• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA TERHADAP ORANG YANG DENGAN SENGAJA TIDAK MELAPORKAN ADANYA TINDAK

B. Analisis Kasus

1. Analisis kasus terhadap putusan yakni pasal 131 jo. Pasal 112 (2) Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika yakni:

a. Pasal 131 Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika

“Setiap orang yang dengan sengaja tidak melaporkan adanya tindak pidana sebagaimana dimaksudkan dalam pasal 111, pasal 112, pasal 113, pasal 114,

pasal 115, pasal 116, pasal 117, pasal 118, pasal 119, pasal 120, pasal 121, pasal 122, pasal 123, pasal 124, pasal 125, pasal 126, pasal 127 ayat (1), pasal 128 ayat (1), dan pasal 129 dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (Satu) tahun atau pidana denda paling banyak Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah.”

Unsur-unsurnya adalah : 1. Setiap Orang

Setiap orang adalah subjek tindak pidana sebagai orang yang di ajukan dipersidangan adalah benar sebagaimana disebutkan identitasnya dalam dakwaan jaksa penuntut umum.72.Setiap orang adalah orang perorangan atau korporasi yang melakukan tindak pidana narkotika.

Unsur setiap orang dapat dilihat dari adanya pelaku tindak pidana yaitu Mitu Wijayayang pada hari senin tanggal 25 November 2013, sekitar pukul 23.00 Wib petugas Kepolisian Dit. Reserse Narkoba Polda Sumut telah melakukan penangkapan terhadap terdakwa atas nama Mitu Wijaya di Jln. Karang Sari Kel. Sari Rejo Kec. Medan Polonia Kota Medan tepatnya di pinggir jalan dan pada saat terdakwa ditangkap dari terdakwa berhasil disita barang bukti berupa: 1 (Satu) bungkus plastic tembus pandang yang berisikan narkotika jenis shabu dengan berat 19,58 (Sembilan belas koma lima puluh delapan) Gram Netto yang dibalut dengan plastic warna hitam dan 1 (satu) unit handphone merek Nokia warna hitam type 2730 C dengan nomor simpati 081222724127.

Fakta hukumdi persidangan yang menguatkan hal tersebut adalah berdasarkan keterangan saksi, keterangan terdakwa sendiri serta barang bukti yang terungkap di persidangan.

72

Sujono dan Bony Daniel, Komentar Dan Pembahasan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, Sinar Grafika, Jakarta, 2011, hal 227.

2. Sengaja Tidak Melapor

Sengaja merupakan sikap batin yang mendasari perbuatan. Karena sengaja berada dalam lapangan batin, makan dari sikap perbuatan yang nyata dalam dunia lahir akan diketahui batin tersebut.Tidak melapor berarti tidak melaksanakan kewajiban memberitahukan hal-hal yang diketahui. Tindakan tidak melapor ini dapat dilakukan dengan diam-diam artinya mengacuh saja apa yang diketahuinya seolah-olah tidak terjadi apa-apa, atau bahkan menyembunyikan hal-hal yang diketahuinya.73

Unsur kesengajaan melekat pada perbuatan pidana yang dilakukan oleh terdakwa. Terdakwa Mitu Wijaya telah mengetahui bahwa perbuatan teman terdakwa bernama Rajis (DPO) telah melanggar hukum yaitu dalam hal melakukan tindak pidana narkotika, sudah sepantasnya terdakwa Mitu Wijaya melaporkan kepada pihak berwajib ketika teman terdakwa Rajis (DPO) permisi kepada terdakwa Mitu Wijaya untuk mengisi pulsa yaitu sebelum terjadi penangkapan sekitar pukul 22.00 Wib dan kesempatan terdakwa Mitu Wijaya untuk melaporkan ada namun tidak dilakukan oleh terdakwa karena terdakwa mengharapkan upah/keuntungan dari teman tersangka bernama Rajis (DPO). Hal tersebut menunjukkan bahwa unsur ini telah terpenuhi.

3. Adanya Tindak Pidana sebagaimana Dimaksud dalam pasal 111, pasal 112, pasal 113, pasal 114, pasal 115, pasal 116, pasal 117, pasal 118, pasal 119, pasal 120, pasal 121, pasal 122, pasal 123, pasal 124, pasal 125, pasal 126, pasal 127 ayat (1), pasal 128 ayat (1), pasal 129

73

Tindak pidana narkotika atau tindak pidana prekursor narkotika dalam pasal 111, pasal 112, pasal 113, pasal 114, pasal 115, pasal 116, pasal 117, pasal 118, pasal 119, pasal 120, pasal 121, pasal 122, pasal 123, pasal 124, pasal 125, pasal 126, pasal 127 ayat (1), pasal 128 ayat (1), pasal 129 haruslah terbukti terlebih dahulu, baru pelaku dapat didakwa dengan pasal 131 ini.

