• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Perusahaan Jamur Nusantara yang beralamat di daerah Kayu Manis, Salabenda, Kotamadya Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja. Dengan pertimbangan bahwa di Perusahaan Jamur Nusantara belum pernah dilakukan penelitian mengenai analisis kelayakan usaha jamur tiram putih. Penelitian ini diawali dengan survey dan dilanjutkan dengan pengambilan data yang dilaksanakan pada bulan Agustus – November 2013.

Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Sumber-sumber data primer dan data sekunder yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Jenis Data dan Sumber Data

No Jenis Data Sumber

1. Data Primer

- Kegiatan budidaya perusahaan

- Kegiatan pemasaran

- Kapasitas produksi per hari

Pengamatan langsung terhadap

kegiatan budidaya dan

wawancara langsung kepada pekerja diperusahaan

2. Data Sekunder

- Data produktivitas tanaman sayur

- kandungan nilai protein jamur

- Teknik budidaya jamur tiram putih

Buku, majalah, penelitian

terdahulu, literature Dinas

Pertanian, Departemen

Pertanian, Masyarakat

Agrobisnis Indonesia, Ditjen Produksi Hortikultura.

Metode Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam Analisis Kelayakan Usaha ini adalah metode analisis kualitatif dan metode analisis kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk menguraikan data-data yang bersifat kualitatif dengan penguraian deskriptif meliputi aspek pasar, aspek teknis, aspek manajamen, dan aspek sosial ekonomi dan lingkungan.

Metode lain yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis kuantitatif berupa analisis rugi laba dan perhitungan kriteria kelayakan investasi secara finansial berdasarkan nilai bersih kini (Net Present Value), rasio manfaat dan biaya (Internal Rate of Return), dan waktu pengembalian investasi (Payback

Period) dan arus tunai (Cash Flow) yang dihasilkan serta analisis kepekaan

(Sensitivitas) untuk melihat kepekaan usaha jamur tiram terhadap perubahan

Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif digunakan untuk mengetahui gambaran dari aspek- aspek sebagai berikut:

1) Aspek Pasar

Analasis aspek pasar perlu dikaji secara deskriptif meliputi potensi pasar, pangsa pasar serta bauran pemasaran dari baglog jamur tiram putih dan jamur tiram putih segar. Potensi pasar dapat diprediksi dengan menganalisis jumlah permintaan dan penawaran. Aspek pasar dinyatakan layak jika terdapat potensi pasar dan peluang pasar yang dapat diraih pelaku dalam melakukan usaha budidaya jamur tiram. Tujuan pasar Perusahaan Jamur Nusantara antara lain Pasar TU Kemang, dan Pasar Jambu Dua yang terdapat di sentra Kotamadya Bogor. 2) Aspek Manajemen

Aspek manajemen meliputi bagaimana merencanakan pengelolaan usaha. Aspek manajemen dikaji secara deskriptif untuk mengetahui bentuk usaha, pengadaan tenaga kerja, struktur organisasi, dan jumlah tenaga kerja yang akan digunakan. Aspek hukum juga dikaji secara deskriptif. Analisis aspek hukum dilakukan untuk mengetahui bentuk badan usaha hingga izin-izin yang dimiliki seperti izin mendirikan bangunan, izin usaha, dan sebagainya. Aspek manajemen dan hukum dinyatakan layak jika kegiatan usaha yang dikakukan telah terkoordinasi dengan baik dalam hal pembagian pekerjaan dan jumlah tenga kerja yang dibutuhkan serta usaha telah memiliki legalitas dalam menjalankan operasionalnya didaerah berlangsung.

