• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aspek pasar merupakan hal yang sangat penting dalam pertimbangan investor. Pasar merupakan tempat bertemunya beberapa lembaga pemasaran yang memiliki keterkaitan dengan berbagai pihak, baik perorangan maupun kelembagaan. Oleh karena itu, pada penelitian ini peneliti menganalisis permintaan dan penawaran jamur tiram putih, harga dan produk jamur tiram putih. Potensi Pasar

Perusahaan Jamur Nusantara memiliki dua jenis permintaan yaitu permintaan jamur tiram putih segar dan log jamur tiram putih. Pasar jamur tiram putih segar dilokasi penelitian adalah pasar TU kemang dan pasar induk Jambu dua. Berdasarkan hasil wawancara dengan pedagang pengumpul, pasar TU Kemang dapat menyerap jamur tiram putih sebanyak 1 000 sampai 1 500 kilogram per hari. Namun, pada saat ini jamur tiram putih segar yang tersedia di pasar TU Kemang sebanyak 500 kilogram per hari. Untuk Pasar induk Jambu Dua, dapat menyerap jamur tiram putih sebanyak 600 sampai 700 kilogram per hari, tetapi yang tersedia hanya berkisar antara 200 sampai 300 kilogram per hari. Selisih penawaran dan permintaan yang tinggi tersebut menyebabkan jamur tiram

putih selalu habis terjual di pasar. Pasar log jamur tiram putih di Perusahaan Jamur Nusantara adalah produsen jamur yang terletak di desa Cibungbulang dan Kota Depok. Permintaan log jamur tiram putih dari kedua konsumen cenderung meningkat, sedangkan permintaan yang tersedia saat ini sebanyak 20 000 log per bulan.

Harga (Price)

Harga jamur tiram putih segar yang diterima Perusahaan Jamur Nusantara sebesar Rp 6 000 per kilogram tingkat pedagang pengumpul, sedangkan harga yang berlaku ditingkat pedagang pengumpul ke pengecer sebesar Rp 9 000 sampai Rp 10 000 per kilogram. Rendahnya harga yang diterima Perusahaan Jamur Nusantara karena Perusahaan menjual jamur tiram putih ke pedagang pengumpul dalam bentuk curah atau tidak ada sortasi. Harga jamur tiram putih segar yang diterima Perusahaan Jamur Nusantara merupakan harga yang sedang berlaku di pasar atau pada saat perusahaan menjual jamur tiram putih segar di pasar TU Kemang dan pasar Jambu Dua.

Harga jual log jamur tiram putih yang ditetapkan Perusahaan Jamur Nusantara yaitu sebesar Rp 2 000 per log di petani jamur. Harga Rp 2 000 ditetapkan berdasarkan biaya produksi yang dikeluarkan Perusahaan untuk memproduksi satu log jamur tiram putih sebesar Rp 1 100, sehingga selisih dari harga log dan biaya produksi log merupakan keuntungan yang diterima, yaitu sebesar Rp 900. Untuk saat ini Perusahaan menjual log jamur tiram putih kepada rekan kerjanya yaitu terletak di desa Cibungbulang dan Kota Depok. Jumlah log jamur tiram yang dijual kedua lokasi tersebut sebanyak 20 000 log sesuai dengan kapasitas produksi log yang dihasilkan Perusahaan Jamur Nusantara setiap bulannya. Perusahaan menggunakan harga yang sedang berlaku di pasaran pada saat transaksi berlangsung, sedangkan harga log jamur tiram putih di pasaran sangat bervariasi antara Rp 2 000 sampai Rp 2 500 per log.

Produk (Product)

Produk yang dihasilkan Perusahaan Jamur Nusantara berupa jamur tiram putih segar dan log jamur tiram putih. Produk yang dihasilkan perusahaan akan di pasarkan di dua tempat, yaitu pasar TU Kemang dan pasar Jambu Dua untuk jamur tiram putih segar dan produsen jamur tiram yang berada di desa Cibungbulang dan kota Depok untuk log jamur tiram putih. Data produksi jamur tiram segar pada perusahaan dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Data Produksi Jamur Tiram Segar

Tahun Jumlah Log Jamur

Segar Kumbung 1

Jumlah Log Jamur Segar Kumbung 2 Total Panen Kumbung 1(kg) Total Panen Kumbung 2 (kg) 1 91 260 91 260 22 500 20 250 2 91 260 91 260 27 000 27 000 3 91 260 91 260 27 000 27 000 4 91 260 91 260 27 000 27 000 5 91 260 91 260 27 000 27 000

