• Tidak ada hasil yang ditemukan

UKL/UPL LAHAN PENGELOLA

Dalam dokumen RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (Halaman 42-47)

1 PBL RTBL Kawasan Pelabuhan Tanjung Buton Kampung Mengkapan, Kec. Sungai Apit

1 Dokumen 2018 800.000 PU TARUKIM RTRW Kab.

Siak 2 PBL DED Kawasan Jembatan Sungai Apit Kec. Sungai Apit dan Kec. Sabak Auh

1 Dokumen 2018 500.000 PU TARUKIM RTBL Kaw.

Jebatan Sungai Apit 3 PBL RTBL Kota Pusaka Kec. Siak dan Mempura 1 Dokumen 2017 800.000 PU TARUKIM P3KP

VII - 43 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Siak

7.3. Sistem Penyediaan Air Minum

7.3.1. Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan

Penyelenggaraan pengembangan SPAM adalah kegiatan merencanakan, melaksanakan konstruksi, mengelola, memelihara, merehabilitasi, memantau, dan/atau mengevaluasi sistem fisik (teknik) dan non fisik penyediaan air minum. Penyelenggara pengembangan SPAM adalah badan usaha milik negara (BUMN)/ badan usaha milik daerah (BUMD), koperasi, badan usaha swasta, dan/atau kelompok masyarakat yang melakukan penyelenggaraan pengembangan system penyediaan air minum. Penyelenggaraan SPAM dapat melibatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan SPAM berupa pemeliharaan, perlindungan sumber air baku, penertiban sambungan liar, dan sosialisasi dalam penyelenggaraan SPAM.

Beberapa peraturan perundangan yang menjadi dasar dalam pengembangan sistem penyediaan air minum (SPAM) antara lain:

a. Undang-Undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air

Pada pasal 40 mengamanatan bahwa pemenuhan kebutuhan air baku untuk air minum rumah tangga dilakukan dengan pengembangan sistem penyediaan air minum (SPAM). Untuk pengembangan sistem penyediaan air minum menjadi tanggung jawab Pemerintah dan Pemerintah Daerah. b. Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Program Jangka

Panjang (RPJP) Tahun 2005-2025

Perundangan ini mengamanatkan bahwa kondisi sarana dan prasarana masih rendah aksesibilitas, kualitas, maupun cakupan pelayanan.

c. Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum

Bahwa Pengembangan SPAM adalah kegiatan yang bertujuan membangun, memperluas dan/atau meningkatkan sistem fisik (teknik) dan non fisik (kelembagaan, manajemen, keuangan, peran masyarakat, dan hukum) dalam kesatuan yang utuh untuk melaksanakan penyediaan air minum kepada masyarakat menuju keadaan yang lebih baik. Peraturan tersebut juga menyebutkan asas penyelenggaraan pengembangan SPAM, yaitu asas kelestarian, keseimbangan, kemanfaatan umum,

VII - 44 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Siak

keterpaduan dan keserasian, keberlanjutan, keadilan, kemandirian, serta transparansi dan akuntabilitas.

d. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 20/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan Strategi Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum

Peraturan ini mengamanatkan bahwa dalam rangka peningkatan pelayanan/ penyediaan air minum perlu dilakukan pengembangan SPAM yang bertujuan untuk membangun, memperluas, dan/atau meningkatkan sistem fisik dan non fisik daam kesatuan yang utuh untuk melaksanakan penyediaan air minum kepada masyarakat menuju keadaan yang lebih baik dan sejahtera.

e. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Peraturan ini menjelaskan bahwa tersedianya akses air minum yang aman melalui Sistem Penyediaan Air Minum dengan jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan terlindungi dengan kebutuhan pokok minimal 60 liter/orang/hari.

SPAM dapat dilakukan melalui sistem jaringan perpipaan dan/atau bukan jaringan perpipaan. SPAM dengan jaringan perpipaan dapat meliputi unit air baku, unit produksi, unit distribusi, unit pelayanan, dan unit pengelolaan. Sedangkan SPAM bukan jaringan perpipaan dapat meliputi sumur dangkal, sumur pompa tangan, bak penampungan air hujan, terminal air, mobil tangki air, instalasi air kemasan, atau bangunan perlindungan mata air. Pengembangan SPAM menjadi kewenangan/ tanggung jawab Pemerintah dan Pemerintah Daerah untuk menjamin hak setiap orang dalam mendapatkan air minum bagi kebutuhan pokok minimal sehari-hari guna memenuhi kehidupan yang sehat, bersih, dan produktif sesuai dengan peraturan perundangundangan, seperti yang diamanatkan dalam PP No. 16 Tahun 2005.