3) Aspek Sosial Ekonomi dan Lingkungan

Aspek sosial menyangkut dampak sosial, budaya dan lingkungan yang disebabkan adanya bisnis yang akan dilaksanakan dan kesesuaian dengan pola sosial budaya dan lingkungan masyarakat setempat. Menurut Gittiger (1986), menyatakan bahwa pertimbangan-pertimbangan sosial harus dipikirkan secara cermat agar dapat menentukan apakah suatu proyek yang diusulkan tanggap

(rensponsive) terhadap keadaan sosial tersebut. Aspek sosial juga dapat berkenaan

dengan konstribusi usaha budidaya jamur tiram putih terhadap manfaat ekonomi seperti penyerapan tenaga kerja, pemerataan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar Perusahaan Jamur Nusantara.

4) Aspek Teknik

Aspek teknik berhubungan dengan input usaha (penyediaan) dan produksi berupa barang-barang nyata dan jasa-jasa. Aspek teknis memiliki pengaruh yang besar terhadap kelancaran jalannya usaha khususnya dalam proses produksi. Pengkajian aspek teknis dilakukan pada analisis penentuan lokasi usaha jamur tiram putih, pemilihan jenis teknologi dan peralatan, proses produksi yang dilakukan dalam usaha jamur tiram putih, serta tata letak usaha. Analisis aspek teknis dilakukan secara kualitatif untuk mengetahui apakah usaha secara teknis dapat dilaksanakan dengan baik dan layak. Aspek teknis dinyatakan layak jika lokasi usaha, teknologi, proses produksi, dan tata letaka usaha dapat menghasilkan produk secara optimal serta mendukung kegiatan usaha dalam memperoleh keuntungan.

Analisis Kuantitatif (Analisis Finansial)

Pada penelitian ini dilakukan analisis kelayakan budidaya jumur tiram putih terhadap aspek variabel. Analisis kuantitatif dilakukan dengan perhitungan nilai uang untuk mengkaji kelayakan investasi atau aspek variabel dari perusahaan. Dalam aspek variabel terdapat beberapa metode, adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah NPV, Net B/C, IRR, payback period dan switching value.

a) Net Present Value (NPV)

Net Present Value (NPV) adalah keuntungan yang akan diperoleh selama

umur investasi. Metode ini dihitung dengan cara, yakni mengurangi nilai penerimaan arus tunai pada waktu sekarang dengan biaya arus tunai pada waktu sekarang selama waktu tertentu. Dengan Kriteria kelayakan investasi berdasarkan nilai NPV adalah bila NPV > 0, maka proyek tersebut menguntungkan dan layak didirikan. Rumus NPV adalah sebagai berikut:

Keterangan :

Bt = Penerimaan yang diperoleh pada tahun ke-t

Ct = Biaya yang dikeluarkan pada tahun ke-t i = Tingkat suku bunga (discount rate) t = Tahun

n = Jumlah Tahun b) Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)

Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) adalah tingkat besarnya manfaat

tambahan pada setiap tambahan biaya sebesar satu satuan berupa perbandingan antara jumlah NPV yang positif (sebagai pembilang) dengan NPV yang variabel (sebagai penyebut). Dengan variabel kelayakan investasi berdasarkan nilai Net B/C adalah semakin besar Net B/C, maka usaha tersebut semakin menguntungkan dan layak dijalankan.

       n 1 t t n 1 t t i) (1 Ct Bt i) (1 Ct Bt B/C Net Keterangan :

Bt = Penerimaan yang diperoleh pada tahun ke-t Ct = Biaya yang dikeluarkan pada tahun ke-t i = Tingkat suku bunga (discount rate)

t = Tahun n = Jumlah Tahun c) Internal Rate Return (IRR)

Internal Rate of Return (IRR) adalah kemampuan suatu proyek untuk

menghasilkan pengembalian atau dianggap sebagai tingkat keuntungan atas investasi bersih yang dapat dicapainya. Jika diperoleh nilai IRR lebih besar dari

Untuk Bt-Ct > 0 Untuk Bt-Ct < 0

dari tingkat diskonto yang berlaku (discount rate), maka proyek dinyatakan layak untuk dilaksanakan. Sebaliknya jika nilai IRR lebih kecil dari tingkat suku bunga yang berlaku maka proyek tersebut tidak layak untuk dilaksanakan. Rumus yang digunakan dalam menghitung IRR adalah sebagai berikut :

