• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kebutuhan Instansi Pemadam Kebakaran 1. Analisis Kebutuhan Sarana dan Prasarana

A. Kawasan Permukiman

5.4.6. Analisis Kebutuhan Instansi Pemadam Kebakaran 1. Analisis Kebutuhan Sarana dan Prasarana

Analisis kebutuhan sarana dan prasarana pemadam kebakaran disesuaikan dengan penentuan wilayah manajemen kebakaran (WMK) Kabupaten Ponorogo. Berdasarkan pembagian WMK, terdapat WMK lingkup makro dimana cakupan wilayahnya lebih luas dengan radius 2,5-7,5 km serta WMK lingkup mikro dengan cakupan wilayahnya hanya mencakup radius 2,5 km. Sarana dalam bentuk bangunan pemadam kebakaran akan ditetapkan pada WMK lingkup makro. Berikut ini analisis kebutuhan sarana pemadam kebakaran pada WMK di Kabupaten Ponorogo.

Tabel 5.4

Kebutuhan Bangunan Pemadam Kebakaran Berdasarkan WMK Kabupaten Ponorogo

WMK KebutuhanBangunan Pemadam Kebakaran (Berikut Sarana dan Prasarana Pelengkap) WMK 1

Kecamatan Ponorogo

Bangunan Wilayah Pemadam Kebakaran :

Membutuhkanlahan1.600m2danmeliputikebutuhanruanguntuk:

Ruangsiagauntuk4regu,

Ruangadministrasi,

Ruang tunggu,

Ruang rapat,

Ruangkomando,

Ruangganti pakaiandankotakpenitipan(locker),

Gudangperalatandanbahanpemadamyangmampumenampunggarasi untuk2mobilpompa4.000liter,1mobiltangga17m,3 mobiltangga>30 m,2mobilrescue/ambulans,2mobilpemadam khusus,2mobilalatbantu pernafasan,2perahukaret.

Tandonair24.000liter,

Halaman tempat latihanrutin.

RPIJM

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 – 2018

WMK KebutuhanBangunan Pemadam Kebakaran (Berikut Sarana dan Prasarana Pelengkap)

mobil telahmencapai20unitmobilpemadam kebakaran.Kemampuan bengkel disesuaikandengan kebutuhan.Bengkeldiperlukanagarkondisikendaraan pemadamkebakaransebagaialat yang vital untuk memadamkan kebakaran selaludalam kondisi siapuntukdigunakan.

BangunanAsrama:Seperti diketahui bahwapetugaspemadam kebakaranharus selalu siaga setiap saatdan bekerja dengan pola: tugas,lepas/liburdan cadangan. Bila diperlukanpetugas pemadam kebakaran

harus siap untuk

bekerja,walaupundalamkeadaanlepasataulibur.Untukmobilitassecara cepat, diperlukanasramauntukpetugasdi sekitar komplekspemadam kebakaran. Kemampuanasramadisesuaikandengankebutuhan.

BangunanPendidikan danLatihan :Untukmendapatkantenaga yangterampildi lapangansecaraoperasionaldiharuskan mengikutipendidikandan latihan berkesinambungan.Prasarana Diklatyangberupabangunan,dapatdibangun untuk tingkat propinsi, atau gabungan beberapapropinsi maupun tingkat nasional.

Sumber : Hasil Analisis, 2013

Berdasarkan hasil analisis kebutuhan bangunan pemadam kebakaran total yang dibutuhkan adalah sebanyak 1 unit bangunan untuk WMK 1 dalam bentuk bangunan wilayah pemadam kebakaran. Berdasarkan pos pemadam kebakaran yang telah tersedia di WMK 1, maka langkah yang dibutuhkan di Kabupaten Ponorogo adalah peningkatan kualitas bangunan pemadam kebakaran yang berawal dengan status Pos Pemadam Kebakaran (PPK) menjadi Wilayah Pemadam Kebakaran (WPK).

