenis ganja tersebut, dan

terdakwa juga bukan merupakan orang yang berhak baik karena pekerjaannya maupaun karena jabatannya;

Beradasarkan hal-hal tersebut di atas, maka majelis hakim mendapatkan suatu keyakinan, terdakwa menerima tawaran saksi Rahman Edi untuk membantu menjualkan ganja yang akan dibawa oleh saksi Rahman Edi dari Aceh, sehingga perbuatan terdakwa tersebut diatas dapat dikategorikan menjadi perantara dalam jual beli narkotika jenis ganja yang beratnya melebihi dari 1 (satu) kilogram;

Bahwa dengan demikian unsur ke-3 ini pun telah terpenuhi. Unsur ke – 2, Tanpa Hak atau Melawan Hukum.

Bahwa “tanpa hak” pada umumnya merupakan bagian dari “melawan hukum”

yaitu setiap perbuatan yang melanggar hukum tertulis (peraturan perundang-undangan dan atau asas-asas hukum umum dari hukum yang tidak tertulis. Lebih khusus yang

dimaksud dengan “tanpa hak” dalam kaitannya dengan UU RI No. 35 Tahun 2009

Tentang Narkotika adalah tanpa izin dan atau persetujuan dari pihak yang berwenang untuk itu;

Kata “atau” yang terletak diantara frasa “tanpa hak” dan “melawan hukum”

bersifat alternatif dalam pengertian 2 (dua) frasa tersebut berdiri sendiri, yaitu apabila salah satu elemen unsur terpenuhi maka unsur ke 2 (dua) ini telah terpenuhi pula;

Berdasarkan fakta di persidangan dari keterangan para saksi dan keterangan terdakwa sendiri, secara tersirat majelis hakim tidak mendapatkan indikasi adanya ijin dan atau persetujuan dari pihak yang berwenang atas perbuatan terdakwa menjadi perantara dalam jual beli narkotika jenis ganja yang beratnya melebihi dari 1 (satu) kilogram dan perbuatan terdakwa tersebut tanpa hak dan bertentangan dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan sehingga dapat dikategorikan sebagai tanpa hak dan melawan hukum;

Bahwa dengan demikian, unsur ke-2 telah pula terpernuhi;

Bahwa dengan telah terpenuhinya semua unsur di atas, dan tidak ditemukan adanya alasan-alasan pemaaf dan tidak pula ditemukan alasan-alasan pembenar yang dapat menghapuskan pertanggungjawaban pidananya maka telah dapat disimpulkan terdakwa melakukan tindak pidana Tanpa Hak dan Melawan Hukum Menjadi Perantara Dalam Jual Beli Narkotika Golongan I dalam Bentuk Tanaman Beratnya Melebihi 1 (satu) kilogram sebagaimana unsur-unsurnya telah disyaratkan oleh undang-undang; Unsur ke-4, Percobaan atau Pemufakatan Jahat Untuk Melakukan Tindak Pidana

Narkotika atau Prekursor Narkotika;

Unsur ini bersifat alternatif, artinya apabila salah satu elemen dari unsur termaksud telah terbukti, maka elemen unsur yang lain tidak perlu dipertimbangkan dan dibuktikan lagi;

Permufakatan jahat sebagaimana Pasal 1 angka 18 UU RI No.35 Tahun 2009 Tentang Narkotika adalah perbuatan dua orang atau lebih yang bersekongkol atau bersepakat untuk melakukan, melaksanakan, membantu, turut serta melakukan, menyuruh, menganjurkan, memfasilitasi, memberi konsultasi, menjadi anggota suatu organisasi kejahatan Narkotika, atau mengorganisasikan suatu tindak pidana Narkotika;