Pada Tabel 8 dapat dilihat data produksi jamur tiram segar dimana pada tahun pertama hingga tahun kelima kumbung 1 dan kumbung 2 total produksi sebanyak 91 260 log jamur, total produksi ini didapat dari jumlah satu kali produksi sebanyak 30 420 dikalikan dengan jumlah produksi dalam satu tahun yaitu sebanyak 3 kali produksi. Pada tahun pertama jumlah panen jamur tiram segar untuk kumbung 1 dan kumbung 2 berbeda dengan tahun kedua hingga tahun kelima, hal ini didasarkan pada tahun pertama adanya persiapan awal usaha. Pada tahun kedua hingga kelima total panen cenderung tetap baik itu kumbung 1 maupun kumbung 2 yaitu sebesar 27 000 kg per tahun.

Produksi log jamur tiram yang akan dijual oleh perusahaan cenderung tetap per tahunnya yakni sebanyak 60 000 log utuk kumbung 1 dan kumbung 2, total produksi log jamur didapat dari jumlah log yang diproduksi yaitu sebanyak 20 000 log di kalikan dengan jumlah total produksi dalam satu tahun yaitu sebanyak 3 kali produksi. Data produksi log jamur yang akan dijual dapat dilihat pada tabel 9 berikut ini.

Tabel 9. Data produksi Log Jamur

Tahun Jumlah Log Kumbung 1 Jumlah Log Kumbung 2

1 60 000 60 000

2 60 000 60 000

3 60 000 60 000

4 60 000 60 000

5 60 000 60 000

Dalam pengemasan jamur Perusahaan Jamur Nusantara tidak melakukan pengemasan secara khusus untuk jamur tiram segar. Pengemasan dilakukan menggunakan kantung lima kilogram dan pendistribusian dilakukan menggunakan kendaraan roda dua. Sedangkan untuk produk log jamur tiram putih, Perusahaan Jamur Nusantara tidak melakukan pengemasan dan dalam pendistribusiannya petani mengambil secara langsung ke lokasi penelitian.

Gambar 4. Produk Log Jamur Tiram

Berdasarkan hasil dari analisis aspek pasar yang terdiri dari permintaan dan penawaran, harga dan produk jamur tiram putih bahwa usaha budidaya jamur tiram yang dilakukan Perusahaan Jamur Nusantara layak untuk dijalankan. Hal ini dikarenakan permintaan pasar akan jamur tiram putih yang tinggi menyebabkan berapapun jumlah produk yang tersedia di pasar selalu habis terjual, dan harga jamur tiram yang tinggi menjadikan peluang untuk Perusahaan Jamur Nusantara maupun produsen jamur tiram lainnya untuk meningkatkan produksi jamur tiram yang dihasilkan.

Aspek Teknis

Aspek teknis merupakan aspek penting dalam perencanaan bisnis, tanpa aspek teknis perusahaan akan mengalami kesulitan dalam melakukan suatu usaha atau bisnis. Analisis secara teknis berhubungan dengan penyediaan input proyek dan output produksi berupa barang dan jasa. Hasil penelitian di lapangan dan beberapa literatur menyebutkan bahwa hal yang perlu diperhatikan dalam penyediaan input utama yaitu dari segi lahan atau lokasi usaha, bahan baku, proses produksi dan sumberdaya manusia.

Lokasi Usaha

Lokasi usaha Perusahaan Jamur Nusantara terletak di daerah kayu manis, Salabenda, Kotamadya Bogor. Lokasi ini dipilih berdasarkan beberapa pertimbangan yakni, kedekatan dengan pasar, ketersediaan bahan baku, dan juga kesesuaian iklim untuk pengusahaan jamur tiram putih. Jamur tiram segar yang dihasilkan Perusahaan Jamur Nusantara dipasarkan di Pasar Induk TU Kemang dan Pasar Jambu Dua yang lokasinya sangat dekat dengan perusahaan dan dapat dijangkau menggunakan sepeda motor. Untuk pasar baglog biasanya petani yang langsung mengambil baglog di lokasi perusahaan.

Lokasi produksi dipilih karena mempertimbangkan ketersediaan bahan baku pembuatan jamur tiram. Bahan baku seperti serbuk gergaji, kapur, dedak, dan jagung diperoleh dari pedagang di sekitar lokasi perusahaan. Dalam hal ini berarti ketersediaan bahan baku bagi Perusahaan Jamur Nusantara selalu terpenuhi.