Berdasarkan fakta yang terungkap berupa keterangan saksi-saksi, pengakuan terdakwa, petunjuk dan surat/Berita Acara Analisis Laboratorium Barang Bukti, bahwa terdakwa Mitu Wijaya terbukti dengan sengaja tidak melaporkan adanya tindak pidana memiliki, menyimpan, menguasai atau menyediakan Narkotika Golongan I bukan tanaman yang dilakukan teman terdakwa bernama Rajis (DPO).Terdakwa Mitu Wijaya telah mengetahui bahwa perbuatan teman terdakwa bernama Rajis (DPO) telah melanggar hukum yaitu dalam hal melakukan tindak pidana Narkotika, namun terdakwa tidak melaporkan perbuatan teman terdakwa tersebut kepada pihak yang berwajib.

b. Pasal 112 (2) Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika

“Dalam hal perbuatan memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan narkotika Golongan I bukan tanaman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) beratnya melebihi 5 (lima) gram, pelaku dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan palinbg lama 20 (dua puluh) tahun dan pidana denda maksimum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditambah 1/3 (sepertiga).”

Unsur-unsurnya adalah 1. Setiap orang

Berdasarkan uraian tersebut diatas, unsur setiap orang telah terpenuhi. 2. Tanpa Hak atau Melawan Hukum Memiliki, menyimpan, menguasai,

menyediakan

Tanpa hak maksudnya adalah dalam hal memiliki, menyimpan, menguasai, menyediakan Narkotika tanpa seijin dari pemerintah, dimana penyaluran narkotika dalam rangka peredaran hanya dapat dilakukan oleh pabrik obat, pedagang farmasi besar dan sarana penyimpanan sediaan farmasi yang mendapat ijin dari menteri cq. Pemerintah.74

Berdasarkan keterangan terdakwa Mitu Wijaya, terdakwa tidak ada memiliki ijin, menerima atau menyerahkan: 1 (satu) bungkus plastic tembus pandang yang berisikan narkotika janis shabu dengan berat 19,58 (Sembilan belas koma lima puluh delapan) Gram Netto yang dibalut dengan plastic warna hitam. Berdasarkan uraian tersebut diatas, unsur tanpa hak dalam kasus ini terpenuhi.

3. Narkotika Golongan I beratnya melebihi dari 5 (lima) gram

Narkotika Golongan I beratnya melebihi dari 5 (lima) gram ini adalah Narkotika Golongan I bukan tanaman yang ditentukan dalam Lampiran Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.

Sesuai dengan surat Direktur Reserse Narkoba Polda Sumut No. Pol : K / 930 / XI / 2013 / Dit Res Narkoba tanggal 25 November 2013 perihal pemeriksaan secara laboratoris dan dari hasil pemerisaan laboratorium Forensik

74

Medan yang dipimpin oleh AKBP Zulni Erma Medan dalam Berita Acara Analisis Laboratorium No. Lab : K / 8101 / NNF / XII / 2013 tanggal 12 Desember 2013 dengan analaisi secara kimia forensic bahwa barang bukti yang disita dari terdakwa Mitu Wijaya, adalah benar dengan hasil positif mengandung Metamfetamine dan terdaftar Golongan 1 (satu) nomor urut 61 Undang-undang No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika, pemeriksa mengambil kesimpulan bahwa barang bukti yang di sita dari terdakwa Mitu Wijaya benar Narkotika Golongan I dan terhadap barang bukti Narkotika Jenis Shabu seluruhnya setelah dilakukan penimbangan beratnya melebihi 5 (lima) gram .Berdasarkan uraian tersebut diatas, unsur Narkotika Golongan I beratnya melebihi dari 5 (lima) gram dalam kasus ini terpenuhi.