Keterangan: i1 = discount rate yang menghasilkan NPV positif

i2 = discount rate yang menghasilkan NPV variabel

NPV1 = NPV positif

NPV2 = NPV negative

d) Payback Period

Payback period (masa pembayaran kembali) didefinisikan sebagai jangka

waktu kembalinya keseluruhan investasi yang ditanamkan, melalui keuntungan yang diperoleh suatu proyek. Dengan variabel investasi, semakin cepat tingkat pengembalian investasi maka investasi tersebut dinilai semakin baik untuk dilaksanakan.

Payback period = Ab

I Keterangan: PP = Payback Period

I = Jumlah Modal Investasi

Ab = manfaat bersih yang dapat diperoleh setiap tahunnya e) Analisis sensitivitas

Analisis sensitivitas merupakan salah satu perlakuan terhadap ketidakpastian. Analisis sensitivitas dilakukan dengan cara mengubah besarnya variabel-variabel yang penting, masing-masing dapat terpisah atau beberapa dalam kombinasi dengan suatu persentase tertentu yang sudah diketahui atau diprediksi. Kemudian dinilai seberapa besar sensitivitas perubahan variabel-variabel tersebut berdampak pada hasil kelayakan, niali besarnya nilai NPV, IRR, dan nilai Net B/C (Gittinger 1986).

Asumsi Dasar

Asumsi dasar yang digunakan dalam penelitian analisis kelayakan usaha ini adalah:

1. Umur proyek dalam penelitian ini adalah lima tahun yang ditetapkan berdasarkan umur ekonomis kumbung yang terbuat dari konstruksi bambu dengan dinding terbuat dari bilik bambu. Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa, kumbung merupakan aset penting dalam budidaya jamur tiram putih yang memerlukan biaya investasi yang cukup besar.

2. Sumber modal yang digunakan berdasarkan modal sendiri.

3. Sumber penerimaan yang diperoleh dalam usaha ini bersumber dari penjualan jamur tiram putih segar dan penjualan log jamur tiram putih.

4. Produksi log sebanyak 33 800 log untuk jamur tiram segar dan 20 000 log untuk penjualan log jamur tiram.

5. Satu periode produksi jamur tiram putih segar membutuhkan waktu sekitar empat bulan.

6. Resiko kegagalan produksi sebesar 10 persen, hal ini berdasarkan pengalaman Perusahaan Jamur Nusantara yang telah terjadi.

7. Rata-rata hasil panen jamur tiram putih di Perusahaan Jamur Nusantara dalam satu hari sebanyak 75 kilogram.

8. Harga jual jamur tiram putih segar sebesar Rp 6 000 per kilogram, dan harga jual log sebesar Rp 2 000 per log.

9. Harga input dan output yang dipergunakan dalam penelitian adalah harga konstan yang berlaku pada tahun 2014, hal ini untuk mempermudah perhitungan cashflow. Perubahan yang terjadi diperhitungkan dalam analisis

switching value.

10.Biaya yang akan dikeluarkan untuk budidaya jamur tiram putih terdiri dari biaya investasi dan biaya operasional.

11.Biaya penyusutan dihitung berdasarkan perhitungan metode garis lurus dimana harga beli dibagi umur ekonomis.

12.Besarnya pajak yang digunakan berdasarkan undang-undang Republik Indonesia tentang perpajakan No. 36 tahun 2008 yang isinya adalah :

(Tabel 7. Besarnya Pajak yang digunakan)

 Rugi Tidak dikenakan Pajak.

 Pendapatan < 50 juta Dikenakan Pajak 5 persen

 Pendapatan 50 juta – 250 juta

Dikenakan Pajak 15 persen

 Pendapatan 250 juta- 500 juta

 Diatas 500 juta

Dikenakan Pajak 25 persen Dikenakan Pajak 30 persen Sumber : Kantor Perpajakan Kota Bogor, 2010

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Dokumen terkait