BUMD KPS CSR DED/FS AMDAL/
B. Lingkup Pengelolaan Air Limbah
3. Peraturan perundang-undangan
7.4.1.2.3. Permasalahan dan Tantangan
Isu strategis dan permasalah mendesak yang dialami oleh Kabupaten Siak untuk sektor limbah adalah:
1. Peningkatan aksesibilitas Pengelolaan
Pengolahan setempat ( on-site system ) berupa jamban pribadi 46.5%, dan WC umum 9.1%. (sumber EHRA 2013 kab. Siak) Sebagian besar fasilitas Pengelolaan air limbah setempat masih
belum memenuhi standar teknis yang ditetapkan , Jumlah KK yang Mempunyai tanki septic aman baru mencapai 24% ( sumber EHRA 2013 kab. Siak )
Rendahnya skala prioritas penanganan pengelolaan air limbah permukiman di daerah
2. Pendanaan
Kesulitan dalam masalah pendanaan untuk Pengembangan, baik dalam Operasional dan Pemeliharaan diantaranya rendahnya tarif pelayanan dan tingginya biaya investasi.
Kurang tertariknya sector swasta untuk melakukan investasi karena rendahnya tingkat pemulihan biaya investasi
Rendahnya Alokasi Pendanaan dari pemerintah
VII - 98 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Siak
3. Kelembagaan
Belum terpisahnya fungsi regulator dan Operator dalam pengelolaan
Kapasitas sumber daya manusia yang terkait dalam pengelolaan masih rendah
Rendahnya Koordinasi antar instansi terkait dalam Penetapan kebijakan
4. Peran masyarakat
Rendahnya kesadaran masyarakat
Terbatasnya Penyelenggaraan pengembangan system yang berbasis masyarakat
Kurang Memadai sosialisasi mengenai pentingnya Pengelolaan
Rendahnya Koordinasi antar instansi terkait dalam menggerakan peran masyarakat
5. Teknis
Tercemarnya air sungai
Terkontaminasinya air minum Perpipaan dan non perpipaan oleh bakteri coli yang berasal dari air limbah permukiman
Menurunnya Kualitas air tanah dan air permukaan akibat dari pencemaran air limbah Permukiman menyebabkan tingginya biaya pengolahan air minum.
6. Belum adanya master plan pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Siak
VII - 99 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Siak
Berdasarkan pembahasan dalam buku putih sanitasi (BPS), isu strategis dan permasalahan mendesak dalam bidang pengelolaan air limbah untuk segera dilakukan penanganan di Kabupaten Siak antara lain:
1. Pemerintah Kabupaten Siak belum memiliki PJM dan Masterplan sektor air limbah.
2. Pemerintah Kabupaten Siak belum memiliki perangkat pengaturan dan standar, pedoman dan manual bidang air limbah.
3. Peran, fungsi dan kinerja lembaga/institusi pengelola air limbah domestik belum maksimal. Hal ini dikarenakan penjelasan mengenai tugas pokok dan fungsi serta kewenangan masing-masing SKPD belum terurai secara jelas dan rinci disamping anggaran dalam investasi APBD yang tersedia belum diatur untuk dapat mendanai keseluruhan kegiatan dalam pengelolaan air limbah domestik.
4. Kabupaten Siak sampai saat ini belum memiliki bangunan IPAL atau IPLT, sedangkan kebutuhan akan pengolahan air limbah domestik sangat diperlukan untuk menjamin adanya situasi lingkungan yang lebih sehat dan aman. Untuk itu pembangunan IPAL atau IPLT serta saluran/koneksi penghubung dari sumber air limbah domestik hingga tempat pengolahan tersebut menjadi sangat mendesak untuk dilaksanakan terutama pada kawasan padat penduduk dan bangunan. 5. Pembangunan sanitasi skala komunitas di daerah padat penduduk,
pendapatan rendah dan rawan sanitasi masih kurang.
6. Kesadaran masyarakat akan sanitasi yang baik dan lingkungan yang sehat masih kurang. Hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan secara menyeluruh mengenai pengelolaan air limbah domestik dan lingkungan, disamping itu juga karena kurangnya sarana yang tersedia serta kondisi kemiskinan sehingga menyebabkan investasi/konsumsi rumah tangga miskin untuk kegiatan pengelolaan air limbah individu tidak menjadi prioritas bahkan terlupakan.
7. Peran dan partisipasi dunia usaha masih sangat minim, hal disebabkan karena kurangnya sosialisasi dan kerjasama yang memadai dalam
VII - 100 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Siak
upaya pengelolaan air limbah domestik yang dapat difasilitasi oleh pemerintah Kabupaten Siak.
Berdasarkan analisis penentuan zona dan sistem sanitasi Air Limbah menggunakan instrumen yang ada, diketahui bahwa klasifikasi wilayah pada masing-masing lingkup kelurahan di Kabupaten Siak dikelompokkan dalam 2 (dua) klasifikasi wilayah, yaitu klasifikasi Peri Urban dan Rural. Jumlah kelurahan yang temasuk dalam klasifikasi klasifikasi peri urban adalah sebanyak 2 (dua) yaitu Kelurahan Kampung Dalam dan Kelurahan Perawang dan dan rural sebanyak 130 (seratus tiga puluh) kelurahan/desa.
Dengan menggunakan instrumen yang ada, berdasarkan kriteria yang telah ditentukan maka dapat ditetapkan sistem sanitasi air limbah yang memungkinkan di Kabupaten Siak meliputi 2 (jenis) jenis sistem, yakni: Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) MCK ++ pada 2 kelurahan, Off Site Medium pada 130 (seratus tiga puluh) kelurahan/desa. Akan tetapi, memperhatikan situasi pada kondisi lapangan maka telah dilakukan perubahan pilihan sistem sanitasi yang akan diaplikasi pada masing-masing
kelurahan/desa. Pada dasarnya di seluruh kelurahan/desa tetap
menggunakan sistem on site individual yang selama ini telah digunakan dengan mengoptimalkan pemanfaatannya untuk mencegah kebiasaan buang air besar sembarangan (BABS) yang saat ini masih sangat tinggi di Kabupaten Siak yang mencapai (80%) berdasarkan hasil survei EHRA. Pilihan teknologi off site communal dan STBM MCK++ juga akan dilaksanakan pada beberapa kelurahan tertentu sesuai dengan kondisi karakteristik kawasannya.
Untuk itu telah ditentukan bahwa wilayah yang menggunakan sistem STBM, MCK++ adalah sebanyak 130 (seratus tiga puluh) kelurahan/desa dan off Site Communal sebanyak 2 (dua) Kelurahan. Disamping itu sistem on site individual akan dioptimalkan pada seluruh kelurahan di Kabupaten Siak
Seperti dijelaskan sebelumnya, target cakupan pelayanan air limbah domestik di Kabupaten Siak akan dipenuhi melalui sistem Off site baik
VII - 101 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Siak
Individual maupun Communal. Secara detail, dijelaskan bahwa on site individual (tangki septik) yang pada saat ini masih meliputi cakupan layanan sebesar 35,5% akan lebih dioptimalkan pemanfaatan sehingga peningkatan target cakupan pelayanan yang besar mencapai sebesar 62,27% hingga jangka panjang. Sedangkan sistem On Site Communal akan mengalami peningkatan cakupan targat layanan, yaitu menjadi 60,88% hingga jangka panjang.
7.4.1.4. Program dan Kriteria Kesiapan Pengembangan Air Limbah
A. Program Pembangunan Prasarana Air Limbah Sistem Setempat (on-