• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kebutuhan Penataan Bangunan dan Lingkungan

Dalam dokumen RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (Halaman 31-36)

Analisis kebutuhan Program dan Kegiatan untuk sektor PBL oleh Kab/Kota, hendaknya mengacu pada Lingkup Tugas DJCK untuk sector PBL yang dinyatakan pada Permen PU No. 8 Tahun 2010.

a. Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman

Dengan kegiatan yang terkait adalah penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK), pembangunan prasarana dan sarana lingkungan permukiman tradisional dan bersejarah, pemenuhan Standar Pelayanan

VII - 32 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Siak

Minimal (SPM), dan pemenuhan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di perkotaan.

RTBL (Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan)

Terdapat beberapa kawasan yang mendesak dan perlu disusun dokumen Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) yang merupakan simpul kawasan strategis kabupaten (KSK) antara lain :

 Kawasan Mempura

 Kawasan Pasar Perawang

 Kawasan Bunga Raya

RISPK atau Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran

RISPK atau Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran seperti yang dinyatakan dalam Permen PU No. 26 tahun 2008 tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan, bahwa Sistem Proteksi Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan adalah sistem yang terdiri atas peralatan, kelengkapan dan sarana, baik yang terpasang maupun terbangun pada bangunan yang digunakan baik untuk tujuan sistem proteksi aktif, sistem proteksi pasif maupun cara-cara pengelolaan dalam rangka melindungi bangunan dan lingkungannya terhadap bahaya kebakaran. Penyelenggaraan sistem proteksi kebakaran pada bangunan gedung dan lingkungan meliputi proses perencanaan teknis dan pelaksanaan konstruksi, serta kegiatan pemanfaatan, pelestarian dan pembongkaran sistem proteksi kebakaran pada bangunan gedung dan lingkungannya. RISPK terdiri dari Rencana

Sistem Pencegahan Kebakaran dan Rencana Sistem

Penanggulangan Kebakaran di Kabupaten/Kota untuk kurun waktu 10 tahun. RISPK memuat rencana kegiatan pencegahan kebakaran yang terdiri dari kegiatan inspeksi terhadap ancaman bahaya kebakaran pada kota, lingkungan bangunan dan bangunan gedung, serta kegiatan edukasi pencegahan kebakaran kepada masyarakat dan kegiatan penegakan Norma, Standar, Pedoman dan Manual (NSPM). RISPK juga memuat rencana tentang penanggulangan

VII - 33 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Siak

kebakaran yang terdiri dari rencana kegiatan pemadaman kebakaran serta penyelamatan jiwa dan harta benda.

Berdasarkan permasalahan dan tantangan sektor PBL di Kabupaten Siak, terkhusus Kegiatan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK), maka hasil analisa adalah :

1) Masalah Kebakaran belum menjadi isu utama di Kws. Perkotaan di Kab. Siak, namun tetap harus memperhatikan Prasarana dan Sarana Hidran Kebakaran

2) Pembangunan PSD Proteksi Kebakaran belum terlaksana secara optimal karena belum adanya dokumen perencanaan secara komprehensif

Penataan Lingkungan Permukiman Tradisional/Bersejarah

Pendekatan yang dilakukan dalam melaksanakan Penataan Lingkungan Permukiman Tradisional adalah:

1. Koordinasi dan sinkronisasi dengan Pemerintah Daerah;

2. Pendekatan Tridaya sebagai upaya pemberdayaan terhadap aspek manusia, lingkungan dan kegiatan ekonomi masyarakat setempat;

3. Azas "berkelanjutan" sebagai salah satu pertimbangan penting untuk menjamin kelangsungan kegiatan;

4. Rembug warga dalam upaya menggali sebanyak mungkin aspirasi masyarakat, selain itu juga melakukan pelatihan keterampilan teknis dalam upaya pemberdayaan masyarakat.