Berdasarkan fakta dipersidangan 40 (empat puluh) bal ganja dengan berat 59.000 (lima puluh sembilan ribu) gram, dari hasil pengembangan perkara saksi Rahman Edi dan saksi Adin Syahri ganja tersebut akan dijual kepada terdakwa dibuktikan dengan adanya pesan SMS di HP saksi Herman Edi alias Ucak dengan pesan SMS “bg, kira2 brp bnyk

kepada Terdakwa dengan harga perkilo Rp.700.000.- (tujuh ratus ribu rupiah) dan jika terdakwa dapat menjual ganja tersebut akan diberikan bagian Rp.1.000.000.- (satu juta rupiah);

Bahwa dengan demikian terdakwa melakukan mufakat jahat bersama-sama dengan saksi Rahman Edi karena telah membantu saksi Rahman Edi menjualkan 40 (empat puluh) bal ganja dengan berat 59.000 (lima puluh sembilan ribu) gram;

Bahwa dengan demikian unsur ke-4, telah pula terpenuhi;

Bahwa dengan telah terpenuhinya semua unsur dalam dakwaan alternatif pertama di atas dan di dalam persidangan tidak ditemukan adanya alasanalasan pemaaf dan tidak pula ditemukan alasan-alasan pembenar yang dapat menghapuskan pertanggungjawaban pidananya, maka terdakwa harus dinyatakan telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana Pemufakatan Jahat Tanpa Hak dan Melawan Hukum Menjadi Perantara dalam Jual Beli Narkotika Golongan I dalam Bentuk Tanaman Beratnya Melebihi 1 (satu) kilogram;

Bahwa dengan demikian majelis hakim berkesimpulan yang sama terhadap apa yang dikemukakan oleh penuntut umum tentang fakta-fakta dan dasar-dasar hukumnya ;

Bahwa oleh karena terdakwa mampu bertanggung jawab, maka terdakwa harus dinyatakan bersalah dan dijatuhi pidana yang sesuai dan setimpal dengan perbuatan yang telah dilakukannya;

Jaksa Penuntut Umum yang menuntut terdakwa dalam tuntutannya menyatakan

“menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa dengan pidana penjara seumur hidup”, terhadap

tuntutan tersebut Majelis Hakim tidak sependapat karena tuntutan tersebut terlalu berat, dengan alasan :

1. Terdakwa masih muda dan mempunyai potensi untuk memperbaiki diri dengan pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan sehingga menjadi orang yang baik dan berguna setelah menjalani masa pidananya, sehingga masih ada harapan untuk membangun kehidupan yang lebih baik;

2. Dilihat dari diri pribadi Terdakwa yang mana perbuatan ini dilakukan karena didorong kesulitan tingkat ekonomi;

3. Tujuan pemidanaan bukan semata-mata sebagai pembalasan, nestapa atau penderitaan atas perbuatan terdakwa, melainkan bertujuan untuk pembelajaran bagi Terdakwa, agar terdakwa pada waktu menjalani pidananya menyadari dan menginsafi kesalahannya, serta tidak akan mengulangi untuk melakukan tindak pidana;

Sebelum majelis hakim menjatuhkan pidana yang adil dengan perbuatan terdakwa tersebut, akan terlebih dahulu dipertimbangkan hal-hal yang memberatkan dan hal-hal yang meringankan pada diri terdakwa tersebut ;

Hal-hal yang memberatkan :

1. Perbuatan terdakwa meresahkan masyarakat ;

2. Perbuatan terdakwa bertentangan dengan program utama pemerintah dalam memberantas peredaran dan penyalahgunaan Narkotika ;

3. Penyalahgunaan Narkotika di Indonesia sudah sangat membahayakan dan telah menjangkau laipsan-lapisan masyarakat terutama generasi muda;

4. Terdakwa memberikan keterangan yang berbelit-belit dalam persidangan;

5. Barang bukti cukup banyak yaitu 40 (empat puluh) bal ganja dengan berat 59.000 (lima puluh sembilan ribu) gram;

Terdakwa belum pernah dihukum ;

Bahwa oleh karena terdakwa telah menjalani penahanan, maka masa penahanan yang telah dijalani oleh terdakwa akan dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan ;