Gambar 5. Lokasi Usaha Budidaya Jamur Tiram Putih

Berdasarkan wawancara dengan survervisor, diketahui bahwa Perusahaan Jamur Nusantara ini terletak pada ketinggian antara 650 sampai 1 050 meter di atas permukaan laut, dengan temperatur udara rata-rata berkisar antara 25 sampai 30 derajat celcius. Lokasi usaha budidaya jamur tiram putih ini cukup strategis, karena tidak terlalu dekat dari kawasan pabrik sehingga terhindar dari pencemaran udara dan air.

Bahan baku

Lokasi budidaya jamur tiram putih di Perusahaan Jamur Nusantara cukup strategis karena dekat dengan sumber bahan baku utama dan ketersediaannya cukup banyak. Serbuk gergaji diperoleh dari daerah Ciampea, bekatul diperoleh dari daerah Semplak, dan bahan baku lainnya diperoleh dari Pasar Bogor dan Pasar Anyar. Kedekatan dengan sumber bahan baku ini sangat menguntungkan Perusahaan Jamur Nusantara, karena bahan baku dapat diperoleh dalam kondisi yang masih bagus.

Ketersediaan air maupun bahan baku pembuatan log di lokasi penelitian jumlahnya cukup melimpah, kualitasnya baik sesuai persyaratan dan kontinuitas terjamin sesuai kebutuhan serta harganya relatif murah. Kebutuhan air didapat dari sumur. Ada kalanya ketersediaan air berkurang, hal ini terjadi pada musim kemarau. Namun sejauh ini kebutuhan air untuk proses produksi masih dapat dipenuhi.

Proses Produksi

Proses Produksi merupakan proses pengubahan bahan baku menjadi hasil akhir atau produk. Adapun tahap produksi Perusahaan Jamur Nusantara adalah sebagai berikut :

a) Pembuatan Media Tanam

Bahan baku utama yang diperlukan untuk membuat log yaitu serbuk gergaji, bekatul, gipsum, kapur dan air. Kemudian bahan baku tersebut dicampur secara merata dengan komposisi bahan disesuaikan dengan kebutuhan. Bahan Baku diaduk dengan menggunakan sekop. Setelah itu dibiarkan semalam untuk pengomposan, lalu dimasukkan ke dalam plastik PP ukuran 35 x 17 cm. Proses pengomposan ini dimaksudkan untuk menguraikan senyawa-senyawa kompleks dalam bahan-bahan dengan bantuan mikroba, sehingga senyawa-senyawa yang

lebih sederhana mudah dicerna oleh jamur. Campuran tersebut lalu dipadatkan dengan menggunakan pipa paralon hingga ukurannya 1.2 kg, kemudian baglog diikat menggunakan cincin kayu atau cincin paralon.

Gambar 6. Pembuatan Media Tanam Jamur Tiram Putih b) Sterilisasi

Sterilisasi log bertujuan untuk menghambat pertumbuhan semua jasad hidup yang mungkin terbawa bersama bahan baku dan akan mengakibatkan bibit jamur tidak tumbuh. Alat sterilisasi yang digunakan oleh Perusahaan Jamur Nusantara ini yaitu berupa drum besar yang atasnya diikat dan ditutup dengan plastik terpal sehingga mampu menghasilkan uap air panas bertekanan tinggi. Jumlah drum yang dimiliki perusahaan sebanyak 10 drum dengan masing-masing kapasitas maxsimal 110 log per drum.

Gambar 7. Proses Sterilisasi c) Inokulasi

Tahap ini merupakan proses menanamkan bibit kedalam baglog. Penanaman bibit dilakukan dalam ruangan khusus secara steril. Sebelum diinokulasi, log yang telah disterilkan didinginkan terlebih dahulu selama dua hari, apabila tidak didinginkan maka dikhawatirkan bibit jamur yang diinokulasi akan mati. Cara melakukan inokulasi adalah dengan menyusun log kedalam ruang inokulasi, kemudian bibit jamur tiram dimasukkan dengan cara ditebar. Setelah media terisi bibit, pada bagian leher plastik yang telah terpasang cincin kayu ditutup dengan menggunakan kertas koran. Penutupan media dimaksudkan untuk

menciptakan kondisi yang baik bagi pertumbuhan miselia jamur, karena miselia jamur tumbuh baik pada kondisi yang tidak terlalu banyak oksigen.

d) Inkubasi

Log yang telah diinokulasi kemudian diinkubasi sampai seluruh medianya ditumbuhi miselia secara merata. Inkubasi yaitu menyimpan log yang sudah diisi dengan bibit didalam ruang inkubasi selama kurang lebih 28 sampai 30 hari. Suhu optimal untuk pertumbuhan miselia yaitu sekitar 26 sampai 30 derajat celcius. Selama pertumbuhan bibit, intensitas cahaya harus dikurangi, dan kelembaban serta sirkulasi udara harus diatur.