5.4.6.2. Analisis Kebutuhan Hydrant Kebakaran

Kebakaran dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Tidak ada tempat kerja yang dapat dijamin bebas resiko dari bahaya kebakaran. Kebakaran di tempat kerja dapat membawa konsekuensi yang berdampak merugikan banyak pihak baik bagi pengusaha, tenaga kerja maupun masyarakat luas. Atas dasar hukum Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja bahwa dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja dalam perencanaan, pembuatan,

Pengangkutan, peredaran, perdagangan, pemasangan, pemakaian, penggunaan, pemeliharaan dan penyimpanan bahan, barang, produk teknis dan aparat produksi yang mengandung dan dapat menimbulkan bahaya kecelakaan.

Akibat yang ditimbulkan dari peristiwa kebakaran ditempat kerja dapat mengakibatkan korban jiwa, kerugian material, hilangnya lapangan kerja dan kerugian lain yang tidak langsung. Dengan tingkat resiko kebakaran sedang (KEP.186/MEN/1999) pada unit tersebut juga tidak tersedia sistem instalasi hydrant. Berdasarkan INS.11/M/BW/1997

RPIJM

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 – 2018

bahwa penyediaan alat/instansi proteksi kebakaran seperti system deteksi/alarm kebakaran dan alat pemadam api ringan, hydrant, sprinkler atau instansi khusus yang handal dan mandiri dapat dilakukan melalui perencanaan, pemasangan dan pemeliharaan sesuai ketentuan standar. Serta berdasarkan SNI 03-3989-2000 tentang pipa tegak yang mengatur sistem hydrant. Agar bahaya kebakaran tidak semakin membesar maka pemasangan

hydrant kebakaran dalam mengamankan bangunan gedung akan menjadi suatu keharusan.

Pengawasan dan pengujian instalasi hydrant kebakaran dan APAR untuk menjamin terpeliharanya instalasi tersebut agar tetap berfungsi dengan baik harus mendapat perhatian sebagaimana mestinya.

Tabel 5.5

Daftar Jenis Tempat Kerja Berdasarkan Klasifikasi Potensi Bahaya Di Kabupaten Ponorogo

Klasifikasi Jenis Tempat Kerja Tersedia di Kabupaten Ponorogo

Bahaya Kebakaran Ringan • Tempat ibadah

Tempat kerja yang mempunyai jumlah dan terjadi kebakaran melepaskan panas rendah kemudahan terbakar rendah, dan apabila

sehingga menjalarnya api lambat

• Gedung/ruang Perkantoran

• Gedung/ruang Perumahan

• Gedung/ruang Restoran

• Gedung/ruang Perhotelan

• Gedung/ruang Rumah sakit

• Gedung/ruang Penjara - • Gedung/ruang Pendidikan • Gedung/ruang Perawatan • Gedung/ruang Perpustakaan • Gedung/ruang Lembaga • Gedung/ruang Museum -

Bahaya Kebakaran Sedang I • Pabrik Elektronika Tempat kerja yang mempunyai

jumlah dan kemudahan terbakar sedang, menimbun bahan dengan tinggi tidak lebih dari 2,5 meter dan apabila terjadi kebakaran

melepaskan panas sedang

• Pabrik barang gelas -

• Pabrik permata - • Binatu • Tempat Parkir • Pabrik roti • Pabrik minuman • Pabrik Pengalengan - • Pabrik susu

Bahaya Kebakaran Sedang II • Pabrik bahan makanan Tempat kerja yang mempunyai

jumlah dan kemudahan terbakara sedang, menimbun bahan dengan tinggi lebih dari 4 meter dan apbila terjadi kebakaran melepaskan panas sedang sehingga menjalarnya api sedang