Bahwa oleh karena terdakwa telah ditahan berdasarkan surat perintah penahanan yang sah dan majelis hakim tidak mendapatkan adanya alasan-alasan yang patut untuk mengeluarkan terdakwa dari tahanan, serta pidana yang akan dijatuhkan lebih lama dari masa penahanan yang telah dijalani oleh terdakwa, maka ditetapkan agar terdakwa tetap berada dalam tahanan ;

Bahwa tentang keberadaan barang bukti berupa : 40 (empat puluh) bal diduga berisikan Narkotika jenis ganja, 1 (satu) buah kayu panjang sekitar 2 (dua) meter, 1 (satu) gulungan kawat sudah berputusan, karena karena merupakan barang yang dilarang sesuai ketentuan undang-undang dan diantaranya merupakan alat yang digunakan untuk melakukan tindak pidana, maka dirampas untuk dimusnahkan, sedangkan 1 (satu) buah HP merek Nokia, 1 (satu) buah HP merek Nokia tipe 1208 dan 1 (satu) unit mobil Toyota Avanza BK 1054 ZW berdasarkan Pasal 39 Ayat (1) KUHP dan Pasal 101 Ayat (1) UU

No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika yang berbunyi “Narkotika, Prekursor Narkotika,

dan alat atau barang yang digunakan di dalam tindak pidana Narkotika dan Prekursor Narkotika atau yang menyangkut Narkotika dan Prekursor Narkotika serta hasilnya

dinyatakan dirampas untuk negara” oleh karena barang bukti tersebut digunakan sebagai

alat atau barang untuk melakukan tindak pidana, serta terhadap barang tersebut masih memiliki nilai ekonomi maka dirampas untuk negara;

Berdasarkan pasal 222 KUHAP karena terdakwa dinyatakan bersalah dan dijatuhi pidana, dan terhadap hal termaksud terdakwa sebelumnya tidak mengajukan permohonan pembebasan dari pembayaran biaya perkara, maka terdakwa harus pula dibebani untuk membayar biaya perkara yang besarnya akan disebutkan pula dalam amar putusan di bawah ini ;

Mengingat, Pasal 114 Ayat (2) Jo Pasal 132 Ayat (1) UU RI No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika dan Pasal 197 KUHAP, dan ketentuan - ketentuan hukum lain.

6) Putusan

Bahwa untuk mempersingkat uraian putusan ini, maka segala sesuatu yang terjadi dipersidangan, sebagaimana telah termuat dalam berita acara persidangan, dianggap telah termuat secara lengkap dan turut dipertimbangkan dalam putusan ini serta merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari putusan ini;

Adapun amar putusan yang dikeluarkan Majelis Hakim dalam putusan ini adalah sebagai berikut:

1. menyatakan terdakwa Menyatakan Terdakwa Kosim Nasution, telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana permufakatan jahat tanpa hak dan melawan hukum menjadi perantara dalam jual beli narkotika golongan I dalam bentuk tanamana beratnya melebihi 1 (satu) kilogram; Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara selama 20 (dua puluh) tahun dan denda sebesar Rp. 10.000.000.000,- (sepuluh milyar rupiah), apabila denda tersebut tidak dibayar maka harus diganti dengan pidana penjara selama 2 (dua) tahun;

3. Menetapkan agar terdakwa tetap berada dalam tahanan; 4. Memerintahkan barang bukti berupa :

• 40 (empat puluh) bal diduga berisikan Narkotika jenis ganja; • 1 (satu) buah kayu panjang sekitar 2 (dua) meter;

• 1 (satu) gulungan kawat sudah berputusan; Dirampas untuk dimusnahkan;

• 1 (satu) buah HP merek Nokia;

• 1 (satu) buah HP merek Nokia tipe 1208;

• 1 (satu) unit mobil Toyota Avanza BK 1054 ZW Dirampas untuk Negara;

6. Menghukum terdakwa untuk membayar biaya perkara sebesar Rp. 5.000,00 (lima ribu rupiah).

b. Analisis Putusan

Putusan yang dikeluarkan Majelis Hakim dalam putusan tersebut diatas menunjukkan bahwasanya barang bukti 1 (satu) unit mobil Avanza dirampas untuk negara, maka dapat disimpulkan bhawasanya putusan ini tidak memenuhi unsur keadilan.

