• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGATURAN TENTANG PERBUATAN ORANG YANG DENGAN SENGAJA TIDAK MELAPORKAN ADANYA TINDAK PIDANA

C. Tindak Pidana Dibidang Narkotika

Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika telah menentukan beberapa ruang lingkup tindak pidana narkotika, yaitu yang terdapat dalam Bab XV mengenai Ketentuan Pidana di pasal 111 sampai pasal 148. Ruang lingkup tindak pidana narkotika tersebut antara lain :

1. Tindak Pidana yang berkaitan dengan Penggolongan Narkotika dan Precursor Narkotika

Tindak Pidana yang berkaitan dengan penggolongan narkotika dan precursor narkotika ini adalah meliputi:

49

a. Menanam, memelihara, memiliki, menyimpan, menguasai, menyediakan narkotika golongan I dalam bentuk tanaman dan bukan tanaman, Narkotika Golongan II;

b. Pengadaan dan peredaran gelap narkotika golongan I, II dan III, yang tidak menaati ketentuan perundang-undangan yang berlaku, seperti:

1. Memproduksi, mengimpor, mengekspor, atau menyalurkan Narkotika Golongan I, Golongan II dan Golongan III;

2. Menewarkan untuk dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual beli, menukar atau menyerahkan Narkotika Golongan I, Golongan II dan Golongan III;

3. Membawa, mengirim, mengangkut, atau mentransit Narkotika Golongan I, Golongan II dan Golongan III;

4. Menggunakan atau memberikan Narkotika Golongan I, Golongan II dan Golongan III untuk digunakan orang lain;

5. Setiap penyalahgunaan narkotika bagi diri sendiri Narkotika Golongan I, Golongan II dan Golongan III;50

Ketentuan tentang tindak pidana ini diatur dalam pasal 111 sampai dengan pasal 127 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.Ketentuan-ketentuan dalam pasal 111 sampai dengan pasal 127 ini adalah untuk pemberantasan Peredaran gelap narkotika.51

50

Siswanto, Politik Hukum Dalam Undang-Undang Narkotika (UU Nomor 35 Tahun 2009), Jakarta, Rineka Cipta, 2012, hal 25.

51

Sujono dan Bony Daniel, Sujono dan Bony Daniel, Komentar Dan Pembahasan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, Sinar Grafika, Jakarta, 2011, hal 225.

2. Tindak Pidana bagi Orang Tua/Wali Dari Pecandu Narkotika yang Belum Cukup Umur

Dalam Undang-undang Narkotika mengatur tentang tindak pidana narkotika yang dilakukan oleh orang tua/wali dari pecandu narkotika yang belum cukup umur, yang tidak melaporkan kepada pusat kesehatan masyarakat, rumah sakit, dan/atau lembaga rehabilitasi medis dan rehabilitasi social yang ditunjuk pemerintah, untuk mendapatkan pengobatan dan/atau perawatan melalui rehabilitasi medis dan rehabilitasi social tersebut, dapat dikenai ancaman pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan dan denda paling banyak satu juta rupiah. Ketentuan tentang tindak pidana menyangkut orang tua/wali dari pecandu narkotika yang belum cukup umurini diatur dalam pasal 128 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.52

3. Tindak Pidana bagi Orang yang Tidak Melaporkan Adanya Tindak Pidana Narkotika

Dalam undang-undang narkotikan diatur tentang ancaman sanksi pidana bagi setiap orang dengan penjara paling lama 1 (satu) tahun dan pidana denda paling banyak 50 juta rupiah, yang tidak melaporkan terjadinya perbuatan melawan hukum, yang meliputi: (1) memiliki, menyimpan, menguasai, menyediakan; (2) memiliki, menyimpan, menguasai, menyediakan ; (3) menawarkan untuk dijual, membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual beli, menukar, atau menyerahkan; (4) menggunakan, memberikan untuk digunakan orang lain.

52

Ketentuan tentang tindak pidana menyangkut orang yang tidak melaporkan adanya tindak pidana narkotika ini diatur dalam pasal 131 Undang-Undang tentang Narkotika.

