• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kelayakan Usahatani Bunga Hortensia

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.4 Analisis Kelayakan Usahatani Bunga Hortensia

Untuk mengetahui apakah usahatani hortensia di Desa Gobleg layak atau tidak, maka perlu analisis kriteria keputusan investasi dengan metode undiscounted yaitu Payback periode dan metode discounted terdiri dari Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Benefit Cost Ratio (B/C Ratio), serta analisis Sensitivitas.

5.4.1 Aliran kas (cash flow)

Aliran kas pada usahatani bunga hortensia diestimasi sesuai umur ekonomis tanaman bunga hortensia yaitu 6 tahun. Arus kas dibedakan menjadi penerimaan kas (cash inflow) dan pengeluaran kas (cash outflow). Aliran kas usahatani bunga hortensia dapat dilihat pada Tabel 5.14.

Tabel 5.14

Aliran Kas Masuk, Kas Keluar, dan Kas Bersih Usahatani Bunga Hortensia Per ha Per Siklus

Tahun Aliran Kas Masuk Aliran Kas Keluar Aliran Kas Bersih

Ke (Rp) (Rp) (Rp) 0 0,00 14.893.486,10 (14.893.486,10) 1 7.275.239,50 10.596.800,00 (3.321.560,50) 2 19.309.816,68 11.796.800,00 7.513.016,68 3 33.954.015,38 12.356.800,00 21.597.215,38 4 29.702.235,36 11.956.800,00 17.745.435,36 5 23.031.005,52 11.636.800,00 11.394.205,52 6 17.546.559,43 12.206.800,00 5.339.759,43 Sumber: Diolah dari data primer (Lampiran 15)

Keterangan : ( ) artinya negative

Tabel 5.14 menunjukkan bahwa pada tahun ke nol belum ada aliran kas masuk namun kas keluar sebesar Rp 14.893.486,10 sehingga aliran kas bersihnya negatif. Pada tahun ke satu sudah mulai ada aliran kas masuk tetapi jumlahnya belum bisa menutupi aliran kas keluar, sehingga kas bersihnya negatif. Tahun ke dua sampai tahun ke enam jumlah aliran kas masuk melebihi aliran kas keluar sehingga aliran kas bersihnya positif

5.4.2 Payback period

Payback period adalah menunjukkan waktu atau periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan aliran kas bersih yang diterima. Payback dihitung dengan cara mengurangkan nilai investasi dengan penerimaan aliran kas masuk bersih (proceeds) tahunan. Hasil perhitungan payback period usahatani bunga hortensia disajikan pada Tabel 5.15 menunjukkan bahwa jangka waktu pengembalian investasi usahatani bunga hortensia adalah 2 tahun 5 bulan atau kurang dari umur ekonomis sehingga layak

Tabel 5.15

Perhitungan Payback Period Usahatani Bunga Hortensia di Desa Gobleg Per ha Per Siklus

Tahun Aliran Kas Masuk Aliran Kas Keluar Kas Bersih Kas Bersih Komulatif

Ke (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) 0 0 14.893.486,10 (14.893.486,10) (14.893.486,10) 1 7.275.239,50 10.596.800,00 (3.321.560,50) (18.215.046,60) 2 19.309.816,68 11.796.800,00 7.513.016,68 (10.702.029,92) 3 33.954.015,38 12.356.800,00 21.597.215,38 10.895.185,45 4 29.702.235,36 11.956.800,00 17.745.435,36 5 23.031.005,52 11.636.800,00 11.394.205,52 6 17.546.559,43 12.206.800,00 9.746.322,41

Payback Period 2 th 5 bulan

Sumber: Diolah dari data primer (Lampiran 15) Keterangan : ( ) artinya negative

5.4.3 Net present value (NPV)

Net Present Value (NPV) merupakan selisih antara total arus kas masuk dari penerimaan dan total arus kas keluar dari biaya yang telah didiskontokan dengan diskon faktor. Perhitungan NPV ini menggunakan tingkat bunga bank (discount rate 16%) per tahun, seperti terlihat pada Tabel 5.16.

Tabel 5.16

Perhitungan Net Present Value Usahatani Bunga Hortensia Per ha Per siklus

Tahun Ke

Aliran Kas Bersih DF Present Value (PV)

( Rp) 16.00% (Rp) 0 (14.893.486,10) 1,0000 (14.893.486,10) 1 (3.321.560,50) 0,8621 (2.863.414,22) 2 7.513.016,68 0,7432 5.583.395,27 3 21.597.215,38 0,6407 13.836.421,76 4 17.745.435,36 0,5523 9.800.645,98 5 11.394.205,52 0,4761 5.424.929,55 6 5.339.759,43 0,4104 2.191.662,90

Net Present Value (PV) 19.080.155,13

Sumber : Diolah dari data primer (Lampiran 15) Keterangan : ( ) artinya negative

Perhitungan pada Tabel 5.16 menunjukkan bahwa NPV positif sebesar Rp 19.080.155,13 pada tingkat suku bunga pinjaman 16% per tahun. Nilai NPV lebih besar dari pada nol yang berarti bahwa usahatani bunga hortensia di Desa Gobleg layak diusahakan. Analisis NPV juga menunjukkan usahatani bunga hortensia menarik untuk terus dikembangkan.

