• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Mie Iris Ubi

BAB V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.2. Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Mie Iris Ubi

Pengadaan peralatan untuk proses produksi dapat menjadikan kegiatan produksi berjalan lancar dan dapat meningkatkan hasil dan keuntungan bagi agroindutri pengolahan mie iris ubi. Rincian penggunaan peralatan pada pengolahan mie iris ubi yang digunakan pengolah Desa Pegajahan, Kec.

Pegajahan, Kab. Serdang Bedagai tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 5.2.1. di bawah ini:

Tabel 5.2.1. Rincian Rata-Rata Biaya Penyusutan Peralatan Untuk 30 Sampel dalam Pengolahan Ubi Kayu Menjadi Mie Iris Ubi dalam Satu Kali Produksi

No. Jenis Alat Jumlah (Satuan) Harga per Satuan Nilai Awal (Rp) Umur Ekonomis (Bulan) Nilai Akhir (10% x Nilai Awal) (Rp) Penyusutan (Rp /Produksi)

1 Pisau Kupas 2 unit 25.300 50.600 24 5.600 104,17 2 Parutan 1 unit 1.420.000 1.420.000 120 142.000 591,67 3 Kuali 1 unit 850.000 850.000 60 85.000 708,33 4 Pisau Iris 2 unit 5.000 10.000 24 1.000 20,83 5 Ampia 1 unit 2.850.000 2.850.000 120 285.000 1.187,50 6 Plastik 11 bks 2.900 31.900 6 3.190 265,83 7 Tikar Jemur 11 glg 100.000 1.100.000 48 110.000 1.145,83 8 Ember 9 unit 38.500 346.500 24 34.650 721,89 9 Rak Bambu 25 unit 4.100 102.500 6 10.250 854,17

Jumlah 6.761.500 Jumlah 5.600,22

Sumber: Analisis Data Primer dari Lampiran (7,8,9), Tahun 2014

Dari tabel 5.2.1. di atas, dapat diketahui bahwa pengolah mie iris ubi di Desa Pegajahan, Kec. Pegajahan, Kab. Serdang Bedagai mengeluarkan biaya peralatan sebesar Rp 6.761.500 untuk produksi mie iris ubi dengan umur ekonomis yang berbeda-beda, ini menunjukkan bahwa biaya awal yang dikeluarkan oleh pengolah mie iris ubi cukup besar. Dari tabel dapat dilihat bahwa biaya terbesar yang dikeluarkan oleh pengolah adalah untuk pembelian alat ampia yaitu sebesar Rp 2.850.000 per unit dengan umur ekonomis 10 tahun dan biaya penyusutannya sebesar Rp 1.187,50 untuk sekali produksi. Biaya terendah yang dikeluarkan oleh pengolah mie iris ubi adalah untuk pembelian pisau iris yang hanya mengeluarkan biaya sebesar Rp 10.000 dengan umur ekonomis 2 tahun dan dengan biaya penyusutannya sebesar Rp 20,83. Umur ekonomis terlama yaitu pada alat parutan dan ampia yaitu selama 10 tahun masa ekonomis. Selanjutnya dari tabel di atas

diketahui bahwa total biaya penyusutan sebesar Rp 5.600,22 untuk sekali produksi.

5.2.2.Biaya Produksi Untuk Pengolahan Mie Iris Ubi

Bahan baku ubi kayu dapat diperoleh melalui agen dengan harga yang ditentukan agen yaitu dengan harga Rp 1.200/kg ubi kayu, sedangkan bahan penolong dapat diperoleh dengan mudah karena bahan penolong dalam pengolahan ini adalah kayu bakar seperti ranting pohon kayu durian, jati, rambung, pelepah sawit yang kering dan masih banyak lagi sehinggga tidak menjadi suatu hambatan bagi agroindustri mie iris ubi. Selanjutnya untuk rincian biaya produksi mulai dari biaya bahan baku ubi kayu, biaya penolong dan biaya tenaga kerja dalam proses agroindustri mie iris ubi yang dikeluarkan oleh pengolah di Desa Pegajahan dapat dijelaskan dengan tabel di bawah ini:

Tabel 5.2.2.Rincian Rata-Rata Biaya Produksi Ubi Kayu Menjadi Mie Iris Ubi Pada Pengolah di Desa Pegajahan, Kec. Pegajahan dalam Sekali Produksi

No. Jenis Pengeluaran Jumlah Satuan /produksi

Harga Satuan (Rp)

Jumlah (Rp) 1 Biaya Bahan Baku 568 Kg/produksi 1.200 681.600 2 Biaya Penolong

Kayu Bakar 0,12 Meter3 77.667 9.320

Brondolan Sawit 27,5 kg 1.000 27.500

3 Biaya Tenaga Kerja 93.840

4 Biaya Penyusutan 5.600

Total Biaya: 817.860 Sumber: Analisis Data Primer Diolah dari Lampiran (6,10,11) , Tahun 2014