Berdasarkan permasalahan dan tantangan sektor PBL di Kabupaten Siak, terkhusus Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman Tradisional/ Bersejarah, maka hasil analisa sektor PBL adalah :

1) Perlunya Revitalisasi Kawasan potensial guna mengatasi penurunan fungsi Kawasan Kota akibat kurangnya sarana dan prasarana pendukung di Kawasan :

VII - 34 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Siak

• Kawasan Benteng Mempura

2) Perlu adanya koordinasi lintas sektoral terkait penanganan

kawasan-kawasan tradisional/bersejarah seperti Dinas

Pariwisata, Bappeda, Dinas PU, dsb.

Standar Pelayanan Minimal (SPM)

Analisa kebutuhan Program dan Kegiatan juga mengacu pada Permen PU No.14 tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang. Khusus untuk sektor PBL, SPM juga terkait dengan SPM Penataan Ruang dikarenakan kegiatan penataan lingkungan permukiman yang salah satunya melakukan pengelolaan kebutuhan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di perkotaan. Standar SPM terkait dengan sektor PBL sebagaimana terlihat pada tabel berikut, yang dapat dijadikan acuan bagi Kabupaten/Kota untuk menyusun kebutuhan akan sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan.

VII - 35 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Siak

Berdasarkan Data Eksisting dan statistic , maka hasil perhitungan capaian

kinerja SPM bidang Penataan Bangunan dan Lingkungan adalah :

1. Penataan Bangunan dan Lingkungan , terdiri dari jenis pelayanan dasar :

a. Izin Mendirikan Bangunan (IMB)

Adalah meningkatnya jumlah bangunan gedung yang memiliki Izin Mendirikan Bangunan Gedung (IMB) di kabupaten/kota untuk memenuhi ketentuan administratif dan ketentuan teknis bangunan gedung sesuai dengan fungsinya guna mewujudkan bangunan yang andal serta terwujudnya kepastian hukum dalam penyelenggaraan bangunan gedung.

Pelaksanaan Izin Mendirikan Bangunan Gedung (IMB) di kabupaten/kota di daerah diatur lebih lanjut dengan Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung yang substansinya mengikuti Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (UUBG) dan Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (PPBG). Rencana capaian jumlah bangunan gedung yang memiliki IMB mengikuti rencana capaian Perda Bangunan Gedung tahun 2010 hingga 2014. Sehingga rencana capaian jumlah bangunan yang terlayani kepada masyarakat dalam memohon IMB adalah tidak ada yang tidak terlayani (pencapaian penerbitan IMB di kabupaten Siak adalah 100% hingga tahun 2014).

b. Harga Standar Bangunan Gedung Negara

Adalah tersedianya Harga Satuan Bangunan Gedung Negara (HSBGN) di kabupaten/kota sehingga mendukung pencapaian sasaran penyelenggaraan bangunan gedung melalui penyediaan HSBGN yang wajar dan dapat dipertanggungjawabkan.

Hingga tahun 2014 Kabupaten Siak telah menyusun telah menyusun Harga Satuan Bangunan Gedung Negara (HSBGN)

VII - 36 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Siak

b. Kegiatan Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara Kegiatan penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara meliputi:

1. Menguraikan kondisi bangunan gedung negara yang belum memenuhi persyaratan keandalan yang mencakup (keselamatan, keamanan, kenyamanan dan kemudahan);

2. Menguraikan kondisi Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara;

3. Menguraikan aset negara dari segi administrasi pemeliharaan.

Untuk dapat melakukan pendataan terhadap kondisi bangunan gedung dan rumah negara perlu dilakukan pelatihan teknis terhadap tenaga pendata HSBGN, sehingga perlu dilakukan pendataan kegiatan pembinaan teknis penataan bangunan gedung.

Pendataan bangunan gedung dan rumah negara di kabupaten Siak perlu dikoordinasikan kembali, mengingat sistem tata tertib administrasi masih belum sinkron antar pengelola masing-masing.

c. Kegiatan Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan

Kemiskinan

Kegiatan penanggulangan kemiskinan dari sektor PBL (P2KP) tidak terdapat di Kabupaten Siak. Untuk sektor lainnya, sudah ada program antara lain : PPIP.

Dalam dokumen RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (Halaman 31-36)

Dokumen terkait