2. Analisis terhadap putusan dikaitkan dengan pertanggungjawaban pidana Berdasarkan fakta-fakta hukum didalam persidangan bahwa terdakwa telah memenuhi unsur-unsur pertanggungjawaban pidana, yaitu:

1. Adanya kemempuan bertanggungjawab

Didalam KUHP tidak ada ketentuan tentang arti kemempuan bertanggungjawab, yang berhubungan dengan itu ialah pasal 44 “Tiada dapat dipidana barangsiapa mengerjakan suatu perbuatan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kepadanya, sebab kurang sempurna akalnya atau sakit berubah akal.” Untuk adanya kemempuan bertanggungjawab harus ada:

a. Kemampuan untuk membeda-bedakan antara perbuatan yang baik dan yang buruk, sesuai hukum dan yang melawan hukum.

b. Kemampuan untuk menentukan kehendaknya menurut keinsyafan tentang baik dan buruknya perbuatan tadi.75

Berdasarkan fakta dalam persidangan diatas maka terdakwa Mitu Wijaya ketika dalam melakukan tindak pidana sebagaimana di didakwakan oleh jaksa penuntut umum, terdakwa melakukannya dalam keadaan sehat dan sempurna akal, sehingga atas perbuatannya dapat dimintai pertanggungjawaban pidana sebagaimana diatur dalam pasal 131 Undang-Undang nomor 35 Tahun 2009 tetang Narkotika.

2. Mempunyai suatu bentuk kesalahan yang berupa kesengajaan atau kealpaan. Menurut memori penjelasan (Memorie van Toelischting) sengaja “Opzet” berarti “de (bewuste) richting van den wil op een bapaald misdrijf,” (kehendak yang disadari yang ditujukan untuk melakukan kejahatan tertentu) menurut penjelasan tersebut, “sengaa” (Opzet) sama dengan willens en Wetens (dikehendaki dan diketahui).76

Sedangkan kelalaian (culpa) menurut (Memorie van Toelischting) terletak antara sengaja dan kebetulan.Bagaimanapun juga culpa itu dipandang lebih ringan dibanding dengan sengaja. Oleh karena itu Hazewinkel-suringa mengatakan bahwa delik culpa itu merupakan delik semu (quasidecelict) sehingga diadakan pengurangan pidana .77

Berdasarkan fakta-fakta dalam persidangan mengenai kasus tersebut diatas bahwa terdakwa Mitu Wijaya telah mempunyai bentuk kesalahan yaitu berupa kesengajaan. Dimana Terdakwa Mitu Wijaya telah mengetahui bahwa perbuatan

75

Moeljatno, Op.Cit., hal 165. 76

Andi Hamzah, Asas-Asas Hukum Pidana, Rineka Cipta, Jakarta, 1994, hal 105. 77

teman terdakwa bernama Rajis (DPO) telah melanggar hukum yaitu dalam hal melakukan tindak pidana narkotika, sudah sepantasnya terdakwa Mitu Wijaya melaporkan kepada pihak berwajib ketika teman terdakwa Rajis (DPO) permisi kepada terdakwa Mitu Wijaya untuk mengisi pulsa yaitu sebelum terjadi penangkapan sekitar pukul 22.00 Wib dan kesempatan terdakwa Mitu Wijaya untuk melaporkan ada namun tidak dilakukan oleh terdakwa karena terdakwa mengharapkan upah/keuntungan dari teman tersangka bernama Rajis (DPO) 3. Tidak adanya alasan pemaaf

Alasan pemaaf atau schulduitsluitingsgrond ini menyangkut pertanggungjawaban seseorang terhadap perbuatan pidana yang telah dilakukannya atau criminal responsibility. Alasan ini menghapuskan kesalahan orang yang melakukan delik atas dasar beberapa hal, yaitu:78

a. Tidak dipertanggungjawabkan (ontoerekeninngsvaatbaar) b. Pembelaan terpaksa yang melampaui batas (noodweer exces) c. Daya paksa (overmacht)

Berdasarkan fakta-fakta dalam persidangan maka terdakwa mitu wijaya tidak memiliki alasan pemaaf untuk menghapuskan kesalahan yang telah terdakwa lakukan.Oleh sebab itu terhadap terdakwa Mitu Wijaya dapat dimintai pertanggungjawaban pidana sebagaimana perbuatan terdakwa diatur dalam pasal 131 Undang-Undang Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika.

Setelah mendengarkan keterangan saksi-saksi dan fakta-fakta hukum dalam persidangan serta berdasarkan pertimbangan hakim sebagaimana diuraikan diatas,

78

maka majelis hakim memutus terdakwa dengan vonis penjara selama 8 (delapan) bulan.

Berdasarkan uraian kasus diatas, putusan majelis hakim ini telah mencerminkan rasa keadilan.Sebab skala tindak pidana yang dilakukan terdakwa tergolong kecil, dan pemidanaan dilakukan untuk upaya edukasi dan pembinaan terhadap diri terdakwa, sehingga vonis 8 (delapan) bulan penjara sudah sepadan dengan tindakan yang di perbuat.

BAB IV

Dokumen terkait