5.4.4 Internal rate of return (IRR)

Internal Rate of Return adalah suatu tingkat bunga pengembalian ketika Net Present Value (NPV) sama dengan nol. Perhitungan IRR usahatani bunga hortensia di Desa Gobleg per hektar disajikan pada Tabel 5.17.

Tabel 5.17

Perhitungan Internal Rate of Return Usahatani Bunga Hortensia Per ha Per Siklus

Tahun Aliran Kas Bersih DF Present Value DF Present Value

Ke (Rp) 44% (Rp) 45% (Rp) 0 (14.893.486,10) 1,0000 (14.893.486,10) 1,0000 (14.893.486,10) 1 (3.321.560,50) 0,6944 (2.306.639,23) 0,6897 (2.290.731,38) 2 7.513.016,68 0,4823 3.623.175,48 0,4756 3.573372,97 3 21.597.215,38 0,3349 7.232.863,73 0,3280 7.084.247,94 4 17.745.435,36 0,2326 4.127.021,11 0,2262 4.014.344,59 5 11.394.205,52 0,1615 1.840.227,80 0,1560 1.777.640,91 6 5.339.759,43 0,1122 598.889,56 0,1076 574.531,28

Net Present Value (PV.) 222.052,34 (160.079,78)

Internal Rate Of Return(IRR) 44,58%

Sumber: Diolah dari data primer (Lampiran 15) Keterangan : ( ) artinya negative

Hasil perhitungan IRR untuk usahatani bunga hortensia diperoleh sebesar 44,58% lebih besar dari tingkat bunga yang berlaku dipasar yaitu 16% per tahun. Ini menunjukkan ketika suku bunga meningkat sampai mendekati 44,58% usahatani bunga hortensia masih layak untuk diusahakan. Keadaan ini merupakan peluang yang sangat baik bagi para petani bunga hortensia di Desa Gobleg untuk

5.4.5 Benefit-cost ratio (B/C)

Analisis benefit-cost ratio (B/C) merupakan perbandingan antara present value aliran kas bersih dengan present value biaya investasi. Dengan demikian perhitungan B/C usahatani bunga hortensia di Desa Gobleg diperoleh dengan membandingkan nilai sekarang dari manfaat (benefit) selama 6 tahun dengan nilai sekarang biaya (cost) yang dikeluarkan selama 6 tahun.

Hasil perhitungan pada Tabel 5.18 diperoleh B/C sebesar 1,33 yang nilainya lebih besar daripada 1. Hasil B/C sebesar 1,33 dapat memberikan suatu gambaran bahwa setiap pengorbanan atau biaya sebesar Rp 1.000,00 akan mampu memberi manfaat atau benefit sebesar Rp 1.330,00. Ini berarti pengembangan usahatani bunga hortensia di Desa Gobleg dapat memberi manfaat yang lebih besar dari setiap biaya yang dikeluarkan dalam jangka waktu 6 tahun.

Tabel 5.18

Perhitungan Benefit-Cost Ratio (B/C) Usahatani Bunga hortensia Per ha Per Siklus

Tahun Ke Aliran Kas Masuk Aliran Kas Keluar DF Present Value Kas Masuk Present Value Kas Keluar (Rp) (Rp) 16.00% 0 0 14.893.486,10 1,0000 0 14.893.486,10 1 7.275.239,50 10.596.800,00 0,8621 6.271.758,19 9.135.172,41 2 19.309.816,68 11.796.800,00 0,7432 14.350.339,39 8.766.944,11 3 33.954.015,38 12.356.800,00 0,6407 21.752.900,50 7.916.478,74 4 29.702.235,36 11.956.800,00 0,5523 16.404.280,18 6.603.634,20 5 23.031.005,52 11.636.800,00 0,4761 10.965.361,49 5.540.431,94 6 17.546.559,43 12.206.800,00 0,4104 7.201.849,42 5.010.186,51

Total Present Value (PV.) 76.946.489,16 57.866.334,02 49,759,261.70

Benefit Cost Ratio (B/C) = 1,33

Hasil perhitungan kriteria kelayakan dari tabel sebelumnya dirangkum pada Tabel 5.19.