Gambar 8. Proses Inkubasi

e) Pemeliharaan

Untuk menunjang pertumbuhan jamur, kondisi suhu atau kelembaban harus disesuaikan dengan kebutuhan jamur. Jamur tiram membutuhkan suhu berkisar antara 22 sampai dengan 25 derajat celcius. Selama pertumbuhan tubuh buah, kelembaban udara diatur sekitar 90 persen karena apabila kurang dari 90 persen media akan mengering. Kelembaban udara selama pertumbuhan tubuh buah dapat tetap dipertahankan yaitu dengan menyiram lantai dan dinding kumbung.

Dari hasil Wawancara dengan Supervisor perusahaan, log jamur tiram putih yang dapat dipindahkan ke ruang perawatan adalah media yang telah dipenuhi dengan miselium. Pembukaan log dapat dilakukan dengan membuka sumbatan koran. Setelah dibuka, sekitar tiga sampai tujuh hari kemudian jamur tiram mulai tumbuh. Pertumbuhan tubuh buah awal umumnya ditandai dengan adanya bintik-bintik serat berwarna putih yang makin lama makin membesar dan dalam selang waktu beberapa hari akan tumbuh jamur kecil dan dapat dipanen dengan cara dipetik langsung apabila ukurannya sudah cukup besar.

f) Pemanenan

Untuk pemanenan jamur tiram putih, jamur yang bisa mulai dipanen adalah jamur yang sudah melewati masa inkubasi yaitu selama 25 hari sampai 30 hari. Pemanenan dilakukan dengan cara mencabut seluruh rumpun jamur yang ada

baik berukuran besar maupun kecil sampai ke akar-akarnya untuk menghindari akar atau batang yang tertinggal. Akar yang tertinggal akan menghambat pertumbuhan calon jamur disekitar akar. Waktu yang terbaik untuk memanen adalah pagi hari sekitar pukul 10.00 atau sore hari sekitar pukul 16.00. Jika pemanenan dilakukan pada siang hari bobot jamur relatif menyusut. Penanganan pascapanen yang dilakukan sangat sederhana yaitu dengan membersihkan kotoran yang menempel dibagian akar dengan cara memotong bagian akar jamur yang kotor menggunakan gunting. Dengan cara tersebut, daya simpan jamur akan lebih lama dan penampilannya akan bersih. Jumlah panen jamur tiram segar dapat dilihat pada tabel 10 berikut ini.

Tabel 10. Jumlah Panen Jamur Tiram Segar

Tahun Jumlah Panen

Kumbung 1 (kg) Jumlah Panen Kumbung 2 (kg) Total Panen (kg) 1 22 500 20 250 42 750 2 27 000 27 000 54 000 3 27 000 27 000 54 000 4 27 000 27 000 54 000 5 27 000 27 000 54 000

Berdasarkan pada tabel 9 diatas, dapat dilihat jumlah panen jamur tiram segar ditahun pertama pada kumbung 1 dan kumbung 2 mengalami perbedaan jumlah. Hal ini dikarenakan ditahun pertama pada kumbung 1 baru menghasilkan panen pada bulan ketiga, sedangkan pada kumbung 2 baru menghasilkan pada bulan keempat. Untuk tahun kedua hingga kelima jumlah panen jamur tiram cenderung tetap sebanyak 54 000 kg.

Sumber Daya Manusia

Sumberdaya manusia yang dimaksud adalah kebutuhan akan tenaga kerja. Tenaga kerja yang digunakan diambil dari penduduk setempat sebanyak 10 orang. Pembagian tenaga kerja dalam perusahaan dibagi dalam dua kelompok yakni 6 orang dalam divisi produksi yang bertugas memproduksi log jamur tiram putih beserta pembibitan jamur, dan 4 orang dalam divisi perawatan dan pemanenan jamur tiram putih. Tenaga kerja yang digunakan oleh Perusahaan Jamur Nusantara yaitu tenaga kerja yang terampil, jujur dan apabila memungkinkan telah memiliki pengalaman tentang kegiatan budidaya.

Hasil dari analisis aspek teknis, yang meliputi lahan, bahan baku, proses produksi dan sumberdaya manusia dapat dikatakan bahwa pengusahaan budidaya jamur tiram putih yang dilakukan oleh Perusahaan Jamur Nusantara dapat dikatakan layak untuk dijalankan.