• Bengkel mesin

• Perakitan kayu

• Pabrik barang keramik -

• Penggilingan padi

• Percetakan dan penerbitan

• Gudang pendinginan

• Gudang perpustakaan

• Pabrik tembakau

• Hanggar pesawat terbang -

• Penyulingan minyak bumi -

• Pabrik karet busa dan plastik

busa -

RPIJM

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 – 2018

Klasifikasi Jenis Tempat Kerja Tersedia di Kabupaten Ponorogo

• Penyulingan

• Pabrik barang kelontong -

• Pabrik barang kulit

• Pabrik tekstil

• Perakitan kendaraan bermotor -

• Pabrik kimia (kimia dengan

kemudahan terbakar sedang) -

• Pertokoan dengan pramuniaga

kurang dari 50 orang

Bahaya kebakaran Sedang III • Ruang pameran Tempat kerja yang mempuyai

jumlah dan

kemudahan terbakar tinggi, dan apabia

terjadi kebakaran melepaskan anas tinggi,

sehingga menjalarnya api cepat

• Pabrik makanan

• Pabrik Ban -

• Bengkel mobil

• Pabrik tembakau

• Studio dan pemancar

• Pergudangan

• Pertokoan dengan pramuniaga

lebih

• Penggergajian dan pengolahan

kayutepung -

• Pabrik Tepung terigu

• Pabrik Permadani -

• Pabrik Sikat -

• Pabrik Karung -

• Pabrik sabun -

• Pabrik lilin -

• Pabrik barang plastik -

• Pabrik pesawat terbang dari 30

orang -

• Pabrik makanan kering dari

bahan

• Pabrik minyak nabati

• Pabrik pakaian

Bahaya kebakaran Berat • Pabrik korek api -

Tempat kerja yang mempunyai jumlah dan

kemudahan terbakar tinggi, menyimpan bahan cair • Pabrik bahan peledakpenyelesaannya menggunakan -

• studo film dan televisi

• Pabrik kimia dengan kemudahan

• Pabrik kembang api

• pabrik cat

• Penggergajian kayu danbahan

mudah terbakar

• Pabrik karet buatan -

• Hanggar pesawat terbang -

• Penyulingan minyak bumi -

• Pabrik karet busa dan plastik

busa -

Sumber : - KEPMEN Tenaga Kerja No.KEP.186/MEN/1999 - Penelususran Web

RPIJM

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 – 2018

Kebutuhan hydrant disesuaikan dengan wilayah manajemen kebakaran (WMK) yang telah dianalisis. Pada pusat Kabupaten, dibutuhkan pengaktifan seluruh hydrant yang tersedia. Dari 10 buah hydrant, terdapat 6 buah hydrant yang belum aktif. Dari 6 hydrant tersebut dapat digunakan. Sedangkan pada wilayah manajemen kebakaran lain perlu disediakan 1-2 hydrant pada WMK lingkup mikro yang menaungi radius 2,5 km mencakup Kecamatan Sampung, Kecamatan Badegan, Kecamatan Sukorejo, Kecamatan Kauman, Kecamatan Babadan, Kecamatan Jenangan, Kecamatan Ngebel, Kecamatan Pudak, Kecamatan Sooko, Kecamatan Sawoo, Kecamatan Mlarak, Kecamatan Sambit, Kecamatan Balong, Kecamatan Brungkal dan Kecamatan ngrayun, maka dibutuhan hydrant sebanyak 15 hydrant.

Pada WMK lingkup makro yaitu WMK 2 Kecamatan Jetis, WMK 3 Kecamatan Jambon, WMK 4 Kecamatan Pulung dan WMK 5 Kecamatan Slahung dibutuhkan 3 unit hydrant yang tersebar 1 unit pada radius 2,5 km dan 2 unit pada radius 7,5 km. Sehingga pada 4 WMK dibutuhkan minimal 12 unit hydrant. Perlu diperhatikan bahwa penyediaan hydrant pada WMK lingkup makro diutamakan dikarenakan cakupan manajemennya yang luas.

5.5. Integrasi Strategi Pembangunan Kabupaten dan Sektor

Dokumen terkait