Dari tabel 5.10. di atas dapat diketahui bahwa total biaya yang dikeluarkan oleh pengolah mie iris ubi di Desa Pegajahan, Kec. Pegajahan, Kab. Serdang Bedagai sebesar Rp 817.860 untuk sekali produksi. Biaya produksi terbesar terdapat pada biaya pembelian bahan baku ubi kayu yaitu sebesar Rp 681.600

untuk produksi ubi kayu 568 kg untuk sekali proses produksi. Besarnya biaya yang dikeluarkan oleh pengolah mie iris ubi dikarenakan harga beli bahan baku yang tinggi pula dengan kisaran harga Rp 1.200/kg. Selain itu, biaya terbesar kedua yang dikeluarkan pengolah mie iris ubi yaitu biaya tenaga kerja dengan biaya sebesar Rp 93.840 dalam sekali produksi. Bahan penolong kayu bakar yang dalam sebulan mengeluarkan biaya sebesar Rp 9.320 untuk 0,12 meter kayu bakar dan 27.500 brondolan sawit untuk 27,5 kg.

5.2.3.Analisis Keuntungan Pada Pengolahan Mie Iris Ubi

Keuntungan yang diterima dari usaha pengolahan ubi kayu menjadi mie iris ubi untuk sekali proses produksi dalam sebulan merupakan hasil perhitungan dari selisih antara penerimaan dengan biaya total. Rincian analisis kelayakan usaha pengolahan mie iris ubi kayu dapat dijelaskan melalui tabel 5.2.3. di bawah ini: Tabel 5.2.3. Keuntungan yang Diperoleh Pengolah dari Pengolahan Mie Iris

Ubi dalam Sekali Proses Produksi

No. Jenis Pengeluaran Jumlah Satuan Harga

(Rp)

Jumlah (Rp)

1 Pendapatan Kotor 170,4 Kg 5.737 977.585

Total Penerimaan: 977.585

1 Biaya Bahan Baku 568 Kg/bulan 1.200 681.600 2 Biaya Penolong

Kayu Bakar 0,12 Meter3 77.667 9.320

Brondolan Sawit 27,5 Kg 1.000 27.500

3 Biaya Tenaga Kerja 93.840

4 Biaya Penyusutan 5.600

Total Biaya: 817.860

Keuntungan: 159.725

Sumber: Analisis Data Primer dari Lampiran (6,10,11,13), Tahun 2014

Dari tabel 5.2.3. di atas dapat diketahui bahwa pengolah mie iris ubi Desa Pegajahan, Kec. Pegajahan, Kab. Serdang Bedagai memperoleh keuntungan bersih sebesar Rp 159.725 untuk tiap produksi. Dengan penerimaan yang

diperoleh sebesar Rp 977.585 untuk hasil mie iris ubi 170,4 kg dengan harga jual 5.737/kg. Sedangkan untuk total biaya yang dikeluarkan mulai dari biaya bahan baku, biaya penolong, dan biaya tenaga kerja, pengolah mengeluarkan biaya total sebesar Rp 817.860 per produksi. Setelah dilakukan pengurangan antara total pendapatan dengan biaya total yang dikeluarkan maka diperoleh keuntungan bersih para pengolah mie iris ubi untuk tiap produksi.

5.2.4.Analisis Return Cost Ratio (R/C)

Analisis Return Cost Ratio berguna untuk menggambarkan apakah usaha pengolahan mie iris ubi di Desa Pegajahan yang dilakukan oleh para pengolah layak untuk diusahakan secara berkelanjutan. Cost Ratio dapat diperoleh dengan membagikan antara total penerimaan/pendapatan pengolah mie iris ubi dengan total biaya yang dikeluarkan para pengolah. Dalam penelitian ini diperoleh total penerimaan para pengolah mie iris ubi yaitu Rp 977.585 dan total biaya sebesar Rp. 817.860, sehingga dapat dihitung seperti di bawah ini:

R/C = . .

R/C = 1,19 Kriteria :

R/C rasio > 1, berarti usaha pengolahan mie iris ubi layak

R/C rasio = 1, berarti usaha pengolahan mie iris ubi belum layak atau usaha mencapai titik impas

Dari perhitungan di atas tampak bahwa, nilai cost ratio (R/C) adalah 1,19 (R/C > 1), hal ini menunjukkan bahwa usaha pengolahan mie iris ubi yang dilakukan oleh pengolah di Desa Pegajahan, Kec. Pegajahan, Kab. Serdang Bedagai layak untuk diusahakan.

Dokumen terkait