Bila dianilisis dengan teori keadilan. Sebagaimana telah dikemukakan oleh Jhon Rawls menyakini adanya2 (dua) prinsip keadilan dalam ”posisi asli”, namun lebih lanjut dikembangkan menjadi sebagai berikut :

1. prinsip pertama: setiap orang mempunyai hak yang sama atas kebebasan mendasar yang harmonis dengan kebebasan yang sama yang dimiliki oleh orang lain.

2. prinsip kedua: perbedaan-perbedaan sosial dan ekonomi akan dikelola sedemikian rupa sehingga (i) perbedaan-perbedaan tersebut diharapkan dengan alasan yang wajar dapat memberikan keuntungan bagi setiap orang dan (ii) perbedaan- perbedaan tersebut dapat dipantau dari posisi-posisi dan jabatan-jabatan yang terbuka untuk umum.

Maka dapat dikatakan bahwa Majelis Hakim tidak melihat keadilan pihak ketiga yang memiliki barang bukti mobil tersebut. Padahal dalam tuntutannya, Jaksa juga menyatakan bahwa mobil dikembalikan, tetapi Majelis Hakim tidak melihat hal tersebut.

Bila dianalisis dengan teori keadilan yang dikemukakan oleh Lawrence M.

Friedman, dalam bukunya yang berjudul “ The Legal System A Social Sciense

Perspective”, menyebutkan bahwa sistem hukum terdiri atas perangkat struktur hukum, substansi hukum (perundang-undangan) dan kultur hukum atau budaya hukum. Sistem hukum harus memuat Substantive Law, Legal Structure, dan Legal Culture. Tegaknya hukum tergantung kepada budaya hukum di masyarakat, sementara itu budaya hukum masyarakat tergantung kepada budaya hukum anggota-anggotanya yang dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan, lingkungan, budaya, posisi atau kedudukan dan kepentingan- kepentingan. Bila putusan tersebut dianalisis dengan budaya hukum seperti yang dikatakan Lawrence Friedman maka putusan ini seperti budaya bagi Hakim, Hakim tidak memperdulikan ayat (2) Pasal 101 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika sebagai pertimbangannya.

Struktur hukum (legal struktur) merupakan kerangka berfikir yang memberikan defenisi dan bentuk bagi bekerjanya sistem yang ada dengan batasan yang telah

penegakan hukum dengan segala proses yang ada didalamnya. Maka dapat dianalisis putusan tersebut dengan struktur hukum ini maka diperlukannya kerjasama antara Mahkamah Agung dan Kejaksaan tentang eksekusi barang bukti narkotika.

Substansi hukum (legal substance) merupakan aturan, norma dan pola perilaku manusia yang berada di dalam sistem hukum. Substansi hukum (legal Substance) berarti produk yang dihasilkan oleh orang yang berada di dalam sistem hukum itu, baik berupa keputusan yang telah dikeluarkan maupun aturan-aturan baru mau disusun. Substansi hukum (legal substance) tidak hanya pada hukum yang tertulis (law in the book), tetapi juga mencakup hukum yang hidup di masyarakat (the living law). Bila putusan tersebut dianalisis dengan substansi hukum, seharusnya Hakim lebih detail dan teliti lagi melihat ketentuan ayat (2) Pasal 101 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, sehingga pihak ketiga tidak dirugikan.

Bila putusan pidana tersebut diuraikan dengan teori hukum progresif sebagaimana diuraiak dibawah ini:

Dokumen terkait