Pemerintah dalam hal ini adalah Direktorat Pengembangan Air Minum, Ditjen Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum yang mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas pokok Direktorat Jenderal Cipta Karya di bidang perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan produk pengaturan,

VII - 45 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Siak

pembinaan dan pengawasan serta fasilitasi di bidang pengembangan sistem penyediaan air minum. Adapun fungsinya antara lain mencakup:

 Menyusun kebijakan teknis dan strategi pengembangan system penyediaan air minum;

 Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi pengembangan sistem penyediaan air minum termasuk penanggulangan bencana alam dan kerusuhan sosial;

 Pengembangan investasi untuk sistem penyediaan air minum;

 Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria serta pembinaan kelembagaan dan peran serta masyarakat di bidang air minum.

7.3.2. Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan

7.3.2.1. Isu Strategis

Terdapat isu-isu strategis yang diperkirakan akan mempengaruhi upaya Indonesia untuk mencapai target pembangunan di bidang air minum. Isu ini didapatkan melalui serangkaian konsultasi dan diskusi dalam lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum khususnya Direktorat Jenderal Cipta Karya. Isu-isu strategis tersebut adalah:

1. Peningkatan Akses Aman Air Minum; 2. Pengembangan Pendanaan;

3. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan;

4. Pengembangan dan Penerapan Peraturan Perundang-undangan; 5. Pemenuhan Kebutuhan Air Baku untuk Air Minum;

6. Rencana Pengamanan Air Minum;

7. Peningkatan Peran dan Kemitraan Badan Usaha dan Masyarakat;

8. Penyelenggaraan Pengembangan SPAM yang Sesuai dengan Kaidah Teknis dan Penerapan Inovasi Teknologi

Setiap kabupaten/kota perlu melakukan identifikasi isu strategis yang ada di daerah masing-masing mengingat isu strategis ini akan menjadi dasar dalam pengembangan infrastruktur, prasarana dan sarana dasar di daerah, serta akan menjadi landasan penyusunan program dan kegiatan dalam Rencana Terpadu

VII - 46 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Siak

dan Program Investasi Infrastruktur (RPI2JM) yang diharapkan dapat mempercepat pencapaian cita-cita pembangunan nasional.

7.3.2.2. Kondisi Eksisting

Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Siak saat ini berada dibawah kewenangan pengelolaan Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya, Kabupaten Siak melalui UPT Air Bersih Kabupaten Siak. Saat ini sistem Penyediaan Air Minum kabupaten Siak tersebar di 10 wilayah ibukota Kecamatan, dengan 7 unit SPAM telah beroperasi melayani masyarakat sementara untuk 3 unit SPAM nya saat ini masih dalam tahap proses pembangunan.

Jumlah penduduk di wilayah administrasi Kabupaten Siak pada tahun 2011 adalah 390.148 jiwa, yang tersebar di 14 (empat belas) kecamatan wilayah administrasi, dan jumlah penduduk di wilayah administrasi pelayanan (7 kecamatan) sebesar 293.922 jiwa, dengan jumlah penduduk di wilayah pelayanan dari 7 kecamatan sebesar 138.228 jiwa, sehingga cakupan pelayanan air bersih saat ini baru mencapai 16% terhadap wilayah pelayanan atau 8% dari wilayah administrasi daerah pelayanan atau 5% dari wilayah administrasi Kabupaten.

Sementara tingkat kehilangan air saat ini diperkirakan diatas 40% mengingat hampir disetiap system keberadaan meter induknya dalam kondisi rusak dan tidak berfungsi, sehingga tidak dapat terbaca secara akurat.

Gambaran sebaran unit SPAM (UPT air bersih) Kabupaten Siak dapat dilihat pada gambar dan tabel berikut ini :

VII - 47 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Siak

Gambar 7. 6Sebaran Unit SPAM kabupaten Siak

Dalam dokumen RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (Halaman 42-47)

Dokumen terkait