Aspek Manajemen

Tenaga kerja yang dimiliki oleh perusahaan Jamur Nusantara saat ini berjumlah 11 orang pekerja. Tenaga kerja perusahaan berasal dari penduduk setempat. Tingkat pendidikan tenaga kerja mulai dari SD hingga S1. Analisis terhadap aspek manajemen mencakup pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen dalam melakukan kegiatan produksi di Perusahaan jamur Nusantara. Fungsi- fungsi manajemen yang dimaksud adalah fungsi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian.

Pelaksanaan fungsi perencanaan dilakukan oleh pimpinan Perusahaan Jamur Nusantara selaku pemilik dan pendiri Perusahaan Jamur Nusantara. Perencanaan mencakup bagaimana melakukan kegiatan produksi yang efesien dan efektif, ketersediaan bahan baku, penetapan harga, pelaksanan promosi, pemasaran yang efektif, dan perolehan modal. Fungsi perencanaan ini dilaksanakan dengan baik sesuai pengalaman yang telah dimiliki oleh pemilik.

Fungsi pengorganisasian dilakukan oleh pimpinan selaku pemilik Perusahaan Jamur Nusantara. Setiap jabatan dalam struktur organisasi memiliki deskripsi pekerjaan masing-masing. Pimpinan atau direktur, survervisor, karyawan produksi maupun karyawan perawatan memiliki fungsi dan tugas masing-masing dalam tercapainya tujuan usaha perusahaan Jamur Nusantara. Pimpinan mengkordinasikan setiap fungsi dan tugas kepada pekerjanya, agar pekerjaan dapat berjalan dengan baik dan terintegrasi.

Pelaksanaan produksi di Perusahaan Jamur Nusantara dilakukan oleh setiap jabatan yang telah memiliki fungsi dan jabatan masing-masing. Pelaksanaan kegiatan mulai dari pembelian bahan baku, pengadukan, loging, sterilisasi, inokulasi, inkubasi, pemeliharaan, pemanenan, hingga pencatatan. Pimpinan harus mampu menggerakkan pekerja agar mampu mengerjakan setiap pekerjaan dengan baik.

Fungsi pengendalian juga menjadi salah satu hal yang perlu dikaji untuk melihat kelayakan dari aspek manajemen. Pengendalian dan pengawasan dilakukan oleh pimpinan terhadap kinerja tenaga kerja.

Hasil dari analisis aspek manajemen, yang meliputi manajemen sumberdaya manusia dan manajemen fungsi operasional dapat dikatakan bahwa usaha budidaya jamur tiram putih yang dilakukan oleh Perusahaan Jamur

Nusantara tidak ada masalah manajemen yang dapat menghambat jalannya usaha, walaupun struktur organisasi Perusahaan Jamur Nusantara terbilang sederhana sehingga dapat dikatakan layak untuk dijalankan.

Aspek Sosial Ekonomi dan Lingkungan

Aspek sosial dapat dinilai dari segi manfaat yang diberikan usaha terhadap perkembangan masyarakat secara keseluruhan seperti terbukanya lapangan pekerjaan, bertambahnya sarana dan pra sarana daerah sekitar lokasi usaha. Keberadaan Perusahaan Jamur Nusantara memberi kontribusi dalam penyediaan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar lokasi perusahaan. Selain itu masyarakat dapat belajar mengenai usaha jamur tiram putih sehingga menambah pengetahuan masyarakat sekitar dalam budidaya jamur tiram putih.

Dari segi ekonomi, adanya Perusahaan Jamur Nusantara dapat meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar. Hal ini karena sebagian besar pekerja berasal dari masyarakat sekitar, sehingga yang tadinya tidak bekerja menjadi pekerja di perusahaan jamur nusantara. Survevisor digaji sebesar Rp 2 800 000, sedangkan karyawan produksi dan karyawan pemeliharan sebesar Rp 1 000 000.

Aspek lingkungan merupakan salah satu aspek yang perlu diperhatikan, terutama dampak dari kegiatan usaha terhadap kelestarian lingkungan. Kegiatan produksi Perusahaan Jamur Nusantara menghasilkan limbah plastik dan limbah baglog yang terkontaminasi atau yang sudah tidak produktif lagi. Penanggulangan yang dilakukan pihak perusahaan terhadap limbah plastik yaitu dengan menjual kepada penampung limbah plastik yang berada di sekitar lokasi perusahaan. Sedangkan limbah baglog digunakan kembali sebagai pupuk organik oleh masyarakat.

Hasil dari analisis aspek sosial ekonomi dan lingkungan dapat dikatakan bahwa pengusahaan jamur tiram putih yang dilakukan oleh Perusahaan Jamur nusantara tidak ada masalah yang dapat menghambat jalannya usaha budidaya jamur tiram putih, sehingga dapat dikatakan layak untuk dijalankan.

Dokumen terkait