4. Tindak Pidana bagi Percobaan atau Permufakatan Jahat Melakukan Tindak Pidana Narkotika dan Prekursor.

Ketentuan tentang tindak pidana menyangkut percobaan atau permufakatan jahat melakukan tindak pidana narkotika dan precursor ini di atur dalam pasal 132 Undang-Undang tentang Narkotia dengan ancapan pidana sesuai dengan ketentuan sebagai mana dimaksudkan dalam pasal-pasal dalam pasal yang disebutkan dalam pasal 132 tersebut, apabila dilakukan secara terorganisasi, pidana penjara dan pidana denda maksimumnya di tambah 1/3 (sepertiga).53

5. Tindak Pidana Membujuk Anak.

Tindak pidana ini menggambarkan tentang ketentuan perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh setiap orang yang menyuruh, memberi, atau menjanjikan sesuatu, memberikan kesempatan, menganjurkan, memberi kemudahan, memaksa dengan ancaman, memaksa dengan kekerasan, melakukan tipu musalihat, atau membujuk anak yang belum cukup umur untuk melakukan tindak pidana narkotika dam precursor narkotika dapat dikenai pidana mati atau pidana seumur hidup atau paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 20 tahun dan pidana denda paling sedikit 2 (dua) miliar rupiah dan paling banyak 20 (dua puluh) miliar rupiah, atau pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan denda paling sedikit 1 (satu) miliar rupiah dan

53

paling banyak 10 (sepuluh) miliar rupiah, sebagaimana diatur dalam pasal 133 Undang-Undang Narkotika.54

6. Tindak Pidana bagi Pecandu Narkotika yang Tidak Melaporkan Diri Tindak pidana ini menggambarkan bahwa bagi pecandu narkotika yang sudah cukup umur yang tidak melaporkan diri ataupun keluarganya pada instansi rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial dipidana dengan dengan pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan dan dipidana dengan denda paling banyak 2 (dua) miliar rupiah. Demikian pula keluarga dari pecandu narkotika dengan sengaja tidak melaporkan pecandu narkotika dipidana dengan pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan dan pidana denda paling banyak 1 (satu) juta rupiah, sebagai mana diatur dalam pasal 134 Undnag-Undang Narkotika.55

7. Tindak Pidana Menyangkut Hasil-Hasil Tindak Pidana Narkotika dan/atau Prekursor Narkotika.

Tindak pidana ini menggambarkan bahwa semua hasil tindak pidana narkotika dan precursor narkotika, yang terdapat dugaan ada kaitan dengan kejahatan money laundering diancam pidana penjara 5-15 taun atau 3-10 tahun, dan pidana denda antara 1 (satu) miliar sampai 10 miliar rupiah atau lima ratus juta rupiah sampai lima miliar rupiah, sebagaimana diatur dalam pasal 137 Undang-Undang Narkotika.

54

Gatot Supramono, Hukum Narkoba Indonesia, Penerbit Djambatan, Jakarta, 2009 , hal 218.

55

8. Tindak Pidana bagi Orang yang Menghalangi atau Mempersulit Penyidikan, Penuntutan, dan Pemeriksaan Perkara

Tindak pidana ini menggambarkan tentang ketentuan bagi orang yang berusaha menghalang-halangi atau mempersulit jalannya pemeriksaan di tingkat penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan perkaradimuka sidang pengadilan terhadap tindak pidana narkotika dikenakan ancaman pidana paling lama 7 (tujuh) tahun dan pidana denda paling banyak limaratus juta rupiah sebagaimana diatur dalam pasal 138 Undang-Undang Narkotika.

9. Tindak Pidana Menyangkut Nakhoda atau Kapten Penerbang Tidak Melaksanakan Ketentuan Pengangkutan Narkotika

Tindak pidana ini menggambarkan tentang pelanggaran terhadap kewajiban nakhoda atau kapten penerbangan yang tidak melaksanakan ketentuan pengangkutan narkotika dan pengangkutan udara, dengan ancaman pidana paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 10 tahun, serta pidana denda paling sedikit seratus juta rupiah dan paling banyak satu miliar rupiah, sebagaimana diatur dalam pasal 139 Undang-Undang Narkotika.56

10. Tindak Pidana Menyangkut PPNS, Penyidik Polri, Penyidik BNN yang Tidak Melaksanakan Ketentuan tentang Barang Bukti

Tindak pidana ini menggambarkan tentang ketentuan bagi Penyidik Pegawai Negeri Sipil, Penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Penyidik BNN yang tidak melaksanakan kewajibannya sesuai dengan Undang-Undang Narkotika diancam dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 10 tahun, dan pidana denda paling sedikit seratus juta rupiah dan paling banyak (1)

56

satu miliar rupiah, Sebagaimana diatur dalam pasal 140 Undang-Undang Narkotika.

