• Tidak ada hasil yang ditemukan

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

6.4 Analisis Kemungkinan Masyarakat Penambang Emas Beralih Profes

Kegiatan penambangan emas ilegal di Sungai Kuantan-Musiduga telah berdampak terhadap kerusakan lingkungan, sementara itu terdapat potensi wisata di kawasan Musiduga yang belum dikembangkan secara optimal dan masyarakat masih sedikit yang berusaha pada sektor tersebut. Diharapkan dengan pengembangan dan pengelolaan yang optimal oleh Pemerintah Daerah, sektor wisata dapat menjadi sebuah alternatif bagi masyarakat penambang emas untuk beralih profesi ke kegiatan wisata. Usaha pengembangan sektor wisata secara optimal tentunya akan membutuhkan tenaga kerja yang lebih banyak, dimana saat ini masyarakat yang berusaha di sektor wisata masih sedikit sehingga dapat menjadi sebuah alternatif bagi penambang emas untuk dapat beralih profesi ke sektor wisata tersebut.

6.4.1 Persepsi MultiStakeholder terhadap Kemungkinan Masyarakat Penambang Emas Beralih Profesi ke Kegiatan Wisata

Analisis kemungkinan masyarakat penambang emas beralih profesi ke kegiatan wisata dilakukan dengan cara wawancara secara mendalam kepada pihak Dinas Parsenibudpora, Dinas Pertambangan dan Energi, Kantor Lingkungan Hidup, dan Wali Nagari. Secara keseluruhan semua pihak menyatakan bahwa kemungkinan masyarakat untuk beralih profesi tersebut sulit dilakukan.

Menurut pihak Dinas Parsenibudpora, kemungkinan masyarakat untuk beralih profesi dari kegiatan penambangan emas ke kegiatan wisata untuk saat ini sulit dilakukan, karena pengembangan kawasan wisata Musiduga belum optimal karena masih minimnya dana. Namun, kemungkinan penambang emas beralih ke kegiatan wisata bisa terjadi apabila obyek wisata di Musiduga lebih dikembangkan sehingga dapat meningkatkan pengunjung ke Musiduga. Adanya peningkatan pengunjung yang melakukan kegiatan wisata di Musiduga dapat memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat sekitar berupa peningkatan pendapatan. Selain itu, kemungkinan masyarakat penambang emas beralih profesi dapat dilakukan dengan menghimbau masyarakat secara bertahap oleh Pemerintah Daerah Sijunjung dengan cara membuat peraturan daerah yang berpihak untuk kesejahteraan masyarakat dan kelestarian lingkungan, menyediakan lapangan pekerjaan baru di sektor wisata, dan melakukan sosialisasi secara berkala kepada penambang emas tentang dampak kerusakan lingkungan akibat penambangan emas ilegal di kawasan Musiduga.

Persepsi pihak Dinas Pertambangan dan Energi bahwa kemungkinan beralih profesi sulit karena lapangan pekerjaan di sektor wisata masih rendah dan kurang menjanjikan seperti pendapatan yang didapat dengan adanya kegiatan penambangan emas oleh masyarakat. Hal tersebut juga diungkapkan oleh pihak KLH dan Wali Nagari bahwa kemungkinan masyarakat untuk beralih profesi dari penambang emas ke kegiatan wisata sulit dilakukan. Hal tersebut disebabkan karena rendahnya tingkat pendidikan masyarakat sehingga mereka tidak mempedulikan dampak kerusakan lingkungan akibat kegiatan penambangan emas

tersebut. Selain itu melalui kegiatan ini mereka mendapatkan penghasilan yang menjanjikan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

6.4.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemungkinan Masyarakat Penambang Emas Beralih Profesi ke Kegiatan Wisata

Berdasarkan hasil wawancara kepada 50 responden penambang emas menyatakan bahwa kemungkinannya untuk beralih profesi ke kegiatan wisata, sebanyak 28% menyatakan kemungkinan mereka untuk beralih profesi. Persentase ini masih kecil, hal ini disebabkan karena melalui profesi ini penambang emas mendapatkan pendapatan per bulan yang jauh lebih tinggi yaitu sebesar Rp 4.020.000 dibandingkan dengan pendapatan per bulan pada sektor wisata sebesar Rp 566.667 sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 8. Untuk itu, Pemerintah Daerah perlu membatasi kegiatan penambangan emas ilegal di Sungai Kuantan Musiduga dan perlu mencari alternatif pekerjaan selain tambang emas yang lebih ramah lingkungan. Salah satu alternatif pekerjaan yang lebih ramah lingkungan adalah sektor pariwisata. Sektor pariwisata diharapkan dapat dikembangkan dan dikelola secara optimal oleh Pemerintah Daerah sehingga sektor wisata ini layak sebagai profesi bagi masyarakat. Oleh karena itu, perlu diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan penambang emas untuk beralih profesi ke kegiatan wisata.