Tabel 5.19

Rekapitulasi Kriteria Penilaian Investasi Usahatani Bunga Hortensia

No Kriteria Penilaian Hasil Keterangan

1 Payback Period 2 th 5 bulan Layak

2 Net Present Value Rp 19.080.155,13 Layak

3 Internal Rate Of Return 44,58% Layak

4 Benefit Cost Ratio (B/C) 1,33 Layak

Sumber : Tabel 5.14 - 5.17

Tabel 5.19 menunjukkan bahwa usahatani bunga hortensia layak untuk diusahakan ditinjau dari payback period lebih pendek dari umur ekonomisnya, net present value positif, internal rate of return lebih besar dari tingkat bunga, dan benefit cost ratio lebih besar dari satu.

5.4.6 Analisis sensititvitas

Setiap usaha dihadapkan pada ketidakpastian sehingga diperlukan analisis sensitivitas untuk melihat kepekaan usaha tersebut terhadap perubahan. Perubahan yang terjadi dapat disebabkan oleh harga input maupun output. Akibat perubahan- perubahan ini usaha yang tadinya layak bisa berubah menjadi tidak layak. Demikian pula terhadap usahatani bunga hortensia yang peka terhadap perubahan. Untuk mengetahui apakah perubahan harga lebih peka daripada perubahan biaya maka akan digunakan dua skenario, yaitu

Skenario pertama diasumsikan bahwa terjadi penurunan penerimaan karena harga jual bunga hortensia turun (26%) dari harga rata-rata Rp 3.885,00 menjadi Rp 2.874,90 dengan volume produksi konstan, sedangkan biaya

operasional dianggap tetap. Tabel 5.20. menunjukkan ketika penerimaan turun disebabkan harga jual bunga hortensia menurun 26%, maka Net B/C ratio 1,006 masih lebih besar dari satu dan NPV Rp 320.662,85 positif dengan IRR mencapai 16,58% lebih besar dari suku bunga bank yaitu 16%. Ini menunjukkan usahatani bunga hortensia ini masih layak untuk dilakukan. Namun ketika harga jual hortensia turun 27% dari harga rata-rata Rp 3.885,00 menjadi Rp 2.836,05 maka usahatani bunga hortensia tidak layak lagi untuk dikembangkan karena benefit cost ratio (0,992) di bawah satu, net present value negatif sebesar Rp 1.225.930,04 dan Internal Rate of Return (13,59) di bawah suku bunga bank.

Tabel 5.20

Analisis Sensitivitas Apabila Harga Jual Turun 26% dan 27% sedangkan Biaya Operasional Tetap

No Kriteria Kelayakan Sebelum Perubahan Harga Jual Turun 26% Turun 27% 1 NPV (Rp) 19.080.155,13 44,58 320.662,85 16,60 (1.225.930,04) 13,59 2 IRR (%) 3 BC Ratio 1,33 1,006 0,992

Sumber : Diolah dari data primer (Lampiran 16) Keterangan : ( ) artinya negative

Skenario kedua diasumsikan bahwa biaya operasional naik sedangkan harga jual dan volume produksi dianggap tetap. Pada Tabel 5.21. menunjukkan ketika biaya naik 46%, BC ratio sebesar 1,001 masih lebih besar dari satu dan NPV Rp 363,641.62 positif dengan IRR mencapai 16,14% lebih besar dari suku bunga bank 16%. Artinya ketika terjadi kenaikan biaya operasional sebesar 46% usahatani bunga hortensia masih layak dilaksanakan. Namun ketika biaya naik

47% maka usahtani bunga hortensia tidak layak untuk dilaksanakan karena NPV negative, IRR lebih kecil dari tingkat bunga, dan B/C ratio lebih kecil dari satu.

Tabel 5.21

Analisis Sensitivitas Apabila Harga Jual Tetap sedangkan Biaya Operasional Naik 46% dan 47%

No Kriteria Kelayakan Sebelum Perubahan Biaya Naik 46% Naik 47% 1 NPV (Rp) 19.080.155,13 363.641.62 (338.761,74) 2 IRR (%) 44,58 16,14 15,46 3 BC Ratio 1,33 1,001 0,996

Sumber : Diolah dari data primer (Lampiran 16) Keterangan : ( ) artinya negative

Hasil analisis sensitivitas yang ditunjukkan pada tabel 5.20 dan 5.21 mencerminkan bahwa perubahan harga lebih peka jika dibandingkan dengan perubahan biaya. Hal ini dapat dijelaskan bahwa ketika biaya operasional naik sebesar 46% dengan asumsi harga jual dan volume produksi tetap maka investasi usahatani bunga hortensia masih layak untuk diusahakan. Sedangkan ketika harga jual turun hanya 27% dengan asumsi volume produksi dan biaya tetap, usahatani bunga hortensia tidak layak diusahakan.

Dokumen terkait