11. Tindak Pidana Bagi Kepala Kejaksaan Negari Tidak Melaksanakan Kewajibanya

Tindak pidana ini menggambarkan tentang Kepala Kejaksaan Negeri yang tidak melaksanakan kewajibannya sesuai dengan pasal 91 ayat (1) Undang-Undang Narkotika dapat dikenakan ancaman Pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 10 tahun dan pidana denda paling sedikit seratus juta rupiah dan paling banyak 1 (satu) miliar rupiah, sebagaimana diatur dalam pasal 141 Undang-Undang Narkotika.

12. Tindak Pidana Bagi Petugas Laboratorium yang Memalsukan Hasil Pengujian

Tindak pidana ini mengggambarkan tentang ketentuan bagi petugas laboratorium yang memalsukan hasil pengujian tidak melaporkan hasil pengujian kepada penyidik dan penuntut umum, merupakan perbuatan melawan hukum dan dikenakan ancaman sanksi pidana berupa pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan pidana denda paling banyak lima ratus juta rupiah, sebagaimana diatur dalam pasal 142 Undang-Undang Narkotika.

13. Tindak Pidana Bagi Saksi yang Memberikan Keterangan Tidak Benar Tindak pidana ini menggambarkan tentang saksi yang memberikan keterangan tidak benar dalam pemeriksaan perkara tindak pidana narkotika dan precursor narkotika di muka sidang pengadilan yang diancam dengan pidana penjara palingh singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 10 tahun dan pidana denda

paling sedikit enam puluh juta rupiah dan paling banyak enam ratus juta rupiah. Ketentuan ini sebagaimana diatur dalam pasal 143 Undang-Undang Narkotika.57 14. Tindak Pidana bagi setiap Orang yang Melakukan Pengulangan Tindak

Pidana

Tindak pidana ini menggambarkan perbuatan pengulangan tindak pidana (residivis), di mana dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun melakukan pengulangan tindak pidana maka ancaman pidana maksimum dari masing-masing pasal di tambah 1/3 (sepertiga), sebagaimana diatur dalam pasal 144 Undang-Undang tentang Narkotika.

15. Tindak Pidana yang Dilakukan oleh Warga Negara Indonesia di Luar Wilayah Negara

Tindak Pidana ini terdapat dalam pasal 145 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.Dalam pasal 145 tersebut menggambarkan tentang perbuatan tindak pidana narkotika dan precursor narkotika yang dilakukan di luar wilayah Negara Republik Indonesia berlaku juga ketentuan undang-undang ini.Ketentuan ini selaras dengan konvensi perserikatan Bangsa-bangsa tentang pemberantasan peredaran gelap narkotika dan psikotropika 1988. Dengan kata lain bahwa warga Negara Indonesia yang berbuat salah satu dari kejahatan sebagaimana tersebut yang tercantum dalam pasal 145 undang-undang narkotika, meskipun diluar Indonesia dapat dikenakan undang-undang Pidana Indonesia.

57

16. Tindak Pidana yang Dilakukan Pimpinan Rumah Sakit, Pimpinan Lembaga Ilmu Pengetahuan, Pimpinan Industri Farmasi, Pimpinan Pedagang Farmasi.

Tindak pidana ini menggambarkan tentang ancaman sanksi pidana bagi para pejabat yang (1) mengedarkan narkotika golongan II dan III bukan untuk kepentingan pelayanan kesehatan, (2) menanam, membeli, menyimpan, menguasai tenaman narkotika bukan untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan, (3) memproduksi narkotika golongan I bukan untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan, atau (4) mengedarkan narkotika golongan I bukan untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan, atau mengedarkan narkotika golongan II dan III bukan untuk kepentingan pelayanan kesehatan/ atau bukan untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan, dengan pidana paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 10 tahun dan pidana denda paling sedikit seratus juta rupiah dan paling banyak 1 (Satu) miliar rupiah.58

D. Pengaturan Tentang Perbuatan Dengan SengajaTidak Melaporkan

Dokumen terkait