Faktor-faktor yang diduga berpengaruh dalam pengambilan keputusan oleh penambang emas dianalisis menggunakan model regresi logistik. Variabel independen yang menjadi faktor-faktor yang diduga berpengaruh adalah jumlah tanggungan keluarga (JTK), tingkat pendidikan (PNDDKN), lama menambang emas (LME), pendapatan (PNDPTN), pengetahuan jangka panjang tentang dampak penambangan emas ilegal (PDJPPEI), dan penyuluhan (PNYLH).

Variabel dependen dalam model ini adalah kemungkinan masyarakat penambang

emas beralih profesi ke kegiatan wisata, nilai “0” untuk penambang emas yang tidak bersedia beralih profesi dan nilai “1” untuk penambang emas yang bersedia

beralih profesi. Pengolahan model regresi logistik menggunakan program Minitab 14.0 for Windows (Lampiran 2). Hasil estimasi faktor-faktor yang mempengaruhi petani dilihat pada Tabel 15.

Tabel 15. Hasil Estimasi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemungkinan Penambang Emas Beralih Profesi ke Kegiatan Wisata

Predictor Coef P Odds Ratio

Constant 20,6378 0,132 JTK -2,34198 0,139* 0,10 PNDDKN 1,70510 0,274 5,50 LME -1,91067 0,091* 0,15 PNDPTN -0,0000024 0,098* 1,00 PDJPPEI 1,20796 0,516 3,35 PNYLH 2,97534 0,099* 19,60 Log-Likelihood = -6,327

Test that all slopes are zero: G = 46,641, DF = 6, P-Value = 0.000 Sumber : Data Primer, Diolah (2011)

Keterangan : * Signifikan pada tingkat kepercayaan 85%

Model regresi logistik yang didapat dari model dapat dituliskan sebagai berikut : Z = 20,637 – 2,341JTK – 1,911LME – 0,0000024 PNDPTN + 2,975 PNYLH

Pengujian keseluruhan model regresi logistik dapat dilakukan dengan melakukan uji G yang menyebar menurut sebaran Chi-Square (X2). Pengujian dapat dilakukan dengan membandingan antara nilai G dengan nilai X2 pada taraf nyata tertentu dengan derajat bebas k-1, namun jika menggunakan paket program Minitab dapat dilihat dari nilai P. Berdasarkan hasil olahan di atas didapatkan nilai Log-Likelihood sebesar -6,327 menghasilkan nilai G sebesar 46,641 dengan nilai P sebesar 0,000. Nilai P dibawah taraf nyata 15%, maka dapat disimpulkan model regresi logistik secara keseluruhan dapat menjelaskan keputusan masyarakat untuk beralih profesi dari kegiatan penambangan emas ke kegiatan wisata. Pada uji kebaikan model atau Goodness-of-Fit dengan melihat pada metode Pearson,

Deviance, dan Hosmer-Lameeeshow, nilai P untuk ketiga model tersebut adalah lebih besar dari taraf nyata 15% sehingga model layak.

a) Penjelasan Variabel-Variabel Signifikan

Variabel jumlah tanggungan keluarga signifikan secara statistik pada taraf nyata 15% dengan nilai P sebesar 0,139. Nilai odds ratio JTK sebesar 0,1 artinya peluang terjadinya kemungkinan beralih profesi dari kegiatan penambangan emas ilegal ke kegiatan wisata 0,1 kali lebih kecil daripada peluang tidak terjadinya kemungkinan beralih profesi. Koefisien JTK bertanda negatif yang berarti bahwa semakin banyak jumlah tanggungan keluarga penambang emas maka mengurangi kemauan penambang emas untuk beralih profesi ke kegiatan wisata. Hal ini sesuai dengan kondisi di lapangan, dimana semakin banyak JTK penambang emas, maka kemauan penambang emas beralih profesi ke kegiatan wisata semakin kecil. Hal ini dikarenakan dengan banyaknya tanggungan keluarga maka pengeluaran rumah tangga akan semakin besar, sehingga pendapatan dari hasil penambangan emas yang cukup besar digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Variabel lama menambang emas signifikan secara statistik pada taraf nyata (α) 15% dengan nilai P sebesar 0,091. Odds ratio LME sebesar 0,15 artinya peluang terjadinya kemungkinan beralih profesi dari kegatan penambangan emas ilegal ke kegiatan wisata 0,15 kali lebih kecil daripada peluang tidak terjadinya kemungkinan beralih profesi. Koefisien LME bertanda negatif berarti semakin lama responden berprofesi sebagai penambang emas maka akan mengurangi kemauan responden untuk beralih profesi ke kegiatan wisata. Hal ini sesuai dengan kondisi di lapangan yang menunjukkan bahwa semakin lama responden berprofesi sebagai penambang emas maka kemauan beralih profesi ke kegiatan

wisata semakin kecil karena semakin lama berprofesi sebagai penambang emas, mereka memiliki pendapatan yang lebih banyak sehingga tidak bersedia pindah ke sektor wisata.

Variabel pendapatan penambang emas signifikan secara statistik pada taraf nyata (α) 15% dengan nilai P sebesar 0,098. Pendapatan penambang emas memiliki nilai odds ratio sebesar 1,00 artinya peluang terjadinya kemungkinan beralih profesi dari kegiatan penambangan emas ilegal ke kegiatan wisata 1,00 kali lebih kecil daripada peluang tidak terjadinya kemungkinan beralih profesi. Koefisien pendapatan penambang emas bertanda negatif berarti semakin tinggi tingkat pendapatan penambang emas maka akan mengurangi kemauan responden untuk beralih profesi ke kegiatan wisata. Hal ini sesuai dengan kondisi lapangan yang menunjukkan bahwa semakin tinggi pendapatan penambang emas maka kemauan beralih profesi semakin kecil karena melalui profesi sebagai penambang emas mereka mendapatkan pendapatan yang cukup besar dibandingkan dengan pendapatan di sektor wisata.

Variabel selanjutnya signifikan secara statistik pada taraf nyata (α) 15% adalah penyuluhan dengan nilai P sebesar 0,099. Nilai odds ratio sebesar 19,60 berarti tambahan frekuensi dari penyuluh kepada penambang emas maka peluang untuk beralih profesi dari penambangan emas ke kegiatan wisata 19,60 kali lebih tinggi dibandingkan peluangnya untuk tidak beralih profesi, cateris paribus. Variabel pengaruh penyuluhan bertanda positif artinya semakin banyak penambang emas mendapatkan informasi dari penyuluh maka kemauan berpindah penambang emas ke kegiatan wisata semakin besar. Berdasarkan kondisi di lapangan telah ada upaya untuk melakukan penyuluhan kepada penambang emas

oleh pihak KLH, pihak Kepolisian, dan pihak Dinas Pertambangan dan Energi, walaupun belum semua penambang emas bersedia untuk berpartisipasi dalam kegiatan ini. Namun, melalui kegitan penyuluhan tersebut, maka penambang emas mendapatkan informasi tentang pentingnya menjaga lingkungan sehingga mendorong penambang emas untuk beralih profesi ke kegiatan wisata semakin besar.

b) Penjelasan Variabel-Variabel Tidak Signifikan

Hasil analisis regresi logistik menunjukkan terdapat dua variabel yang tidak signifikan yaitu pendidikan (PNDDKN) dan pengetahuan jangka panjang tentang dampak penambangan emas ilegal (PDJPPEI). Variabel tingkat pendidikan tidak signifikan secara statistik karena memiliki nilai P sebesar 0,274 yang lebih besar dari taraf nyata 15%, sehingga dapat diabaikan secara statistik. Tingkat pendidikan yang dimiliki responden secara umum yang bersedia atau tidak untuk beralih profesi ke kegiatan wisata adalah pada umumnya memiliki tingkat pendidikan Sekolah Dasar (SD), sehingga responden yang bersedia atau tidak beralih profesi ke kegiatan wisata pada umumnya memiliki tingkat pendidikan Sekolah Dasar.

Variabel selanjutnya yang tidak signifikan adalah pengetahuan jangka panjang tentang dampak penambangan emas ilegal karena memiliki nilai P sebesar 0,516 yang lebih besar dari taraf nyata 15%, sehingga dapat diabaikan secara statistik. Hal ini disebabkan karena responden yang memiliki pengetahuan atau tidak memiliki pengetahuan tentang dampak jangka panjang penambangan emas ilegal tidak mempengaruhi kemungkinan mereka untuk beralih profesi dari kegiatan penambangan emas ke kegiatan wisata.

VII. KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen terkait